K DENGAN MASALAH
PURWOKERTO
Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Stase KMB Profesi Ners
Disusun Oleh :
ANNURUL AZZA
A32020014
GOMBONG
2021
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Nyeri akut : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3
bulan (SDKI, 2016)
Nyeri akut : Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau
digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (Nanda, 2015-2017)
Nyeri akut merupakan bentuk pengalaman sensori yang dirasakan setiap
subjek dengan kurun waktu kurari dari 3 bulan.
B. Etiologi
1. agen pencedera fisiologis
(mis: inflamasi, iskemia, neoplasma)
2. Agen pencedera kimiawi
(mis: terbakar, bahan kimia iritan)
3. Agen pencedera fisik
(mis: abses, amputasi, terbakar, , terpotong, mengangkat berat, prosedur
operasi, trauma, lat.fisik berlebihan)
C. Batasan karakteristik
Tanda gejala mayor :
1. Tampak meringis
2. bersikap protektif
3. gelisah
4. frekuensi nadi meningkat
5. sulit tidur
Tanda gejala minor
1. TD meningkat
2. pola nafas berubah
3. nafsu makan berubah
4. proses berpikir terganggu
5. menarik diri
6. berfokus pada diri sendiri
7. diaforesis
D. Fokus Pengkajian
1. Identitas pasien,
2. Keluhan utama
Biasanya keluhan utama klien nyeri dibagian perut disertai muntah
darah atau berak darah yang datang secara tiba-tiba.
3. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang : Biasanya keluhan utama klien nyeri
dibagian perut disertai muntah darah atau berak darah yang datang
secara tiba-tiba.
Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya kx mempunyai riwayat penyakit hepatitis kronis,
sirosis hepatitis, hepatoma, ulkus peptikum, kanker saluran
pencernaan bagian atas, riwayat penyakit darah (misal : DM),
riwayat penggunaan obatulserorgenik, kebiasaan / gaya hidup
(alkoholisme, gaya hidup / kebiasaan makan).
Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya apabila salah satu anggota keluarganya mempunyai
kebiasaan makan yang dapat memicu terjadinya hematemesis
melena, maka dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain
A . Ulkus peptikum
B. Sekresi lambung
Sekresi lambung terjadi pada tiga fase yang serupa ; (1) fase sefalik
yaitu : fase yang dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau,
atau rasa makanan yang bekerja pada reseptor kortikal serebral yang
pada gilirannya merangsang saraf vagal , (2) fase lambung, yaitu :
pada fase lambung dilepaskan asam lambung dilepaskan sebagai akibat
dari rangsangan kimiawi dan mekanis terhadap resptor di dinding
lambung, dan (3) fase usus, yaitu makanan pada usus halus
menyebabkan pelepasan hormon (dianggap sebagai gastrin) yang pada
waktunya akan merangsang sekresi asam lambung.
D. Sindrom Zollinger-Ellison
E. Ulkus Stres
fhvjh
F. Pemeriksaan diagnostik
2. Laboratorium
a. Darah : Hb menurun / rendah
b. SGOT, SGPT yang meningkat merupakan petunjuk kebocoran
dari sel yang mengalami kerusakan.
c. Albumin, kadar albumin yang merendah merupakan cerminan
kemampuan sel hati yang kurang.
d. Pemeriksaan CHE (kolineterase) penting dalam menilai
kemampuan sel hati. Bila terjadi kerusakan kadar CHE akan
turun.
e. Pemeriksaan kadar elektrolit penting dalam penggunaan
diuretik dan pembatasan garam dalam diet.
f. Peninggian kadar gula darah.
g. Pemeriksaan marker serologi pertanda ureus seperti
HBSAg/HBSAB, HBeAg, dll
a. Radiologi
a. USG untuk melihat gambaran pembesaran hati, permukaan
splenomegali, acites
b. Esofogus untuk melihat perdarahan esofogus
c. Angiografi untuk pengukuran vena portal
G. Penatalaksanaan
Bila pasien memuntahkan darah maka sumber cedera di bagian atas saluran
pencernaan seperti esofagus, duodenum dan lambung. Muntahan darah segar di
hubungkan dengan perdarahan varises esofagus yang merupakan vena besar.
Keadaan tersebut terjadi sabagai penyulit penyakit hati berat, seperti
alkoholisme menahun.
Sokong sirkulasi penderita dengan darah Ringer Laktat dan oksigen:
penderita dapat merasakan.
