Anda di halaman 1dari 10

‫‪KHOTBAH I‬‬

‫ِ ِ ِ يِب‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬


‫السالَم‪َ ،‬وأَْف َه َمنَا ب َشر ْي َعة النَّ ّ‬ ‫اْحلَ ْم ُد هلل اْحلَ ْم ُد هلل الّذي َه َدانَا ُسبُ َل ّ‬
‫رمي‪ ،‬أَ ْشه ُد أَ ْن اَل اِلَه إِاَّل اهلل وح َده ال َش ِريك لَه‪ ،‬ذُو اْجل ِ‬
‫الل‬ ‫َ‬ ‫َْ ُ‬ ‫َ‬ ‫ال َك ِ َ‬
‫َواإل ْكرام‪َ ،‬وأَ ْش َه ُد أَ ّن َسيِّ َدنَا َونَبَِّينَا حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َرسولُه‪ ،‬اللّ ُه َّم‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫أصحابِه َوالتَّابِ َ‬
‫عني‬ ‫ص ِّل و َسلِّ ْم َوبا ِر ْك َعلَى َسيِّدنا حُمَ ّمد َو َعلَى اله َو ْ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫صْي ُك ْم َو‬ ‫إحسان إىَل َي ْوم الدِّين‪ ،‬أ ََّما َب ْع ُد‪َ :‬فيَايُّ َها ا ِإل ْخ َوان‪ْ ،‬أو ُ‬ ‫بِ ْ‬
‫اىل يِف اْل ُق ْر ِان‬‫ال اهللُ َت َع َ‬ ‫اعتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِ ُح ْو ْن‪ ،‬قَ َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َن ْفس ْي بَِت ْق َوى اهلل َوطَ َ‬
‫ين آَ َمنُوا َّات ُقوا اهلل‬ ‫َّ ِ‬ ‫ان َّ ِ‬ ‫اْل َك ِرمي‪ :‬بِس ِم ِ‬
‫اهلل الرَّمْح ِ‬
‫الرحْي ْم‪ :‬يَا أَيُّ َها الذ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ ْ‬
‫صلِ ْح لَ ُك ْم أ َْع َمالَ ُك ْم َو َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن‬ ‫َوقُولُوا َق ْواًل َس ِد ً‬
‫يدا‪ ،‬يُ ْ‬
‫يما وقال تعاىل يَا اَيُّ َها الَّ ِذيْ َن‬ ‫ِ‬
‫يُط ِع اهلل َو َر ُسولَهُ َف َق ْد فَ َاز َف ْو ًزا َعظ ً‬
‫ِ‬
‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫ص َد َق اهللُ‬ ‫َآمُن ْوا َّات ُق ْوا اهللَ َح َّق ُت َقاته َوالَ مَتُْوتُ َّن إِالَّ َوأَْنتُ ْم ُم ْسل ُم ْو َن َ‬
‫يم‬ ‫ِ‬
‫العظ ْ‬ ‫َ‬
‫‪Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah‬‬
‫‪Mengawali khutbah ini, khatib berwasiat kepada kita semua,‬‬
‫‪terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha‬‬
‫‪meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah‬‬
‫‪subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban‬‬
dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.

Menurut Syekh Abdul Qodir Al Jailani dalam kitab al-


Ghuniyah, Rajab terdiri dari tiga huruf, yaitu Ra’, Jim, dan Ba’.
Ra’ adalah Rahmatullâh (rahmat Allah), Jim adalah Jûdullâh
(kemudahan Allah), dan Ba’ adalah Birrullâh (kebaikan Allah).
Maksudnya, mulai awal hingga akhir bulan Rajab, Allah SWT
melimpahkan tiga anugerah kepada hamba-hamba-Nya, yaitu
limpahan rahmat, kemudahan, dan kebaikan dari Allah SWT.
Ini menunjukkan kemuliaan dan keagungan dari bulan Rajab.

Waktu terus berlalu, tidak terasa kita sudah memasuki 10


terakhir bulan Rajab. Itu artinya sebentar lagi kita akan
meninggalkan bulan rajab dan memasuki bulan Sya’ban.
Sebagaimana yang kita ketahui, 10 terakhir bulan Rajab
tepatnya pada tanggal 27 Rajab telah terjadi peristiwa yang
amat bersejarah bagi umat Islam. Peristiwa dimana Nabi
Muhammad lepas dari dimensi kemanusiaannya dan masuk ke
dimensi lain, sehingga dapat bertemu dengan Allah SWT.
Kejadian ini dinamakan Isra dan Mi’raj.

