De Oe ee ay
MSE TEs aa)
TY
Pe
ee ECT Seah
KEMENTERIAN KETENAGAKERIAAN B.1KATA PENGANTAR
Puji syukur Kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahNya.
Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencetak
kembali Himpunan Peraturan Perundang-undangan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) tahun 2018 uatuk memenuhi kebutuhan masyarakat
tentang ketentuan-ketentuan pelaksanaan norma K3.
Dengan dicetaknya Himpunan Peraturan Perundang-undangan Norma K3
tahun 2018 ini, diharapkan masyarakat industri dapat melaksanakan
penerapan norma K3 baik yang bersifat strategis, implementatif maupun
promotif untuk mewujudkan budaya K3 di tempat kerja/perusahaan guna
mendukungterciptanya Kemandirian Masyarakat Indonesia Berbudaya
K3 Tahun 2020.
Selain tersebut di atas, kami harapkan pula Himpunan Pcraturan
Perundang-undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tahun 2018
dapat digunakan sebagai landasan dan pegangan bagi para pejabat struktural
dan fungsional Pengawas Ketenagakerjaan di seluruh Indonesia dalam
menjalankan tugas dan fungsinya dalam penegakan hukum Ketenagakerjaan,
khususnya di bidang norma K3.
Akhimya, tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu tercetaknya buku himpunan ini, semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, Maret 2018
RAKOSO HIDAYAT, MM
90412 198603 1 001DAFTARISI
Haleman
Undang-Undang
1. Undang-Undang Uap tahun 1930 (Stoom Ordon:antie)
2 Undang-Undang No. 3 Tahun 1951 tentang Pernjataan Berlakunja Undang~
‘Undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 No, 23 dari Republik Indonesia.
“untuk Seluruh Indonesia (Lembaran Negara No, 4 Tahun 1951)
3. Undang-Undang RINo. 3 Tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi Organisasi
Perburuban Intemasional Nomor 120 Meagenai Hygiene Dalam Pemiagaan
Dan Kantor-Kantor (Lemibaga Negara No. 14 Tahun 1969)
‘Undang-undang Republik Indonesia No.: 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Undang-undang No.’ 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Undang-undang Rapublik Indonesia No. 21 tahun 2003 tentang Pengesahan
ILO Convention No. 81 Concerning Labour Inspection in Industry and.
commerce (Konvensi ILONo. 81 mengenai Pengawasan Ketenagakerjaan dalam
Industri dan Perdagangan
Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Uap tahun 1930 (Stoom: Verordening)
2 Peraturan Pemerintah No: 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran,
Penyimpauan dan Penggunaan Pestisida
3. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan.
Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan
4, Peraturan Pcmerintah No. 11 tabun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada
3
Pe
Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang,
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Peraturan Presiden
1 Peraturan Presiden RI. No. 21 Tahun 2010 tentang Pengawasan
Ketenagakerjaan
2 Peraturan Presiden RI. No. 34 Tahun 2014 tentang Pengesahan Convention
Concerning The Promotional Framework For Occupational Safety and
Health/Canvention 187, 2006 (Konvensi Mengenai Kerangka Kerja
Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja/Konvensi 187,2006)
Presiden
1. Keputusan Presiden RI No. 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul
Karena Hubungan Kerja
Peraturan Menteri
1 Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan,
Kebersihan Serta Penerangan Di Tempat Kerja
M1
19
131
191
3
31510.
JI)
12.
13.
we
V®
17.
18,
pv,
20.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-O1/MEN/1979
‘tentang Kewajiban Lathan Hygiene Perusahaan, Kesehatac. dan Keselamatan
‘Kerja Bagi Paramedis Perusahaan
‘Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-O1/MEN/1978
tentang Keselamaian dan Kesehatan Kerja Dalam Pengangkutan dan
Penebangan Kayu
erates Mentod Tenaga Kerje dan Tramemigres RINo. Per-02/MEN/1980
tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Per-01/MEN/1980 tentang
‘Keselamatan. dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-04/MEN/1980
tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemelibaraan Alat Pemadam Api Ringan.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja on Tene) RINo. Per-O1/MEN/1981
tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Ker}:
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RINo. Por O2/MEN/1983 tentang Instalasi
Alarm Kebakaran Automatik
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-03/MEN/1984 tentang Pengawasan
Ketenagekerjaan Terpadu
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RINo. Per-03/MEN/1985 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-0S/MEN/1985 tentang Pesawat:
Angkat dan Angkut
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-03/MEN/1986 tentang Syarat-
Syarat Keselamatsn dan Keschatan di Tempat Kerja Yang Mengelola Pestisida
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-04/MEN/1987 tentang Panitia
Pembina Keselamatan dan Keschatan Ketja Serta Tata Cara Penunjukan Abli
Keselamatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RINo. Per-01/MEN/1988 tentang Kwalifikasi
dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RINo. Per-02/MEN/1989 tentang Pengawasan
Instalasi Penyalur Petir
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-O1/MEN/1992 tentang Syarat-
‘Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Karbid
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-02/MEN/1992
‘tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan Wewenang Abli Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 04/MEN/1993 tentang Jaminan
Kecelakaan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-04/MEN/1995 tentang Perusahaan
Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RINo. Per-03/MEN/1998 tentang Tata Cara
Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
321
325
341
930
407
439
Gea)
479
487
535
543
557
56521,
22,
%@
44,
27,
28.
