Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ULUMUL QURAN

NUZUL AL-QUR'AN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK (12)

WIDYA PITALOKA (2020302024)

LISA RAHMADINI: (2020302033)

ASRI (2020302034)

DOSEN PENGAMPU: DEDDY ILYAS, M.Us

PRODI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, puja dan puji syukur kita haturkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang
telah melimpahkan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul
NUZULUL QURAN. Salawat serta salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang
benderang semilir keimanan.

Tujuan penulisan makalah ini adalah tidak lain dan tidak bukan untuk lebih mengkaji
dan memperdalam pengetahuan kita tentang kitab suci Al-Qur’an yang menjadi pedoman
umat manusia selama ini. Disini kami dari kelompok Dua Belas akan membahas tentang
Nuzulul Qur’an.

Meskipun demikian kami mengakui bahwa apa yang kami sajikan kedalam makalah ini
masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, kritik dan saran
dari para pembaca yang budiman sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya, jikalau di
dalam makalah ini terdapat kebenaran dan kegunaan, semua itu berasal dari Allah
Subhanahu Wata’ala sebaliknya, kalau di dalamnya terdapat kekurangan dan ketidak
smpurnaan semuanya itu karena kekurangan dan keterbatasan kami sendiri.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB 1............................................................................................................

PENDAHULUAN................................................................................................

1. LATAR BELAKANG.........................................................................................

2. RUMUSAN MASALAH......................................................................................

3. TUJUAN......................................................................................................

BAB 11..........................................................................................................

PEMBAHASAN..................................................................................................
1. PENGERTIAN NUZUL AL-QUR'AN......................................................................

2. SEJARAH SINGKAT TURUNNYA AL-QUR'AN.........................................................

3. PENGERTIAN MAKKIYAH DAN MADANIYYAH.........................................................

BAB 111.........................................................................................................

PENUTUP........................................................................................................

1. KESIMPULAN...............................................................................................

2. SARAN.......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................

BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Dalam mempelajari ilmu Al-Quran, ada beberapa hal yang penting untuk dipelajari dan salah
satunya adalah bagaimana Al-Quran diturunkan dan bagaimana Al-Quran itu dibukukan pada
masa khulafaur Rasyidin. Karena dengan mengetahui bagaimana proses pengumpulan Al-
Qur’an kita dapat mengerti bagaimana usaha-usaha para sahabat untuk tetap memelihara Al-
Quran.

Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslim dan menjadi sumber ajaran islam yang pertama dan
utama yang harus diimani dan diaplikasikan dalam kehidupan agar memperoleh kebaikan
didunia dan di akhirat. Karena itu, tidaklah berlebihan jika selama ini kaum muslim tidak
hanya mempelajari isi dan pesan-pesannya, tetapi juga telah berupaya semaksimal mungkin
untuk menjaga autentisitasnya. Upaya itu telah dilaksanakan sejak nabu Muhammad SAW
masih berada di makah dan belum berhijrah ke madinah hingga saat ini. Dengan kata lain
upaya tersebut telah mereka laksanakan sejak Al-Qur’an diturunkan hingga saat ini.

Jika hakikat Al-Qur’an sudah terjawab maka akan muncul pertanyaan lain, bagaimana Al-
Qur’an diturunkan dan bagaimana pula pendapat ulama menyikapi hal tersebut. Munculnya
pertanyaan-pertanyaan serupa itu wajar saja karena ada dua macam ayat yang
membicarakan tentang turunnya Al-Qur’an.
2. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian Nuzul Al-quran


2. Kapan berlangsungnya proses penurunan Al-quran
3. Apa pengertian Makkiyah dan Madaniyyah

3. TUJUAN

Tujuan merupakan arah terakhir dari suatu kegiatan, tanpa tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya makalah ini tidak akan sampai pada tujuan. Adapun tujuan penyusunan makalah
iniadalah :

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah ulumul quran. Dengan belajar dan mengerti bahan
makalah ini yakni tentang masalah Nuzul Al-Qur'an maka diharapkan kita bisa mengerti
apamaksud Nuzul Al-Qur'an tersebut, serta selamat hikmah dibalik turunnya Al-Qur'an secara
berangsung-angsur.

