DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. i
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Batasan Masalah ............................................................................................................... 1
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.4 Tujuan Penelitian.............................................................................................................. 2
1.5 Manfaat Penelitian............................................................................................................ 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................... 3
2.1 Penggorengan ................................................................................................................... 3
2.2 Macam-Macam Metode Penelitian .................................................................................. 3
2.3 Air Fryer ........................................................................................................................... 4
2.4 Keunggulan Metode Menggoreng Udara dengan Metode Lainnya ................................. 5
BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................................................ 7
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................................. 7
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................................................... 7
3.3 Alat dan Bahan ................................................................................................................. 7
3.4 Prosedur Kerja ................................................................................................................. 8
BAB 4 ANGGARAN BIAYA ................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 19
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Penggorengan banyak digunakan dalam masakan rumah tangga dan industry, karena
kesederhanaan proses dan karakteristik sensoriknya yang unik (tekstur, rasa dan tampilan).
Menggoreng adalah proses yang popular karena karakteristik makanan yang dihasilkan.
Menggoreng adalah proses yang sangat kompleks di mana serangkaian fenomena terjadi
secara bersamaan di seluruh proses. Lebih khusus lagi terjadi perpindahan panas,
kelembaban, dan minyak secara bersamaan antara produk dan media pemanas (minyak
goreng) Ada juga pembentukan lapisan kerak (Oke, et al.2018).
Proses menggoreng merupakan metode yang efisien dan banyak digunakan karena
kecepatannya dan terutama, pasokan karakteristik sensorik yang unik dan banyak penerimaan
oleh penduduk. Efek pengawetan adalah karakter sekunder lain yang dihasilkan dari
kerusakan termal mikroorganisme dan enzim, selain pengurangan aktivitas air di permukaan
makanan. Umur simpan makanan yang digoreng ditentukan, terutama, oleh kadar air setelah
menggoreng. Makanan yang mengalami dehidrasi lebih banyak melalui penggorengan (mis,
keripik kentang dan keripik jagung), memiliki masa simpan hingga dua belas bulan pada suhu
kamar. Beberapa penelitian telah berfokus pada konsekuensi dari konsumsi makanan yang
digoreng dengan minyak bagi manusia. Namun, telah ditemukan bahwa kandungan senyawa
polar dalam penggorengan berhubungan dengan disfungsi endotel, hipertensi, dan
kemungkinan lebih tinggi adalah terserang penyakit obesitas dan penyakit usus. (Zaghi, et al.
2019).
Ufheil dan Escher (1996) menunjukkan bahwa minyak tidak diserap selama proses
penggorengan melainkan melainkan setelah digoreng dengan cara menempel pada
permukaan produk. Makanan yang digoreng mengandung kalori tinggi, dan konsumsinya
telah menimbulkan banyak perhatian di kalangan konsumen. Saat ini muncul tren yang
mengarah pada konsumsi makanan sehat dengan kandungan kalori yang rendah. Serangkaian
alternative telah diusulkan untuk menggantikan proses penggorengan tradisional dengan
sistem yang dapat memberikan sifat yang serupa dengan makanan yang digoreng dan
memberikan kualitas nutrisi yang lebih tinggi pada produk dan kemudahan dalam
penggunaannya. Beberapa tahun terakhir, metode air frying telah muncul sebagai proses
alternative untuk menggoreng, menghasilkan makanan yang digoreng dengan sedikit lemak
melalui pengendapan eksternal tetesan minyak yang tersebar di aliran udara panas, di dalam
ruang tertutup (Santos, et al. 2017).
