Anda di halaman 1dari 5

1.

Langkah-langkah yang harus dilakukan pihak perusahaan agar program industry bersih dapat
terealisasi antara lain :
a. Memaksimalkan penggunaan bahan baku dan pendukung (Reduce)
Penggunaan bahan baku atau bahan pendukung yang secukupnya dapat mengurangi
limbah yang dihasilkan. Selain itu banyak keuntungan yang didapat perusahaan seperti
biaya produksi yang lebih rendah.
b. Mendaur ulang limbah (Reuse)
Mengolah kembali limbah yang dihasilkan agar menghasilkan produk yang bisa
digunakan kembali untuk industri. Contohnya pengolahan thinner bekas dengan cara
dididihkan di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia
c. Menggunakan limbah yang masih bisa dipakai (Recycle)
Limbah seperti drum, bekas tempat bahan baku. Bisa dimanfaatkan kembali. Jika drum
bisa dimanfaatkan sebagai tempat untuk limbah cair.
d. Memisahkan bahan dari suatu limbah (Recovery)

2. Asa
3. Teknologi pengolahan limbah fase gas pada industry, antara lain:
a. Adsorber

Prinsip kerja :
Adsorpsi (penyerapan suatu senyawa atau molekul pada permukaan benda padat).
Benda padat ini dinamakan adsorben seperti karbon aktif, silica gel dan activated
alumina. Sedangkan senyawa atau molekul yang akan diserap dinamakan Adsorbat.
Adsorbat akan dilewat melalui adsorben, sehingga seyawa-seyawa yang ingin dipisahkan
akan menempel ke adsorben.

Fungsi :
Digunakan untuk mengendalikan bau
- Pencemar berkonsentrasi rendah (<10 ppm)  adsorben sekali pakai
- Pencemar konsentasi tinggi ( 10-10000 ppm)  adsorben yang dapat diregenerasi

Aplikasi :

- Untuk menghilangkan bau


- Untuk recovery pelarut organic
- Untuk pemurnian gas
- Flue Gas Desulphurization metoda kering

Industri pengguna :
- Industri pengolahan makanan
- Industri fermentasi
- Industri pestisida
- Industri petrokimia

Kelebihan

- Produk dapat direcovery


- Sistemnya dapat dijalankan secara otomatis
- Mampu menyisihkan zat pencemar konsentrasi rendah
Kelemahan
- Recovery produk membutuhkan peralatan distilasi yang mahal
- Kapasitas adsorpsi yang terbatas sehingga sering terjadi kerusakan adsorben
- Regenrasi adsorben memerlukan steam atau vacuum
- Biaya investasi yang cukup tinggi
- Pemasangan filter diperlukan untuk menyisihkan pertikulat sehingga tidak terjadi
penyumbatan pada adsorben.

b. Absorber
Prinsip kerja :
Absorpsi (penyerapan suatu Absorbat pada Absorben). Absorben adalah cairan yang
digunakan untuk melarutkan pencemar. Absorbat adalah pencemar yang terlarut
didalam cairan.

Aplikasi :
- Digunakan untuk Flue gas desulphurization (FGD), penyisihan SO2 dari PLTU
Batubara
- Penyisihan dan recovery NH3 di pabrik pupuk
- Penyisihan Hidrogen Fluorida dari glass furnace
- Recovery pelarut yang dapat larut di air seperti aseton dan metil alcohol
- Pengendalian gas berbau

Kelebihan

- Efisiensi penyisihan yang tinggi


- Biaya pembangunan yang relative rendah
- Luas area yang dibutuhkan tidak besar
- Kehilangan tekanan relative kecil

Kekurangan

- Sulit untuk memperoleh gas murni


- Menghasilkan limbah cair
- Membutuhkan proses regenerasi untuk memisahkan absorben dan absorbatnya
- Biaya pemeliharaan relative tinggi

c. Kondensor

Prinsip kerja :

Proses penyisihan gas pencemar dengan cara merubah fasa dari fasa gas ke fasa cair

Aplikasi :

Digunakan sebelum adsorber, absorber atau incinerator untuk mengurangi total massa gas buang
yang akan diolah.

Kelebihan :
- Dapat diperoleh produk recovery yang murni
- Air yang digunakan sebagai pendingin tidak dikontakan langsung dengan gas
pencemar sehingga dapat digunakan kembali

Kekurangan

- Efisiensi gas pencemar relative rendah


- Pendingin selain air dapat berharga sangat mahal
- Membutuhkan temperature rendah, sehingga satu tahap pendinginan tidak
mencukupi
- Membutuhkan proses pencairan
- .Biaya operasional relative tinggi

d. Unit pembakaran
Insinerator : membakar senyawa organic beracun
Flare : membakar kelebihan bahan bakar pada kilang minyak

Kelebihan :
- Pengoperasian yang sederhana
- Dapat menjadi sumber panas
- Dapat mendestruksi senyawa organic dengan efisiensi tinggi

Kekurangan
- Biaya operasional relative tinggi karena membutuhkan bahan bakar
- Dapat terjadi pembakaran tidak sempurna sehingga menghasilkan pencemar lain
yang berbahaya.

e. Catalytic Oxidator
Prinsip kerja
Sama seperti pembakaran tetapi ditambah katalis. Katalis biasanya logam mulia spt
platina (Pt), palladium (Pd). Tujuan penggunaan katalis adalah untuk mempercepat laju
rekasi dan menurunkan temperature saat oksidasi berlangsung. Katalis tidak berubah
dan dapat digunakan kembali kecuali ada gangguan luar.

