Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS VISUAL POSTER HEMAT ENERGI BERDASARKAN SEMIOTIKA

Dwi Hariyono1 , Muhammad Fikri2, Pebi Fitriani3, Tri Wahyu Hidayati4 (© 2019)

Analisis Visual Poster Hemat Energi Pemkot Depok Berdasarkan


Semiotika
Dwi Hariyono1, Muhammad Fikri2, Pebi Fitriani3, Tri Wahyu Hidayati4
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Fakultas Bahasa Dan Seni, Universitas Indraprasta PGRI

dwihariyono21@gmail.com, fikrinsoplp@gmail.com, pebifitriani2@gmail.com,


triwahyu.hidayati95@gmail.com

Article History
accepted xx/xx/xxx approved xx/xx/xxx published xx/xx/xxx

Abstrak

Sumber energi listrik merupakan salah satu permasalahan dalam lingkungan hidup yang telah
menjadi pusat perhatian media visual. Poster Hemat Energi merupakan salah satu media visual
yang mempunyai peran penting dalam menyampaikan sebuah konsep, isi atau makna pesan yang
disampaikan mengenai permasalahan lingkungan hidup. Dalam proses penyampaian pesan, kerap
kali menggunakan tanda-tanda tertentu untuk mewakili suatu makna yang hendak ditampilkan
dalam sebuah pesan. Penulis melakukan analisis poster hemat energi dengan kajian semiotika,
dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan tentang segala sesuatu yang bersifat baik-buruk
dari suatu sebab akibat yang ditandai dengan sebuah tanda. Hasil dari analisis poster yang
dilakukan yaitu : (1) “ Budayakan Hemat Energi Dimasa Datang ” merupakan ajakan untuk
membudayakan agar hemat energi terutama energi listrik. (2) Lampu bohlam memberi tanda
energi listrik. (3) pohon menjadi akibat dari budayakan hemat energi listrik untuk bumi yang kebih
baik dengan tumbuhnya kembali pohon- pohon. (4) Dengan tangan kita sendirilah yang harus
melakukanya. Isi keseluruhan poster sudah memberikan tanda-tanda visual yang sesuai dengan
pesan yang disampaikan, hanya saja dalam penyajian tampilan visual dalam hal warna judul
kurang memberikan fokus permasalahan dan isi pesan karena judul dijadikan dalam tiga kalimat
terpisah sedangkan warna yang ditampilkan sama.

Kata kunci : Analisis visual, Poster, Hemat Energi, Semiotika

This work is licensed under a CC-BY-NC

PENDAHULUAN

Sumber Daya Listrik adalah sumber daya yang terbatas dan dapat habis. Tidak dapat
dipungkiri bahwa manusia yang hidup diera modern sangat bergantung pada sumber daya
listrik untuk untuk dapat beraktifitas sehari-hari. Penggunaan sumber daya listrik kian
meningkat, dikarenakan berbagai wilayah telah mendapatkan distribusi aliran listrik. Namun, di
beberapa wilayah yang merupakan pusat kota atau pusat bisnis pemanfaatan sumber daya
listrik dilakukan secara berlebihan dan masif.

1
ANALISIS VISUAL POSTER HEMAT ENERGI BERDASARKAN SEMIOTIKA
Dwi Hariyono1 , Muhammad Fikri2, Pebi Fitriani3, Tri Wahyu Hidayati4 (© 2019)

Mengacu pada sumber data Kementrian ESDM tahun 2017 konsumsi listrik di Indonesia
mencapai 1.012 Kilowatt per Hour (KWH)/kapita, naik 5,9 % dari tahun sebelumnya.
Pemakaian listrik yang berlebihan tidak hanya membuat kelangsungan energi listrik semakin
menipis dan tagihan pembayaran melonjak tetapi juga merupakan salah satu pemicu Global
Warming atau Pemanasan Global. Listrik yang dapat menyalakan berbagai perangkat
elektronik dirumah 61% berasal dari batu bara. (ESDM, 2017) Bukan hanya terbatas tetapi
proses pembakaran batu bara agar dapat menjadi energi listrik dapat menghasilkan karbon
dioksida yang menjadi salah satu penyebab Global Warming. Maka sosialisasi hemat energi
harus rutin dilakukan demi menjaga sumber daya ini bertahan lebih lama agar dapat
dimanfaatkan oleh anak cucu.

Poster merupakan salah satu media komunikasi visual yang mudah ditemui. Menurut
John Gierla (Supriyono, 2010). “Perbedaan poster dengan media cetak lainnya adalah, poster
menyampaikan informasi pada pembaca yang sedang bergerak. Poster juga memiliki kelebihan
sebagai media komunikasi visual karena memuat informasi secara singkat, padat dan jelas,
serta dapat diproduksi secara massal.