Hadirin rohimakumullah
Kemuliaan bulan Rajab semakin bertambah dengan peristiwa
monumental  isra’ dan mi’raj Nabi Muhammad SAW dari dari
Masjidil haram  Makkah menuju masjidil Aqsho Palestina.
Kemudian dilanjutkan dari masjidil Aqsha menuju Sidratil
Muntaha untuk menghadap Allah SWT sang pencipta Alam
semesta. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Isra’ ayat 1
‫ٓياَ ْس ٰرى بِ َعْب ِد ٖه لَْياًل ِّم َن الْ َم ْس ِج ِد احْلَ َر ِام اِىَل الْ َم ْس ِج ِد‬
45ْٓ ‫ُس ْب ٰح َن الَّ ِذ‬
ِ ‫الس ِميع الْب‬ ِۗ ِ ِ ِ ِ
‫صْي ُر‬ َ ُ ْ َّ ‫ا انَّهٗ ُه َو‬4 َ‫صا الَّذ ْي ٰبَر ْكنَا َح ْولَهٗ لنُ ِريَهٗ م ْن اٰيٰتن‬ َ ْ‫ااْل َق‬

Artinya: “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-


Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil
Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)
Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui” (Q.S Al Isra:1).

Dalam isra’ mi’raj, apakah hanya ruh Nabi ataukah ruh dan
jasadnya sekaligus?
Ulama berbeda pendapat.   Menurut mayoritas ulama, Nabi di-
isra’-kan meliputi ruh dan jasad sekaligus. Hal ini berdasarkan
apabila yang di-isra’-kan hanya ruh saja, berarti Nabi
Muhammad sama dengan mimpi. Jika isra’ hanya sebuah
mimpi saja, maka hal tersebut tidak merupakan kejadian luar
biasa yang sampai Allah memakai istilah subhana pada ayat di
atas. Yang membuat fenomenal pada kegiatan isra’ mi’raj Nabi
yang merupakan keajaiban perjalanan dengan ruang yang
besar, namun waktunya sedemikian singkat.

Jamaah shalat umat hafidhakumullah


Perjalanan Nabi pada isra’ mi’raj bukan atas inisiatif
dan kemauan beliau, tapi murni atas kehendak Allah “yang
menjalankannya”. Oleh karena itu, masuk akal atau tidak, bagi
seorang hamba harus mengedepankan posisinya sebagai hamba
dan mengagungkan ketuhanan Allah yang mampu melakukan
apa saja dan hamba tersebut menomorduakan akalnya yang
serba terbatas. Para ulama menegaskan, “Barangsiapa yang
mengingkari mukjizat Isra’, berarti ia telah mendustakan Al-
Qur’an dan barangsiapa mendustakan Al-Qur’an maka ia tidak
lagi tergolong sebagai bagian dari kaum muslimin.”

Perjalanan malam Nabi Muhammad yang fenomenal itu


menghasilkan sebuah perintah shalat lima waktu dengan kisah
yang cukup panjang. Yang perlu kita garisbawahi di sini, shalat
adalah sebuah perintah yang melalui momen sakral, fenomenal.
Oleh karena itu kita harus malu jika sampai meninggalkan
shalat dan sholat menjadi tolak ukur  ibadah seseorang di hari
kiamat.

Sebagaimana hadits Riwayat at-Thabrani dijelaskan:

َّ ‫أَ َّو ُل َما يُ َحا َسبُ بِ ِه ْال َع ْب ُد يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة ال‬،


ُ‫صاَل ة‬
Amal pertama kali akan dihisab untuk seorang hamba di hari
kiamat nanti adalah shalat.

‫صلَ َح لَهُ َسائِ ُر َع َملِ ِه‬ ْ ‫صلَ َح‬


َ ‫ت‬ َ ‫فَإ ِ ْن‬
Maka apabila Shalatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya.

ْ ‫َوإِ ْن فَ َسد‬
‫َت فَ َس َد َسائِ ُر َع َملِ ِه‬
Dan jika sholatnya buruk, rusaklah semua amalnya. (HR.
Thabrani).

