Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rosidatull Imaniyah

NIM : 1805046053

Mata Kuliah : Akuntansi Keprilakuan

1. Pertanyaan : Informasi perilaku yang bagaimanakah yang relevan bagi parak


informasi? Bagi para karyawan? Bagi para manajer? Bagi pemimpin serikat buruh?
Bagaimana data ini digunakan?
Jawab : Bagi karyawan, informasi yang relevan digunakan untuk mempelajari
tentang produk yang mereka jual lebih mendalam lagi. Timbal balik dari para
konsumen Pengguna produk yang mereka jual terdahulu. Juga adalah sesuatu
informasi mengapa produk tersebut terjual laris atau kurang lakunya dipasaran guna
maju atau tidaknya perusahaan tersebut.

Bagi para manajer, informasi relevan bagi para manajer itu harus bias menghandle
dalam mengambil keputusan. Selain itu harus menunjukkan keahlian tentang sebuah
produk, mereka juga harus bisa memimpin teamnya dengan baik untuk kemajuan
perusahaan tersebut.

Bagi para pemimpin serikat buruh, informasi yang digunakan dengan memperdalam
gaya kepemimpinan dan cara memotivasi bawahan. Segala informasi itu selalu
berrmanfaat bagi kemajuan sebuah perusahaan, karena bila pengetahuan antar
manajer dengan anak buahnya selalu mengalami kesulitan atau informasi yag
diajarkan kurang lengkap perusaaan itu tidak akan maju dan berkembang. Maka dari
itu satu dengan yang lain selalu berhubungan antara pemimpin yang bijaksana
dengan anak buahnya agar perusahaan maju.

2. Pertanyaan : Mengapa para akuntan harus menyibukkan diri mereka sendiri dan
dengan pelaporan informasi perilaku sebagaimana dilaporkan oleh para jurnalistik,
para psikolog, atau telah disurvei oleh para peneliti?
Jawab : Mereka menyibukkan diri mereka sendiri untuk mencari informasi yang
akan mereka laporkan pada laporan keuangan. Informasi ini meliputi keandalan,
relevan dan keakuratan informasi. Pelaporan ini tentu akan melibatkan banyak pihak
termasuk jurnalistik, para psikolog dan para peneliti. Pihak-pihak ini berfungsi dalam
membantu melihat keakuratan, contohnya : perkembangan dunia usaha, adanya
tingkat inflasi yang dilaporkan parra jurnalistik dan berguna bagi akuntan dalam
penilaian laporan keuangan itu sendiri. Untuk pihak psikolog dapat dilihat dari ada
sisi konsultan dalam pemberian masukan dan saran mengenai pengambila keputusan
dari seeorang akuntan dalam melaporkan informasi keuangan yang ada. Tugas para
peneliti inilah pada akhirya yang menunjukkan pembuktian dari keterkaitan atau
hubungan dari seorang akuntan dengan menggunakan fakta maupun teori yang ada.
3. Pertanyaan : Mengingat akuntan tidak dilatih secara ketat dalam ilmu perilaku,
seberapa besar kepercayaan dapat ditempatkan dalam informasi perilaku yang diukur
dan dilaporkan akuntan ?
Jawab : Sebagai salah satu profesi yang sangat penting dalam dunia ekonomi, wajib
hukumnya memahami kode etik untuk menjaga mutu dan kepercayaan para
pengguna jasa. Kode etik profesi akuntan terdapat pada etika profesi akuntansi yang
mengatur kaidah serta norma dalam lingkup profesional. Etika profesi akuntansi
yaitu suatu ilmu yang membahas perilaku atau perbuatan baik dan buruk manusia
sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang
membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai
akuntan.