29.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-O1/MEN/1998 tentang
Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja dengan Manfaat
‘Lebih Baik dari Paket Jaminan Pemeliharaan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-04/MEN/1998 tentang
Pengangkatan, Pemberhentian dan Tata Kerja Dokter Penasihat
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-03/MEN/1999 tentang Syarat-
syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift Untuk Pengangkutan Orang
dan Barang
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-11/MEN/2005
tentang Péncegahan Dan Penanggulangen Penyalabgunaan Dan Peredaran
Gelap Narkotika, Psikotropika Dan Zat Adiktif Lainnya Di Tempat Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RINo Per 01/MEN/1/2007
tentang Pedoman Pemberian Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-15/MEN/VIII/
2008 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan diTempat Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-O8/MEN/VI/
2010 tentang Alat Pelindung Diri
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-09/MEN/VI
2010 tentang Operator dan Petugas Pesawat Angkat dan Angkut
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor Per.13/MEN/X/
2011 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia
DiTempatKerja
Keputusan Menteri
1,
2
3.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-1135/MEN/1987 tentang Bendera
Keselamatan Kerja
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-333/MEN/1989 tentang
Diagnosis dan Felaporan Peayakit Akibat Kerja
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-245/MEN/1990 tentang Hari
Y (&> Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No, Kep-186/MEN/1999 tentang
5.
6.
7
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-187/MEN/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Kep-79/MEN/
2003 tentang Pedoman Diagnosis Dan Penilaian Cacat Karena Kecelakean
Dan PenyakitAkibat Kerja
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI'No. Kep-239/MEN/
‘2003 tentang Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Calon Ahli Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Umum
Kepirtusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RINo. Kep-68/MEN/IV/
2004 tentang Pencegahan Dan Penanggulangan HIV/AIDS Di Tempat Kerja
589
599
627
671
681
693
Ti
753
761
77
oo
789
813
823eg Bersama
Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Mevteri Pekerjaan Umum No.
KEP. 174/MEN/86, No. KEP-.104/KPTS/1936 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pada Tempat Kegiatan Koustruksi
Keputusan Bersama Direktorat Jenderal Perbubungan Laut dan Direktur
Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasen Ketenagakerjaan
No. PP.72/3/9-99, Kep. SO7/NW/1999 tentang Pemeriksaan dan Pengujian
‘Tethadap Pesawat Angkat dan Angkut, Pesawat Uap dan Bejana Tekan yang
berada di Kapal dan di Pelabuban.
Instruksi Menteri
1.
Instruksi Menteri Teaaga Kerja RINo. Ins. 11/M/B/1997 tentang Pengawasan
Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
SuratEdaran Menteri
I
Surat Bdaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. SE. 02/MEN/
DJPPK/1/2006 tentang Peningkatan Pengawasan Pemakaian Instalasi Pipa
Bertenaga
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. SE. 149/MEN/
PPK-KK/11/2004 tentang Pemenuhan Kewajiban Syarat-syarat Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di Industri Kimia dengan Potensi Bahaya Besar (Major
Hazard Installation)
‘Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. SE. 03/MEN/
DJPPK/IX/2008 tentang Peningkatan Pengawasan Kesclamatan dan
Keschatan Kerja Terhadap Pemasangan dan Penggunean Atau Pengoperasian
Gendola
Surat Fdaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. SE. 01/MEN/
DIPPK/VII/2010 tentang Peningkatan Pengawasan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Penggunaan Gas Elpiji
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. SE. 02/MEN/
DJPPK//2011 tentang Peningkatan Pembinaan dan Pengawasan Terhadap
Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PIK3)
Surat Edaran Menteri Teoaga Kerja dan Transmigrasi RI No. SE. 03/MEN/
DIJPPK/1/2011 tentang Pelaksanaan Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
Sebagaimana Dimaksud Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Yang
Selanjutnya Disebut Abli K3
‘Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. SE. 0S/MEN/
DJPPK/M1/2011 tentang Lisensi / Surat Ijin Operator Pes: wat Uap
‘Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. No. SE. 01/MEN/
PPK/IV/2012 tentang Pemenuhan Kewajiban Syarat-Syarat Keselamatan
Kewajiban Syarat-Syarat Kesclamatan dan Keschatan Kerja di Ruang
Terbatas! Confined Spaces
829
833
R41
863
‘867
871
873
877
881
885.