Poster adalah media promosi 2D yang umum digunakan dalam beberapa kepentingan
terutama dibidang pemerintahan. Karena penempatan poster dapat diatur sesuai kebutuhan,
poster dapat diletakkan diatas bidang datar seperti tembok, papan ataupun mading. Menurut
(Kusrianto, 2007) Poster adalah gambar pada selembar kertas berukuran besar yang digantung
atau ditempel didinding atau permukaan lain. Secara umum poster dapat dideskripsikan
sebagai sebuah karya seni grafis yang memuat beragam tanda visual lalu dikomposisikan
dengan menambahan warna serta tulisan untuk sebuah tujuan yakni menarik perhatian.

Didalam proses penyampaian pesan, kerap kali menggunakan tanda-tanda tertentu


untuk mewakili suatu makna yang hendak ditampilkan dalam sebuah pesan. Erat kaitannya
penggunaan tanda tersebut didalam pesan-pesan yang terdapat pada iklan. Pada dasarnya
hampir seluruh tanda dalam iklan terdiri dari tanda-tanda verbal maupun nonverbal. Tanda
verbal mencakup bahasa yang dikenal atau familiar sedangkan tanda-tanda nonverbal adalah
cakupan bentuk dan warna yang tersaji dalam sebuah iklan, yang tidak secara khusus meniru
rupa atas bentuk realitas, (Sobur, 2009). Disitus daring terdapat banyak poster iklan layanan
masyarakat yang penciptaanya menggunakan simbol tertentu yang bersifat denotatif ataupun
konotatif. Tanda – tanda tersebut ada yang tidak sadar tersembunyi atau memang sengaja
disisipkan dan disembunyikan demi menunjukan realitas terhadap audience.

Penghematan energi atau konservasi energi adalah sebuah upaya untuk mengurangi
jumlah penggunaan energi. Penghematan energi dapat dilakukan dengan menggunakan energi
seminimal mungkin dimana manfaat yang setara dapat didapatkan dengan menggunakan
lebih sedikit energi, ataupun dengan mengurangi pemakaian listrik dan kegiatan yang
menggunakan energi. Upaya penghematan energi memberikan dampak berkurangnya biaya,
serta meningkatnya kualitas lingkungan, keamanan negara, keamanan pribadi, serta
kenyamanan. Hal ini membuka mata bahwa memang energi listrik sudah menjadi bagian dari
kehidupan umat manusia. Manusia lebih menghiraukan penggunaan listrik karena sudah
terbiasa berada di lingkungan sekitar yang memberikan ketersediaan listrik dan menyebabkan
kurangnya perhatian terhadap penggunaan listrik secara baik dan benar. Sudah menjadi sifat
manusia untuk selalu diingatkan agar mau bergerak. Kondisi diatas harus diperhatikan agar
lingkungan dan bumi yang ditempati manusia aman dan lebih ramah lingkungan, untuk itu

2
ANALISIS VISUAL POSTER HEMAT ENERGI BERDASARKAN SEMIOTIKA
Dwi Hariyono1 , Muhammad Fikri2, Pebi Fitriani3, Tri Wahyu Hidayati4 (© 2019)

perlunya adanya media yang tepat agar masyarakat memahami tentang penggunaan listrik
yang baik dan benar.

Poster menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengingatkan
masyarakat akan bahaya dan penggunaan energi listrik karena poster dapat ditempatkan
dimana saja dan dapat menjangkau masyarakat lebih luas. Poster dapat dicetak dan ketika
ditempatkan ditempat umum yang banyak dilalui maka orang akan terus menerus melihat dan
membaca sehingga tumbuh dalam mindset mengenai hal yang hendak disampaikan. Poster
juga dapat menjangkau masyarakat lewat sosial media maupun smartphone di mana
masyarakat dan anak muda lebih banyak menggunakan sosial media dalam kehidupan sehari-
hari. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis tanda visual yang terdapat
pada poster dengan mendeskripsikan setiap kode melalui visual yang disajikan dan
permasalahan terhadap penyajian tampilan visual.

METODE

Dalam penelitian ini akan digunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Prof. Dr.
Sugiyono (2017), metode penelitian kualitatif atau metode penelitian baru adalah sebuah
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Dalam hal ini
penulis akan melakukan analisis terhadap permasalahan lingkungan yaitu permasalahan
mengenai hemat energi khususnya energi listrik. Dalam melakukan analisis poster hemat
energi, penulis mengumpulkan data dari berbagai contoh poster hemat energi dari internet
dengan kata kunci poster hemat energi.

