Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Continuity Of Care (COC) adalah pelayanan yang dicapai ketika

terjalin hubungan yang terus menerus antara seorang wanita dan bidan.

Asuhan yang berkelanjutan berkaitan dengan kualitas pelayanan dari

waktu ke waktu yang membutuhkan terus menerus antara pasien dengan

tenaga professional kesehatan. Layanan kebidanan harus di sediakan mulai

prakontrasepsi, awal kehamilan, selama semua trimester, kelahiran dan

melahirkan sampai enam minggu pertama post partum (Hanifa, 2014).

Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan

(Continuity Of Care) sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan

pelayanan dari seorang professional yang sama atau dari satu team kecil

tenaga professional, sebab dengan begitu maka perkembangan kondisi

mereka setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga mereka menjadi

lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi

asuhan. Bidan diharuskan memberi pelayanan kebidanan yang kontinu

(Continuity Of Care)

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun

2017 menunjukan bahwa angka kematian sekitar 810 wanita meninggal

setiap hari karena komplikasi kehamilan dan persalinan. Antara tahun

2000 dan 2017, angka kematian ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup

turun sekitar 38% di seluruh dunia. AKI di negara berpenghasilan rendah


462/100.000 Kelahiran hidup berbanding 11/100.000, angka kematian bayi

(AKB) tercatat 19/1.000 KH (WHO,2017).

Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017

menunjukan bahwa angka kematian ibu (AKI) sebesar 305/100.000 KH

dan angka kematian bayi (AKB) sebesar 12/1.000 KH. Cakupan

kunjungan pertama ibu hamil (K1) (95,1%), Cakupan kunjungan pertama

ibu hamil (K4) 87,30%. Cakupan persalinan difasilitas kesehatan (83,67),

Cakupan kunjungan neonates pertama KN1 4.483 (49,5%) atau 92,62%,

Cakupan keluarga berencana (KB) yang aktif 23..606.218 jiwa dari

37.338.265 jiwa pasangan usia subur (Profil Kesehatan Indonesia, 2017).

Jumlah kasus kematian ibu di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi

Tengah sebesar 153/100.000 KH. Jumlah kasus kematian Bayi Baru Lahir

(BBL) di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 385/1.000 KH. Tujuan

Continuity Of Care (COC) dimulai dari masa hamil sampai KB dilakukan

secara berkesinambungan dan komprehensif, mulai dari K1-K4, PN, KF1-

KF4, BBL sampai KB. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah pada

tahun 2018 bahwa kunjungan Antenatal Care (ANC) dengan jumlah

sasaran ibu hamil 69.220 jiwa, cakupan K1 sebesar 61.489 jiwa atau

(88,8%), cakupan K4 sebesar 54.245 jiwa atau (78,4%), cakupan

persalinan (PN) ditolong oleh tenaga kesehatan sebesar 53.268 jiwa atau

(80,6%), cakupan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan sebesar

51.055 jiwa atau (77,3%), cakupan kunjungan nifas KF1 sebesar 53.345

jiwa atau (80,7%), cakupan KF2 sebesar 51.457 jiwa atau (77,9%),
cakupan KF3 sebesar 49.749 jiwa atau (75,3%), cakupan kunjungan

neonatal KN1 51.829 jiwa atau (82,4%), cakupan KN3 50.772 atau

(80,7%). Cakupan KB yang menggunakan KB aktif 331.944 jiwa atau

(61,9%) menurut metode kontrasepsi yaitu: Kondom 10.267 jiwa, Suntik

142.283 jiwa, Pil 106.260 jiwa, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

26.162 jiwa, Metode Operasi Wanita (MOW) 11.111 jiwa. Metode

Operasi Pria (MOP) 1.347 jiwa, Implant 34.514 jiwa (Dinas Kesehatan

Provinsi Sulawesi Tengah, 2018).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Palu

pada tahun 2018 AKI 56/100.000 KH dan AKB 2.76/1.000 KH. Cakupan

K1 7.757 jiwa atau (100,7 %) dari jumlah sasaran 7.705 ibu hamil,

cakupan K4 7.442 jwa atau (96,6 %) dari jumlah sasaran 7.705 ibu hamil.

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan 7.111 jiwa atau (96,7%) dari

yang ditargetkan 100%, cakupan persalinan di fasilitasi kesehatan 7.087

jiwa atau (99,6%) dari yang ditargetkan 100%, Cakupan kunjungan nifas

KF1 7.111 jiwa atau (95,0%), cakupan KF2 7.111 jiwa atau (95,0 %),

cakupan KF3 7.042 jiwa atau (94,0%), cakupan kunjungan neonatal KN1

7.106 jiwa atau (100,0%), cakupan KN3 6.946 atau (97,7%). Cakupan

pelayanan KB yang menggunakan KB aktif sebesar 30.729 jiwa (45,3%)

menurut metode kontrasepsi yaitu: Kondom 997 jiwa. Suntik 5.541 jiwa,

Pil 5.017 jiwa, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) 11.445 jiwa,

Metode Operasi Wanita (MOW) 847 jiwa, Metode Operasi Pria (MOP) 22

jiwa, Implant 6.838 jiwa (Dinas Kesehatan Kota Palu,2018).


Berdasarkan data dari Praktik Mandiri Bidan Amanah kota Palu

tahun (……………………………….)

Setiap kehamilan memiliki peluang untuk terjadinya suatu

keadaaan gawat darurat yang tidak diinginkan pada masa mendatang, yaitu

kemungkinan terjadinya komplikasi obstetrik pada saat persalinan yang

dapat menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan, ketidaknyamanan atau

ketidakpuasan (5 K) pada ibu dan atau bayi (Rohjati, 2011).

Peran bidan dalam penurunan AKI dan AKB antara lain

memberikan pelayanan yang berkesinambungan berfokus pada aspek

pencegahan melalui Pendidikan kesehatan dan konseling, promosi

kesehatan, pertolongan persalinan normal dengan berlandaskan kemitraan

dan pemberdayaan perempuan serta melakukan deteksi dini pada kasus-

kasus rujukan (Kemenkes RI, 2015).


DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Kota Palu, 2017. Data Ibu Hamil, Bersalin, BBL, Nifas dan KB
tahun 2018.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, 2018. Data Ibu Hamil, Bersalin,
BBL, Nifas Dan KB Tahun 2018.
Kemenkes RI, 2018. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta :
kementerian Kesehatan.
Hanifah F.2014. Asuhan Kebidanan yang berkelanjutan (Continuity Of Care) di
Puskesmas Dupak Surabaya.
Rochjati, 2011. Skrining antenatal pada ibu hamil. Surabaya: Airlangga
university press.
Wold Health Organization (WHO). 2017. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB).

Anda mungkin juga menyukai