Hadirin Sidang Jum’ah Rahimakumullah

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:


  ‫والنسائي‬ ‫الصالةُ (أخرجه أمحد‬
َّ ُ‫وده‬ ُ ‫س األ َْم ِر ا ِإل ْس‬
ُ ‫ َو َع ُم‬،‫الم‬ ُ ْ‫َرأ‬
)‫ حديث حسن صحيح‬:‫ والرتمذي وغريهم وقال‬ 
Maknanya: “Induk dari segala perkara adalah Islam dan
tiangnya adalah shalat” (HR Ahmad, an-Nasaa’i, at-Tirmidzi
dan lain-lain. At-Tirmidzi berkata: Hadits ini hasan shahih).
Allah telah menjadikan shalat sebagai penyejuk mata dan jiwa,
serta pelipur lara bagi mereka yang dirundung kesedihan.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memberikan teladan
kepada kita bahwa ketika beliau sedang mengalami masa-masa
sulit dan berat, beliau menghibur diri dengan mendirikan shalat
(HR Ahmad dan Abu Dawud).

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:  

َّ ‫ت ُقَّرةُ َعْييِن يِف‬


‫الصالةِ (أخرجه أمحد يف مسنده والنسائي‬ ِ
ْ َ‫َو ُجعل‬
)‫ والبيهقي يف السنن وصححه احلاكم يف املستدرك وغريهم‬ 
Maknanya: “Telah dijadikan kesejukan mata dan jiwaku
(kebahagiaanku) pada shalat” (HR Ahmad dalam Musnadnya,
an-Nasaa’i, al-Baihaqi dalam as-Sunan, dan hadits ini
dishahihkan oleh al-Hakim dalam al-Mustadrak).

Shalat menjadi kesenangan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa


sallam, kedamaian kalbunya serta kebahagiaan hatinya.
Marilah kita jadikan bulan Rajab, bulan peringatan mukjizat
Isra’ dan Mi’raj, sebagai momentum untuk memperbaiki
kualitas shalat kita. Shalat yang berkualitas adalah shalat yang
sah dan diterima oleh Allah ta’ala.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah


Dengan momentum Isra' Mi'raj, patutlah kita
mengambil ibrah darinya. Bahwa ditengah misi keimanan, misi
dakwah, Allah menyediakan tasliyah (pelipur lara). Maka
seharusnya shalat yang merupakan oleh-oleh isra' mi'raj juga
menjadi tasliyah kita dari segala beban hidup, beban dakwah,
dan beratnya melawan nafsu.

“Shalat adalah mi’ rajnya orang beriman”, demikian sabda


Rasul saw. Ibadah shalat merupakan ajang bagi seorang pecinta
untuk secara langsung berkeluh kesah dan menyampaikan
kerinduannya kepada dzat yang dicintainya. Setiap pecinta
yang hendak menunaikan shalat akan mempersiapkan betul
keadaan dirinya dengan berhias sebaik mungkin. Sebabnya,
pada saat itu dirinya akan berjumpa dengan kekasihnya, Allah
SWT.

Apabila orang Islam telah menegakkan shalat secara sempurna


(syarat-rukunnya), khusyu, dan ikhlas dalam pengamalannya,
maka shalat tersebut akan memberikan dampak yang positif
terhadap suasana bathin, kejiwaan, atau psikologisnya yang
tentram. Kondisi ini amat mendukung bagi terbentuknya
kepribadian (personality) yang utuh, sehat, produktif, atau
efektif.

Ibadah shalat juga merupakan sarana komunikasi terbaik antara


manusia dengan Allah SWT. Tujuan utama dari pelaksanaan
ibadah shalat adalah mendekatkan dan selalu mengingatkan
manusia kepada Tuhannya. Dengan begitu, mereka tidak akan
sampai terjerumus dalam lembah kenistaan.

Demikian khutbah yang singkat ini, kita dapat ambil


inti sari dari perjalanan isra dan mi’raj nabi Muhammad SAW,
bahwa shalat lima waktu bukanlah hal yang sepele seperti kita
beli makanan ringan, kita sarapan pagi, tidak. Tapi sebuah
pekerjaan yang ditugaskan oleh Tuhan melalui perjalanan
fenomenal untuk menerima tugas tersebut.

Mari kita jaga shalat kita. Harapan kita, kelak, saat kita
meninggalkan dunia ini, dalam keadaan menetapi iman Islam,
tidak meninggalkan shalat. Kita meninggal dunia dalam
keadaan husnul khatimah, Amin ya Rabbal alamin.

  ‫ُز ْمر ِة‬ ‫ َو ْأد َخلَنَا وإِيَّاكم يِف‬،‫اآلمنِني‬


ِ ‫جعلَنا اهلل وإيَّاكم ِمن ال َفائِِزين‬
َ َ َ ُ ََ
ِ ‫ بِس ِم‬،‫الر ِجيم‬
‫اهلل الرَّمْح ِن‬ ِ ِِ ِ ِِ ِِ ِ
ْ ْ َّ ‫ أعُوذُ باهلل م َن الشَّْيطان‬. َ ‫عبَاده املُْؤمننْي‬
ً ‫ين َآمنُوا َّات ُقوا اللَّهَ َوقُولُوا َق ْواًل َس ِد‬ ِ َّ ِ َّ
‫يدا‬ َ ‫ يَا أَيُّ َها الذ‬:‫يم‬
ْ ‫الرح‬ 
ِ ِ‫ و َن َفعيِن وإِيا ُكم ب‬،‫آن الع ِظي ِم‬ ِ
‫اآليات‬ ْ ّ َ ْ َ َ ْ َ ‫لكم يِف ال ُق ْر‬ ْ ‫باََر َك اهللُ يِل ْ َو‬
‫ف َر ِحْي ٌم‬ ٌ ِ‫ إنّهُ تَعاَىَل َج ّو ٌاد َك ِرمْيٌ َمل‬.‫وذ ْك ِر احلَ ِكْي ِم‬
ٌ ‫ك َبٌّر َر ُؤ ْو‬ ِ
‫‪Khutbah II‬‬
‫إِ َّن احْل م َد لِل ِه حَنْم ُده ونَس تَعِينُه ونَس َت ْغ ِفره‪ ،‬و َنع وذُ بِ ِ‬
‫اهلل ِم ْن ُش ُر ْو ِر‬ ‫َ ُ َ ْ ُ َ ْ ُُ َ ُْ‬ ‫َْ‬
‫ض لِ ْل‬ ‫ض َّل لَ هُ َو َم ْن يُ ْ‬ ‫ات أ َْعمالِنَ ا‪ ،‬من يه ِد اهلل فَاَل م ِ‬
‫َ َ ْ َْ ُ ُ‬
‫أَْن ُف ِس نَا و ِمن س يِّئ ِ‬
‫َ ْ ََ‬
‫ِ‬
‫َش َه ُد‬ ‫ك لَهُ‪َ ،‬وأ ْ‬ ‫ي لَهُ‪َ ،‬وأَ ْش َه ُد أَ ْن اَّل إِٰلهَ إِاَّل اهللُ َو ْح َدهُ اَل َش ِريْ َ‬ ‫فَاَل َهاد َ‬
‫ص ِّل َو َس لِّ ْم َع ٰلى َس يِّ ِدنَا‬ ‫َن َس يِّ َدنَا حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ‪ ،‬اَللهم َ‬ ‫أ َّ‬
‫انِه النَّبِِّينْي َ َوالْ ُم ْر َس لِنْي َ ‪،‬‬
‫الص ِاد ِق الْو ْع ِد اأْل َِم ِ ‪ ،‬وع ٰلى إِخو ِ‬
‫َْ‬ ‫نْي َ َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫ن‬‫حُمَ َّم ِد ِ‬
‫اه ِريْ َن‪َ ،‬و َع ِن‬ ‫ت الطَّ ِ‬ ‫ات الْم ْؤ ِمنِ ‪ ،‬و ِآل الْبي ِ‬ ‫وارض اللهم عن أ َُّمه ِ‬
‫ُ نْي َ َ َ ْ‬ ‫َْ َ‬ ‫َْ َ‬
‫الر ِاش ِديْ َن‪ ،‬أَيِب ْ بَ ْك ٍر َوعُ َم َر َوعُثْ َم ا َن َو َعلِ ٍّي‪َ ،‬و َع ِن اأْل َئِ َّم ِة‬ ‫اخْلُلَ َف ِاء َّ‬
‫الش افِعِ ِّي َوأَمْح َ َد َو َع ِن اأْل َْولِيَ ِاء‬ ‫الِك َو َّ‬‫الْمهتَ ِدين‪ ،‬أَيِب حنِي َف ةَ وم ٍ‬
‫ُْ َْ ْ َ ْ ََ‬
‫الصاحِلِنْي َ ‪ .‬أ ََّما َب ْع ُد‪َ ،‬فيَا أَيُّ َها الْ ُم ْسلِ ُم ْو َن‪ ،‬أ ُْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي بَِت ْق َوى‬
‫َو َّ‬
‫َن اهللَ أ ََم َر ُك ْم بِأ َْم ٍر َع ِظْي ٍم‪،‬‬ ‫اهلل الْ َعلِ ِّي الْ َع ِظْي ِم فَ َّات ُق ْوهُ‪َ ،‬و ْاعلَ ُم ْوا أ َّ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ال إِ َّن اللَّهَ َو َماَل ئ َكتَ هُ‬ ‫الص اَل ِة َو َّ‬
‫الس اَل ِم َع ٰلى نَبِيِّ ِه الْ َك ِرمْيِ َف َق َ‬ ‫أ ََم َر ُك ْم بِ َّ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َّ ِ‬
‫يما‪،‬‬ ‫ص لُّوا َعلَْي ه َو َس لِّ ُموا تَ ْس ل ً‬‫ين َآمنُوا َ‬ ‫ص لُّو َن َعلَى النَّيِب ِّ ۚ يَا أَيُّ َه ا الذ َ‬
‫يُ َ‬
‫ٍ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ٰ‬
‫ت‬‫ص لَّْي َ‬ ‫ص ِّل َع ٰلى َس يِّدنَا حُمَ َّمد َو َع ٰلى آل َس يِّدنَا حُمَ َّمد َك َم ا َ‬ ‫اَللّ ُه َّم َ‬
‫َع ٰلى َس يِّ ِدنَا إِ ْب َر ِاهْي َم َو َع ٰلى ِآل َس يِّ ِدنَا إِ ْب َر ِاهْي َم َوبَ ا ِر ْك َع ٰلى َس يِّ ِدنَا‬
‫ت َع ٰلى َس يِّ ِدنَا إِ ْب َر ِاهْي َم‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫حُمَ َّمد َو َع ٰلى آل َس يِّدنَا حُمَ َّمد َك َم ا بَ َار ْك َ‬
‫ٍ‬

‫ِر‬ ‫ٰ‬ ‫وع ٰلى ِآل س يِّ ِدنَا إِب ر ِاهيم‪ ،‬يِف الْع الَ ِم إِن َ ِ ِ‬
‫َّك مَح ْي ٌد جَم ْي ٌد‪ .‬اَللّ ُه َّم ا ْغف ْ‬ ‫ْ َ ْ َ ْ َ نْي َ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬
‫َحيَ ِاء ِمْن ُه ْم‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ل ْل ُم ْس لمنْي َ َوالْ ُم ْس ل َمات والْ ُم ْؤمننْي َ َوالْ ُم ْؤمنَ ات اأْل ْ‬
‫ِ ِِ‬
‫ض لِّنْي َ ‪،‬‬ ‫ات‪ ،‬اَل ٰلّه َّم اجع ْلنَ ا ه َدا ًة مهتَ ِدين َغي ر ٰض الِّ والَ م ِ‬ ‫واأْل َم و ِ‬
‫ُ ْ َ ُ ُ ْ ْ َ ْ َ نْي َ َ ُ‬ ‫َ َْ‬
‫وآم ْن َّر ْو َعاتِنَ ا َوا ْك ِفنَ ا َم ا أَمَهَّنَ ا َوقِنَ ا َش َّر م ا‬ ‫اَل ٰلّه َّم اس ُتر عوراتِنَ ا ِ‬
‫ُ ْ ْ َْ َ‬
‫ِ‬ ‫ف‪َ ،‬ربَّنَ ا آتِنَ ا يِف ُّ‬
‫اب‬‫الد ْنيَا َح َس نَةً َويِف اآْل ِخ َر ِة َح َس نَةً َوقنَ ا َع َذ َ‬ ‫خو ُ‬‫َنتَ َّ‬
‫ان َوإِ ْيتَ ِاء ِذي الْ ُق ْرىٰب‬ ‫إن اهلل ي أْمر بِالْع ْد ِل واإْل حس ِ‬
‫النَّار‪ .‬عبَ َاد اهلل‪َ ْ َ َ ُ ُ َ َ َّ ،‬‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫الب ْغ ِي‪ ،‬يَعِظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُر ْو َن‪.‬‬ ‫ِ‬
‫ويْن ٰهى َع ِن ال َف ْح ٰش اء َوالْ ُمْن َك ِر َو َ‬ ‫َ‬
‫ِ ِ‬ ‫فَاذ ُك ُروا اهللَ الْ َع ِظْي َم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َو ْ‬
‫اس أَلُْوهُ‬‫اش ُك ُر ْوهُ َع ٰلى ن َعمِه يَ ِز ْد ُك ْم َو ْ‬
‫ض لِ ِه يع ِط ُكم و َّات ُق وه جَي ع ل لَ ُكم ِمن أَم ِر ُكم خَمْرج ا‪ ،‬ولَ ِذ ْكر ِ‬
‫اهلل‬ ‫ِ‬
‫م ْن فَ ْ ُ ْ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ ْ ْ ْ ْ َ ً َ ُ‬
‫أَ ْكَب ُر‬

Anda mungkin juga menyukai