BAB 11

PEMBAHASAN

1. Pengertian Nuzul Al-quran

Pengertian Nuzulul Qur'an Pengertian Nuzulul Qur'an Lafadz 'Nuzul' secara etimologi (bahasa)
berarti ”menetap di satu tempat” atau “turun dari tempat yang tinggi”. Kata kerja artinya
“nazala” yang artinya “dia telah turun” atau “dia menjadi tetamu”. Pengertian Nuzulul Qur'an
secara terminologi (istilah) yaitu Peristiwa diturunkannya wahyu Allah SWT (AL-Qur'an)
kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril secara berangsur-angsur.
Sejarah peristiwa peristiwa Nuzul al-Qur'an terjadi pada malam Jum'at, 17 Ramadhan, di Gua
Hira tahun ke-41 dari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Peristiwa itu dikisahkan dalam
sebuah firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat: 185, yang artinya: “Ramadhan yang
diturunkan Al-Qur'an, menjadi petunjuk bagi sekalian manusia, dan menjadi keterangan yang
menjelaskan petunjuk serta menjelaskan perbedaan antara yang benar dan yang salah ”(QS.
Al-Baqarah: 185). Tahap - Tahap Turunnya Al Qur'an Yang dimaksud dengan Tahap-tahap
diturunkannya Al-Qur'an adalah tahap tersier dari tahap-tahap disampaikannya kitab Suci Al-
Qur'an, mulai dari sisi allah SWT sampai kepada nabi Muhammad SAW. Kitab Suci ini tidak
seperti kitab-kitab Suci sebelumnya. Karena, Kitab Suci ini diturunkan secara bertahap,
sehingga betu-betul menunjukkan kemu'jizatannya. Selain itu, penyampaian Kitab Suci
tersebut sangat luar biasa, yang tidak dipunyai oleh kitab-kitab sebelumnya. Proses-proses
diturunkannya Al-Qur'an ada tiga tahapan atau tahapan, seperti yang akan menjadi sebagai
berikut: 1. Tahap Pertama Tahapan Pertama, Al-qur'an diturunkan / ditempatkan ke Lauh
Mahfudh. Lauh Mahfudh adalah suatu tempat dimana manusia tidak bisa mengetahuinya
secara pasti. Dalil yang mengisyaratkan bahwa Al-qur'an itu ditempatkan di Lauh mahfudh itu
ada di dalam firman Allah swt: “Bahkan (Yang didustakan mereka) itu yaitu Al-Qur'an yang
mulia yang tersimpan di lauh mahfudh.” (QS. Al Buruj: 21 - 22). Tetapi berkaitan sejak kapan
Al-quran ditempatkan di Lauh mahfudh, dan bagaimana caranya merupakan hal-hal ghaib
tidak ada yang mampu mengetahuinya selain Allah SWT. 2. Tahapan Kedua Tahapan kedua,
Al-Qur'an singgah dari Lauh Mahfudh ke Baitul izzah di Langit dunia. Sehinggai, setelah
berada di Lauh Mahfudh, Kitab Al-Qur'an itu letakkan ke Baitul Izzah di Langit dunia atau
langit terdekat dengan bumi ini. Banyak dalil yang menjelaskan penurunan Al-Qur'an tahapan
ini, Baik dari ayat Al-Qur'an maupun dari Hadits Nabi Muhammad saw, di antaranya adalah
seperti yang diturunkan oleh Kami yang diturunkan-Nya (Al-qur'an) pada suatu malam yang
diberkahi. (QS. Ad-Dukhon: 3). 2. Sesungguhnya Kami menurunkan-Nya (Al-qur'an) pada
malam kemuliaan. (QS. Al-Qadri: 1). 3. ”Beberapa hari itu) adalah Bulan Ramadlan, bulan
yang didalamnya diturunkan permulaan) Al-Qur'an”. (QS. Al-Baqarah: 185). 3. Tahapan Ketiga
Tahapan Ketiga, Al-Qur'an diturunkan dari Baitul Izzah dilangit dunia langsung kepada Nabi
Muhammad saw. Artinya, baik melalui perantaraan Malaikat Jibril, atau pun secara langsung
ke dalam hati sanubari Nabi Muhammad saw, atau pun dari balik tabir. Firman Allah swt. Al-
Qur'an dan Hadits-hadits Nabi, di antaranya sebagai berikut: 1. ”Dan sebenarnya Kami telah
menyinggahkan kepadamu ayat-ayat yang jelas.” (QS. Al-Baqarah: 99). 2. ”Dia-lah yang
menyinggahkan urunkan Al-Qur'an kepadamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang
muhkamat, ayat-ayat ayat-ayat isi Al-Qur'an, dan yang lain (ada ayat-ayat) yang
mutasyabbihat. ” (QS. Ali Imran: 7). 3. ”Ia (Al-quran) itu dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin
(Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) uraian kamu menjadi salah seorang diantara orang-
orang yang mengirim peringatan.” (QS. Asy - Syu'ara: 193 - 194). 4. ”Sesungguhnya Al-Harits
bin Hisyam bertanya kepada Rasulullah SAW seraya berkata:” Wahai Rasulullah,
bagaimanakah wahyu itu turun kepadamu? Maka Rasulullah SAW bersabda: "kadang-kadang
datang kepadaku seperti gemurunnya bunyi lonceng, dan itu paling berat bagiku. Maka
begitu berhenti bunyi itu dariku, aku telah merajai apa yang sudah diucapkannya. Dan
kadang-kadang malaikat menyamar kepadaku sebagai laki-laki, lalu ajakan Berbicara
denganku. Maka aku kuasai apa yang diucapkannya. ” Aisyah lalu berkata: ”Saya pernah
menyaksikan beliau wahyu pada hari yang sangat dingin, tetapi begitu selesai wahyu itu dari
beliau, maka bercucurlah keringat dipelipis beliau.” (HR Al-Bukhari).
2. Sejarah Singkat Turunnya Al Quran