Itulah sebabnya Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) mengeluarkan kode etik yang
harus dipatuhi oleh akuntan. Terdapat delapan prinsip dasar etika profesi akuntansi
yang harus dipahami oleh setiap akuntan yang menjalankan pekerjaannya, yaitu :

a. Perilaku profesional
b. Tanggung jawab profesi
c. Standar teknis
d. Kepentingan publik
e. Integritas
f. Kerahasiaan
g. Objektivitas
h. Kompetensi dan kehati-hatian profesional

4. Pertanyaaan : Berikan beberapa contoh mengenai pelaporan informasi perilaku


dalam suatu bisnis di surat kabar ataupun majalah?
Jawab : Sadar dan tidak sadar, kita tahu bahwa perilaku setiap manusia saat ini
selalu menginginkan kepuasan yang sifatnya instan, melakukan penjualan yang tidak
terlalu lama, membeli makanan dengan layanan yang cepat, mengirimkan barang
dengan antaran super kilat atau menarik perhatian dan bernegosiasi hanya dalam
waktu sepuluh menit. Kebanyakan dari kita menginginkan segala sesuatunya terjadi
dengan super cepat. Perkembangan teknologi seperti internet, telepon seluler, mesin
faks, pager, dan sebagainya, “memaksa” kita dapat memperoleh berbagai informasi
hampir bersamaan dengan waktu kejadiannya. Generasi orang tua kita “tempo
doeloe” harus menunggu terbitnya harian pagi atau sore untuk mendapatkan secuil
berita.

Bahkan, untuk membuka situs yang terlalu lama-pun, kebanyakan dari kita tidak
akan mau untuk bersabar. Sepertinya kesabaran bukanlah nilai yang bagus pada
millenium baru ini. Tetapi dalam dunia bisnis, kesabaran masih dan akan selalu
diperlukan. Kebanyakan entrepreneur berhasil yang kelihatannya “tiba-tiba sukses”,
sering kita dengar bahwa sebenarnya dia memerlukan waktu beberapa tahun untuk
mencapainya.

Kita bisa melihat, seorang dosen yang disebut “tiba-tiba sukses” dapat dipastikan
memiliki pendidikan yang tinggi, sering melakukan riset, melanjutkan kuliah ke
jenjang strata 2 dan sewaktu masih kuliah di S1, ia terus menerus mengerjakan tugas
(sesuatu yang sangat berat bagi saya). Hal serupa juga bisa terjadi kepada seorang
atlet sepakbola ternama misalnya. Apa yang kita tidak tahu adalah tahun dimana
waktunya dia habiskan untuk berlatih, mengikuti liga-liga kampung tanpa bayaran
serta makan “nasi sayur bayem tahu krupuk” demi mengirit tetapi tetap bersemangat.

Jadi, benarlah apa yang dikatakan Arnolg Glasgow bahwa “kunci dari segala hal
adalah kesabaran”. Dan berita buruknya, hal tersebut juga berlaku di dunia bisnis.
Pasti dan akan selalu terus seperti itu. Tapi, hanya itulah modal utama dan kunci
sukses bisnis anda.

Salah satu faktor yang dapat menentukan berhasilnya suatu produk yaitu nama brand
atau merek.
Disamping dengan menjual produk yang baik, penting juga untuk sebuah produk
memiliki nama brand yang bagus dan unik agar brand atau merek produk milik Anda
dapat selalu diingat oleh para konsumen.

Nama brand yang unik bisa menjadi salah satu faktor yang dapat mempertahankan
kelanggengan suatu produk atau bisnis ditengah kompetisi yang cukup tinggi saat ini.

Sesuaikanlah nama brand dengan target pasar yang sedang anda bidik saat ini.
Contohnya saja anda ingin membuat suatu salon dengan target perempuan, anak
muda maka contoh nama yang cocok untuk salon tersebut yaitu Salon Cinta dan
sebagainya.

Membuat nama brand atau merek dengan nama yang nyeleneh

Membuat nama brand atau merek dengan nama yang nyeleneh. Hal ini agar mudah
diingat oleh semua orang. Kita sangat bisa melihat kesuksesan dari produk yang
pernah menggunakan metode ini, seperti Rawon Setan atau Soto Gebrak.

Mudah diucapkan dan diingat

Nama yang sangat mudah untuk diingat yaitu nama dengan yang terdiri atas dua
sampai empat suku kata namun tidak adanya tabrakan dengan 2-3 konsonan.
Misalnya saja Kaos Gaul akan lebih baik dari pada menggunakan KaoSSport karena
hal ini sangat lebih mudah untuk diucapkan.

Buat diferensiasi produk

Membuat diferensiasi produk juga merupakan suatu pendukung dalam keberhasilan


bisnis yang ingin Anda lakukan pada saat ini.

5. Pertanyaan : Bagaimana Anda melihat perkembangan akuntansi keperilakuan lebih


dari 5 atau 10 tahun ke depan?
Jawab : Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas
berhubungan dengan perilaku individu, kelompok dan organisasi bisnis, terutama
yang berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit. Riset akuntansi
keperilakuan merupakan suatu fenomena baru yang sebetulnya dapat ditelusuri
kembali pada awal tahun 1960-an, walaupun sebetulnya dalam banyak hal riset
tersebut dapat dilakukan lebih awal.

Awal perkembangan riset akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek akuntansi


manajemen khususnya penganngaran (budgeting), namun domain dalam hal ini terus
berkembang dan bergeser ke arah akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi,
dan audit. Dalam audit, riset akuntansi keperilakuan telah berkembang, tinjauan
literatur telah menjadi spesialisasi dengan lebih memfokuskan diri pada atribut
keperilakuan spesifik seperti proses kognitif (Bonner dan Pennington, 1991), atau
riset keperilakuan pada suatu topik khusus seperti audit sebagai tinjauan analitis
(analytical review). Sinyal ini merupakan awal terhadap pematangan dan
pendewasaan riset akuntansi keperilakuan. Sebagai bidang riset yang sering
memberikan kontribusi yang bermakna, riset akuntansi keperilakuan ini dapat
membentuk kerangka dasar (framework) serta arah riset di masa yang akan datang.
Banyaknya volume riset atas akuntansi keperilakuan dan meningkatnya sifat
spesialisasi riset, serta tinjauan studi secara periodik, akan memberikan manfaat
untuk beberapa tujuan sebagai berikut ini (1) memberikan gambaran state of the art
terhadap minat khusus dalam bidang baru yang ingin diperkenalkan; (2) membantu
dalam mengidentifikasikan kesenjangan riset; (3) untuk meninjau dengan
membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui subbidang akuntansi.

Sejarah akuntansi telah dimulai dari tahun 1749 dimana Luca Pacioli telah
membahas mengenai system pembukuan berpasangan. Kemudian pada tahun 1951,
Controllership Foundation of America mensponsori suatu riset untuk menyelidiki
dampak anggaran terhadap manusia. Pada tahun 1960, Steadry menggali pengaruh
anggaran motivasional dengan menggunakan suatu eksperimen analog. Dan riset-
riset ini terus berkembang sampai dengan saat ini.

Pendekatan klasikal lebih menitikberatkan pada pemikiran normatif yang mengalami


kejayaannya pada tahun 1960-an. Pada tahun 1970-an, terjadi pergeseran pendekatan
dalam riset akuntansi. Alasan yang mendasari ini adalah pendekatan normatif yang
telah berjaya selama satu dekade ini tidak dapat menghasilkan teori akuntansi yang
siap digunakan dalam praktik sehari-hari. Pada kenyataannya, desain sistem
akuntansi yang dihasilkan dari riset normatif tidak dipakai dalam praktik. Sebagai
konsekuensinya, muncul anjuran untuk memahami berfungsinya sistem akuntansi
secara deskriptif dalam praktik nyata.

Pendekatan normatif maupun positif masih mendominasi riset akuntansi hingga saat
ini. Hampir semua artikel yang terbit di jurnal The Accounting Review maupun
Journal of Accounting Research dan Journal of Business Research menggunakan
pendekatan utama (mainstream) dengan ciri khas penggunaan model matematis dan
pengujian hipotesis. Walaupun pendekatan utama masih mendominasi riset
manajemen dan akuntansi hingga saat ini, pendekatan ini pada dasarnya tidak
memercayai dasar filosofi yang digunakan oleh pengikut pendekatan utama. Sebagai
gantinya, pendekatan-pendekatan baru tersebut meminjam metodologi dari ilmu-ilmu
sosial lainnya, seperti filsafat, sosiologi, dan antropologi untuk memahami akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai