DENGAN ASMA
1
2
1.2 ETIOLOGI
Penyebab asama masih belum jelas.di duga yang memegang peranan
utama ialah reaksi berlebihan dari trakea dan broncus (hiperreaktivitas broncus)
Faktor pencetusnya adalah :
1.Faktor ekstrinsik
Alegen
Setiap macam zat yang dapat menimbulkan (menyebabkan) reaksi
munologik bisa menimbulkan keadaan hypersensitivitas. Pada umumnya
antigen (alegen). Penting pada asma anak adalah bentuk tertentu extrak
protein.Sensitisasi tergantung pada lama dan insensitas berhubungan dengan
bahan alegen, misal : debu rumah, bulu binatang. Berhubungan dengan umur,
misal: semakin bertambahnya umur makin banyak alegen pencetusnya.
2.Faktor ekstrinsik
1) Infeksi
Virus yang menyebabkan ialah respiratory syncytial virus (RSV) dan
virus prainfluenza. Kadang-kadang karena bakteri misalnya perfusis dan
streptokokus.Jamur misalnya aspergillius dan parasut seprti askaris.
2) Iritan
Hairspray, minyak wangi, obat semprot, asap rokok, bau tajam dari
cat, SO2, dan polutan udara lainnya dapat memacu serangan asama. Iritasi
hidung dan batuk sendiri dapat menimbulkan reflek bronkokontriksi.
3
3) Cuaca
Perubahan tekanan udara, perubahan suhu udara, angin dan
kelembapan udara di hubungkan dengan Percepatan dan terjadinya serangan
asma..
4) Kegiatan jasmani
Kegiatan jasmani berat misalnya berlari atau naik sepeda dapat
memicu serangan asma, bahkan tertawa dan menangis yang berlebihan
dapat merupakan pencetus. Pasien dengan faal paru dibawah optimal amat
rentan terhadap kegiatan jasmani.
5) Infeksi saluran nafas
Infeksin virus pada sinusitis, baik sinusitis akut maupun kronikdapat
memudahkan terjadinya asma pada anak. Rinitis alergika dapat
memberatkan asma melalui mekanisme iritasi atau reflek.
3. Faktor Psikis
Tidak adanya perhatian dan / atau tidak mau mengakui persoalan yang
berhubungan dengan asma oleh anak sendiri / keluarganya akan
menggagalkan usaha pencegahan,sebaliknya terlalu takut terhadap adanya
serangan atau hari depan anak juga dapat memperberat serangan asma.
1.3 PATOFISIOLOGI
1) Asma pada anak terjadi karena ada penyempitan pada jalan nafas dan
hiperaktif dengan respon terhadap bahan iritasi dan stimulus lain.
2) Dengan adanya bahan iritasi atau allergent otot-otot broncus menjadi spasme
dan zat antibody tubuh muncul (immunoglobulin E atau I gE) dengan adanya
alergi IgE di munculkan pada receptor sel mast yang menyebabkan
pengeluaran histamin dan zat mediator lainnya.Mediator tersebut akan
memberikan gejala asma.
3) Respon asma terjadi dalam tiga tahap; tahap immediate yang di tandai dengan
bronkokonstriksi (1-2 jam), tahap delayet dimana bronkokontriksi dapat
4
berulang dalam 4-6 jam dan terus-menerus 2-5 jam lebih lama, tahap late
yang di tandai dengan peradangan dalam hiperresponsif jalan nafas beberapa
minggu atau bulan.
4) Asthma juga dapat terjadi faktor pencetusnya karena latihan, kecemasan, dan
udara dingin.
5) Selama serangan asthmatik bronkiolus menjadi meradang dan peningkatan
sekresi mokus. Hal ini menyebabkan lumen jalan nafas menjadi bengkak,
kemudian meningkatkan resistensi jalan nafas dan dapat menimbulkan distress
pernafasan.
6) Anak yang mengalami astma mudah untuk inhalasi dan sukar dalam ekshalasi
karena edema pada jalan nafas. Dan ini menyebabkan hiperinflasi pada alveoli
dan perubahan pertukaran gas.Jalan nafas menjadi obstruksi yang kemudian
tidak adekuat ventilasi dan saturasi O2, sehingga terjadi penurunan PO2
(hypoxia). Selama serangan asthmatic CO2 tertahan dengan meningkatnya
resistensi jalan nafas selama resistensi, dan menyebabkan acidosis respifatory
dan hyperapnea. Kemudian system pernafasan akan mengadakan kompensasi
dengan meningkatkan pernafasan (tachypnea), kompensasi tersebut
menimbulkan hiperventilasi dan dapat menurunkan kadar CO2 dalam darah
(hypocapnea)
5
Patofisiologi
Stimulus non Stimulus imunologik
munologik (infeksi, Ag (Alergen)
virus, fisik, kimia)
Radang Mediator
Ketidakseimbangan Anemia
asam basa
Fatique
1.4 TANDA DAN GEJALA Kerusaskan pertukaran gas
1) Wheezing
2) Dypsnea
6
3) Stadium Lead
- Terjadi umur yang bervariasi
- Bisa menyebabkan obstruksi yang resisten
7
1.7 KOMPLIKASI
1) Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagal nafas
2) Cronic persistent bronchitis
3) Bronchiolitis
4) Pneumonia
5) Emphysema
1.8 PENATALAKSANAAN
1) Menghindari factor pencetus
2) Oksigen Serangan akut dengan oksigen nasal / masker
3) Obat-obatan