887Keputusin Dien
10,
te
13.
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan dan
Perlindungan Tenaga Kerja No, Kept. 40/DP/1980 tentang Penetapan Bentuk/
Formulir Sebagaimana Dimaksud Pasal 7 Ayat (3) Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No. PER. 02/MEN/1980
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
No. KEP-20/DJPPK/V1/2004 tentang Sertifikasi Kompetensi Kesclamatan
Keschatan Kerja Bidang Konstruksi Bangunan
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan
Pengawasan Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 84/
BW/1998 tentang Cara Pengisian Formulir Laporan dan Analisis Statistik
Kecelakaan
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan
Pengawasan Ketenagakerjaan No, Kep-470/BW/1999 tentang Persyaretan,
Penunjukan, Hak dan Kewajiban Teknisi Lift
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan. Ketenagakerjana
No. Kep. 20/PPK/V1/2005 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pencegahan
dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja
Direktur Jenderal Penbinaan Pengawasan Ketenagakerjaan.
No. Kep-37/DJPPK/X12004 tentang Kelengkapan dan Identitas Abli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
No. Kep. 113/DJPPK/TX/2006 tentang Pedoman dan Pembinaan Teknis
Petugas Keselamatan dan Kesebatcn Kerja Rusng. Terbatas (Confined
Spaces)
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
No. Kep. 45/DJPPK/TX/2008 tentang Pedoman Kesclamatan dan Kesenatan
Kerja Bekerja Pada Ketinggian dengan Menggunakan Akses Tali (Rope
Access)
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
No. Kep. 53/DIPPK/VIIV2009 tentang Pedoman Pela‘ihan dan Pemberian
Lisensi Petugas Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempzt Kerja
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
No. Kep. 48/DJPPK/VIV/201 1 tentang Bidang Jasa Pembinaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
No. Kep. Sea ae tentang Tata Cara Penyusunan Dokumen
Pengendalian Potensi Bahaya Besar dan Menengah
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
No. Kep. 89/PPK/XIL/2012 tentang Pembinaan Calon Abli Keselamatan dan
Keschatan Kerja (K3) Spesialis Listrik
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
No. Kep. 74/PPK/X11/2013 tentang Lisensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
‘Bidang Supervisi Perancah
939
951
969
975
1001
1021
1035
1035
1071
a314.
15,
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 31 ‘Tahun
2015 Ten‘ang Perubzhan Atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor
PER.O2/MEN/1989 Tentang Pengawasan InstalsiPenyalur Petir
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor
PER.03/MEN/1999 Tentang Syarat-Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lift Untuk Pengangiuten OrangdanBarang \
1083
1087Menimbang
Mengingat
Menetapkan
PERTAMA.
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA
NO. KEP. 1135/MEN/1987
TENTANG
BENDERA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.
MENTERITENAGA KERJA RI
: a. bahwa usaha keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai
peranan penting dalam peningkatan produktivitas kerja;
b. bahwa dalam rangka memasyarakatkan usaha keselamatan dan
kesehaian kerja, perlu diberikan identitas berupa bendera
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
c. babwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Kepuiusan Menteri.
: 1. Undang-undang No. | Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
2. Keputusen Presiden RI No. 45/M Tahun 1983 tentang
Pembentukan Kabinet Pembangunan IV;
3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-199/MEN/1983
tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerje;
4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-13/MEN/1984 tentang
Pola Kampanye Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
MEMUTUSKAN
Bendera Keselamatan dan Keschatan Kerja, dengan warna dasar putih
berlambang Keselamatan dan Keschatan Kerja serta logo “Utamakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja’.KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
Lambang sebagaimana dimaksud amar Pertama berbentuk Palang
warna hijau dilingkari dengan roda bergigi sebelas berwama hijau.