4. Teknologi pengolah limbah padat B3 dapat dilakukan dengan beberapa cara. Adapun cara
yang sangat sering digunakan ada 3 cara, antara lain :
1. chemical conditioning
Tujuan
- Menstabilkan senyawa organic dalam lumpur
- Mengurangi volume dengan cara mengurangi kandungan air dalam lumpur.
- Menghancurkan pantogen dalam lumpur
- Mengamankan agar lumpur yang akan dibuang ke lingkungan adalah aman

Tahapan
- Concentration thickening (mengurangi volume lumpur menggunakan gravity
thickener dan centrifuge)
- Threatment, stabilization and conditioning (menstabilkan senyawa organic dan
menghancurkan pathogen)
- De-watering (menghilangkan atau mengurangi kandungan air dalam lumpur dengan
menggunakan drying bed, filter press, centrifuge, belt press)
- Disposal (pembuangan akhir limbah B3)
2. Solidification
Tujuan
Untuk mencegah/mengurangi laju migrasi (perpindahan) dari racun dengan
mencampurkan zat adiktif pada limbah

Proses solidification terdiri dari 6 golongan :


a. Macroencapsulation : suatu cara untuk membungkus limbah B3 dengan matriks
struktur yang besar.
b. Microencapsulation : proses yang sama dengan macroencapsulation namun
bedanya padda sistem ini pada tingkat mikroskopik
c. Precipitation
d. Adsorpsi : bahan pencemar diikat secara elektrokimia
e. Absorpsi : proses solidifikasi bahan pencemar dengan bahan padat
f. Detoxification : proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi senyawa lain
yang tingkat toxic nya kurang atau tidak ada sama sekali

3. Incineration
Suatu proses penghancuran limbah dengan cara dibakar didalam alat yang bernama
incinerator. Ini merupakan cara tercepat dalam mengolah limbah B3

5. Tugas kelompok yang saya pernah buat berjudul “LIMBAH B3” berisi tentang pengolahan
limbah b3 dimulai dari pengertian limbah b3 yang dikutip dari PP 18 Tahun 1999 tentang
limbah pengolahan limbah B3, “Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dana tau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta mahkluk hidup lainnya. Limbah B3 berasal dari Industri, Rumah Sakit,
dan Pertambangan. Peraturan mengenai limbah B3 tertuang dalam Undang-undang RI No.32
Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengolahan lingkungan hidup dan Peraturan
pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang pengolahan Bahan Berbahaya dan Beracun.

Menurut PP 18 Tahun 1999 tentang karakteristik limbah B3, limbah B3 diidentifikasi menjadi
6 Karakter antara lain Mudah meledak, Mudah terbakar, Reaktif, Infeksius, Korosif, dan
beracun. Mekanisme pengolahan limbah b3 terdiri dari 6 langkah, yaitu : Pengurangan
(memaksimalkan penggunaan bahan baku), Penyimpanan (menyimpan B3 ditempat khusus
dengan jangka waktu yang sudah ditetapkan sesuai jenis limbahnya) , Pengangkutan
(pengambilan sampah B3 dengan izin, menggunakan simbol B3 dan dilengkapi manifest
limbah B3) , Pengolahan (menggunakan teknologi termal dengan temperature yang tinggi),
Penguburan ( sesuai dengan peraturan danhanya untuk jenis limbah patologis dan benda
tajam) , dan Penimbunan (limbah terdiri dari residu incinerator). Untuk saat ini ada banyak
metode dalam pengolahan limbah B3 untuk sektor industry, namun yang paling popular
adalah
4. chemical conditioning
5. Solidification
6. Incineration

Studi kasus kita ambil contoh pengolahan limbah B3 di PT Toyota Motor


Manufacturing Indonesia. Disana terdapat banyak jenis limbah B3 antara lain sludge
IPAL, kerak cat/sludge painting, phosphate sludge, thinner bekas, oli bekas, aki
bekas, majun bekas, lampu tl bekas, kemasan bekas B3, abu incinerator, limbah
poliklinik. Terdapat 2 tempat pengolahan limbah B3 antara lain inplant dan outplant.
Pengolahan limbah di inplant, limbah yang diolah adalah sludge/kerak cat dan filter
bekas, najun dan sarung tangan bekas dan limbah dari poliklinik. Dengan
menggunakan metode Incineration. Untuk limbah yang lainnya seperti Drum bekas
digunakan kembali sebagai tempat limbah B3 dan dikembalikan kepada Sub.Cont,
serta thinner bekas diolah kembali dengan cara mendidihkan thinner yang akan
menghasilkan uap yang dapat digunakan kembali menjadi thinner. Untuk limbah
lainya yang tidak bisa diolah didalam pabrik, akan diolah oleh pihak ketiga yaitu PT.
Holcim Bogor, PT. Indocement dan PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri.

Anda mungkin juga menyukai