Setelah mendapatkan data poster hemat energi yang dipublikasikan pada tahun 2015,
penulis melakukan analisis berdasarkan pendeketan semiotika. “Semiotika (Semiotics)
didefinisikan oleh Ferdinand de Saussure dalam Course In General Linguistics, sebagai “ilmu
yang mengkaji tentang tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial”. Jadi semiotika merupakan
ilmu mengenai tanda. Penganalisaan tentang lingkungan hidup dengan kajian semiotika
komunikasi visual yang dilakukan berdasarkan pertama Charles Sanders Pierce (Ikon, Indeks,
Simbol), kedua Roland Barthes (Kode Hermeneutik, Kode Semantik, Kode Simbolik, Kode
Narasi, dan Kode Kebudayaan), ketiga Ferdinand Saussure untuk melihat makna denotative
dan makna konotatif. Poster akan dianalisis dengan empat tahap analisis visual yang terkait
dengan deskripsi (memecah data), interpretasi (membagi data berdasarkan kualitas tanda),
evaluasi (hubungan konsep dengan ikon visual yang disajikan), dan teorisasi(rangkuman).

HASIL DAN PEMBAHASAN

3
ANALISIS VISUAL POSTER HEMAT ENERGI BERDASARKAN SEMIOTIKA
Dwi Hariyono1 , Muhammad Fikri2, Pebi Fitriani3, Tri Wahyu Hidayati4 (© 2019)

Gambar 1 Poster Budayakan Hemat Energy Dimasa Datang

Ikon adalah tanda yang mempunyai ciri yang sama dengan dengan objek yang diwakilinya.
Indeks sendiri merupakan tanda yang memiliki hubungan sebab akibat dengan apa yang
diwakilinya atau bisa disebut juga tanda sebagai bukti. Simbol merupakan tanda berdasarkan
konvensi, peraturan atau perjanjian yang disepakati bersama (Tinaburko, 2010)

Kode menurut Piliang (1998) adalah pengkombinasian tanda yang disepakati secara social
untuk memungkinkan satu pesan disampaikan dari seseorang kepada orang lain. Barthes
mengemukakan kode-kode pembacaan komunikasi sebagai berikut pertama Kode
Hermeneutik yaitu artikulasi sebagai cara pertanyaan, teka-teki, respon, enigma, akhirnya
menuju pada jawaban, kedua Kode Semantik yaitu kode yang mengandung konotasi pada level
penanda, ketiga Kode Simbolik yaitu kode yang berkaitan dengan psikoanalisis, antithesis,
kemenduaan, pertentangan dua unsur atau skizofrenia, keempat Kode Narasi atau proairetik
yaitu kode yang mengandung cerita, urutan, narasi, atau antinarasi, kelima Kode Kebudayaan
yaitu suara-suara yang bersifat kolektif, anonym, mitos, moral, sastra seni, legenda (Tinaburko,
2010). Spradley (1997) menjabarkan makna denotatif meliputi hal-hal yang ditunjuk oleh kata-
kata (makna referensial). Sedangkan makna konotatif meliputi semua signifikansi sugestif dari
simbol yang lebih daripada arti referensialnya.

Penggunaan kata-kata yang persuasif, yaitu berusaha mengajak seseorang dengan cara
memberikan alasan yang meyakinkan untuk membuktikan pendapat. Desain Poster ini
mengajak para pembacanya untuk mulai membudayakan hemat energi mulai dari sekarang
dan untuk terus melakukannya demi kepentingan bersama. Kalimat persuasif ini dipertegas
dengan kalimat ajakan untuk membudayakan hemat energi dimasa dating. Tanda verbal
(headline) “Budayakan Hemat Energi Dimasa Datang” (keberlanjutan alam untuk masa depan
yang lebih hijau dan ramah lingkungan). Tanda Visual : Ikon lampu bohlam, pohon yang
tumbuh dalam bohlam, jajaran gedung di perkotaan, dan tangan yang memegang bohlam.
Analisis Semiotika Komunikasi Visual : Berdasarkan tanda verbal dan tanda visual pesan poster
tersebut, pesan dapat ditangkap melalui bantuan kode hermeneutic, kode simbolik, kode
narasi, kode sematik dan kode kebudayaan.