Bentuk dan ukuran Bendera Keselamatan dan Kesehatan kerja adalah
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Lampiran I dan II
Surat Keputusan ini.
Arti dan makna Jambang pada bendera Keselamatan dan Kesehatan
Kerja adalah seperti tercantum dalam Lampiran III Surat Keputusan
ai
Tata cara pemasangan Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja
adalah seperti tercantum dalam Lampiran [V Surat Keputusan ini.
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 3 Agustus 1997
MENTERITENAGA KERJA,
ttd..
SUDOMOLAMPIRANI : SURATKEPUTUSAN MENTERITENAGAKERJA
NOMOR : KEP-1135/MEN/1987
TANGGAL =: 3AGUSTUS 1987
BENTUK DAN UKURAN BENDERA
UTAMAKAN
KESELAMATAN & ESERATAN KERIA
Ditetapkan di: Jakarta
Pada tanggal =: 3 Agustus 1997
MENTERITENAGA KERJA
ttd..
SUDOMOLAMPIRANIT ; SURATKEPUTUSAN MENTERITENAGA KERJA
NOMOR : KEP-1135/MEN/1987
TANGGAL : 3AGUSTUS 1987
KETENTUAN TENTANG BENDERA,
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Ketentuan tentang Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah sebagai berikut :
a,
b.
c.
d.
Bentuk + Segi empat
Wara > Putih
Ukuran 900 x 1350 mm
Lambang dan logo terletak bolak balikc pada kedua muka bendera dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Bentuk ; _ palang dilingkani roda bergerigi sebelas berwama hijau_
Letak : titik pusat 390 mm dari pinggir atas.
Ukuran : rodabergerigi : RI : 300mm
R20: 235mm
R3 : 160mm
Tebal ujung gigi : 55mm
Tebal pangkal gigi > 85mm
Jarak gigi > 3273
Palang hijau : 270x 270mm
tebal ; 90 mm.
2. Logo : Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja berwama hijau dengan
ukuran sebagai berikut :
- tinggi buruf = 45mm
= tebal buruf = 6mm
> panjang kata-kata
“Utamakan”™ = 360mmpanjang kata-kata
“Keselamatan dan
Kesehatan Kerja” = 990 mm
jarak antara baris atas
dan bawah = 2mm
jarak baris bawah dengan
pinggir bawah bendera = = = 75 mm
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 4 Agustus 1997
MENTERI TENAGA KERJA
ttd.
SUDOMOLAMPIRAN IIT ; SURATKEPUTUSAN MENTERITENAGAKERJA.
NOMOR : KEP-1135/MEN/1987
TANGGAL : 3AGUSTUS 1987
ARTIDAN MAKNALAMBANG PADA.
BENDERA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
a. Bentuklambang =: palang dilingkari roda bergigi sebelas berwama hijau di atas
dasar putih.
b. Arti dan makna
lambang = palang + bebas kecelakaan dan sakit akibat kerja.
- todagigi : bekerj2 dengan kesegaran jasmani dan
rohani
- warna putih : besih, suci.
wama hijau ; selamat, schat dan sejahtera.
- sebelas gerigi
roda : IL Bab dalam Undang-undang
Keselamatan Kerja.
~
a
eLAMPIRANIV : SURATKEPUTUSANMENTERITENAGAKERJA
NOMOR : KEP-1135/MEN/1987
TANGGAL =: 3AGUSTUS 1987
‘CARA PEMASANGAN BENDERA.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Tata Cara pemasangan Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah sebagai berikut :
a, Tempat : 1. Apabila berdampingan dengan bendera nasional
(Merah-Putih) karus dipasang pada tiang sebelah kiri
daripada tiang bendera nasional: atau
ie
Dipasang pada gerbang masuk ke halaman
perusahaan/pabrik tempat kerja; atau
3, Dipasang pada pintu utama bangunan kantor dan/atau
pabrik; atau
4. Di depan kantor Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja/Safey Departemen bila ada.
b. Tinggitiang : Tidak boleh lebih tinggi dari tiang bendera nasional
(Merah-Putih)
¢, Waktu pemasangannya : Satu tiang penvh selama ada kegiatan ditempat kerja.KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA.
REPUBLIK INDONESIA.
NO. : KEPTS. 333/MEN/1989
TENTANG
DIAGNOSIS DAN PELAPORAN PENYAKIT
AKIBAT KERJA.
MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA.
Menimbang +: a. bahwa terhadap penyakit akibat kerja yang dianggap sebagai
kecelakaan kerja yang diketemukan dalam pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja dapat diambil langkah-langkah serta kebijaksanaan
serta penanggulangaanya;
b. bahwa untuk mempermudah dan mempercepat penyampaian
laporan mengenai penyakit akibat kerja perlu ditetapkan bentuk
laporan dengan Keputusan Menteri
Mengingat : 1, Undang-undang No. 2 Tahun 1951 tentang Permyataan berlakunya
Undang-undang Kecelakaan Tahun 1947,
2. Undang-undang No. | Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
3. Keputusan Presiden No. 4 Tahun 1987 tentang Struktur Organisasi
Departemen.
4, Keputusan Presiden No. 64/M Tahun 1988 tentang Pembentukan
Kabianet Pembangunan V.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER-02/
MEN/1980 tentang Pemeriksaun Kesehatan Tenaga Kerja dalam
Penyelenggaraan Keselamatan Kerja,
6. Pcraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-O1/MEN/1981 tentang
Kewajiban Melaporkan Penyakit Akibat Kerja.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-03/MEN/1982 tentang.
Peiavanan Kesehatan Kerja,
a
MEMUTUSKAN
SAN MENTERI TENAGA KERJA TENTANG DIAGNO-
LAPORAN PENYAKITAKIBAT KERJA.
Menetapkan ; KEPUTU
SIS DA}
76Pasal 1
Dalam Keputusan Menteri ini yang dimaksud dengan :
a
(2)
q)
Q@)
ad)
(2)
3)
(
)
762
Penyakit akibat kerja adalah sebagaimana dimaksud dengan Peraturan Menteri Tenaga
Kerja No. Per-01/Men/1981.
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja adalah pemeriksaan keschatan berkala dan
khusus scbagaimana dimaksud Peraturan Menteri tenaga kerja dan Transmigrasi
No, Per-02/Men/1980 dan penyakit akibat kerja yang diketemukan sewaktu
penyelenggaraan pelayanan kesehatan tenaga kerja.
Pasal 2
Penyakit akibat kerja dapat diketemukan atau di diagnosis sewaktu dilaksanakan
pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.
Dalam pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sebagaimana dimaksud ayat (1) harus
ditentukan apakah penyakit yang didevita tenaga kerja merupckan penyakit akibat
kerja atau bukan.
Pasal 3
Diagnosis penyakit akibat kerja ditegakkan melalui serangkaian pemeriksaan klinis
dan pemeriksaan kondisi pekerjaan serta lingkungannya untuk membuktikan adanya
hubungan sebab akibat antara penyakit dan pekerjaannya,
Jika terdapat keragu-keraguan dalam menegakkan diagnosis penyakit akibat kerja
oleh dekier pemeriksa keschatan dapat dikonsultasikan kepada Dokter Penasehat
Tenaga Kerja sebagaimana dimaksud Undang-undang No. 2 tahun 1951 dan bila
diperiukan dapet juga dikonsultasikan kepada dokter abli yang bersangkutan.
Setelah ditegakkan diagnosis penyakit akibat kerja oleh dokter pemeriksa maka dokter
pemeriksa wajib membuat laporan medik.
Pasal 4
Penyakit akibat kerja yang ditemukan sebagaimana dimaksud pasal 2 harus dilaporkan
oleh pengurus tempat kerja yang bersangkutan bekerja selambat-lambamya 2 x 24
jam kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja melalui Kantor
Departemen Tenaga Kerja setempat.(2) Untuk melaporkan penyakit akibat kerja sebagaimana dimaksud ayat (1) harus
menggunakan beniuh B2/F3, 4/F6, B88/F7. sebagai dimaksud Surat Keputusan
Menteri Tenaga Kerja No. Kep-511/Men 1985 sera bentuk laporan sebagaimana
tersebut lampiran I dan IT dalam Keputusan Mentert ini
Pasal 5
(1) Pelanggaran terhadap Pasal 4 ayat (1) dari Keputusan Menteri ini diancam dengan
hubungan sebagaimana dimaksud pada pasal 15 ayat (2) Undang-undang No. |
Tahun 1970.
(2) Tindak pidana tersebut pada ayat (1) adalah pelanggaran.
Pasal 6
Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkandi =: Jakarta
Padatanggal : 1 Juli 1989
MENTERITENAGA KERJA,
REPUBLIK INDONESIA
td,
@RS., COSMAS BATUBARA)LAMPIRANIT :
Nomor
Lampiran ;
Perihal
Kepaa Yth.
