Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE (ANC)

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas


Dosen Pengampu : Ns. Ayut Merdikawati, S.Kep.M.Kep

FARIZKA ARI AISYAH

200070300011019

PRODI S1 KEPERAWATAN/ NERS

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE (ANC)

A. Konsep Kehamilan
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan antara spermatozoa (dari pria) dan
ovum (sel telur dari wanita) yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Dari fase
fertilisasi hingga kelahiran bayi, kehamilan normal akan berlangsung selama 40
minggu yang dibagi menjadi tiga semester yatu trimester pertama yang 15
berlangsung dalam 13 minggu pertama, trimester kedua berlangsung antara minggu
ke-14 sampai minggu ke-27, dan trimester ketiga berlangsung dari minggu ke-28
hingga kelahiran. (Evayanti, 2015). Kehamilan merupakan masa yang cukup berat
bagi seorang ibu, karena itu ibu hamil membutuhkan dukungan dari berbagai pihak,
terutama suami agar dapat menjalani proses kehamilan sampai melahirkan dengan
aman dan nyaman (Yuliana. 2015).
Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi adalah
bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan atau (gestasi)
berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi
terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal
konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur) yang terjadi dua minggu
setelahnya. (Kamariyah et al, 2014).
Kehamilan trimester tiga adalah kehamilan trimester trimester terakhir dalam
kehamilan, pada periode ini pertumbuhan janin dalam rentang waktu 29- 42 minggu.
Janin Ibu sedang berada didalam tahap penyempurnaan untuk siap dilahirkan
(Nugroho et al, 2014).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah proses fertilisasi (konsepsi)
dilanjutkan nidasi atau implantasi sampai dengan lahirnya janin dengan lama waktu
sekitar 40 minggu atau 9 bulan 7 hari (cukup bulan).

B. Pengertian ANC
Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat
kepada wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan secara fisik,
psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan
proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap mengahadapi peran baru sebagai
orangtua (Wagiyo & Putrono, 2016).
Menurut Depkes RI (2005, dalam Rukiah & Yulianti, 2014) mendefinisikan bahwa
pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi
terhadap penyimpangan yang ditemukan. Pada hakikatnya pemeriksaan kehamilan
bersifat preventif care dan bertujuan mencegah hal-hal yang yang tidak diinginkan
bagi ibu dan janin (Purwaningsih & Fatmawati, 2010).
C. Tujuan Pemeriksaan ANC
Tujuan pemeriksaan kehamilan menurut Kementrian Kesehatan RI (2010) adalah:
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang
berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan
selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus ANC adalah menyediakan pelayanan antenatal yang terpadu,
komprehensif, serta berkualitas, memberikan konseling kesehatan dan gizi ibu
hamil, konseling KB dan pemberian ASI; meminimalkan “missed opportunity”
pada ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal terpadu,
komprehensif.dan berkualitas; mendeteksi secara dini adanya kelainan atau
penyakit yang diderita ibu hamil ; dapat melakukan intervensi yang tepat tehadap
kelainan atau penyakit sedini mungkin pada ibu hamil; dapat melakukan rujukan
kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem rujukan yang
sudah ada. Selain itu pemeriksaan kehamilan atau antenatal care juga dapat
dijadikan sebagai ajang promosi kesehatan dan pendidikan tentang kehamilan,
persalinan, dan persiapan menjadi orang tua (Simpson & Creehan, 2008 dalam
Novita, 2011)
D. Manfaat Pemeriksaan Kehamilan ANC
Menurut Purwaningsih & Fatmawati (2010) menjelaskan bahwa pemeriksaan
antenatal juga memberikan manfaat terhadap ibu dan janinnya, antara lain :
1. Bagi Ibu
a. Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan
mengurangi penyulit masa antepartum
b. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jamani dan rohani ibu hamil
dalam menghadapi proses persalinan;
c. Dapat meningkatkan kesehatan ibu pasca persalinan dan untuk dapat
memberikan ASI
d. Dapat melakukan proses persalinan secara aman.
2. Bagi Janin
Sedangkan manfaat untuk janin adalah dapat memelihara kesehatan ibu
sehingga mengurangi kejadian prematuritas, kelahiran mati dan berat bayi lahir
rendah.
E. Jadwal Kunjungan ANC
Pemeriksaan kehamilan/ANC (Antenatal Care) sangatlah dibutuhkan guna
memantau kondisi kesahatan ibu dan janinnya. Sehingga diperlukan pemeriksaan
kehamilan secara rutin. Menurut Saifudin (2007, dalam Ai Yeyeh & Yulianti, 2014)
pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Minimal 1 kali pada trimester ke-1 (kehamilan < 14 minggu)
2. Minimal 1 kali pada trimester ke-2 (kehamilan 14 – 28 minggu)
3. Minimal 2 kali pada trimester ke-3 ( >28 minggu sampai kelahiran).
Program kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil melakukan
paling sedikit empat kali kunjungan untuk pemeriksaan selama kehamilan, menurut
jadwal 1-1-2 yaitu paling sedikit sekali kunjungan dalam trimester pertama, paling
sedikit sekali kunjungan dalam trimester kedua, dan paling sedikit dua kali kunjungan
dalam trimester ketiga (Kemenkes, 2012). Selain untuk ibu hamil sebaiknya
melakukan kunjungan ANC minimal sebanyak 4 kali, yaitu sebagai berikut:
1. Kunjungan 1/K1 (Trimester 1)
K1/ kunjungan baru ibu hamil yaitu ibu hamil yang pertama kali pada masa
kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika ibu
hamil mengalami terlambat dating bulan. Adapun tujuan pemeriksaan pertama
pada antenatal care adalah sebagai berikut :
a. Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan
b. Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin terjadi pada masa
kehamilan, persalinan dan nifas
c. Mengenali dan mengobati penyakitpenyakit yang mungkin diderita sedini
mungkin
d. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak; e.Memberikan
nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari, keluarga berencana,
kehamilan, persalinan, nifas serta laktasi.
Pada kunjungan pertama juga merupakan kesempatan untuk memberikan
informasi bagi ibu hamil supaya dapat mengenali faktor resiko ibu dan janin.
Informasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan fisik yang dapat dilakukan dalam batas normal
b. Kebersihan pribadi khususnya daerah genetalia, karena selama kehamilan
akan terjadi peningkatan secret di vagina
c. Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi
d. Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga kesehatan;
e. Wanita perokok atau peminum harus menghentikan kebiasaannya.
2. Kunjungan 2/K2 (Trimester 2)
Pada periode ini, ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan 1 bulan sekali sampai umur kehamilan 28 minggu. Adapun tujuan
pemeriksaan kehamilan di trimester II antara lain :
a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya;
b. Penapisan pre-eklamsi gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan;
c. Mengulang perencanaan persalinan.
3. Kunjungan 3 dan 4/ K3 dan K4 (Trimester 3)
Pada periode ini sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan
dilakukan setiap 2 minggu jika tidak mengalami keluhan yang membahayakan
dirinya atau kandungannya. Tujuan kunjungan pemeriksaan kehamilan trimester
III yaitu :
a. Mengenali adanya kelainan letak janin
b. Memantapkan rencana persalinan
c. Mengenali tanda-tanda persalinan.
Sedangkan menurut Manuaba (2000, dalam Wagiyo & Putrono, 2016)
mengemukakan bahwa untuk mengetahui perkembangan janin maka
pemeriksaan kehamilan dilakukan sesuai dengan standar pemeriksaan
kehamilan. Pemeriksaan kehamilan pertama dapat dilakukan setelah mengetahui
adanya keterlambatan haid atau menstruasi. Idealnya pemeriksaan ulang dapat
dilakukan pada setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan, kemudian setiap 2
minggu sekali setelah usia kehamilan mencapai 9 bulan sampai pada proses
persalinan.
Jadwal tersebut di atas merupakan jadwal pemeriksaan dalam kondisi
kehamilan yang normal, karena biasanya penyulit kehamilan baru akan timbul
pada tirimester ketiga hingga menjelang akhir kehamilan. Jika kehamilan tidak
normal, maka jadwal pemeriksaankehamilan akan disesuaikan dengan kondisi
ibu hamil (Purwaningsih & Fatmawati, 2010).
F. Standar Asuhan Pelayanan Pemeriksaan ANC
Adapun standar asuhan pelayanan pemeriksaan kehamilan menurut Wagiyo
(2016) adalah sebagai berikut :
1. Timbang Berat Badan (T1)
Pengukuran berat badan diwajibkan setiap ibu hamil melakukan kunjungan.
Kenaikan berat bada normal pada waktu kehamilan sebesar 0,5 kg per minggu
mulai trimester kedua.
2. Ukur Tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal adalah 110/80 hingga 140/90 mmHg, apabila
diketahui tekanan darah ibu hamil melebihi 140/90 mmHg maka perlu diwaspadai
adanya preeklamsi.
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)
Merupakan suatu cara untuk mengukur besar rahim dari tulang kemaluan ibu
hingga batas pembesaran perut tepatnya pada puncak fundus uteri. Dari
pemeriksaan tersebut dapat diketahui pertumbuhan janin sesuai dengan usia
kehamilan.
4. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
Tablet Fe merupakan tablet penambah darah. Selama masa pertengahan
kehamilan, tekanan sistolik dan diastolik menurun 5 hingga 10 mmHg. Hal ini
biasa terjadi karena vasodilatasi perifer akibat perubahan hormonal selama
kehamilan (Indriyani, 2013).
5. Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (T5)
Pemberian imunisasi ini sangat dianjurkan untuk mencegah terjadinya infeksi
tetanus neonatorum. Penyakit tetanus neonatorum yang disebabkan oleh
masuknya kuman Clostridium Tetani ke tubuh bayi merupakan penyakit infeksi
yang dapat mengakibatkan kematian bayi dengan gejala panas tinggi, kaku
kuduk, dan kejang.
Imunisasi TT dianjurkan 2 kali pemberian selama kehamilan, yaitu TT1 diberikan
pada kunjungan awal dan TT2 dilakukan pada 4 minggu setelah suntukan TT1
(Bartini, 2012).
6. Pemeriksaan Hb (T6)
7. Pemeriksaan VDRL (T7)
8. Perawatan Payudara, senam payudara, dan pijat tekan payudara (T8)
9. Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil (T9)
10. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
Biasanya dokter atau bidan akan memberikan informasi mengenai rujukan
apabila diketahui adanya masalah dalam kehamilan termasuk rencana
persalinan.
11. Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
12. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
13. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
14. Pemberian terapi anti-malaria untuk daerah endemis malaria (T14)
G. Adaptasi Fisiologi
1. Perubahan Fisiologis
Ketika hamil, seorang wanita akan mengalami beberapa perubahan. Menurut
George Adriaanz (2008), perubahan yang terjadi ketika hamil antara lain:
a. Uterus
Pembesaran uterus merupakan perubahan anatomi yang paling nyata
pada ibu hamil. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan
progesteron pada awal kehamilan akan menyebabkan hipertrofi
miometrium. Hipertrofi tersebut dibarengi dengan peningkatan yang nyata
dari jaringan elastin dan akumulasi dari jaringan fibrosa sehingga struktur
dinding uterus menjadi lebih kuat terhadap regangan dan distensi.Hipertrofi
myometrium juga disertai dengan peningkatan vaskularisasi dan pembuluh
limfatik.Peningkatan vaskularisasi, kongesti dan edema jaringan dinding
uterus dan hipertrofi kelenjar serviks menyebabkan berbagai perubahan
yang dikenali sebagai tanda Chadwick, Goodell dan Hegar.
b. Payudara
Konsentrasi tinggi estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh plasenta
menimbulkan perubahan pada payudara (tegang dan membesar), pigmentasi
kulit dan pembesaran uterus. Adanya chorionic gonadotropin (hCG)
digunakan sebagai dasar uji imunologik kehamilan. Chorionic somatotropin
(Human Placental Lactogen/HPL) dengan muatan laktogenik akan
merangsang pertumbuhan kelenjar susu di dalam payudara dan berbagai
perubahan metabolik yang mengiringinya.
Secara spesifik, estrogen akan merangsang pertumbuhan sistem
penyaluran air susu dan jaringan payudara. Progesteron berperan dalam
perkembangan sistem alveoli kelenjar susu. Hipertrofi alveoli yang terjadi
sejak 2 bulan pertama kehamilan menyebabkan sensasi noduler pada
payudara.Chorionic somatotropin dan kedua hormon ini menyebabkan
pembesaran payudara yang disertai dengan rasa penuh atau tegang dan
sensitif terhadap sentuhan (dalam dua bulan pertama kehamilan),
pembesaran puting susu dan pengeluaran kolostrum (mulai terlihat atau
dapat diekspresikan sejak kehamilan memasuki usia 12 minggu). Hipertrofi
kelenjar sebasea berupa tuberkel Montgomery atau folikel disekitar areola
mulai terlihat jelas sejak dua bulan pertama kehamilan.Pembesaran
berlebihan dari payudara dapat menyebabkan striasi (garis-garis hipo atau
hiperpigmentasi pada kulit).Selain membesar, dapat pula terlihat gambaran
vena bawah kulit payudara.
c. Kulit
Walaupun tidak diketahui secara pasti tetapi pigmentasi kulit terjadi akibat
efek stimulasi melanosit yang dipicu oleh peningkatan hormon estrogen dan
progesteron. Bagian kulit yang paling sering mengalami hiperpigmentasi
adalah puting susu dan areola disekitarnya serta umumnya pada linea
mediana abdomen, payudara, bokong dan paha. Chloasma gravidarum
adalah hiperpigmentasi pada area wajah (dahi, hidung, pipi dan leher). Area
atau daerah kulit yang mengalami hiperpigmentasi akan kembali menjadi
normal setelah kehamilan berakhir. Pengecualian terjadi pada striae dimana
area hiperpigmentasi akan memudar tetapi guratan pada kulit akan menetap
dan berwarna putih keperakan
d. Sistem gastrointestinal
Hal lain yang terkait dengan perubahan hormonal dan dikaitkan dengan
tanda kehamilan adalah rasa mual dan muntah yang berlebihan atau
hiperemesis. Walaupun demikian, kondisi ini juga tidak dapat dikategorikan
sebagai tanda pasti kehamilan karena berbagai penyebab metabolik lain
dapat pula menimbulkan gejala yang serupa. Hiperemesis pada kehamilan
digolongkan normal apabila terjadinya tidak lebih dari trimester pertama.
Sedangkan perubahan fisik pada ibu hamil menurut trimester adalah:
a. Perubahan Fisik pada Trimester I
1) Morning Sickness, mual dan muntah.
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual
dimulai sejak awal kehamilan.Mual muntah diusia muda disebut
morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi
setiap saat. Mual ini biasanya akan berakhir pada 14 minggu
kehamilan. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan
trimester kedua dan ketiga.
2) Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi
peningkatan hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran
pembuluh darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada
jaringan payudara sebagai persiapan menyusui.
3) Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini
dikarenakan rahim yang membesar dan menekan kandung kencing.
Keadaan ini akan menghilang pada trimester II dan akan muncul
kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh
kepala janin.
4) Konstipasi atau Sembelit
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena
peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot
sehingga usus bekerja kurang efisien.Adapun keuntungan dari
keadaan ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik
saat hamil.
5) Sakit Kepala atau Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada
awal kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh
sehingga ketika akan mengubah posisi dari duduk atau tidur ke posisi
yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit
beradaptasi. Sakit kepala atau pusing yang lebih sering daripada
biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional.Pola
makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat
menyebabkan sakit kepala.
6) Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat
menstruasi di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang
timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap adalah normal.Hal ini
sering terjadi karena adanya perubahan hormonal dan juga karena
adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana otot dan
ligamen merenggang untuk menyokong rahim.
7) Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus
dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.
8) Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan
memasang kancing atau rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti
ada peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim telah
berkembang dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena
pengaruh hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan
hormon progresteron yang menyebabkan tubuh menahan air.
b. Perubahan Fisik pada Trimester II
1) Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati
rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu.
Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan pusar
(umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada kebanyakan wanita,
perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16 minggu.
2) Sendawa dan buang angin
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini sudah
biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus selama kehamilan.
Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung dan tidak
nyaman.
3) Rasa panas di perut
Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama
kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan
juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna
sehingga mendorong asam lambung kearah atas.
4) Pertumbuhan rambut dan kuku
Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan
rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak diinginkan,
seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir dengan rambut yang
tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang setelah bayi lahir.
5) Sakit perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut bagian
bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena
perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin
membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan bersifat tidak
menetap.
6) Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester kedua,
karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar sehingga
menyebabkan tekanan darah menurun.
7) Hidung dan Gusi berdarah
Perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh termasuk
ke daerah hidung dan gusi selama masa kehamilan akan menyebabkan
jaringan disekitarnya menjadi lebih lembut dan lunak. Akibatnya, hidung dan
gusi akan bisa berdarah ketika menyikat gigi. Keluhan ini akan hilang setelah
melahirkan.
8) Perubahan kulit
Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena melanosit yang
menyebabkan warna kulit lebih gelap.Timbul garis kecoklatan mulai dari pusar
ke arah bawah yang disebut linea nigra.Kecoklatan pada wajah disebut
chloasma atau topeng kehamilan.Tanda ini dapat menjadi petunjuk kurangnya
vitamin folat. Strecth mark terjadi karena peregangan kulit yang berlebihan,
biasanya pada paha atas, dan payudara. Akibat peregangan kulit ini dapat
menimbulkan rasa gatal, sedapat mungkin jangan menggaruknya. Strecth mark
tidak dapat dicegah, tetapi dapat diobati setelah persalinan. Kulit muka juga
akan menjadi lebih berminyak sehingga dapat menimbulkan jerawat
9) Payudara
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan
yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin berwarna gelap
dan besar. Bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting, dan itu adalah
kelenjar kulit.
10) Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40% wanita
hamil mengalaminya.Hal ini karena perubahan hormon yang menyebabkan
tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak sedikit
pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian bawah dan
pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada posisi duduk
atau berdiri yang terlalu lama.
c. Perubahan Fisik pada Trimester III
a. Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena
meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat
memengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang
belakang.
b. Konstipasi
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang
membesar kearah usus selain perubahan hormon progesteron.
c. Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke
paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa
susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar
yang berada di bawah diafragma. Setelah kepala bayi turun kerongga panggul
ini biasanya 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali
hamil akan merasakan lega dan bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut
biasanya juga ikut hilang, karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi
dibawah diafragma atau tulang iga ibu.
d. Sering buang air kecil
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin
menekan kandungan kencing ibu hamil.
e. Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan
menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena
menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan,
kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk
varises. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.
f. Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut
yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.
g. Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan
tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang
membuat tangan membengkak. Ini disebut edema, yang disebabkan oleh
perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
2. Perubahan Psikologis
Menurut Sulistyawati: 2009, perubahan psikologis pada ibu hamil menurut
trimester adalah:
a. Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)

1) Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan


kehamilannya
2) Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang
ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja
3) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini
dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya
4) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama
5) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau
bahkan merahasiakannya
b. Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)
1) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang
tinggi
2) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
3) Merasakan gerakan anak
4) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
5) Libido meningkat
6) Menuntut perhatian dan cinta
7) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
8) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang
lain yang baru menjadi ibu
9) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru
c. Perubahan Psikologis pada Trimester IIII
1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik
2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya
4) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perharian dan kekhawatirannya
5) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
6) Merasa kehilangan perhatian
7) Perasaan mudah terluka (sensitif)
8) Libido menurun
H. Keluhan Selama Masa Kehamilan
Keluhan pada masa hamil adalah suatu kondisi bersifat subyektif dimana
padaindividu yang hamil terjadi proses adaptasi terhadap kehamilannya (Depkes
RI,2007). Keluhan-keluhan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Keluhan pada triwulan I (usia kehamilan 1 – 3 bulan)
a. Mual dan muntah : Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang
menjelangtengah hari (morning sickness)
b. Perasaan mual: Terutama bila mencium bau yang menyengat
c. Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi karena adanya
gangguan keseimbangan, perut kosong
d. Sering kencing: Karena tekanan uterus yang membesar dan menekan
padakandung kencing
e. Keputihan (lekorea): Pengaruh peningkatan hormon kehamilan (estrogen dan
progesteron) yang mempengaruhi mukosa serviks dan vagina
f. Pengeluaran darah pervaginam: Bila terjadi perdarahan pervaginam
perludiwaspadai adanya abortus
g. Perut membesar
h. Psikologis: Perasaan gembira dengan penerimaan kehamilan akan
mempengaruhi penerimaan ibu terhadap kelainan – kelainan yang timbul.
Sebaliknya karena menolak kehamilan, keluhan tersebut menimbulkan rasa
tidak nyaman dan menimbulkan antipasi terhadap kehamilannya. Pada masa
ini sering timbul konflik karena pengalaman baru, sehingga ibu hamil
perlumendapatkan perhatian dan dukungan suami.
2. Keluhan pada triwulan II (usia kehamilan 4 – 6 bulan).
Pada masa ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir, sehingga bilaada
ibu hamil masih mendapatkan keluhan seperti pada trimester I, perlu diwaspadai
kemungkinan adanya faktor psikologis. Pada triwulan ini sering ditandai adanya
adaptasi ibu terhadap kehamilannya, perasaan ibu cenderung lebih stabil, karena
keluhan yang terjadi pada triwulan I sudah terlewati. Ibu merasakan pengalaman
baru, mulai merassakan gerakan bayi, terdengarnya DJJ, melalui alat doptone
atau melihat gambar/posisi melalui pemeriksaan USG. Triwulan II juga dikatakan
fase aman untuk kehamilan, sehingga aktifitas ibu dapat berjalan tanpa gangguan
berarti.
3. Keluhan pada triwulan III (usia kehamilan 7 – 9 bulan)
Kejadian yang sering timbul antara lain:
a. Pusing disertai pandangan berkunang-kunang. Hal ini dapat menunjukkan
kemungkinan terjadi anemia dengan Hb < 10 gr%
b. Pandangan mata kabur disertai pusing. Hal ini dapat digunakan rujukan
kemungkinan adanya hipertensi
c. Kaki Edema
Edema pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah satu gejala dari trias
klasik eklamsi. Sesak napas pada triwulan III perlu dicurigai kemungkinan
adanya kelainan letak (sungsang)
d. Perdarahan. Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam perlu
dicurigai adanya placenta praevia atau solusio plasenta
e. Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, bukan pada saat
kencing, perlu diwaspadai adanya ketuban pecah dini
f. Sering Kencing
Akibat penekanan pada kandung kencing akibat masuknyakepala ke pintu
atas panggul
g. Psikologis: Kegembiraan ibu karena akan lahirnya seorang bayi
(Purwaningsih, dkk, 2010)
I. Pemeriksaan Antenatal
Pemeriksaan kehamilan terbagi dalam:
1. Anamnesa
Anamnesa pada kunjungan pelayanan antenatal pertama dari ibu hamil meliputi:
a. Identifikasi ibu (nama, nama suami, usia, pekerjaan, agama & alamat ibu)
b. Keluhan utama atau apa yang diderita, apakah ibu datang untuk memeriksakan
kehamilan atau ada masalah lain
c. Riwayat haid, untuk mengetahui faal alat kandungan
d. Riwayat perkawinan
e. Riwayat kehamilan sekarang, meliputi:
1) HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
2) Gerak janin (kapan mulai dirasakan apakah ada perubahan)
3) Masalah atau tanda-tanda bahaya (termasuk pengelihatan kabur)
4) Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan
5) Penggunaan obat-obatan (termasuk jamu-jamuan)
6) Kekhawatiran-kekhawatiran lain yang dirasakan
f. Riwayat kebidanan yang lalu, meliputi:
1) Berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan tepat waktu, persalinan
premature, keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan
tindakan (dengan forcep, vakum, ekstraksi atau operasi caesar)
2) Perdarahan pada kehamilan, persalinan, kelahiran atau paska persalinan
3) Persalinan yang lalu: spontan atau buatan, aterm atau premature,
perdarahan, siapa yg menolong
4) Riwayat hipertensi
5) Melahirkan janin dengan BB <2,5 kg atau >4 kg
6) Nifas dan laktasi
7) Bayi yg dilahirkan: jenis kelamin, BB & panjang badan, hidup atau mati, bila
mati umur berapa & penyebabnya
8) Masalah-masalah lain yg dialami
g. Riwayat kesehatan (penyatkit yg pernah diderita), meliputi: penyakit
kardiovaskuler, TB paru, hepatitis B, diabetes, hipertensi, PMS atau HIV/AIDS,
malaria, status imunisasi TT, dll.
h. Riwayat keluarga meliputi penyakit keturunan, anak kembar, penyakit menular,
dll
i. Riwayat sosial ekonomi & budaya meliputi:
1) Status perkawinan
2) Riwayat KB
3) Reaksi orangtua dan keluarga terhadap kehamilan ini
4) Dukungan keluarga
5) Pengambil keputusan dalam keluarga
6) Kebiasaan makan dan gizi yang dikonsumsi (gizi seimbang), dengan
perhatian pada vitamin A dan zat besi
7) Kebiasaan hidup sehat meliputi kebiasaan merokok, minum
obat/alcohol/obat tradisional, & olahraga
8) Beban kerja & kegiatan sehari-hari
9) Tempat melahirkan & penolong yg diinginkan
Menentukan Taksiran Persalinan
a. Untuk siklus 28 hari:
HPHT (+7), bulan (-3), tahun (+1) = tanggal persalinan
b. Untuk siklus 35 hari:
HPHT (+14), bulan (-3), tahun (+1) = tanggal persalinan
Rumus tersebut tidak dapat digunakan apabila:
a. Ibu mempunyai riwayat haid yang tidak teratur atau tidak haid
b. Ibu hamil saat masih menyusui dan belum pernah haid lagi
c. Ibu hamil setelah berhenti mengkonsumsi pil KB dan belum haid lagi
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada kunjungan antenatal pertama meliputi komonen:
a. Pemeriksaan Luar
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaaan umum ibu, keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran
b) Adakah anemia, cyanose, icterus atau dyspnoe
c) Keadaan jantung dan paru, periksa suhu badan, TD, denyut nadi, dan
pernapasan
d) Oedema
e) TB
f) BB
g) Reflek
h) Pemeriksaan laboratorium sederhana bila ada, untuk kadar Hb, golongan
darah dan urine rutin
2) Pemeriksaan Kebidanan
Inspeksi
a) Kepala dan leher
b) Dada: bentuk payudara, pigmentasi putting susu, keadaan putting susu
(simetris atau tidak), keluarnya kolostrum (dilakukan pemeriksaan setelah
usia kehamilan >28 minggu)
c) Perut: membesar kedepan atau kesamping (acites), keadaan perut, linea
alba, ada gerakan anak atau tidak, kontraksi rahim, striae gravidarum, &
bekas luka operasi
d) Vulva: keadaan perineum, varices, tanda Chadwick, fluor dan condyloma
e) Anggota bawah: cari varises, oedema, luka
Palpasi
Periksa raba dilakukan untuk menentukan:
a) Besarnya rahim untuk menentukan tuanya kehamilan
b) Letak anak dalam rahim
Cara melakukan palpasi menurut Leopold terdiri atas 4 bagian, yaitu:
Leopold 1
 Pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil
 Menentukan tunggi fundus uteri dan bagian janin
dalam fundus
 Konsistensi fundus

Leopold 2
 Menemukan batas samping rahim kanan-kiri
 Menentukan letak punggung janin
 Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin

Leopold 3
 Menentukan bagian terbawah janin
 Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk atau
masih goyang
Leopold 4
 Pemeriksa menghadap ke kaki ibu hamil
 Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa
dan berapa jauh janin sudah mask pintu atas
panggul

Auskultasi
Digunakan stetoskop atau Doppler, untuk mendengan bunyi jantung janin,
bising tali pusat, gerakan janin, bising rahim, bunyi aorta, dan bising usus.

b. Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam dilakukan pada saat kunjungan pertama pemeriksaan
antenatal pada hamil muda dan sekali lagi pada kehamilan trimester III untuk
menentukan keadaan panggul.

Pemeriksaan Antenatal Ulangan


Yang dimaksud dengan kunjungan ulang yaitu setiap kunjungan pemeriksaan
antenatal yg dilakukan setelah kunjungan pemeriksaan antenatal pertama. Kunjungan
ulang lebih diarahkan untuk mendeteksi kompliaksi-komplikasi, mempersiapkan
kelahiran, dan mendeteksi kegawatdaruratan, pemeriksaan fisik yang terarah serta
penyuluhan bagi ibu hamil.
Pemeriksaan antenatal ulangan meliputi:
 Riwayat kehamilan sekarang: gerak janin, setiap masalah atau tanda bahaya, keluhan-
keluhan lazim dalam kehamilan, kekhawatiran-kekhawatiran lain
 Pemeriksaan fisik: BB, TD, pengukuran TFU, palpasi abdomen untuk mendeteksi
kehamilan ganda, maneuver Leopold, bunyi jantung janin, menghitung taksiran BB
janin
 Pemeriksaan laboratorium:khususnya terhadap protein dalam urin, pemeriksaan
laboratorium lainnya dilakukan apabila ada indikasi

Ringkasan Penilaian dan Penanganan Ibu Hamil


Kunjungan Kunjungan Kunjungan Kunjungan
Variabel Penilaian & Penanganan
I II III IV
1. Penilaian antenatal:
Riwayat kehamilan √ √ √ √
Riwayat kebidanan √ - - -
Riwayat kesehatan √ - - -
Riwayat sosial √ - - -
Pemeriksaan umum √ jika ada Jika ada Jika ada
indikasi indikasi indikasi
Pemeriksaan kebidanan (luar) √ √ √ √
Pemeriksaan kebidanan (dalam) √ - - √
Pemeriksaan laboratorium
√ Jika ada Jika ada Cek Hb &
indikasi indikasi periksa
lab lain
jika ada
indikasi
2. Penanganan:
Pemberian Tetanus Toksoid Sesuaikan Sesuaikan Sesuaikan Sesuaikan
Pemberian tablet tambah darah 90 hari 90 hari 90 hari 90 hari
Konseling umum
√ Memperku Memperkua Memperku
Konseling khusus at t at
Jika ada Jika ada Jika ada
Perencanaan persalinan indikasi indikasi Jika ada indikasi
Perencanaan penanganan - - indikasi √
komplikasi √ √ √ √

3. Diagnosa
Setelah dilakukan anamesa & pemeriksaan fisik, maka dapat ditegakkan
diagnosa. Selain itu dapat pula diketahui:
1) Hamil atau tidak
2) Primi atau multigravida
3) Usia kehamilan
4) Janin hidup atau mati
5) Janin tunggal atau kembar
6) Letak anak
7) Anak intra atau extrauterin
8) Keadaan jalan lahir
9) Keadaan umum penderita
4. Prognosa
Prognosa atau ramalan persalinan dibuat setelah ditegakkan diagnose.
Prognosa persalinan dapat diperkirakan apakah akan berjalan normal dan lahir
spontan atau sulit dan berbahaya.
5. Terapi
Tujuan terapi pada ibu hamil adalah untuk mencapai derajat kesehatan
yang setinggi tingginya dalam kehamilan & menjelang persalinan.Berikan
konseling pada ibu hamil mengenai kehidupan waktu hamil, hygiene dan gizi,
pemeriksaan antenatal, tanda-tanda bahaya, dll
J. Indikator Pemantauan ANC
Masa kehamilan merupakan masa rawan kesehatan, baik kesehatan ibu
yang mengandung maupun janin yang dikandungnya sehingga dalam masa
kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur. Hal ini dilakukan guna
menghindari gangguan sedini mungkin dari segala sesuatu yang
membahayakan terhadap kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya (Profil
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, 2019).
Menurut Rahayu (2016) kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu
hamil dengan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal
standar untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Hasil pencapaian
program pelayanan kesehataan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan
indikator cakupan K1 dan K4, yaitu:
1. Pemeriksaan kehamilan yang pertama (K1)
K1 adalah K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan
yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan
komprehensif sesuai standar. Rumus yang dipakai untuk perhitungan
persentase cakupannya adalah:

Jumlah ibu hamil yang pertama kali mendapat


pelayananantenatal oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah
kerja dan kurun waktu tertentu
X 100%
Jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah kerja dalam 1
2. Pemeriksaan kehamilan yang keempat (K4)
Kunjungan K4 atau yang biasa disebut cakupan K4 adalah cakupan ibu
hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar,
paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester ke-1, 1
kali pada trimester ke-2 dan 2 kali pada trimester ke-3 disuatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu.
Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan antenatal secara
lengkap (memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan),
yang menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah, di
samping menggambarkan kemampuan manajemen ataupun kelangsungan
program KIA.
K. Edukasi Untuk Ibu Hamil
1. Nutrisi dalam kehamilan
Kebutuhan kalori untuk ibu hamil sebanyak 300 – 500 kkal/hari, tergantung
berat badan sebelum hamil, aktifitas, dan tipe kehamilan (1 bayi atau kembar).
PeningkatanBB yang normal selama kehamilan adalah 6,5 – 16 kg. Jenis
makanan yang sehat danveriativ selama kehamilan diantaranya adalah:
a. Buah dan sayuran
b. Makanan mengandung karbohidrat seperti nasi, roti, kentang
c. Protein seperti ikan, daging, kacang
d. Susu dan keju
Suplemen yang dianjurkan selama kehamilan:
a. Asam folat
Asam folat dikonsumsi sebelum hamil dan selama hamil melindungi dari
gangguansaraf janin (anansefali, spina bifida). Wanita hamil dianjurkan
mengkonsumsi asamfolat 400 µg/hari selama 12 minggu kehamilan.
b. Zat besi
Zat besi adalah komponen utama dari hemoglobin yang bekerja mengangkut
oksigendi dalam darah. Selama hamil, suplai darah meningkat untuk
kebutuhan janin.Kebutuhan zat besi adalah 30 – 50 mg/hari. Suplemen besi
sebaiknya dikonsumsidiantara waktu makan dengan perut yang kosong atau
diikuti jus jeruk utnukmeningkatkan penyerapan.
c. Kalsium
Kalsium penting dalam mengatur kekuatan tulang wanita hamil dan
pertumbuhantulang bagi janin. Kalsium yang disarankan sebanyak 1200
mg/hari. Kalsiumsebaiknya dikonsumsi ketika sedang makan, diikuti dengan
jus buah yang kaya akan vitamin C untuk meningkatkan penyerapan.
2. Obat-obatan selama kehamilan
Dianjurkan kepada ibu hamil sebaimanapun keamanan suatu obat untuk ibu
hamil,disarankan untuk mengkonsumsi obat sesedikit mungkin untuk mengurangi
risikoefek samping obat terhadap janin.
3. Olahraga dalam Kehamilan
Tips olah raga untuk wanita hamil hamil:
a. Berjalan kaki adalah olah raga terbaik untuk wanita hamil
b. Aerobic low impact
c. Dianjurkan latihan ringan sampai sedang 3 kali seminggu
d. Jangan melakukan olah raga yang mengakibatkan kelelahan atau
kehabisannapas dan hentikan olah raga bila mengalami gejala lelah, pusing
e. Pakailah sepatu olah raga yang nyaman
f. Lakukan istirahat secara teratur
g. Hindari olah raga yang melakukan gerakan berbaring dengan
punggungsebagai dasarnya terutama pada triwulan kedua dan ketiga
h. Asupan makanan sebaiknya ditingkatkan dengan komposisi sesuai
denganenergi yang dikeluarkan ketika berolahraga
i. Hindari mengangkat beban berat di atas kepala dan melakukan gerakan
yangmengakibatkan peregangan dari otot punggung.
j. Kondisi dimana olah raga dilarang untuk wanita hamil adalah:
1) Hipertensi dalam kehamilan
2) Ketuban pecah dini
3) Perdarahan berkelanjutan pada triwulan II dan III
4) Pertumbuhan janin terhambat.
4. Bekerja selama kehamilan
Wanita hamil tetap dapat bekerja namun aktivitas yang dijalaninya tidak boleh
terlalu berat, dan disarankan untuk menghentikan aktivitasnya bila merasakan
gangguan padakehamilannya.
5. Berhubungan seksual selama kehamilan
Pada umumnya sanggama diperbolehkan asalkan dilakukan dengan hati-hati.
Untukwanita dengan riwayat kehamilan preterm, plasenta praevia, atau abortus
berulangdianjurkan untuk menghindari berhubungan seks pada masa kehamilan
demikian pulaketika kepala sudah masuk rongga panggul dianjurkan untuk tidak
melakukansanggama.
6. Bepergian selama kehamilan
Hal-hal yang dianjurkan apabila seorang wanita hamil bepergian adalah:
a. Duduk dalam jangka waktu lama harus dihindari karena dapat menyebabkan
peningkatan risiko terjadinya trombophlebitis.
b. Stoking penyangga sebaiknya dipakai apabila harus duduk dalam
jangkawaktu lama di mobil atau di pesawat terbang
c. Sabuk pengaman sebaiknya diletakkan di bawah perut ketika kehamilan
sudah besar.
7. Merokok pada saat hamil
Wanita hamil dilarang merokok karena dapat menyebabkan BBLR, lahir
preterm,ketuban pecah dini, plasenta previa, dan kematian janin. Etanol yang
terkandungdalam alkohol dapat menembus plasenta yang merupakan zat
teratogen yang dapatmenyebabkan risiko terbesar adalah kecacatan pada janin.
L. Skor Poedji Rokhjati (Terlampir) )
M. Pohon Masalah ANC
Trimester I
TRIMESTER I

Perubahan fisiologisPerubahan psikologis

Sist.kardiovas Sist.reprod Sistem urinaria Sist.integu Sist.GIT Musculosceletal Krisis motivasi Krisis situasional
kular uksi men
Tekanan pada Instabilitas BB janin meningkat Ketidakstabilan Proses adaptasi
peningkatan Estr vesica urinaria Estrogen hormon hormon
sirkulasi darah ogen karena meningkat Postur tubuh Persiapan
dan pembesaran Saliva & asam berubah Koping individu anggota baru
peningkatan prog uterus Kulit lambung tidak efektif dlam keluarga
volume darah ester meregang meningkat Lordosis berlebihan
Hemodelusi on Perubahan Menyatakan
meni Peningkatan Stria Rasa mual Nyeri Peran keinginan untuk
Anemia Relatif ngka frekuensi BAK e meningkatkan
t gravi Muntah gaya hidup
Hb dan O2 turun Gangguan daru Ketidakstabilan prenatal
Hipertrofi eliminasi m Intake makanan hormone
otot uterus urine menurun Kesiapan
Ketidakefektifa Peru Progesteron akan Persalinan
n perfusi Pembesara b.bo Perub.nutisi menurunkan kerja Kurang
jaringan perifer n uterus dy kurang dari usus pengetahuan
imag kebutuhan
Perubahan e Konstipasi Ansietas
bentuk dan
postur
tubuh
Peru
b.bo
dy
imag
e
Trimester II
TRIMESTER II

Perubahan fisiologis Perubahan


psikologis

Sist.kardiovaskular Sist.reproduksi Sist.integumen Sist.GIT Musculosceletal Sist.respirasi Krisis


situasional
Sekresi aldosteron Vaskularisasi Estrogen Progesterone BB janin Desakan
meningkat serviks & vagina meningkat meningkat meningkat uterus ke Proses
diafragma adaptasi
Retensi H2O & Na+ Sensitifitas Kulit meregang Saliva & asam Postur tubuh
volume plasma serviks lambung berubah Ekspansi paru Persiapan
Oedem meningkat meningkat Striae meningkat tidak maksimal anggota baru
gravidarum Lordosis dlam keluarga
TD meningkat Rangsang Peristaltic berlebihan Gangguan
Perub.cardiac seksual Perub.body menurun pola nafas Menyatakan
output Sakit kepala image Nyeri keinginan untuk
Perub.pola Pengosongan Ansietas meningkatkan
Resiko cidera Nyeri seksual lambung lambat Perub.peran pengetahuan
janin & tentang ptoses
maternal Kembung, mual, kehamilan-
muntah persalinan

Perub.nutisi Kesiapan
kurang dari -Persalinan
kebutuhan
Trimester III

TRIMESTER III

Perubahan fisiologis Perubahan


psikologis

Pembesaran uterus Sistem endokrin Sistem urinaria Sistem GIT Persiapan


melahirkan
Retensi H2O & Na+ Tekanan pada Penurunan tonus
vesica urinaria otot GIT
Perub.skelet & Menekan paru karena Menyatakan
persendian pembesaran Peristaltik keinginan untuk
Ekspansi paru Urine output Vasokontriksi uterus menurun meningkatkan
Berat uterus menurun menurun, volume pembuluh darah persiapan bayi
menigkat plasma meningkat, Peningkatan baru lahir
Gangguan pola tekanan hidrostatik TD meningkat frekuensi BAK Disfungsi
Perub.pusat nafas menurun motilitas
gravitasi tubuh Hipertrofi Gangguan gastrointestinal Kesiapan
Edema ekstremitas ventrikel eliminasi urine Persalinan
Menekan saraf
sekitar Risiko Penurunan Konstipasi Primi:kurang
ketidakseimbangan cardiac output pengetahuan
Pelepasan cairan
mediator nyeri Resiko cidera Ansietas
(prostaglandin, janin & maternal
histamin)

Nyeri
N. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Anamnesa
1) Anamnesa identitas istri dan suami
2) Anamnesa umum: keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala, nyeri
ulu hati), nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan
3) Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik
atau kehamilan mola sebelumnya
b. Pemeriksaan Fisik Diagnostik
1) Keadaan Umum
Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan
panggul. Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga bila
terlihat jalannya ibu tidak normal, misalnya pincang, ibu sangat
pendek, adanya kelainan panggul (kifosis, skoliosis), kelainan belah
ketupat dari michealis (tidak simetris).
2) Tinggi Badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk ibu
hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm
dimungkinkan sang ibu memiliki panggul sempit.
3) Berat Badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5
kg/minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat
badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan
III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan,
pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB
yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak, kehamilan
kembar, hidroamnion, dan anak besar.
4) Lingkar lengan atas (LILA)
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status
gizi yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan
BBLR.
5) Tanda – Tanda Vital
a) Tekanan Darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko
dalam kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik
30 mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih dapat
berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
b) Denyut Nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit
c) Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,50C dikatakan demam, hal ini
kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
d) Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit.
Bila ibu mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan
mudah lelah atau kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit
jantung.
c. Kepala dan Leher
1) Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
2) Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat,
berwarna kuning/jaundice pada sklera
3) Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
4) Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar
tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularisg.
d. Payudara
1) Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal melingkar,
agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan besar
2) Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam-Adanya kolostrum atau
cairan lain, misalnya ulkus
3) Retraksi akibat adanya lesi
4) Masa atau pembesaran pembuluh limfeh
e. Abdomen
1) Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
2) Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan >
12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan > 22 minggu
3) Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan
penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
4) Pemeriksaan Leopold :
a) Leopold I:
 Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
 Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
 Konsistensi uterus
b) Leopold II:
 Menentukan batas samping rahim kanan – kiri
 Menentukan letak punggung janin
 Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
c) Leopold III:
 Menentukan bagian terbawah janin
 Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang
d) Leopold IV :
 Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu hamil
 Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa
jauh sudah masuk PAP
f. Tangan dan kaki
1) Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
2) Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
3) Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo
atau hiper
g. Pemeriksaan panggu
h. Panggul: Genital Luar
1) Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra, introitus
vagina untuk melihat adanya tukak atau luka, varises, cairan yang
ada (warna, konsistensi, jumlah, bau)
2) Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui
adanya pembengkakan masa atau cairan kista
i. Panggul: Menggunakan Spekulum
1) Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi, apakah
serviks sudah membuka atau belum
2) Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan luka
j. Panggul: Pemeriksaan Bimanual
1) Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui
pembukaan (dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan atau
nyeri goyang)
2) Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di
dalam vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi,
mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa.
k. Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :
1) Dari Janin:
 DJJ pada bulan ke 4-5
 Bising tali pusat
 Gerakan dan tendangan janin
2) Dari ibu:
 Bising rahim
 Bising aorta
 Peristaltik usus
l. Pemeriksaan Dalam
1) Vaginal Toucher (VT)
2) Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai :
1) Pembukaan serviks: berapa cm/ jari
2) Bagian anak paling bawah: kepala, bokong serta posisinya
3) Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge
2. Diagnosa Keperawatan
TRIMESTER I
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b. Ansietas
c. Perubahan pola eliminasi urine
d. Perubahan peran
e. Nyeri
f. Perubahan body image
g. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
h. Kesiapan persalinan
TRIMESTER II
a. Perubahan body image
b. Gangguan pola nafas
c. Ansietas
d. Perubahan peran
e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
f. Resiko cidera janin dan maternal
g. Nyeri
h. Perubahan pola seksual
i. Kesiapan persalinan
TRIMESTER III
a. Nyeri akut
b. Gangguan eliminasi urin
c. Gangguan pola nafas
d. Resiko cedera janin dan maternal
e. Konstipasi
f. Risiko ketidakseimbangan cairan
g. Ansietas
h. Kelebihan volume cairan
i. Kesiapan persalinan
Intervensi Keperawatan

No Diagnosis keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan


1 Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri
agen pencedera fisik selama 3x24 jam diharapkan Tingkat Nyeri 1) Observasi
Menurun dengan kriteria hasil: a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Tujuan : Setelah dilakukan a. Keluhan nyeri menurun
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
tindakan keperawatan selama 2x b. Meringis menurun
24 jam nyeri menurun c. Gelisah menurun b. Identifikasi skala nyeri
d. Kesulitan tidur menurun c. Identifikasi respon nyeri non verbal
e. Kemampuan menuntaskan aktivitas d. Identifikasi faktor yang memperberat dan
meningkat memperingan nyeri
2) Terapeutik
a. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
b. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
3) Edukasi
a. Jelaskan strategi meredakan nyeri
b. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
c. Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
d. Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk
menggurangi rasa nyeri
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Edukasi Teknik Napas
1) Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan informasi
2) Terapeutik
a. Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
b. Berikan kesempatan untuk bertanya
3) Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan manfaat teknik napas
b. Jelaskan prosedur teknik napas
c. Anjurkan memposisikan tubuh senyaman
mungkin (mis duduk, berbaring), Anjurkan
menutup mata dan berkonsentrasi penuh
d. Ajarkan melakukan inspirasi dengan
menghirup udara melalui hidung secara
perlahan
e. Ajarkan melakukan ekspirasi dengan
menghembuskan udara mulut mencucu
secara perlahan
f. Demonstrasikan menarik napas selama 4
detik, menahan napas selama 2 detik dan
menghembuskan napas selama 8 detik

2. Ketidakefektifan Pola Nafas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Jalan Napas
selama 3x24 jam, diharapkan pola napas 1) Observasi
membaik dengan kriteria hasil sebagai berikut: a. Monitor pola napas (frekuensi,
 Dispneu menurun kedalaman,usaha napas)
 Penggunaan otot bantu napas menurun b. Monitor bunyi napas tambahan (mis.
Gurgling, mengi, wheezing, ronchi kering)
 Pemanjangan fase ekspirasi menurun
c. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
 Frekuensi napas membaik 2) Terapeutik
 Kedalaman napas membaik a. Pertahankan keptenan jalan napas dengan
head-tilt dan chin lift (jaw-trust jika curiga
 Ventilasi seminit meningkat trauma servikal)
 Kapasitas vital meningkat b. Posisikan semi-fowler atau fowler
 Diameter thoraks anterior posteilor c. Berikan minum hangat
meningkat d. Lakukan fisioerapi dada, jika perlu
e. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
 Tekanan ekspirasi meningkat detik
 Tekanan inspirasi meningkat f. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endoktrakeal
 Ortopnea menurun
g. Keluarkan sumbatan benda padat dengan
 Pernapasan pursep-tip menurun forsep McGill
 Pernapasan cuping hidung menurin h. Berikan oksigen, jika perlu
3) Edukasi
 Eksursi dada membaik a. Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, jika
tidak kontraindikasi
b. Ajarkan teknik batuk efektif
4) Kolaborasi
Kolaborasi Pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu
Pemantauan Respirasi
1) Observasi
a. Monitor frekuensi , irama, kedalaman, dan
upaya napas
b. Monitor pola napas (seperti bradipnea,
takipnea, hiperventilasi, kussmual, cheyne-
stokes, biot)
c. Monitor kemampuan batuk efektif
d. Monitor adanya produksi sputum
e. Monitor adanya sumbatan jalan napas
f. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
g. Auskultasi bunyi napas
h. Monitor saturasi oksigen
i. Monitor nilai AGD
j. Monitor hasil x-ray toraks
2) Terapeutik
a. Atur interval pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
b. Dokumentasikan hasil pemantauan
3) Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
b. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
3. Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukan intervensi dalam waktu……. Dukungan Tidur
keadekuatan kualitas dan kuantitas tidur 1) Observasi
membaik a. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
Dengan kriteria hasil : b. Identifikasi factor penganggu tidur (fisik dana
1. Keluhan sulit tidur menurun tau psikologis)
2. Keluhan sering terjaga menurun c. Identifikasi makanan dan minuman yang
3. Keluhan tidak puas tidur menurun menganggu tidur (mis.kopi, teh, alcohol,
4. Keluhan pola tidur berubah menurun makanan mendekati waktu tidur, minum
5. Keluhan istirahat tidak cukup menurun banyak air sebelum tidur)
6. Kemampuan beraktivitas meningkat d. Identifikasi obat tidur yang dikonsusmsi.
2) Terapeutik
a. Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan,
kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur)
batasi waktu tidur siang, jika perlu.
b. Fasilitasi menghilangkan stress sebelum
tidur
c. Tetapkan jadwal tidur rutin
d. Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan (mis. Pijit, pengaturan posisi,
terapi akupresure)
e. Sesuaikan jadwal pemberian obat dan /atau
tindakan untuk menunjang siklus tidur-
terjaga.
3) Edukasi
a. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama
sakit.
b. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
c. Anjurkan menghindari makanan/minuman
yang menganggu tidur
d. Anjurkan pengunaan obat tidur yang tidak
mengandung suppressor terhadap tidur REM
e. Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap gangguan pola tidur
(mis.psikologis, gaya hidup, sering
perubahan shift bekerja)
f. Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya.

Edukasi Aktivitas/Istirahat
1) Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
2) Terapeutik
a. Sediakan materi dan media pengaturan
aktivitas dan istirahat
b. Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
c. Berikan kesempatan kepada pasien dan
keluarga untuk bertanya.
3) Edukasi
a. Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas
fisik/olahraga secara rutin
b. Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok,
aktivitas bermain,atau aktivitas lainnya.
c. Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan
istirahat
d. Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan
istirahat (mis. Kelelahan, sesak nafas saat
aktivitas)
e. Ajarkan cara mengidentifikasi target dan
jenis aktivitas sesuai kemampuan
4. Kesiapan Persalinan Setalah diberikan tindakan keperawatan Edukasi persalinan (1.12437)
selama 3x24 jam diharapkan status 1) Observasi
antepartum membaik dengan kriteria hasil: a. Identifikasi tingkat pengetahuan
1. Kelekatan emosional dengan janin
b. Identifikasi pemahaman ibu tentang
meningkat persalinan
2. Koping dengan ketidaknyamanan 2) Terapeutik
a. Sediakan materi dan media untuk pendidikan
kehamilan meningkat
kesehatan
3. Nausea menurun b. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
4. Muntah menurun kesepakatan
c. Berikan kesempatan untuk bertanya
5. Edema menurun
d. Berikan reinforcement positif terhadap
6. Nyeri abdomen menurun perubahan perilaku ibu
7. Perdarahan vagina menurun 3) Edukasi:
a. Jelaskan metode persalinan yang ibu
8. Konstipasi menurun
inginkan
9. Berat badan membaik b. Jelaskan persiapan dan tempat persalinan
10. Tekanan darah membaik c. Anjurkan ibu mengikuti kelas ibu hamil pada
11. Hemoglobin membaik usia kehamilan lebih dari 36 minggu
d. Anjurkan ibu menggunakan teknik
manajemen nyeri persalinan tiap kala
e. Anjurkan ibu cukup nutrisi
f. Ajarkan teknik relaksasi untuk meredakan
kecemasan dan ketidaknyamanan persalinan
g. Ajarkan ibu mengenali tanda bahaya
persalinan
5. Risiko ketidakseimbangan Setalah diberikan tindakan keperawatan Manajemen cairan (1.03098):
cairan selama 3x24 jam diharapkan Keseimbangan 1) Observasi:
cairan meningkat dengan kriteria hasil: a. Monitor status hidrasi (mis. Frekuensi nadi,
1. Asupan cairan meningkat
kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler,
2. Haluaran urin meningkat kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan
3. Kelembaban membrane mukosa darah)
b. Monitor BB harian
meningkat
c. monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis.
4. Asupan makanan meningkat Hematocrit, Na, K, Cl, berat jenis urine, BUN)
5. Edema menurun d. monitor status hemodinamik (mis. MAP,
CVP, PAP, PCWP, jika tersedia)
6. Dehidrasi menurun
2) Terapeutik
7. Tekanan darah membaik a. catat intake-output dan hitung balance cairan
8. Denyut nadi radial membaik selama 24 jam
b. berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
9. Tekanan arteri rata-rata membaik
c. berikan cairan intravena, jika perlu
3) Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian diuretic, jika perlu

6. Ansietas Setelah diberikan tindakan keperawatan Reduksi Ansietas (1.09314)


selama 3x24 jam diharapkan ansietas akan 1) Observasi
menurun, dengan kriteria hasil: b. Identifikasi saat ansietas berubah (kondisi,
Tingkat Ansietas (L.09093) waktu, stressor)
1. Verbalisasi kebingungan menurun
2. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang c. Identifikasi kemampuan mengambil
dihadapi menurun keputusan
3. Perilaku gelisah menurun d. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
4. Perilaku tegang menurun nonverbal)
5. Konsentrasi membaik 2) Terapeutik
6. Pola tidur membaik a. Ciptakan suasana terapeuti untuk
1. Keluhan pusing menurun menumbuhkan kepercayaan
2. Anoreksi menurun b. Temani pasien untuk mengurangi
3. Palpitasi menurun kecemasan jika memungkinkan
4. Frekuensi pernafasan menurun c. Pahami situasi yang membuat ansietas
5. Frekuensi nadi menurun dengarkan dengan penuh perhatian
6. Tekanan darah menuruh d. Gunakan pendekatan yang tenang dan
7. Diaforesis menurun
meyakinkan
8. Tremor menurun
9. Pucat menurun e. Motivasi mengidentifikasi situasi yang
10. Perasaan keberdayaan membaik memicu kecemasan
11. Kontak mata membaik f. Diskusikan rencana realistis tentang
12. Pola berkemih membaik peristiwa yang akan datang
13. Orientasi membaik 3) Edukasi
a. Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang
mungkin dialami
b. Informasi secara factual mengenai diagnosis,
pengobatan dan prognosis
c. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien jika perlu
d. Anjurkan untuk melakukan kegiatan yang
tidak kompetitif sesuai kebutuhan
e. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
perssepsi
f. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
g. Latih penggunaan mekanisme pertahanan
diri yang tepat
h. Latih teknik relaksasi
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat antiansietas jika
perlu

Terapi Relaksasi (1.09326)


1) Observasi
a. Identifikasi penurunan tingkat energy,
ketidakmampuan berkonsentrasi atau gejal
lain yang mengganggu kemampuan kognitif
b. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah
efektif digunakan
c. Identifikasi kesediaan, kemampuan dan
penggunaan teknik sebelumnya
d. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi,
tekanan darah dan suhu sebelum dan
sesudah latihan
e. Monitor respons terhadap terapi relaksasi
2) Terapeutik
a. Ciptakan lingkungan tenang dan tanda
gangguan dengan pencahayaan dan suhu
diruangan jika memungkinkan
b. Berikan informasi tertulis tentang persiapan
dan prosedur teknik relaksasi
c. Gunakan pakaian longgar
7. Defisit Nutrisi Setelah diberikan tindakan keperawtan selama Manajemen Nutrisi
3x24 jam diharapkan Keadekuatan asupan 1) Observasi
nutrisi untuk memenuhi kebutuhan a. Identifikasi status nutrisi
metabolisme membaik Dengan kriteria hasil : b. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
1. Porsi makan yang dihabiskan meningkat c. Identifikasi makanan disukai
2. Kekuatan otot pengunyah meningkat d. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
3. Kekuatan otot menelan meningkat nutrient
4. Serum albumin meningkat e. Identifikasi perlunya pengunaan selang
5. Verbalisasi keinginan untuk nasogastric
meningkatkan nutrisi meningkat f. Monitor asupan makanan
6. Pengetathuan tetang pilihan makanan g. Monitor berat badan
yang sehat meningkat h. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
7. Pengetahuan tentang pilihan minuman 2) Terapeutik
yang sehat meningkat a. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
8. Pengetahuan tetang standar asupan perlu
nutrisi yang tepat meningkat b. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis,
9. Penyiapan dari penyimpanan makanan piramida makanan)
yang aman meningkat c. Sajikan makanan secara menarik dan suhu
10. Penyiapan dari penyimpanan minuman yang sesuai
yang aman meningkat d. Berikan makanan tinggi serat untuk
11. Sikap terhadap makanan/minuman mencegah konstipasi
sesuai dengan tujuan kesehatan e. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
meningkat protein
12. Perasaan cepat kenyang menurun f. Berikan suplemen makanan, jika perlu
13. Nyeri abdomen menurun g. Hentikan pemberian makanan melalui selang
14. Sariawan menurun nasogastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
15. Rambut rontok menurun 3) Edukas
16. Diare menurun a. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
17. Berat badan membaik b. Ajarkan diet yang diprogramkan
18. Indeks masa tubuh (IMT) membaik 4) Kolaborasi
19. Frekuensi makan membaik a. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
20. Nafsu makan membaik makan (mis.pereda nyeri,antiemetic), jika
21. Bising usus membaik perlu.
22. Tebal lipatan kulit trisep membaik b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
23. Membran mukosa membaik menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan,jika perlu.
Promosi Berat Badan
1) Observasi
a. Identifikasi kemungkinan penyebab BB
kurang
b. Monitor adanya mual dan muntah
c. Monitor jumlah kalori yang dikonsumsi
sehari-hari
d. Monitor berat badan
e. Monitor albumin,limfosit, dan elektrolit serum

2) Terapeutik
a. Berikan perawatan mulut sebelum pemberian
makanan, jika perlu
b. Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi
pasien (mis.makanan dengan tekstur halus,
makanan yang diblender, makanan cair yang
diberikan melaui NGT atau gastrostomy, total
parenteral nutrition sesuai indikasi)
c. Hidangkan makanan secara menarik
d. Berikan suplemen,jika perlu
e. Berikan pujian pada pasien/keluarga untuk
peningkatan yang dicapai
3) Edukasi
a. Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi,
namun tetap terjangkau
b. Jelaskan peningkatan asupan kalori yang
dibutuhkan.
8. Gangguan citra tubuh Setelah diberikan tindakan keperawatan Promosi citra tubuh
selama 3x24 jam diharapkan Persepsi tentang 1) Observasi
penampilan, struktur dan fungsi fisik individu a. Identfikasi harapan citra tubuh berdasarkan
meningkat tahap perkembangan
Dengan kriteria hasil b. Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin,
1. verbalisasi perubahan gaya hidup dan umur terkait citra tubuh
menurun c. Identifikasi perubahan citra tubuh yang
2. menyembunyikan bagian tubuh mengakibatkan isolasi social
berlebihan menurun d. Monitor frekwensi pernyataan kritik terhadap
3. menunjukkan bagian tubuh berlebihan diri sendiri
menurun e. Monitor apakah pasien bias melihat bagian
4. respon non verbal pada perubahan tubuh yang berubah
tubuho membaik 2) Terapeutik
5. hubungan social membaik a. Diskusikan perubahan tubuh dan fngsinya
b. Diskusikan perbedaan penampilan fisik
terhadap harga diri
c. Diskusikan akibat perubahan kehamilan
d. Diskusikan persepsi pasien dan keluarga
tentang perubahan citra tubuh
3) Edukasi
a. Jelaskan kepada keluarga tentang
perawatan perubahan citra tubuh
b. Anjurkan mengungkapkan gambaran diri
terhadap citra tubu
c. Latih peningkatan penampilan
Kartu Skor Poedji Rochjati

Kartu Skor Poedji Rochjati  atau yang biasanya disingkat dengan KSPR biasanya
digunakan untuk menentukan tingkat resiko pada ibu hamil.  KSPR dibuat oleh Poedji
Rochjati dan pertama kali diguakan pada tahu 1992-1993.KSPR telah disusun dengan
format yang sederhana agar mempermudah kerja tenaga kesehatan untuk melakukan
skrning terhadap ibu hamil dan mengelompokan ibu kedalam kategori sesuai ketetapan
sehingga dapat menentukan intervensi yang tepat terhadap ibu hamil berdasarka kartu
ini.dibawah ini akan ditamplkan tabel Kartu Skor Poedji Rochjati:

I II III IV
KE Triwulan
Masalah / Faktor Resiko SKOR
L NO. I II III.1 III.2
F.R Skor Awal Ibu Hamil 2 2
I 1 Terlalu muda hamil I ≤16 Tahun 4
2 Terlalu tua hamil I ≥35 Tahun 4
Terlalu lambat hamil I kawin ≥4 Tahun 4
3 Terlalu lama hamil lagi ≥10 Tahun 4
4 Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 Tahun 4
5 Terlalu banyak anak, 4 atau lebih 4
6 Terlalu tua umur ≥ 35 Tahun 4
7 Terlalu pendek ≥145 cm 4
8 Pernah gagal kehamilan 4
Pernah melahirkan dengan
4
a.terikan tang/vakum
9 b. uri dirogoh 4
c. diberi infus/transfuse 4
10 Pernah operasi sesar 8
II Penyakit pada ibu hamil
4
a.         Kurang Darah      b. Malaria,
c.         TBC Paru            d. Payah
11 4
Jantung
e.         Kencing Manis (Diabetes) 4
f.         Penyakit Menular Seksual 4
Bengkak pada muka / tungkai
12 4
dan tekanan darah tinggi.
13 Hamil kembar 4
14 Hydramnion 4
15 Bayi mati dalam kandungan 4
16 Kehamilan lebih bulan 4
17 Letak sungsang 8
18 Letak Lintang 8
III 19 Perdarahan dalam kehamilan ini 8
20 Preeklampsia/kejang-kejang 8
JUMLAH SKOR
Interpretasi

KEHAMILAN PERSALINAN DENGAN RESIKO


JML KEL. PE RUJUKAN TEMPAT PENOLONG RUJUKAN
SKO RESIKO RAWATAN RDB RDR RTW
R
2 KRR BIDAN TIDAK RUMAH BIDAN
DIRUJUK POLIND
ES
6-10 KRT BIDAN BIDAN POLIND BIDAN
DOKTER PKM ES DOKTER
PKM /
RS
≥ 12 KRST DOKTER RUMAH RUMAH DOKTER
SAKIT SAKIT

3. KEMATIAN IBU DALAM KEHAMILAN : 1. Abortus 2. Lain-lain


DAFTAR PUSTAKA

Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta.


Doenges. E. Marillynn. (2001). Rencana Keperawatan Maternal/bayi. Edisi 2. EGC:
Jakarta.
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC: Jakarta.
Jayanti Nicky Danur, Senditya Indah Mayasari, dst. 2019. Pengaruh Pijat Relaksasi
Terhadap Penurunan Sakit Kepala Pada Ibu Hamil Trimester 1. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Media Husada. Vol 8 No 2 hal 71-76
Kusmiyati, et al. 2008. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Bina Pustaka.
Manuaba. (2011). Kapita selekta penatalaksanaan rutin obstetri ginekologi dan kb.
Jakarta: EGC
Masriroh, Siti. 2013. Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Imperium: Yogyakarta.
PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan KriteriaHasil, Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI
Purwaningsih, Wahyu dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta: Nuha
Medika.

Anda mungkin juga menyukai