Anda di halaman 1dari 4

MEMAHAMI KONSEP PEGADAIAN SYARIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Mata Kuliah Hukum Lembaga
Keuangan Bank dan Non Bank
Dosen Pengampu: Mohammad Yahdi S.Hi, M.Sh

Disusun oleh Kelompok 8 (HES C / Semester 4):


1. Syntia Dewi (1908202082)
2. Ismatul Maula (1908202090)
3. Agung Gumelar (1908202097)
4. Ade Fitri Maulina (1908202118)

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI
CIREBON
2021
MEMAHAMI KONSEP PEGADAIAN SYARIAH
Syntia Dewi, Ismatul Maula, Agung Gumelar, dan Ade Fitri Maulina
Jurusan Hukum Ekonomi Syariah
Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam
Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon
Email: Syntiadewi05@gmail.com, Ismamaula757@gmail.com, Melaragung962@gmail.com
dan adefitrim@gmail.com

ABSTRAK

Kata Kunci:

LATAR BELAKANG

METODOLOGI PENULISAN
Metodologi penulisan yang digunakan dalam pembuatan jurnal ini adalah penulisan
kepustakaan (penelitian perpustakaan) dengan meninjau beberapa referensi sebagai data
sumbernya yaitu buku-buku, jurnal, dan website. Kemudian, metodologi yang digunakan
dalam penyusunan jurnal ini yaitu metode kualitatif dimana pemikiran terpenting dalam
pembahasannya ialah memberikan pemahaman dan pengetahuan bagi mahasiswa mengenai
konsep pegadaian syariah.

LITERATUR REVIEW
Mengkaji mengenai konsep Pegadaian Syariah, pada penulisan ini terdapat beberapa
referensi yang membahas mengenai konsep pegadaian Syariah. Pertama, Mela Tiyas
Wijayanti dalam jurnalnya yang berjudul, “Implementasi Manajemen Syariah Pegadaian
dalam Gadai Emas” membahas mengenai sejarah perkembangan pegadaian Syariah. Di mana
dalam jurnalnya dijelaskan bahwa pegadaian syariah merupakan sebuah lembaga yang
dikeluarkan oleh PT Pegadaian (Persero). Kemunculannya pada awal april 1990 ini menjadi
awal kebangkitannya hingga saat ini. Namun, dilihat dari perkembangannya, pegadaian
syariah dinilai belum banyak memberi kontibusi bagi perekonomian Indonesia pada
umumnya dan pada pegadaian itu sendiri pada khususnya. Hal tersebut dapat dibuktikan dari
kantor-kantor cabang pegadaian syariah yang belum banyak menjangkau skala kabupaten.
Pegadaian syariah tidak menekankan pada pemberian bunga dari uang pinjaman.
Walaupun tidak menekankan pada bunga, pegadaian syariah tetap memperoleh keuntungan
yaitu berupa biaya jasa simpan barang (ijarah) seperti yang sudah diatur oleh Dewan Syariah
Nasional. Biaya tersebu dari nilai barang bukan jumlah pinjaman.1

KONSEP DASAR

PEMBAHASAN
Sejarah dan Perkembangan pegadaian Syariah
Tonggak awal kebangkitan Pegadaian dalam sejarah dikatakan dengan terbitnya
PP/10 tanggal 1 April 1990. Perlu dicermati PP/10 menegaskan misi yang harus diemban
Pegadaian untuk mencegah praktik riba, dimana misi ini tidak berubah hingga terbit
PP103/2000 yang dijadikan landasan kegiatan usaha Pegadaian sampai sekarang. Berkat
Rahmat Allah SWT dan melalui kajian panjang, disusunlah konsep pendirian Unit Layanan
Gadai Syariah sebagai langkah awal pembentukan divisi khusus yang menangani kegiatan
usaha Syariah. Konsep operasi Pegadaian Syariah mengacu pada sistem administrasi modern
yaitu asas rasional, efesiensi dan efektivitas yang diselaraskan dengan nilai Islam. Unit
Layanan Gadai Syariah ini merupakan salah satu unit bisnis struktural terpisah
pengelolaannya dari usaha gadai konvensional.
Pada tahun 2002 mulai diterapkan sistem Pegadaian Syariah, kemudian tahun 2003
Pegadaian Syariah resmi beroperasi dan Pegadaian Cabang Dewi Sartika menjadi Kantor
Cabang Pegadaian pertama yang menerapkan sistem Pegadaian Syariah. Pegadaian Syariah
pertama berdiri di Jakarta dengan nama Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS) Cabang Dewi
Sartika pada bulan Januari 2003. Kemudian disusul dengan pendirian ULGS Surabaya,
Makasar, Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta di tahun yang sama sampai September 2003.
Masih dengan tahun yang sama di Aceh 4 kantor cabang dikonversi menjadi Pegadaian
Syariah.2
Seperti yang dikatakan sebelumnya dapat dikatan bahwa pegadaian syariah
merupakan sebuah lembaga yang dikeluarkan oleh PT Pegadaian (Persero). Kemunculannya
pada awal april 1990 ini menjadi awal kebangkitannya hingga saat ini. Namun, dilihat dari
perkembangannya, pegadaian syariah dinilai belum banyak memberi kontibusi bagi
1
Mela Tiyas Wijayanti, “Implementasi Manajemen Syariah Pegadaian dalam Gadai Emas”, Jurnal
Manajemen Bisnus, Vol. 17 No. 1 (Januari, 2020): 108.
2
Mela Tiyas Wijayanti, “Implementasi Manajemen Syariah Pegadaian dalam Gadai Emas”, Jurnal
Manajemen Bisnus, Vol. 17 No. 1 (Januari, 2020): 108.
perekonomian Indonesia pada umumnya dan pada pegadaian itu sendiri pada khususnya. Hal
tersebut dapat dibuktikan dari kantor-kantor cabang pegadaian syariah yang belum banyak
menjangkau skala kabupaten.
Pegadaian syariah tidak menekankan pada pemberian bunga dari uang pinjaman.
Walaupun tidak menekankan pada bunga, pegadaian syariah tetap memperoleh keuntungan
yaitu berupa biaya jasa simpan barang (ijarah) seperti yang sudah diatur oleh Dewan Syariah
Nasional. Biaya tersebu dari nilai barang bukan jumlah pinjaman.
PT pegadaian (Persero) sampai saat ini merupakan satu-satunya lembaga formal di
Indonesia yang berdasarkan hukum diperbolehkan melakukan pembiayaan dengan bentuk
penyaluran kreadit atas dasar hukum gadai.
Bersamaan dengan perkembangan produk berbasis syariah yang kian marak di
Indonesia, sector pegadaian juga ikut mengalaminya. Pegadaian syariah hadir di Indonesia
dalam bentuk kerja sama bank syariah dengan PT Pegadaian membentuk Unit Layanan Gadai
Syariah di beberapa kota di Indonesia. Di sampig itu, ada pula bank syariah yang
menjalankan kegiatan pegadaian syariah sendiri.3

3
Rosita Wati, “Pengaruh pembiayaan ar-rahn, Pembiayaan ar-Rum, Harga Emas Dan Jumlah Uang
Beredar Terhadap Profitabilitas Pegadaian Syariah di Indonesia Tahun 2008-2017”, Jurnal of Management and
Business, Vol. 2 No. 2 (2019): 72.

Anda mungkin juga menyukai