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA
NOMOR : KEPTS.333/MEN/1989
TENTANG : DIAGNOSIS DAN PELAPORAN PENYAKIT
AKIBATKERJA
TANGGAL : 1 JULI 1989
Laporan Penyakit Akibat Kerja
Kepala Kantor Wilayah
Departemen Tenaga Kerja
Propinsi
d-
Memenuhi ketentuan Perataran Menteri Tenaga Kerja No. Per. 01/Mea/1981 Jo Pasal 4
ayat (1). Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 333/Men/1989 bersama ini
disampaikan :
1. Surat keterangan dokter pemeriksa;
2. Laporan medik.
Untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
764
Ditetapkandi ; Jakarta
Padatanggal =; 1 Juli 1989
MENTERI TENAGA KERJA
REPUBLIK INDONESIA
td.
(RS. COSMAS BATUBARA)LAMPIRAN IL : KEPUTUSANMENTERITENAGA KERJA
NOMOR : KEPTS.333/MEN/1989
TENTANG : DIAGNOSIS DAN BENTUK PELAPORAN
PENYAKIT AKIBAT KERJA.
TANGGAL : 1 JULI 1989
RAHASIA MEDIK
LAPORAN PENYAKIT AKIBAT KERJA
(Dilaporkan paling lambat 2 x 24 jam setelah didiagnosis)
I. Identitas :
- Nama penderita ' Nama Perusahaan
- NIP : Jenis Perusahaan
- Umur : Alamat Perusahaan
= Jenis kelamin
- Jabatan
- — Unit/bagian kerja
> Lama bekerja
TI. Anamnesis
1, Riwayat pekerjaan
2. Keluhan yang diderita
3. Riwayat penyakit
Ill, Status Presen
Hasil pemeriksaan mental dan fisik
1. Pemeriksaan mental ‘Normal Tidak
+ Kesadaran
+ Sikap dan tingkah laku
~ Kontak psikis & perhatian
-— Lainlain
2, Pemeriksaan fisik
- Tinggi badan
- Berat badan
- Tensi = Sistolik
- — diastolik
= Denyut nadi
- lemab/sedang/cukup/uat
765766
Suhu aksiler
Kepala dan muka
+ rambut
- mata
~ visus
- strabishus
= reflex pupil
+ comea & conyungtiva
‘Telinga .
- meatus acusticus
‘exsermus membran
tympan
+ pendengaran
Hidung
- mukosa
= pencivman
- epitaksis
Tenggorokan
= tonsil
- suara
Rongga mulut
- mukosa
= reguler / imeguler- Extremitas 2 xe
- Reflex - physiologis
- pathologis
- Koordinasi otot : + tramor
- Tonus
~ porese
~ paralyse
- Lain-lain. re
Pemeriiksaan Ro
+ paru-paru
- jantung
- — Jain-lain
ECG
Pemeriixsaan laboratorium
- darah
a urine
- faeces
Pemeriksaan tambahan / biologica monitoring.
Pengukuran kadar bahan kimia penyebab sakit di dalam rumah tenaga kerja
misalnya kadar dalam urine, darah dan sebagainya, dan hasil test/pemeriksaan
fungsi organ tubuh tertentu, akibat pengaruh bahan kimia tersebut misalnya
test fungsi paru-paru, dan sebagainya.
Patologi Anatomi
767TV. Hasil pemeriksaan lingkungan kerja dan cara kerja.
a
4.
Faktor lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi terhadap sakit penderita
(faktor fisik, kimia, biologi, phsycososid).
Faktor cara kerja yang dapat mempengaruhi terhadap sakit penderita (peralatan
kerja, proses produksi, ergonomi),
Waktu paparan nyata ; = pethari
- perminggu
Alatpelindungdiri :s.sssssssssssscseeee sb
\. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja
a. Dilakukan /tidak dilakukan
b. Kelainan yang diketemukan
VI. Resume
Faktor-faktor yang mendukung diagnosis penyakit akibat kerja :
Anamdese
Pemeriksaan medik
- mental
- laboratorium
= monitoring biologik
= rontgen $
- PA
Pemeriksaan lingkungan / cara kerja :
‘Waktu paparan nyata :
VEL. Kesimpulan
Penderita / tenaga kerja tersebut di atas menderita penyakit akibat kerja :
Diagnosis
acp)
768