Anda di halaman 1dari 6

Penyakit menular ialah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi atau toksinnya, yang

berasal dari sumber penularan atau reservoir, yang ditularkan/ ditransmisikan kepada pejamu
(host) yang rentan. Penyakit menular (Communicable Desease) adalah penyakit yang disebabkan
oleh adanya agen penyebab yang mengakibatkan perpindahan atau penularan penyakit dari orang
atau hewan yang terinfeksi, kepada orang atau hewan yang rentan (potential host), baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui perantara (vector) atau lingkungan hidup.

Macam-Macam Penyakit Menular


Penyakit-penyakit menular dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu :

Penyakit menular potensial mewabah


Diare
Demam berdarah dengue
Malaria (di daerah endemik tinggi)
Filaria (di daerah endemik tinggi)
Penyakit menular endemik tinggi
Tuberkulosis paru
Lepra (Morbus Hansen)
Patek (Framboesia)
Anjing gila (Rabies)
Antraks
Penyakit menular penting lain
Penyakit menular seksual
Sifilis (Raja Singa)
Gonorhoe (Kencing Nanah)
HIV/AIDS
Penyakit menular lain
Hepatitis-B
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

1. TB (TUBERCULOSIS)
Tuberkulosis (TB) yang juga dikenal dengan singkatan TBC, adalah penyakit menular
paru-paru yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Kompleks ini
termasuk M. tuberculosis dan M. africanum terutama berasal dari manusia dan M. bovis
yang berasal dari sapi. Mycobacteria lain biasanya menimbulkan gejala klinis yang sulit
dibedakan dengan tuberkulosis. Etiologi penyakit dapat di identifikasi dengan kultur.
Penularan terjadi melalui udara yang mengandung basil TB dalam percikan ludah yang
dikeluarkan oleh penderita TB paru atau TB laring pada waktu mereka batuk, bersin
atau pada waktu bernyanyi. Kontak jangka panjang dengan penderita TB menyebabkan
risiko tertulari, infeksi melalui selaput lendir atau kulit yang lecet bisa terjadi namun
sangat jarang. TB bovinum penularannya dapat tejadi jika orang terpajan dengan sapi
yang menderita TB, bisanya karena minum susu yang tidak dipasteurisasi atau karena
mengkonsumsi produk susu yang tidak diolah dengan sempurna. Penularan lewat udara
juga terjadi kepada petani dan perternakan.

Cara-Cara Pemberantasan :
Pencegahan
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi mycobacterium
tuberkuloisi dengan melakukan penkes adalah sebagai berikut :
Oleh penderita dapat dilakukan dengan menutup mulut sewaktu batuk, dan
membuang dahak tidak di sembatang tempat (di dalam larutan disinfektan).
Dengan memberikan vaksin BCG pada bayi.
Disinfeksi, cuci tangan, dan tata rumah tangga dan kebersihan yang ketat, perlu
perhatian khusus terhadap muntahan dan ludah, memperbaiki ventilasi, sirkulasi
udara, dan penyinaran matahari di rumah.
Menghindari faktor predisposisi seperti merokok, udara yang lembab dan kotor
(polusi).
Mencegah kontak langsung dengan penderita tuberculosis paru.

Pengobatan
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu intensif (2-3 bulan) dan fase
lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat
tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO
adalah Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedang jenis obat
tambahan adalah Kanamisin, Kuinolon, Makrolide dan Amoksisilin + Asam
Klavulanat, derivat Rifampisin/INH. Cara kerja, potensi dan dosis OAT utama dapat
dilihat pada tabel berikut :

Untuk
keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu berdasarkan lokasi
tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologik, hapusan
dahak dan riwayat pengobatan sebelumnya. Di samping itu perlu pemahaman tentang
strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai Directly Observed Treatment
Short Course (DOTS) yang direkomendasikan oleh WHO yang terdiri dari lima
komponen yaitu :
Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan dalam
penanggulangan TB.
Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung sedang
pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan kultur dapat
dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana tersebut.
Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung
oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) khususnya dalam 2 bulan pertama dimana
penderita harus minum obat setiap hari.
Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang cukup.
Pencatatan dan pelaporan yang baku.

AIDS
Belum ada penyembuhan untuk AIDS, jadi perlu dilakukan pencegahan Human
Immunodeficiency Virus (HIV) untuk mencegah terjadinya Human Immunodeficiency
Virus (HIV), bisa dilakukan dengan melakukan penkes menjelaskan tentang :
Melakukan abstinensi seks/melakukan hubungan kelamin dengan pasangan yang
terinfeksi.
Memeriksa adanya virus paling lambat 6 bulan setelah hubungan seks terakhir yang
tidak terlindungi.
Menggunakan pelindung jika berhubungan dengan orang yang tidak jelas status Human
Immunodefieciency Virus (HIV) nya.
Tidak bertukar jarum suntuik, jarum tato, dan sebaginya.
Mencegah infeksi kejanin/bayi baru lahir.

ISPA
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut yang
menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari,
ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai
bagian saluran atas dan bawah secara stimulan atau berurutan (Muttaqin, 2008).

Cara Pencegahan Berdasarkan Level Of Prevention :


Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention)
Ditujukan pada orang sehat dengan usaha peningkatan derajat kesehatan (health
promotion) dan pencegahan khusus (spesific protection) terhadap penyakit tertentu.
Penyuluhan, dilakukan oleh tenaga kesehatan dimana kegiatan ini diharapkan dapat
mengubah sikap dan perilaku masyarakat terhadap hal-hal yang dapat
meningkatkan faktor resiko penyakit ISPA. Kegiatan penyuluhan ini dapat berupa
penyuluhan penyakit ISPA, penyuluhan ASI Eksklusif, penyuluhan imunisasi,
penyuluhan gizi seimbang pada ibu dan anak, penyuluhan kesehatan lingkungan,
penyuluhan bahaya rokok.
Imunisasi, yang merupakan strategi spesifik untuk dapat mengurangi angka kesakitan
ISPA.
Usaha di bidang gizi yaitu untuk mengurangi mal nutrisi.
Program KIA yang menangani kesehatan ibu dan bayi berat badan lahir rendah.
Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman (PLP) yang menangani masalah polusi
di dalam maupun di luar rumah.
Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention)
Dalam penanggulangan ISPA dilakukan dengan upaya pengobatan dan diagnosis
sedini mungkin. Dalam pelaksanaan program P2 ISPA, seorang balita keadaan
penyakitnya termasuk dalam klasifikasi bukan pneumonia apabila ditandai dengan
batuk, serak, pilek, panas atau demam (suhu tubuh lebih dari 37˚C), maka dianjurkan
untuk segera diberi pengobatan.
Upaya pengobatan yang dilakukan terhadap klasifikasi ISPA atau bukan pneumonia
adalah tanpa pemberian obat antibiotik dan diberikan perawatan di rumah. Adapun
beberapa hal yang perlu dilakukan ibu untuk mengatasi anaknya yang menderita
ISPA adalah :
Mengatasi panas (demam).
Untuk balita, demam diatasi dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres
dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
Pemberian makanan dan minuman
Memberikan makanan yang cukup tinggi gizi sedikit-sedikit tetapi sering,
memberi ASI lebih sering. Usahakan memberikan cairan (air putih, air buah) lebih
banyak dari biasanya.
Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary Prevention)
Tingkat pencegahan ini ditujukan kepada balita yang bukan pneumonia agar tidak
menjadi lebih parah (pneumonia) dan mengakibatkan kecacatan (pneumonia berat)
dan berakhir dengan kematian.
Upaya yang dapat dilakukan pada pencegahan Penyakit bukan pneumonia pada bayi
dan balita yaitu perhatikan apabila timbul gejala pneumonia seperti nafas menjadi
sesak, anak tidak mampu minum dan sakit menjadi bertambah parah, agar tidak
bertambah parah bawalah anak kembali pada petugas kesehatan dan pemberian
perawatan yang spesifik di rumah dengan memperhatikan asupan gizi dan lebih
sering memberikan ASI.
Cara Pencegahan Menurut Depkes RI, (2002) :
Menjaga kesehatan gizi agar tetap baik
Dengan menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akan mencegah kita atau
terhindar dari penyakit yang terutama antara lain penyakit ISPA. Misalnya dengan
mengkonsumsi makanan empat sehat lima sempurna, banyak minum air putih, olah
raga dengan teratur, serta istirahat yang cukup, kesemuanya itu akan menjaga badan
kita tetap sehat. Karena dengan tubuh yang sehat maka kekebalan tubuh kita akan
semakin meningkat, sehingga dapat mencegah virus / bakteri penyakit yang akan
masuk ke tubuh kita.
Imunisasi
Pemberian immunisasi sangat diperlukan baik pada anak-anak maupun orang
dewasa. Immunisasi dilakukan untuk menjaga kekebalan tubuh kita supaya tidak
mudah terserang berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh virus / bakteri.
Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
Membuat ventilasi udara serta pencahayaan udara yang baik akan mengurangi polusi
asap dapur / asap rokok yang ada di dalam rumah, sehingga dapat mencegah
seseorang menghirup asap tersebut yang bisa menyebabkan terkena penyakit ISPA.
Ventilasi yang baik dapat memelihara kondisi sirkulasi udara (atmosfer) agar tetap
segar dan sehat bagi manusia.
Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ini disebabkan oleh virus / bakteri yang
ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit penyakit ini melalui udara yang
tercemar dan masuk ke dalam tubuh. Bibit penyakit ini biasanya berupa virus /
bakteri di udara yang umumnya berbentuk aerosol (anatu suspensi yang melayang di
udara). Adapun bentuk aerosol yakni Droplet, Nuclei (sisa dari sekresi saluran
pernafasan yang dikeluarkan dari tubuh secara droplet dan melayang di udara), yang
kedua duet (campuran antara bibit penyakit).

Anda mungkin juga menyukai