Kode visual hermeneutik terlihat pada deretan tanda verbal yang berbunyi “Budayakan
Hemat Energi Dimasa Datang” (keberlanjutan alam untuk masa depan yang lebih hijau dan

4
ANALISIS VISUAL POSTER HEMAT ENERGI BERDASARKAN SEMIOTIKA
Dwi Hariyono1 , Muhammad Fikri2, Pebi Fitriani3, Tri Wahyu Hidayati4 (© 2019)

ramah lingkungan), kemudian divisualkan menjadi ikon sebuah lampu bohlam. Dilanjutkan
enigma pada visual berikutnya, yaitu gambar pohon yang tumbuh didalam bohlam. Dengan
demikian, suatu kegiatan yang dimulai dengan membudayakan mematikan lampu akan
membawa perubahan hari dimasa datang sehingga dapat membantu menumbuhkan pohon
yang berkurang akibat dampak dari energi listrik yang berlebih. Kode simbolik pada aspek
pertentangan dua unsur terlihat pada tanda visual atau ikon pohon yang tumbuh dan ikon
silohuet deretan gedung-gedung tinggi.

Kode narasi yaitu kode yang mengandung cerita terlihat pada teks headline “Budayakan
Hemat Energi Dimasa Datang” (keberlanjutan alam untuk masa depan yang lebih hijau dan
ramah lingkungan). Kata “Budayakan” berarti membiasakan suatu perbuatan yang baik
sehingga dianggap sebagai berbudaya (KBBI). Secara konotatif berarti sebuah usaha yang harus
dilakukan atau diharapkan akan dilakukan oleh masyarakat umum menyangkut pembiasaan
hemat energi listrik. Secara konotatif adalah berbudaya. Makna Denotatif, Kata “Hemat”
berarti tindakan mengurangi jumlah penggunaan energi, secara denotatif, hemat merupakan
menggunakan (sesuatu) dengan cermat dan hati-hati (supaya jangan lekas habis, rusak, dan
sebagainya). Secara konotatif berhati-hati dalam membelanjakan uang (KBBI). Kata “Energi”
Secara Denotatif , energi merupakan kemampuan untuk melakukan kerja (misalnya untuk
energi listrik dan mekanika). Sedangkan secara konotatif merupakan daya (kekuatan) yang
dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan (KBBI) Kata “Dimasa Datang”
berarti masa depan dalam bahasa Indonesia, secara denotatif berarti masa yang akan datang;
masa yang belum terjadi. Secara konotatif berarti masa yang akan datang yang merupakan
cerminan dari apa yang dilakukan saat ini. Penekanan pada kata “Hemat Energi” memperjelas
maksud dari poster yang mengajak untuk menghemat energi. Warna putih dengan gradasi
abu- abu dipilih karena identik dengan terang lampu listrik yang menjadi topik dalam poster
tersebut.

Kode Kebudayaan tersirat pada pengaruh psikologis yang berhubungan dengan minat
sedangkan pengaruh sosial budaya yaitu pengaruh yang berhubungan dengan gaya hidup,
etika, dan estetika. Poster ini membawa pengaruh psikologis, untuk menyadarkan masyarakat
akan kondisi alam tempat tinggal manusia yang semakin mengalami kerusakan yang
bertambah padat dan gedung- gedung. Pembaca untuk lebih memperhatikan pentingnya
membudayakan hemat energi dengan cara mematikan lampu dan menggunakanya sesuai
kebutuhan.

Ragam tanda visual yakni pertama Ikon lampu bohlam dalam keadaan mati menjadi objek
utama. Lampu bohlam menjadi permasalahan yang ingin disampaikan bahwa sumber energi
yang di maksud adalah energi listrik. Bohlam dalam keadaan mati memberikan arahan untuk
mematikan lampu dalam menghemat energi. Kedua, Gambar pohon yang berada didalam
lampu bohlam merupakan visual dari dampak upaya yang dilakukan dengan menghemat dan
mematikan lampu jika sudah tidak terpakai akan memberikan dampak tumbuh kembalinya
pohon-pohon yang sudah tidak tumbuh akibat dari penggunaan energi listrik yang tidak
bertanggung jawab. Pohon berwarna hijau merupakan simbol harapan. Bahwa dengan
kehadiran suatu pohon meraeka akan mendapatkan lingkungan yang ramah lingkungan, ketiga
Ikon siluet deretan gedung-gedung berwarna hitam dengan cahaya lampu di dalam gedung
pada bagian belakang bohlam menggambarkan banyaknya bangunan yang menggunakan
energi listrik dan lampu yang belum peduli terhadap lingkungan disekitarnya. Keempat, Warna
hitam sering diidentikkan dengan hal yang kurang baik dan kurang benar, maka warna hitam
disini menggambarkan belum diterapkannya pembiasaan hemat energi listrik dimasa sekarang.

5
ANALISIS VISUAL POSTER HEMAT ENERGI BERDASARKAN SEMIOTIKA
Dwi Hariyono1 , Muhammad Fikri2, Pebi Fitriani3, Tri Wahyu Hidayati4 (© 2019)

Jika ada yang sudah membudayakan itu pun masih sedikit dan masih jauh dari kata cukup
untuk membantu memperbaiki kondisi lingkungan disekitar umat manusia. Kelima, Ikon
tangan atau jari jemari mewakili kelompok masyarakat yang memiliki kesadaran terhadap
budaya hemat energi serta sebagai media untuk menyalurkan aspirasi dan pesan dari poster
itu sendiri.

Dengan demikian terdapat hubungan yang erat antara tanda verbal dan tanda visual.
Tanda verbal mempunyai konotasi bahwa pohon berwarna hijau didalam bohlam merupakan
simbol harapan. Bahwa dengan membudayakan mematikan lampu dalam upaya menghemat
energi listrik akan mendapatkan lingkungan yang ramah lingkungan. Dari analisis diatas, dapat
ditarik keseimpulan bahwa tanda bermakna sebagai pengetahuan yang menekankan perlunya
keperdulian terhadap lingkungan mulai dari sekarang dan dimasa datang. Dalam upaya
menghemat energi listrik sebaiknya membudayakan untuk mematikan lampu apabila sudah
tidak terpakai. Budaya hemat energi listrik ini sebenarnya upaya sebagai respon dari rusaknya
alam dan lingkungan sekitar, seperti rusaknya lubang ozon dan meningkatnya pemanasan
global. Membudayakan hemat energi untuk masa yang akan datang agar lebih baik diharapkan
dapat membantu mengurangi efek negatif kerusakan lingkungan dan memperbaikinya menjadi
suatu lingkungan yang lebih baik.

SIMPULAN

Poster merupakan salah satu media komunikasi visual yang mudah ditemui. Poster
dengan bahasa yang tepat dan didukung dengan visual yang tepat pula dapat menyentuh
masyarakat dan pesan yang disampaikan akan sampai pada masyarakat juga. Kondisi
lingkungan saat ini sangatlah komplek salah satunya adalah masalah lingkungan mengenai
energi listrik. Melihat kondisi lingkungan yang semakin panas membuat masyarakat harus
melihat terhadap kondisi lingkungan untuk kondisi lingkungan. Listrik sudah menjadi bagian
penting dari kehidupan dan manusia bergantung dengan listrik untuk membantu meringankan
pekerjaanya. Namun dengan adanya listrik disekitar yang tanpa mereka sadari juga memiliki
dampak jika digunakan secara terus menerus dan secara bebas.

Dari analisis diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tanda bermakna sebagai
pengetahuan yang menekankan perlunya keperdulian terhadap lingkungan mulai dari sekarang
dan dimasa datang. Dalam upaya menghemat energi listrik sebaiknya membudayakan untuk
mematikan lampu apabila sudah tidak terpakai. Budaya hemat energi listrik ini sebenarnya
upaya sebagai respon dari rusaknya alam dan lingkungan sekitar, seperti rusaknya lubang ozon
dan meningkatnya pemanasan global. Membudayakan hemat energi untuk masa yang akan
datang agar lebih baik diharapkan dapat membantu mengurangi efek negatif atas kerusakan
lingkungan yang telah terjadi dan berusaha untuk memperbaikinya agar menjadi suatu
lingkungan yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

ESDM, K. (2017). Inilah Konsumsi Listrik Nasional. Retrieved from Databoks website:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/01/11/inilah-konsumsi-listrik-nasional

Kusrianto, A. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: C.V Andi Ofset.

6
ANALISIS VISUAL POSTER HEMAT ENERGI BERDASARKAN SEMIOTIKA
Dwi Hariyono1 , Muhammad Fikri2, Pebi Fitriani3, Tri Wahyu Hidayati4 (© 2019)

Piliang, Y. . (1998). Sebuah Dunia Yang Dilipat. Bandung: Mizan.

Prof. Dr. Sugiyono. (2017). METODE PENELITIAN KUANTITATIF,KUALITATIF DAN R&D. Bandung:
Alfabeta.

Sobur, A. (2009). Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Spradley, J. P. (1997). Metode Etnografi (M. Z. Elizabeth, Ed.). Yogyakarta: Tiara wacana.

Supriyono, R. (2010). Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.

Tinaburko, S. (2010). Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.

(KBBI Online,2019, Https://kbbi.web.id/membudayakan) diakses 24 November 2019

(KBBI Online,2019, Https://kbbi.web.id/hemat) diakses 24 November 2019

(KBBI Online,2019, Https://kbbi.web.id/energi) diakses 24 November 2019

Anda mungkin juga menyukai