Untuk pencegahan serangan asma dapat :
Bronkodilator
8
Kortikosteroid
Ketotifen (zadifen)
DSCG
Mukolitik
Obat pencegahan harus terus diberikan ealaupun sedang tidak mendapat
serangan
Obat-obat untuk asma anak terdiri dari:
Bronkodilator: Adrenalin, orsiprenalin, turbutalin, fenoterol
Kortikosteroid : Prednison, hidrokortison, dekstametason
Mukolitik : banyak minum air
Terapi cairan parenteral
4) Eliminasi
Pola eliminasi tidak mempengaruhi tetapi bila terjadi penurunan aktivitas
akibat kelemahan menjadikan potensial terjadi konstipasi
5) Personal Hygiene
Kemungkinan terjadi gangguan kebersihan diri akibat serangan asma
karena keringat yang terlalu banyak
3. PEMERIKSAAN FISIK
3.1 Keadaan umum
Fatiquen, tachipneu, sesak nafas
3.2 Kulit
Terdapat cyanosis pada bibir, sekitar hidung, telinga dan kuku
3.3 Kepala
Pada hidung terdapat pernafasan cuping hidung
3.4 dada
Inspeksi
Terdapat tarikan intercostae, suprastenal, epigastrium, tachypneu, dyspneu
Auskultasi
Wheezing (inspirasi / ekspirasi), penurunan suara nafas (akibat obstruksi dan
spasme otot bronkus), rales, ronchi
Perkusi
Terdapat hipersonor pada seluruh thorax terutama bagian bawah posterior
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
4.1 Memeriksa sputum darah
Eostmofil lebih dari 250-5400 cal / m3
4.2 Uji faal ginjal
11
6. INTERVENSI
6.1 Diagnosa 1
1) Tujuan : Bersihan jalan nafas dan pertukaran gas efektif
12
6.2 Diagnosa 2
1) Tujuan :Anak tidak tampak fatique yang ditandai dengan tidak
iritabel, dapat berpartisipasi dan aktivitas yang sesuai
dengan kondisi
2) Kriteria hasil : Anak mendapatkan istirahat yang cukup yang dapat
mencegah hypoxia dan mengurangi kerja berat pernafasan
3) Intevensi :
3.1 Kaji tanda dan gejala hypoxia, kegelisahan, fatique, iritabel,
tachycardia, tachypnea
R/: Membantu untuk mengatasi apabila serangan dengan tanda dan
gejala tersebut datang
3.2 Berikan istirahat yang cukup
R/: Menghindarkan aktivitas yang dapat membuat anak lemah
3.3 Instruksikan agtar orang tua tetap berada di dekat anak
R/: Memberikan kenyamanan pada anak
3.4 Ajarkan untuk aktivitas sesuai tingkat pertumbuhan dan perkembangan
anak
R/: Melaksanakan / mengawasi kegiatan anak dalam batas-batas yang
ditentukan oleh dokter
6.3 Diagnosa 3
1) Tujuan : Kebutuhan cairan akan terpenuhi
14
6.4 Diagnosa 4
1) Tujuan : Orang tua mendemonstrasikan koping yang tepat yang di
tandai dengan mengekspresikan perasaan dan perhatian
serta pemberian aktivitas yang sesuai usia atau kondisi
dan perkembangan psiko sosio anak
2) Kriteria hasil : Orang tua mau mendemonstrasikan koping yang tepat
pada anak
3) Intervensi :
3.1 Berikan kesempatan pada orang tua untuk mengekspresikan perasaan
R/: Mendampingi untuk memberikan rasa nyaman pada anank
3.2 Jelaskan prosedur dan pengobatan yang di berikan
R/: Menghindari kesalahan dalam memberikan obat
3.3 informasikan kondisi anak pada orang tua
R/: Menghindari kesalahan dalam mengkomunikasikan keadaan /
kondisi anak
6.5 Diagnosa 5
1) Tujuan : Anak / orang tua akan dapat mengidentifikasi dosis /
takaran efek-efek yang diinginkan, efek yang beracun dan
frekuensi penggunaan obat yang diberikan dan
mengindikasikan untuk mencari bantuan tindakan
keperawatan kesehatan
2) Kriteria hasil : Orang tua klien mampu mengidentifikasikan pantangan
klien, mengetahui dosis obat, dan mampu untuk
mengidentifikasikan mencari pertolongan ketika terjadi
serangan
3) Intervesi :
3.1 Ajarkan cara-cara penggunaan obat yang diberikan
R/: Menghindari kesalahan dalam pemberian obat
3.2 Instrukssikan untuk menghindari kontak dengan iritasi alergen-alergen
di rumah, sekolah dan tempat bermain anak
R/: Menghindari faktor-faktor yang dapat merangsang timbulnya
serangan asma
7. IMPLEMENTASI
Tindakan yang diberikan mengacu pada intervensi yang telah dibuat dengan
prinsip:
1) mempertahankan pertukaran gas yang adekuat dan pembersihan jalan nafas
2) Memberikan istirahat yang cukup, mencegah hypoxia, dan mengurangi kerja
berat pernafasan
3) Memberikan lingkungan yang tenang da mengurangi kecemasan
4) Berikan hidrasi yang adekuat
16
8. EVALUASI
Setiap tindakan yang dilakukan untuk membatasi masalah keperawatan yang akan
di dapatkan hasil berikut:
Tujuan tercapai / masalah teratasi
Tujuan tercapai sebagian / masalah teratasi sebagian
Tujuan belum tercapai / masalah belum teratasi
DAFTAR PUSTAKA
17
Suriadi dan Rita. (2001). Askep pada anak. PT Fajar Interpratama : Jakarta