Anda di halaman 1dari 4

Sifat – Sifat Kayu

 Februari 4, 2020  admin  0 Komentar


Sifat-sifat kayu adalah sifat-sifat spesifik kayu yang dihasilkan dari proses pertumbuhan. Dengan
demikian maka sifat-sifat kayu sangat beraneka ragam karena selama proses pertumbuhannya
dipengaruhi oleh banyak faktor:
Faktor-faktor tersebut adalah:

a. Asal atau lokasi tempat tumbuh (alam, tanaman, letak geografi, jenis baru)

b. Letak kayu di dalam satu batang (arah radial dan aksial, gubal dan teras, kayu awal dan akhir,
batang dan cabang)

c. Asalnya dari beberapa batang (umur, diameter)

d. Bentuk dan kondisi batang pohon (normal dan abnormal, kayu reaksi, adanya mata kayu)

e. Kecepatan tumbuh pohon (riap, zat dalam kayu)

f. Pengaruh lingkungan (bonita, jenis tanah, iklim, hama dan penyakit, intensitas matahari, lebar
tajuk, pengaruh angin, letak dalam hutan)

g. Adanya perlakuan silvikultur (pemupukan, jarak tanam, perlakuan pemeliharaan dan penjarangan,
teknik penanaman, adanya sadapan)

h. Tindakan pemuliaan pohon (genetik dan macam-macam perlakuan pemuliaan)

Tanaman pohon yang tumbuh dari bibi yang unggul, ditanam dan dipelihara dengan baik diharapkan
dapat menghasilkan kayu dengan sifat-sifat yang memadai.

Sifat-sifat kayu ada 3 macam yaitu sifat fisika, sifat mekanika dan kimia kayu

Berikut ini diberikan informasi singkat satu persatu:

1. Sifat Fisik Kayu


Sifat fisika kayu merupakan satu bagian daripada sfiat-sifat kayu, yaitu sifat-sifat fisika, sifat
mekanika dan sifat kimia kayu. Sifat fisika kayu adalah spesifik karena peranan faktor dalam dari
pada struktur kayu sangat menentukan, di samping peran lingkunan dimana kayu tersebut berada.
Yang termasuk siat fisika kayu ini antara lain adalah: kadar air kayu, penyusutan atau perubahan
dimensi kayu, berat jenis kayu, sifat elektrisnya, sifat-sifat resonasi dan akustiknya, daya apung dan
layang, sifat energi dan sebagainya.

Tiga sifat kayu yang dianggap mendasar yaitu:

1. Kadar Air Kayu yaitu banyaknya air dalam sepotong kayu yang dinyatakan secara kuantitatif
dalam persen terhadap berat kering tanurnya.

2. Perubahan dimensi kayu, kondisi kayu sangat ditentukan oleh kandungan air didalam kayu
tersebut. Kandungan air kayu dapat berkurang dapat pula bertambah.
3. Berat jenis kayu, adalah nilai perbandingan berat suatu kayu terhadap volume air/akuades yang
sama dengan kayu tersebut.

4. Sifat fisik kayu lainnya

2. Sifat Mekanika Kayu


Sifat mekanika kayu atau mekanika kayu, sering disebut uga dengan kekuatan kayu yaitu: sifat-sifat
kayu yang dihubungkan dengan kemampuan kayu dalam menahan suatu beban atau muatan yang
diberikan kepada kayu tersebut.

Dalam berbagai penggunaan kayu, kekuatan kayu sangat penting untuk diketahui, terutama jenis-
jenis kayu yang diperdagangkan dan kegunaannya untuk konstruksi/bangunan.

a. Penetapan Sifat Mekanika Kayu


Gaya-gaya yang mengenai (diberikan) pada kayu dapat berupa:

1. Gaya-gaya yang dapat memperbesar dimensi kayu

2. Gaya-gaya yang dapat memperkecil dimensi kayu

3. Gaya-gaya yang dapat menggeser dimensi kayu. Penetapan mekanika kayu biasanya setelah
melalui pengujian (test standar)

Adapun macam-macam tes/pengujian:

1. Keteguhan lengkung statik

2. Keteguhan tekan

3. Keteguhan pukul

4. Keteguhan sorong/geser

5. Keteguhan tarik

6. Keuletan kayu

7. Kekerasan kayu

8. Keteguhan belah

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Kayu


Kekuatan kayu tergantung pada faktor-faktor:

1. Suhu lingkungan

2. Sifat struktur anatomi kayu

3. Berat jenis
4. Kadar air

5. Lamanya pemberian gaya/muatan

6. Umur pohon dan kecepatan tumbuhnya

c. Hubungan Kelas Kuat dan Penggunaan Kayu


Sesuai dengan pengertian kekuatan kayu, maka kelas kuat kayu adalah kelas penggolongan kekuatan
kayu. Dasar penggolongannya adalah hasil pemberian beban/muatan (yang diwujudkan dalam
lengkung mutlak dan tekanan mutlak) pada berat jenis yang sesuai.

Untuk keperluan praktek, beberapa kegunaan kayu tertentu harus mendapat dukungan kekuatan kayu
misalnya:

1. Kegunaan kayu untuk bahan bangunan adalah:

 Keteguhan lengkung statik


 Keteguhan tekan (sejajar dan tegak lurus serat)
 Kekerasan (rata-rata)
 Keuletan
 Keteguhan tariknya (terutama sejajar serat)
2. Kegunaan kayu untuk plywood adalah:

 Keteguhan sorong/geser (sejajar serat)


3. Kegunaan kayu untuk bahan mebel kerajinan, adalah:

 Keuletan dan kekerasannya (rata-rata)


 Keteguhan sorongya (apabila direkat)
 Keteguhan belah
 Keteguhan tekan (bila perlu)
3. Sifat Kimia Kayu
Sifat kimia kayu adalah sifat-sifat kayu yang berkaitan dengan kandungan zat kimia dalam kayu.
Kimia kayu atau komponen kimia penyusun kayu, dibutuhkan keberadaannya dalam industri kimia
yang mengolah kayu. Sebagai contoh yang nyata adalah industri rayon, seluloid, pulp & kertas dan
sebagainya. Industri-industri ini memanfaatkan komponen kimia yang ada untuk menghasilkan suatu
produk tertentu.

Komponen kimia kayu dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu:

a. Komponen penyusun dinding sel, seperti: karbohidrat dan lignin

b. Komponen pengisi rongga sel: zat ekstraktif.

a. Komponen Penyusun Dinding Sel


Adalah komponen kimia yang menyatu di dalam dinding sel. Tersusun atas banyak komponen yang
tergabung dalam karbohidrat dan lignin. Karbohidrat yang telah bebas dari lignin dan ekstraktif
disebut juga dengan holoselulosa. Holoselulosa sebagian besar tersusun atas selulosa dan
hemiselulosa. Selulosa merupakan komponen terbanyak dalam menyusun kimia kayu, dan secara
umum merupakan komponen yang bermanfaat.
 Selulosa: merupakan zat penyusun serat yang dibutuhkan didalam pembuatan pulp dan
kertas, menentukan ikatan kekuatan kertas
 Hemiselulosa: merupakan zat yang mendukung kekuatan kayu, sehingga keberadaannya
sangat menentukan manfaat kayu selain untuk pulp dan kertas misalnya untuk konstruksi.
b. Komponen Pengisi Rongga Sel
Zat pengisi rongga sel sering disebut dengan komponen ekstraneus, yang dominan diisi oleh zat
ekstraktif. Zat ekstraktif merupakan kumpulan banyak zat seperti: gula, tepung/pati, tanin, resin,
pektin, zat warna kayu, asam-asam, minyak-minyak, lemak dalam kayu dan sebagainya.

Ada dua keungkinan kondisi ekstraktif ini yaitu:

a. apabila tersusun lebih banyak jenis karbohidratnya maka suatu jenis kayu mudah diserang
cendawan dan serangga lain perusak kayu, dan perlu diawetkan secara tradisional atau buatan apabila
dikehendaki masa pakai yang lebih lama.

b. Apabila tersusun lebih banyak jenis minyal-minyak, asam-asam dan garam-garam yang bersifat
racun, maka kayu mempunyai sifat keaweten dan belum/tidak perlu diawetkan lagi, tetapi kalau
masih ingin diawetkan dapat dilakukan dengan pengawetan buatan (kimawi).

Anda mungkin juga menyukai