Al Quran di turunkan melalui perantara malaikat Jibril yang menyampaikan langsung kepada
Nabi Muhammad. Proses turunnya Al Quran berlangsung selama 22 tahun , 2 bulan dan 22
hari secara berangsur-angsur. Wahyu pertama yang turun adalah Surat Al ‘Alaq ketika Nabi
Muhammad berusia 40 tahun pada tanggal 17 Ramadhan di Gua Hira. Wahyu yang
selanjutnya di turunkan jedanya selama 3 tahun. Adapun urutan ayat dan surat yang ada di
dalam Al Quran saat ini bukanlah berdasarkan diturunkannya ayat dan surat tersebut.
Adapun lokasi penurunannya di bagi menjadi dua, yaitu di Makkah dengan jumlah 86 surat
yang diturunkan selama 13 tahun, dan digolongkan ke dalam surat Makiyyah. Serta di
Madinah dengan jumlah 28 surat yang diturunkan selama 10 tahun dan di golongkan ke
dalam surat Madaniyyah.

Periode Diturunkannya Al Quran Periode Makkah pertama selama 4 sampai dengan 5 tahun.
Pada masa ini, dakwah Islam masih terbatas pada ruang lingkup yang kecil, dan ayat yang
diturunkan pun pada umumnya membahas tentang pelajaran bagi Rasulullah untuk
membentuk kepribadiannya, pembahasan tentang dasar-dasar akhlak Islamiyah,
pengetahuan tentang sifat Allah serta bantahan mengenai pandangan hidup di masyarakat
Jahiliyah kala itu. Periode Makkah kedua selama 4 sampai dengan 9 tahun. Pada masa ini
dakwah Islam sudah mulaiterbuka. Masyarakat Makkah sudah mulai berfikir untuk
menghalangi dakwah. Ayat-ayat yang diturunkan pada masa ini umumnya tentang kewajiban
sebagai seorang muslim, pembaasan tentang ke esaan Allah, pembahasan tentang hari
kiamat, serta ancaman dan kecaman kepada orang musyrik yang mempunyai prilaku buruk.
Periode Madinah selama 10 tahun. Rasulullah mulai hijrah dari Makkah ke Madinah, dan
masyarakat sekitar mulai terbentuk keimanannya. Disana, masyarakat Yahudi dan Islam
hidup berdampingan, namun seiring berjalannya waktu, kaum Yahudi pun mulai ikut
menentang dakwah Nabi Muhammad SAW. Awal Mula Dibukukannya Al Quran Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, bahwa ayat-ayat Al Quran diturunkan secara berangsur-angsur.
Pada saat itu, kertas belum ada di Arab, meskipun sudah ditemukan di China. Karena Nabi
Muhammad tidak bisa membaca dan menulis, maka ketika menerima Wahyu, beliau
langsung menyampaikannya kepada para sahabat. Para sahabat lalu menghafalkannya di luar
kepala. Bagi yang bisa menulis, diminta untuk menuliskannya di atas kulit pohon, batu, kain,
kulit hewan dan lain sebagainya. Untuk menjaga kemurnian Al Quran, setiap tahun malaikat
Jibril bersama Rasululah selalu mengulang hafalan Al Quran. Bahkan di tahun terakhir
menjelang wafatnya, Nabi Muhammad bersama malaikat jibril mengulangi hafalannya
sebanyak dua kali. Pembukuan Al Quran pertama kali dilakukan pada masa Abu Bakar Ash
Shiddiq atas usulan dari Umar bin Khaththab. Hal ini terjadi karena Umar khawatir atas