Metode air frying adalah metode menggoreng alternative yang lebih sehat untuk
menggoreng produk makanan tanpa menggunakan lemak atau minyak. Alat air frayer
dirancang untuk mengeringkan dan memanggang. Udara panas yang diedarkan dengan cepat
untuk mempertahankan suhu yang seragam. Ruang memasak alat air frayer menerima panas
2
dari elemen pemanas yang dekat dengan sampel, sehingga durasi pemasakan dipersingkat
(Rahman et al. 2017). Adanya aliran udara memodulasi suhu dengan mendistribusikan udara
panas di dalam ruangan yang dapat meningkatkan proses memanggang dan mengurangi
waktu memanggang. Suhu pemanggangan aliran udara lebih efisien dalam hal waktu kerja
(Sani et al. 2014).
Tujuan utama dalam teknik air frying adalah untuk pengoptimalkan kombinasi waktu-
suhu yang dapat bervariasi dari produk ke produk. Karena waktu dan suhu penggorengan
dianggap sebagai variabel input, ada kemungkinan besar pengamatan yang diukur pada
interval waktu yang berbeda cenderung berkorelasi. Hal ini dapat diatasi dengan memilih
desain eksperimen dan estimasi parameter yang tepat. Pada penelitian ini akan dilakukan
optimasi suhu dan waktu dari teknik air frying pada potongan daging ayam dan kentang yang
sehat.
Penelitian ini dibatasi pada penentuan kondisi optimum pada air fryer dengan variasi
suhu 170 , 180 dan 190 . dengan variasi waktu 10 menit, 15 menit dan 25 menit
kemudian dianalisis sifat fisikokimia daging ayam dan kentang seperti kadar air, Kadar
lemak, Kadar protein, Kadar Asam Lemak Bebas (ALB), dan Bilangan peroksida,
1. Mendapatkan pengetahuan secara nyata mengenai optimasi suhu dan waktu terhadap
kentang dan ayam yang digoreng pada alat air frying.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penggorengan
Penggorengan merupakan unit operasi penting yang banyak digunakan tidak hanya
diindustri manufaktur makanan tetapi juga diresoran dan rumah. Biasanya makanan dimasak
dengan cara direndam dalam lemak atau minyal. Teknik ini juga disebut menggoreng lemak.
Menggoreng adalah cara paling efisien untuk mentransfer panas ke dalam makanan dan ini
dianggap sebagai metode memasak kering karena air tidak digunakan dalam proses ini. Ada
berbagai metode penngorengan lemak dalam, menggoreng vakum, menggoreng udara panas,
dan menumis. Salah satu teknik persiapan makanan tertua dan terpopuler di tempat domestik
dan industri adalah metode penggorengan lemak dalam. Saat ini, menggoreng lemak dalam
adalah teknik menggoreng yang paling umum digunakan. Kelemahan menggoreng lemak
dalam adalah terutama karena menggoreng berulang kali. Sebagian besar masalah
menggoreng bersifat operasional seperti durasi penggorengan yang tidak sesuai, suhu, dan
tekanan yang dapat dikategorikan seperti berbusa prematur, merokok prematur, penggelapan
dini, flavors “off” dan bau, kinerja menggoreng yang khas, dan situasi lainnya konsumen
mulai memilih metode penggorengan alternatif seperti menggoreng dengan udara panas
karena minyak yang digunakan selama proses lebih sedikit dibandingkan dengan proses
penggorengan lemak dalam (Abd Rahman et al.2016).
yang digoreng bersentuhan langsung dengan udara panas, dengan tetesan minyak yang
tersebar , kemudian karakteristik dari kerak gorengan yang terbentuk akibat dehidrasi
(Abd Rahman et al.,2016). Air fryer memasak makanan melalui sirkulasi udara panas dengan
teknologi rapid air ini memiliki gas panas yang disirkulasikan oleh rakitan motor blower
kedalam rongga penggorengan udara dimana udara panas diarahkan dengan cara di mana
aliran gas tersebut bertabrakan dan bentrok kemudian diarahkan ke produk makanan yang
disimpan untuk proses memasak yang dipercepat. Panas yang dipancarkan dari elemen
pemanas tersebut dapat memasak dengan cepat serta efektif karena letak posisi makanan
cukup dengan elemen pemanas tanpa kehilangan banyak energi. Pergerakan udara panas ini
memasak makanan yang ada di dalam sambil meformulasikan kerenyahan diluar (Anonim
2016). Aliran udara didalam peralatan penggorengan udara berbeda dengan udara panas
pengering ataupun pengeringan konvektif (Joshy et al. 2020).
