0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
30 tayangan7 halaman
Pneumothorax adalah keadaan dimana udara masuk ke rongga paru-paru. Pneumothorax dapat terjadi secara spontan tanpa trauma atau disebabkan trauma. Gejala umumnya sesak napas dan nyeri dada. Penanganannya meliputi kontrol napas, dada, dan sirkulasi serta pemberian oksigen. Pemeriksaan diagnostik seperti CT-scan, rontgen dada, dan gas darah digunakan untuk diagnosis lebih lanjut.
Pneumothorax adalah keadaan dimana udara masuk ke rongga paru-paru. Pneumothorax dapat terjadi secara spontan tanpa trauma atau disebabkan trauma. Gejala umumnya sesak napas dan nyeri dada. Penanganannya meliputi kontrol napas, dada, dan sirkulasi serta pemberian oksigen. Pemeriksaan diagnostik seperti CT-scan, rontgen dada, dan gas darah digunakan untuk diagnosis lebih lanjut.
Pneumothorax adalah keadaan dimana udara masuk ke rongga paru-paru. Pneumothorax dapat terjadi secara spontan tanpa trauma atau disebabkan trauma. Gejala umumnya sesak napas dan nyeri dada. Penanganannya meliputi kontrol napas, dada, dan sirkulasi serta pemberian oksigen. Pemeriksaan diagnostik seperti CT-scan, rontgen dada, dan gas darah digunakan untuk diagnosis lebih lanjut.
Pneumothorax • Definisi : pneumothorak merupakan suatu keadaan terdapatnya udara di dalam rongga paru pleura (Muttaqin, 2008) • Etiologi : - Pneumothorax spontan tanpa ada trauma dada (spontan primer : tidak memiliki riwayat penyakit paru (merokok, perubahan atmosfer), sekunder : akibat penyakit paru (TB, pneumonia) - Pneumothax traumatic akibat trauma dada (dari kejadian dibagi 2 : traumatic iatrogenic, artifisial) • Manifestasi klinis sesak napas 80-100%, nyeri dada 75-90% • Klasifikasi berdasar fistula (closed, open, tension pneumothorax) • Patofisiologi • Penatalaksanaan - Primary 1. Airway and spine control (jawthrust/pemasangan collar neck) 2. Breathing and chest compression (ciri pneumothorax ; gerakanan dada asimetris, distensi vena jugularis, trakea bergeser ke arah sehat apabila ada tension Needle compression ICS 2 lebih lanjut (WSD), pemberian oksigen 3. Circulation and stop bleeding IV line 2 kateter berukuran besar (1-2 liter RL hangat 39C), bebat tekan 4. Disability nilai GCS dan reaksi pupil - Secondary 1. Expossure cegah hipotermia 2. Reevaluasi saturasi O2, pemasangan kateter urine, EKG, NGT (bila tidak ada indikasi fraktur basis kranii), bersihkanluka dengan antiseptik apabila ada luka • Prinsip penanganan pneumothorax : - Observasi dan tambahan oksigen - WSD (bagi klien dengan luas <15% hemitothorax) - Torakoskopi -> efektif untuk penanganan PSP mencegah bulla/bleb • Pemeriksaan diagnostic Ct-scan, torakoskopi, rontge (tampak garis pleura viseralis, lurus/cembung terhadap dada dan terpisah dari garis pleura parietalis), sinar x dada (akumulasi cairan/udara) • Pemeriksaan lab -> GDA (SaO2 biasanya menurun, Hasil GDA mayoritas bisa hipoksemia (O2 dalam darah tidak mencukupi rawan hipoksia ASUHAN KEPERAWATAN