kemurnian Al Quran karena tidak sedikit dari para penghafal yang mati Syahid karena ikut
berperang. Pembukuan itu dipimpin oleh Zaid bin Tsabit dengan cara mengumpulkan ayat-
ayat yang sudah pernah dituliskan oleh para sahabat di batu, kain, kulit pohon, kulit hewan
dan lain sebagainya. Hasil dari hall tersebut adalah pembukuan resmi Al Quran yang pertama
kalinya. Al Quran yang sudah disatukan menjadi buku tersebut lalu disimpan oleh Abu Bakar
sampai ia meninggal dunia. Setelahnya, di simpan oleh Umar sampai ia meninggal, dan
diteruskan oleh anaknya yaitu Hafsah. Pada masa Khalifah Utsman bin Affan, Al Quran
pertama kalinya di gandakan dan di distribusikan. Hal ini terjadi karena Islam sudah tersebar
luas sampai ke Iran. Setelah itu, penggandaan dan pendistribusian Al Quran kembali
dilanjutkan oleh Huzaifah bin Yaman.

3. Pengertian Makkiyah dan Madaniyyah

Pengertian Makkiyah dan Madaniyah Secara garis besar, surat-surat dalam Alquran terbagi
atas dua bagian, yaitu surat-surat makkiyah dan surat-surat madaniyah. Dalam studi Alquran,
ilmu makkiyah dan madaniyah merupakan bidang kajian yang membedakan fase penting
turunnya al-Alquran baik pada tataran isi maupun struktur. Para ulama berbeda pendapat
mengenai apa yang dimaksud dengan makkiyah dan madaniyah, khususnya terkait batasan
antara mana yang makkiyah dan mana yang madaniyah, baik dari sisi isi maupun strukturnya.
Oleh karena itu, ada beberapa pandangan yang dapat kita telusuri untuk menentukan definisi
makkiyah dan madaniyah Jika merujuk pada tempat turunnya ayat, pengertian makkiyah
adalah ayat-ayat al-Alquran yang turun di Makkah dan sekitarnya (Mina, Arafah, Hudaibiyah,
dll.), baik waktu turunnya sebelum Nabi Saw. Melakukan hijrah maupun sesudahnya.
Sedangkan madaniyah adalah ayat-ayat alAlquran yang turun di Madinah atau sekitarnya
(Badar, Sal’, Uhud, dll.), baik waktu turunnya sebelum Nabi Muhammad Saw. berhijrah atau
sesudahnya. Menurut sebagian ulama lain, dengan melihat sejarah waktu turunnya ayat al-
Alquran, makkiyah adalah ayat yang turun sebelum Nabi Muhammad Saw. hijrah, sedangkan
madaniyah adalah ayat yang turun setelah Nabi berhijrah. Pandangan ini banyak
pendukungnya, baik dari mayoritas ulama klasik, modern, maupun ulama kontemporer.
Makkiyah juga dapat dimaknai sebagai ayat-ayat yang khitabnya/arah perintah ditunjukkan
kepada penduduk Kota Makkah, sedangkan madaniyah adalah ayat-ayat yang
khitabnya/arah perintah ditunjukkan kepada penduduk kota Madinah dengan menggunakan
panggilan ‫وا‬۟ ُ‫( ٰيَٓأَيُّ َها ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬wahai orang-orang yang beriman). Jika merujuk pada pandangan
ini, rumusan makkiyah dan madaniyah lebih mudah dimengerti dan dikenali berpandu pada
kriteria panggilan (nida’) yang khas dari keduanya tersebut. Namun demikian, pandangan ini
masih memiliki kejanggalan karena beberapa hal diantaranya

