07 - 5 PS SBG Filsafat
07 - 5 PS SBG Filsafat
Capaian Pembelajaran
Standar Kompetensi :
Mampu Memahami dan Menjelaskan Pancasila sebagai Sistem Filsafat: (Pengertian Filsafat;
Filsafat Pancasila; Hakikat Sila- sila Pancasila)
Indikator :
1. Mampu melakukan kajian dengan suatu proses kajian yang dapat
memanfaatkanliteratur tentang Pancasila sebagai sistem filsafat.
2. Dengan metode kajian literatur diharapkan dapat mengkaji Pancasila sebagai filsafat
secara utuh dari berbagai perspektif dan pemahaman sudut pandang.
3. Menunjukkan hasil kemampuan membandingkan, mempersamakan danmembedakan
pendapat yang berkembang mengenai filsafat Pancasila.
4. Dalam kondisi perbedaan sudut pandang, diharapkan mampu menganalisis dan
membuat suatu keputusan berdasarkan pemahaman setelah mengkaji secara
mendalam tentang filsafat Pancasila.
5. Menguasai pengetahuan tentang pengertian filsafat, filsafat Pancasila dan hakikat sila-
sila dalam Pancasila.
6. Untuk dapat membuktikan hakikat sila-sila dalam Pancasila mahasiswa harus
melakukan kajian individual dan diskusi kelompok.
7. Mampu mengelola perbedaan sudut pandang sebagai pembentuk pemahaman yang
holistik mengenai Pancasila sebagai filsafat.
8. Memiliki sikap tanggung jawab pada pekerjaan secara mendiri dan dapat diberi
tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok. Dapat berkomunikasi, berlaku
secara estetis, etis, apresiatif dan partisipatif dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
5.1 Pengantar
Pancasila merupakan filsafat bangsa Indonesia mengandung pengertian sebagai hasil
perenungan mendalam dari para tokoh pendiri negara (the founding fathers) ketika berusaha
menggali nilai-nilai dasar dan merumuskan dasar negara untuk di atasnya didirikan negara
Republik Indonesia. Hasil perenungan itu secara resmi disahkan bersamaan dengan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) tahun 1945 oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus 1945 sebagai Dasar Filsafat Negara
Republik Indonesia.
Kelima dasar atau prinsip yang terdapat dalam sila-sila Pancasila tersebut merupakan
satu kesatuan bagian-bagian sehingga saling berhubungan dan saling bekerjasama untuk satu
Pendidikan Pancasila khusus di lingkungan Polban
tujuan tertentu sehingga dapat disebut sebagai sistem. Pengertian suatu sistem, sebagaimana
dikutip oleh Kaelan (2000: 66) dari Shrode dan Don Voich memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) suatu kesatuan bagian-bagian; 2) bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri;
3) saling berhubungan, saling ketergantungan; 4) kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai
suatu tujuan bersama (tujuan sistem); dan 5) terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
Berdasarkan pengertian tersebut, Pancasila yang berisi lima sila, yaitu Sila Ketuhanan yang
Maha Esa, Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Sila Persatuan Indonesia, Sila
Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
dan Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, saling berhubungan membentuk satu
kesatuan sistem yang dalam proses bekerjanya saling melengkapi dalam mencapai tujuan.
Meskipun setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, memiliki fungsi sendiri-
sendiri, namun memiliki tujuan tertentu yang sama, yaitu mewujudkan masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila.
Pancasila sebagai sistem filsafat mengandung pemikiran tentang manusia yang
berhubungan denganTuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan masyarakat bangsa
yang semua itu dimiliki oleh bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, sebagai sistem filsafat,
Pancasila memiliki ciri khas yang berbeda dengan sistem-sistem filsafat lain yang ada di
dunia, seperti materialisme, idealisme, rasionalisme, liberalisme, komunisme dan lain
sebagainya.
Kekhasan nilai filsafat yang terkandung dalam Pancasila berkembang dalam budaya
dan peradaban Indonesia, terutama sebagai jiwa dan asas kerohanian bangsa dalam
perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Selanjutnya nilai filsafat Pancasila, baik sebagai
pandangan hidup atau filsafat hidup (Weltanschauung) bangsa maupun sebagai jiwa bangsa
atau jati diri (Volksgeist) nasional, memberikan identitas dan integritas serta martabat bangsa
dalam menghadapi budaya dan peradaban dunia.
Menurut Darmodihardjo (1979: 86), Pancasila adalah ideologi yang memiliki
kekhasan, yaitu:
1) Kekhasan pertama, Tuhan Yang Maha Esa sebab Ketuhanan Yang Maha Esa
mengandung arti bahwa manusia Indonesia percaya adanya Tuhan;
2) Kekhasan kedua, penghargaan kepada sesama umat manusia apapun suku bangsa dan
bahasanya;
3) Kekhasan ketiga, bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa;
Notonagoro, 1967, Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila; Pengertian Inti-Isi Mutlak
Daripada Pancasila Dasar Falsafah Negara, Pokok Pangkal Pelaksanaan Secara
Murni Dan Konsekuen, Cetakan Kedua, Pancuran Tudjuh, Jakarta.
_________, 1983, Pancasila Secara Ilmiah Populer, Cetakan Kelima, Bina Aksara, Jakarta.