kandungan minyak pada kedua proses ditunjukkan ketika sampel digoreng dan diolah terlebih
dahulu.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah eksperimen laboratorium. Faktor yang dicobakan adalah jenis
sampel (2 variasi), metode (1 variasi), suhu (2 variasi), dan waktu (2 variasi) sehingga
secara keseluruhan ada 7 perlakuan dan tidak ada tahap pengulangan. Perlakuan ini bertujuan
untuk melihat optimasi suhu dan waktu air fryer. Penggorengan dilakukan dengan suhu
optimum yaitu 170 , 180 dan 190 . Waktu menggoreng 10 menit, 15 menit dan 25 menit
pada kentang goreng dan ayam goreng.
Waktu penelitian dilakukan selama 3 (tiga) bulan dan tempat penelitian dilaksanakan
di Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Laboratorium
Gizi Universitas Negeri Medan, Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate, Deli Serdang,
Sumatera Utara, Indonesia.
3.3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah aluminium foil, beaker glass,
erlenmeyer, gelas ukur, oven, serbet, cawan penguap, desikator, buret, air frying, corong,
pipet volume, bola hisap, refrigetor, slicer, blender, botol timbang, neraca analitik, hot plate,
labu ukur, labu lemak, labu Kjeldhal, alat penyulingan, soxhlet, kertas saring, stopwatch,
kaca arloji dan batu didih.
3.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kentang merah dari pasar
tradisional di kota Tebing Tinggi, ayam bobot 1,5 kg, jeruk nipis, garam. Bahan kimia
proanalis yaitu isopropanol, phenoptalein, KOH 0,2N, kloroform, asam asetat glasial, KI
jenuh, aquades, indikator pati 1%, larutan Na 2S2O3 0,1N, n-heksana, HCl 25%, HCl0,01 N,
larutan PP, NaOH 30%, asam borat 2%, selenium dan H2SO4.
8
Kentang merah dikupas, dicuci dengan air kemudian diiris dengan slicer (dalam
bentuk kentang goreng) lalu ditaburi dengan garam dapur halus biarkan selama lebih
kurang 5 menit. Kemudian, kentang yang telah digarami ditimbang sebnayak 50 gram
dan 100 gram. Kondisi kentang siap digoreng.
Satu ekor ayam berat 1,5 kg, Potong ayam 8 bagian, dicuci dengan air kemudian
ditaburi dengan garam dapur halus dan jeruk nipis biarkan selama lebih kurang 5 menit.
Kemudian, ayam yang telah digarami dan dijerui diambil bagian dada bagian kanan dan
dada bagian kiri. Kondisi ayam siap untuk di goreng.
Siapkan airfryer sebagai alat penggoreng, masukkan steaker listrik pada stop
kontak dinding yang memiliki grade. Kemudian lepaskan pas dari air frying untuk
memasukkan sampel (kentang dan ayam) kedalam pan. Masukkan kembali pan ke air
frying diset pada suhu 170 , 180 dan 190 . Kemudian, variasikan waktu yang
diberlakukan adalah 10 menit, 15 menit dan 25 menit. kemudian air fryer akan bekerja.
Setelah mencapai waktu penggorengan yang diinginkan, air fryer dimatikan. sampel yang
ada dalam pan diangkat. Sampel ditiriskan selama lebih kurang 5 menit. hasil
penggorengan akan dijadikan sampel untuk pengujian, antara lain ; kadar air, kadar asam
lemak bebas dan bilangan peroksida
warna merah jambu muncul sebagaimana warna alkohol netral sebelum penambahan
sampel dan dihentikan hingga warna bertahan selama 30 detik.
Keterangan :
V = Volume KOH mL
N = Normalitas larutan KOH
W = Berat sampel (g)
Bilangan peroksida,meq/kg
Keterangan :
Vs = mL Na2S2O3 sampel
Vb = mL Na2S2O3 blanko
N = normalitas mL Na2S2O3
W = Berat sampel (g)
Cawan kosong dikeringkan dalam oven pada suhu 105 selama 1 jam dan
dinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang. Sebanyak 10 gram sampel dimasukkan
dalam cawan, dan cawan beserta isi dikeringkan didalam oven selama 3 jam. Kemudian
setelah 3 jam diangkat dan dinginkan dalam desikator. Setelah dingin cawan ditimbang
bersama sampel. Kemudian, keringkan kembali ke dalam oven sampai diperoleh bobot
yang tetap. Perhitungan kadar air (% bobot basah) menggunakan rumus :
10
Keterangan :
Keterangan:
W = bobot cuplikan (g)
W2 = bobot labu lemak sesudah ekstraksi (g)
W1 = bobot labu lemak sebelum ekstraksi (g)
5. Pengukuran kadar protein
Sampel dihaluskan menggunakan blender. Kemudian timbang 1 g sampel,
masukkan ke dalam labu Kjeldahl 100 mL. tambahkan 2 g selenium dan 25 mL H 2SO4
pekat. Kemudian dekstruksi di pemanas listrik sampai mendidih dan larutan menjadi
11
jernih kehijau-hijauan (sekitar 2 jam). Biarkan dingin kemudian encerkan dan masukkan
kedalam labu ukur 100 mL, tepatkan sampai tanda garis. Pipet 5 mL larutan sampel dan
masukkan ke dalam alat penyulingan. Tambahkan 5 mL NaOH 30% dan beberapa tetes
indicator PP. Sulingkan selama ±10 menit, sebagai penampung gunakan 10 mL larutan
asam borat 2% yang telah dicampur indicator. Bilasi ujung pendingin dengan air suling.
Titar dengan larutan HCl 0,01 N. kemudian kerjakan larutan blanko. Perhitungan kadar
protein (%):
Keterangan:
N = normalitas HCl
f.k = factor konversi untuk protein dari makanan secara umum : 6,25. Susu
& hasil olahan : 6,38. Mentega kacang : 5,46.
fp = factor pengenceran
12
Kentang Merah
Dikupas
Dicuci
Kentang
Hasil
13
Ayam
Dicuci
Ayam
Hasil
14
Hasil
Hasil
15
Hasil
16
Hasil
17
Hasil BAB IV
18
ANGGARAN BIAYA
Harga
1. Jenis Perlengkapan Volume Nilai (Rp)
Satuan (Rp)
− Air Fryer 1 buah 1.000.000 1.000.000
− Blender 1 buah 500.000 500.000
− Botol Timbang 2 buah 40.000 80.000
− Labu Kjeldahl 2 buah 122.000 244.000
− Kertas Saring 1 buah 10.000 10.000
− Kapas 1 buah 8.000 8.000
− Labu Lemak 1 buah 170.000 170.000
− Kertas Lakmus - 18.500 18.500
SUB TOTAL (Rp) 2.030.500
Harga Satuan
2. Bahan Habis Pakai Volume Nilai (Rp)
(Rp)
− Ayam 1 kg 30.000 30.000
− Kentang 1 kg 10.000 10.000
− Aquadest 5L - 75.000
− Kalium Hidroksida 1 kg 23.000/kg 23.000
− Fenolftalein 100 mL 50.000/mL 50.000
− Isopopanol 600 mL 27.000/mL 27.000
− Natrium Tiosulfat 1 kg 25.000/kg 25.000
− Indikator Amilum 100 g 60.000/gr 60.000
− Kalium Iodida 100 g 250.000/gr 250.000
− Asam Klorida 1L 45.000 45.000
− N-Heksana 1L 39.000 39.000
− Selenium 250 g 700.000 700.000
− Asam Borat 500 g 35.000 35.000
− Natrium Hidroksida 1 kg 495.000 495.00
SUB TOTAL (Rp) 1.864.000
Harga Satuan
3. Lain – lain Volume Nilai (Rp)
(Rp)
Pembuatan laporan dan tinta
- - 250.000
print
Dokumentasi - - 350.000
Biaya Publikasi - - 1.000.000
SUB TOTAL (Rp) 1.600.000
TOTAL (1+ 2 + 3 ) 5.494.500
(Lima Juta Empat Ratus Sembilan Puluh Empat Lima Ratus Ribu Rupiah)
19
DAFTAR PUSTAKA
Abd Rahman, NA., Abdul Razak, SZ., Lokmanalhakim, LA., Taip, SF., Mustapa, Kamal,
SM. (2016) Response Surface Optimization For Hot Air-Frying Technique And
Its Effect On The Quality Of Sweet Potato Snack. Journal Food Procces
Engineering, 1: 1-8. Doi 10.1111/jfpe.12507.
Anonymous (2016) Hot air frying. http://www.hotairfrying.com/what-is-hot-air-frying.
Accessed 13 March 2021.
Arafat, SM. (2014) Air Frying A New Technique For Produce Of Healty Fried Potato Strips.
Journal Of Food And Nutrition Science. 2(4):200-206. Doi
10.11648/j.jfns.20140204.26.
Badan Pengawas Keamanan Pangan Dan Bahan Berbahaya. (2015) Pedoman Cara
Menggoreng Pangan Yang Baik Untuk Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah
(UMKM). Direktorat Standarisasi Produk Pangan: Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. (1992), SNI 01-2891-1992: Cara Uji Makanan dan Minuman.
Jakarta.
Joshy, C, G., Ratheesh, G., Ninan, G., Kumar, K, A., Ravishankar, C, N. (2020) Optimizing
Air-frying Procces Condition For The Development of Healthy Fish Using
Response Surface Methodology Under Correlated Observations. Journal Food
Science Technology. 57(7):2651-2658. http://doi.org/10.1007/s13197-020-04301-
z.
Oke, E. K., Idowu, M. A., Sobukola, O. P., Adeyeye, S. A. O., & Akinsola, A. O. (2018).
Frying of food: a critical review. Journal of Culinary Science &
Technology, 16(2), 107-127.
Rahman, N. A. A., Razak, S. Z. A., Taip, L. A. L. F. S., & Kamal, S. M. M. (2017). Response
surface optimization for hot air-frying technique and its effects on the quality of
sweet potato snack, 1–8.
Sani, N. A., Taip, F. S., Kamal, S. M. M., & Aziz, N. A. (2014). Effects of temperature and
airflow on volume development during baking and its influence on quality of
cake. Journal of Engineering Science and Technology, 9(3), 303–313.
Santos, C. S., Cunha, S. C., & Casal, S. (2017). Deep or air frying? A comparative study with
different vegetable oils. European Journal of Lipid Science and
Technology, 119(6), 1600375.
20
Teruel, M. R., Gordon, M., Linares, M. B., Garrido, M. D., Ahromrit, A., Niranjan, K. (2015)
A comparative study og the characteristic of french fried produced by deep fat
frying and air frying. Journal foof science. 80(2): 349-358. Doi
10.1111/1750-3841.12753.
Zaghi, Aline, N., Sandra, B, M., Elen, Landgraf, G, And Maria, O. (2019) Frying Procces:
From Convetional To Air Frying Technology. Food Riview International. 1: 1-15.
http://doi.org/10.1080/87559129.2019.1600541.