1) rumusan pengertiannya tidak dapat dijadikan ketentuan karena tidak mencakup seluruh
ayat Alquran. Dari 6236 ayat dalam alAlquran, hanya ada 511 ayat yang dimulai dengan
panggilan (nida’), 2) rumusan kriterianya tidak dapat diberlakukan secara menyeluruh,
misalnya pada surat al-Baqarah: 21 dan Q.S. anNisa: 1 diawali dengan nida’ ‫اس‬ُ َّ‫ ٰ َٓيأ َ ُّي َها ٱلن‬namun
bukan termasuk surat Makkiyah. Pandangan terakhir merujuk pada isi ayat al-Alquran. Ayat-
ayat atau surat yang memuat cerita umat dan para Nabi terdahulu disebut dengan makkiyah,
sedangkan madaniyah adalah ayat atau surat yang berisi tentang hukum hudud, faraid, dan
sebagainya. B. Dasar Penetapan Makkiyah dan Madaniyah Dalam al-Burhan fi Ulum,
diuraikan bahwa ada dua cara untuk mengenali ayat dan surat yang termasuk kategori
makkiyah dan madaniyah, yaitu cara sima’iy dan qiyasiy. Pengenalan cara sima’iy adalah
pengetahuan ayat dan surat makkiyah dan madaniyah yang diperoleh berdasarkan riwayat.
Sedangkan pengenalan cara qiyasiy adalah pengetahuan ayat dan surat makkiyah dan
madaniyah berdasarkan kriterianya yang menonjol tersebut, antara lain; melalui ciri
khitabnya, kandungannya, redaksi dan uslubnya, dan sebagainya. Menurut cara qiyasiy, ada
dua pijakan yang dijadikan acuan yakni (As-Suyuthi, al-Itqan fi Ulum Al-Alquran) 1. Dasar
aghlabiyah Anda belum mahir membaca Qur'an? Ingin Segera Bisa? Klik disini Sekarang!
Suatu surat bila mayoritas ayat-ayatnya adalah makkiyah, surat tersebut disebut makkiyah.
Demikian juga sebaliknya, jika mayoritas ayat-ayatnya adalah madaniyah, surat tersebut
disebut madaniyah. 2. Dasar tabi’iyah Suatu surat jika didahului dengan ayat-ayat yang turun
di Makkah (sebelum hijrah), surat tersebut disebut makkiyah. Demikian juga sebaliknya, jika
didahului dengan ayat-ayat yang turun di Madinah (sesudah hijrah), surat tersebut disebut
madaniyah. C. Karakteristik Makkiyah dan Madaniyah Dalam sejarah penurunan Alquran
dikenal dua periode yang masing-masing memiliki ciri tersendiri yaitu periode makkiyah dan
madaniyah. Ayat-ayat yang diturunkan pada pereode makkiyah hampir seluruhnya
menjelaskan persoalanpersoalan akidah yang pada umumnya menjelaskan tentang orang-
orang musyrik, memuat banyak ibarat dan perumpamaan (al-’ibrah wa al-amtsal), serta
mengarahkan mereka kepada perubahan pola pikir dari peninggalam nenek moyang mereka.
Sementara ayat-ayat yang diturunkan pada pereode madaniyah umumnya mengarah kepada
pembentukan dan pembinaan kehidupan sosial sehingga ayat-ayatnya dominan berkaitan
dengan persoalan-persoalan hukum dalam hubungan sosial kemasyarakatan, seperti hukum
kekeluargaan dan hubungan antara orang Islam dan nonIslam. Secara terperinci, karakteristik
surat-surat makkiyah dijabarkan sebagai berikut

ُ َّ‫ٰيَٓأَيُّ َها ٱلن‬


A. Berisi Nida ‫اس‬

B. Di dalamnya terdapat lafal “kalla” (Dalam seluruh alAlquran, lafal tersebut terdapat 33 kali
dalam 25 surah di bagian akhir Mushaf Ustmani)