Muntah darah segar dengan riwayat berak hitam menggambarkan ulkus yang
berdarah yang tak semendesak perdarahan varices esofagus. Pengeluaran darah
segar dalam feses atau setelah buang air besar merupakan tanda perdarahan
saluran cerna bawah akibat hemoroid, divertikula, penyakit keganasan atau
polip. (Sayaifudin.2010)
Pengobatan penderita perdarahan saluran makan bagian atas harus sedini
mungkin dan sebaiknya dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan pengawasan
yang teliti dan pertolongan yang lebih baik
H. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
(kehilangan cairan tubuh secara aktif) ditandai dengan perubahan pada
status mental, penurunan tekanan darah, tekanan nadi, volume nadi,
turgor kulit, haluaran urine, pengisian vena, dan berat badan tiba-tiba,
membrane mukosa kering, kulit kering, peningkatan hematokrit, suhu
tubuh, frekuensi nadi, dan konsentrasi urine, haus, dankelemahan.
2. Risiko ketidakefektifan perfusi gastrointestinal dan/atau ginjal
berhubungan dengan hipovolemik karena perdarahan.
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (rasa
panas/terbakar pada mukosa lambung dan rongga mulut atau spasme
otot dinding perut).
4. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan mencerna makanan akibat perdarahan pada
saluran pencernaan
5. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pajanan
informasi tentang penyakitnya.
6. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, ancaman
kematian.
(Doenges, 2008)
I. Perencanaan / Intervensi
1. Dx : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
(kehilangan cairan tubuh secara aktif)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x… jam
diharapkan terjadi pemulihan keseimbangan cairan dan elektrolit yang
optimal dengan kriteria hasil:
a. Kesadaran pasien composmentis
b. Tanda vital stabil : Suhu : 36,5-37,5° C, nadi : 60-100 x/menit,
pernapasan : 12-22 x/menit, tekanan darah :100/60-140/90
mmHg
c. Haluaran urine 0,5-1,0 ml/kg BB/jam, warna urine kuning dan
jernih
d. Kadar elektrolit serum dalam batas normal : Natrium (Na) =
135-145 mEq/L, Kalium (K) =3,5-5,3 mEq/L, Kalsium (Ca) =
4,5-5,5 mEq/L, Magnesium (Mg) = 1,5-2,5 mEq/L, Klorida (Cl
) =90-105 mEq/L, Fosfort (P) = 1,7-2,6 mEq/L, Hematokrit
=33-45 %, Hb = 13,5-17,5 g/dl –
e. Berat badan stabil
f. Membran mukosa lembab
g. Turgor kulit normal
h. Tidak mengalami muntah
Intervensi Keperawatan :
Amati tanda-tanda vital
Pantau haluaran urine setiap jam, perhatikan warna urine
dan timbang berat badan tiap hari.
Catat karakteristik muntah dan/ atau drainase.
Catat respons fisiologis individual pasien terhadap
perdarahan, misalnya perubahan mental, kelemahan,
gelisah, ansietas, pucat, berkeringat, takipnea, peningkatan
suhu..
Awasi masukan dan haluaran dan hubungkan dengan
perubahan berat badan. Ukur kehilangan darah/ cairan
melalui muntah dan defekasi.
Pertahankan pemberian infuse dan mengaturan tetesannya
pada kecepatan yang tepat sesuai dengan program medik.
Pertahankan tirah baring; mencegah muntah dan tegangan
pada saat defekasi. Jadwalkan aktivitas untuk memberikan
periode istirahat tanpa gangguan. Hilangkan rangsangan
berbahaya..
Kolaborasi pengamatan hasil elektrolit serum
Kolaborasi pemeriksaan laboratorium; misalnya Hb/ Ht.
2. Dx : Ketidakefektifan perfusi gastrointestinal dan/atau ginjal
berhubungan dengan hipovolemik karena perdarahan.
Tujuan :
Analisa data
DO. : TD :
130/60 mmhg
Rr : 20 x/mnt
S : 36.6 0C
N : 83 x/mnt
2 DS: pasien Distensi lambung Tukak lambung Nausea b.d
mengatakan Distensi lambung
seeing merasa inflamasi
mual-mual
perdarahan
DO: pasien
tampak mual- hematemesis
mual melena
mual muntah
3 DS: Pasien Ketidakmampuan sirosis hati Defisit nutrisi b.d
mengatakan mencerna Ketidakmampuan
hanya diberi makanan fungsi hati mencerna
susu dari rs abnormal makanan
gangguan
metabolisme
defisit nutrisi
Diagnosa keperawatan :
1. Nyeri Akut b.d agen cedera fisiologis
2. Nausea b.d Distensi lambung
3. Defisit nutrisi b.d Ketidakmampuan mencerna makanan
Intervensi keperawatan
Setelah dilakukan
2 tindakan keperawatan SIKI : manajemen
selama 3 x 24 jam nutrisi (I.03119) 1.Untuk mengidentifikasi
diharapkan masalah - identifikasi status status nutrisi
nutrisi dapat teratasi nutrisi 2. Untuk mengidentifikasi
dengan kriteria - identifikasi alergi dan alergi dan intoleransi
hasil : intoleransi makanan makanan
SLKI : status nutrisi - monitor asupan 3.Untuk memonitor
makanan asupan makanan yang
(L.03030)
- ajarkan diet yang masuk
Awal tuj terprogram 4.Untuk memberikan diet
- Nafsu makan - kolaborasi pemberian terprogram sesuai kondisi
medikasi sebelum
2 5 makan (mis. Pereda 5. kolaborasi pemberian
- Nyeri abdomen nyeri) medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri)
2 5
- Frekuensi makan
2 5
Keterangan :
1. Memburuk
2. Cukup memburuk
3. Sedang
4. Cukup membaik
5. Membaik
Implementasi
Senin 29-3- - Mengkaji mual dan S : Pasien mengatakan masih mual Nurul
21 Pukul : muntah mual tetapi tidak keluar muntahannya
08.40 O : tampak mual
Senin 29-3- - Mengkaji status S:- pasien mengatakan belum berani Nurul
21 nutrisinya
makan dari hari sabtu
Pukul : O: tampak lemas
09.05 - Hanya diberikan diit susu dari rs
Selasa /30- - Fasilitasi istirahat S : pasien mengatakan nyeri dan mual Nurul
3-21Pukul dan tidur berkurang jika istirahat
09.15
O : tampak lemas
Nurul
Selasa /30- - Monitor status nutrisi S : mengatakan hanya diberikan susu Nurul
3-21Pukul dari rs
12.00 O : - dihabiskan setengah porsi
Rabu /31-3- - Mengkaji keluhan pasien S :pasien mengatakan sudah lebih Nurul
21 Pukul : mendingan
15.00 O : tampak kooperatif
Rabu /31-3- - Monitor status nutrisi S : pasien mengatakan masih minum Nurul
21 Pukul : susu saja dari rs
16.05 O : menghabiskan porsi diet dari rs
Evaluasi
1 31-3- S: Nurul
P : Pasien mengatakan masih nyeri tetapi sudah tidak terlalu
21/14.0
Q : Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan
0 tertusuk-tusuk
R : Pasien mengatan nyeri yang dirasakan di perut
S : Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan skala 3.
T : Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul
(intermiten).
O:
Pasien tampak sesekali menahan sakit
Pemberian edukasi teknik distrasi dan relaksasi.
Pemberian injeksi analgetik
A : Masalah keperawatan nyeri akut teratasi. sebagian
P : Lanjutkan Intervensi Keperawatan : Manajemen Nyeri.
Hasil evaluasi
A T hasil
- Melaporkan 4 1 :2
nyeri terkontrol
- Kemampuan 4 1: 2
mengenali
onset nyeri
- Kemampuan 4 1:2
menggunakan
Teknik
non farmakologis
keterangan :
1. Menurun
2. Cukup menurun
3. Sedang
4. Cukup meningkat
5. Meningkat
2 31-3- S : Pasien mengatakan masih merasakan mual sedikit hanya setelah Nurul
21/14.0 diberikan suntikan obat
O : masih tampak mual jika diberikan injeksi
0
Td : 128/70 mmhg
Rr : 20 x/mnt
S : 37 0C
N : 88 x/mnt
A : Masalah keperawatan nausea teratasi.sebagian
P : Lanjutkan Intervensi : Manajemen nausea/mual
Hasil evaluasi
SLKI : Tingkat nausea (L.08065)
Awal tuj hasil
- Keluhan mual 2 5 : 4
- Perasaan ingin 2 5 : 4
- muntah
- Perasaan 2 5 : 4
- asam dilambung
- keterangan :
- 1. meningkat
- 2. Cukup meningkat
- 3. Sedang
- 4. Cukup menurun
- 5. Menurun
3 31-3- S: Pasien mengatakan hanya boleh minum susu dari rs dan habis Nurul
21/19.0 O : pasien menghabiskan susu dari rs
A: masalah nutrisi sudah teratasi
0
P : pertahankan intervensi manajemen nutrisi
Hasil evaluasi
Awal tuj hasil
- Nafsu makan 2 5 : 5
- Nyeri abdomen 2 5 : 5
- Frekuensi makan 2 5 : 5
Keterangan :
1. Memburuk
2. Cukup memburuk
3. Sedang
4. Cukup membaik
5. Membaik
-
BAB III
PEMBAHASAN