C. Di dalamnya terdapat ayat-ayat sajdah

D. Diawali dengan huruf-huruf tahajji seperti ‫ ف‬dan ‫ق‬

E. Memuat kisah para nabi dan umat-umat terdahulu


F. Didalamnya terdapat cerita tentang kemusyrikannya

G. Didalamnya terdapat keterangan adat istiadat orang kafir, orang musyrik, orang yang suka
mencuri, merampok, membunuh, mengubur hidup-hidup anak perempuan, dan sebagainya
h. isinya memberi penekanan masalah tauhid atau akidah i. kebanyakan ayat dan suratnya
pendek. Sementara surat madaniyah, memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Berisi Nida َ‫ٰيَٓأَيُّ َها ٱلَّ ِذين‬
۟ ُ‫ َءا َمن‬b. memuat hukum pidana (hudud) dalam Q.S. al-Baqarah, Q.S. an-Nisa’, Q.S. al-Maidah,
‫وا‬
Q.S. ash-Shura, dan pada ayatayat lain c. memuat hukum fara’id (Q.S. al-Baqarah, Q.S. an-
Nisa’, Q.S. al-Maidah)

H. Berisi hukum munakahat, baik mengenai nikah cerai rujuk, hadanah (Q.S. al-Baqarah, Q.S.
al-Imran, Q.S. an-Nisa’, Q.S. al-Maidah, dll)

I. Berisi hukum kemasyarakatan, kenegaraan, seperti permusyawaratan, kedisiplinan,


kepemimpinan, pendidikan, pergaulan dan sebagainya (Q.S. al-Baqarah, Q.S. al-Imran, Q.S.
al-Maidah, Q.S. al-Anfal, Q.S. at-Taubah, Q.S. alHujurat, dan sebagainya)

J. Berisi dakwah kepada pemeluk Yahudi dan Nasrani (Q.S. alBaqarah, Q.S. al-Imran, Q.S. al-
Fath, Q.S. al-Hujurat, dan sebagainya)

K. Kebanyakan ayat dan suratnya panjang. Beberapa karakteristik yang diuraikan di atas
merupakan karakteristik yang menonjol saja. Demikian juga terkait kriteria isi, juga tidak
pasti. Selama ini menurut Nasr Hamid Abu Zaid kriteria itu berdasarkan hasil hipotesis dan
belum final, tetapi kriteria waktu harus tetap dipertimbangkan secara bersamaan dengan
kriteria teks itu sendiri, baik dari sisi isi, maupun dari sisi strukturnya.

BAB 111

PENUTUP

1. Kesimpulan

Ayat-ayat Al Qur’an tidaklah diturunkan sekaligus secara keseluruhan, tetapi secara


berangsur-angsur sesuai dengan keperluan yang ada. Surat-surat yang diturunkanya pun
tidak sama jumlah panjang dan pendeknya, terkadang diturunkan sekaligus secara penuh dan
terkadang sebagianya saja.

Dengan diturunkanya Al-Qur’an secara berangsur-angsur banyak hikmah yang akan diperoleh
yaitu menetapkan hati Rasulullah, melemahkan lawan-lawannya, mudah difahami dan
dihafal, penyusunannya akan sesuai dengan lalulintas peristiwa atau kejadian.
2. Saran

Akhirnya makalah yang berjudul Nuzulul Quran dan pemahaman islam ini telah selesai dan
semoga makalah yang sedemikian singkat ini bisa bermanfaat bagi kita semua baik itu bagi
kalangan Mahasiswa atau Pelajar Umum. Sehingga bisa memahami tentang Nuzulul Quran
dengan menggunakan konsep pemahaman islam.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.smktarunabangsa.sch.id/artikel/detail/pengertian-nuzul-quran

http://kedesa.id/id_ID/sejarah-singkat-bagaimana-diturunkannya-al-quran/#:~:text=Sejarah
%20Singkat%20Turunnya%20Al%20Quran&text=Proses%20turunnya%20Al%20Quran
%20berlangsung,turunkan%20jedanya%20selama%203%20tahun

https://www.bacaanmadani.com/2019/09/makkiyah-dan-madaniyah-pengertian-dasar.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai