Anda di halaman 1dari 8

Inovasi Evaluasi kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah Madrasah

manajemen inovasi merupakan proses mengelola inovasi di suatu


perusahaan/lembaga agar dapat berdaya guna bagi penciptaan keunggulan
bersaing yang berkelanjutan bagi perusahaan/lembaga. Manajemen inovasi
diperlukan karena untuk mengakui bahwa ide-ide segar harus terus mengalir
secepat mungkin dan setiap saat sebagai antisipasi perkembangan dunia yang
semakin cepat, beragam, dan dinamis tersebut. Disinilah manajemen Inovasi itu
harus berperan penting.(Khairuddin, 2020). Menurut Udin Syaefudin Sa’ud
mendefinisikan inovasi yaitu suatu hal yang baru atau segala sesuatu hal yang
baru atau pembaharuan artinya hasil kreasi manusia.3 Inovasi dapat juga
dikatakan discovery merupakan suatu ide, barang, kejadian atau metode yang
dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru untuk mencapa tujuan tertentu
atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Dengan demikian dari beberapa
pendapat di atas mengenai inovasi, artinya dapat juga dikatakan sesuatu yang
sudah ada kemudian dikolaborasikan dengan yang lain sehingga menimbulkan
sesuatu yang baru. Begitu juga dengan pengembangan kurikulum dengan
beberapa model di atas. Inilah yang dikatakan inovasi pengembangan kurikulum
yang dilaksanakan oleh sekolah.(Rasyidi, 2019) Inovasi itu mempunyai makna
pembaharuan yang berdekatan dengan perubahan atau perbaikan. Perubahan
adalah pergeseran posisi, kedudukan atau keadaan yang memungkinkan
membawa kearah kebaikan.(Halil & UlumPamekasan, t.t.) Inovasi pembelajaran
berkaitan dengan pembaharuan dari sesuatu yang telah ada sebelumnya. Inovasi
berkaitan dengan konsep maupun praktik dari pelaksanaan sesuatu.(Lubis &
Yusri, 2020) Jika tidak ada perubahan atau pembaharuan, maka tidak layak
disebut dengan inovasi. Dalam kegiatan pendidikan inovasi mutlak harus
dilaksanakan baik oleh kepala sekolah maupun juga oleh guru. Guru melakukan
inovasi tentu dalam rangka untuk memperbaiki pembelajaran dan kualitas
pencpaian tujuan pembelajaran peserta didiknya.(Syafaruddin, 2013)
Kurikulum dapat diartikan dengan beragam variasi. Ada yang
memandangnya secara sempit, yaitu kurikulum sebagai kumpulan mata pelajaran
atau bahan ajar. Ada yang mengartikannya secara luas, meliputi semua
pengalaman yang diperoleh siswa karena pengarahan, bimbingan dan tanggung
jawab sekolah. Kurikulum juga diartikan sebagai dokumen tertulis dari suatu
rencana atau program pendidikan, dan juga sebagai pelaksanaan dari rencana yang
sudah direncanakan. Tidak semua yang ada dalam kurikulum tertulis,
kemungkinan dilaksanakan dikelas.(Hidayat, 2020)

Dalam sebuah kurikulum dibutuhkan evaluasi serta inovasi dari kurikulum


tersebut. Evaluasi kurikulum adalah upaya penilaian secara teknis terhadap suatu
kurikulum agar kurikulum tersebut dapat diperbaiki dan dikembangkan sehingga
kurikulum tersebut menjadi lebih baik dari sebelumnya. Evaluasi kurikulum
merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan
seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program
yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri.(Halil &
UlumPamekasan, t.t.) Evaluasi kurikulum ini merupakan hal yang esensial dalam
dunia pendidikan. Dengan adanya evaluasi kurikulum, kita dapat menjadikan hasil
dari evaluasi tersebut untuk menjadi tolak ukur dalam membuat suatu kurikulum
di masa yang akan datang.(Delima & FPBS, t.t.). Menurut Hasan evaluasi
kurikulum dan evaluasi pendidikan memiliki karakteristik yang tak terpisahkan.
(Wijayani, t.t.) Sedangkan menurut Morrison dalam PMPTK evaluasi adalah
perbuatan pertimbangan berdasarkan seperangkat kriteria yang disepakati dan
dapat dipertanggungjawabkan.(PMPTK, 2010, hlm. 91) Komponen evaluasi berisi
penilaian baik yang dilakukan secara terus menerus maupun bertahap dan bersifat
menyeluruh terhadap bahan atau program pengajaran yang dimaksudkan sebagai
umpan balik terhadap tujuan, materi, metode, sarana, dalam rangka membina dan
mengembangkan kurikulum lebih lanjut.(Busthomi & A’dlom, 2019) Istilah
evaluasi berasal dari bahasa Inggeris evaluation, yang berarti penilaian atau
penaksiran. Menurut Wand and Brown evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu
proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.(Syaiful & Aswan, 2006) Maka
evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mengumpulkan
data seluasluasnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui
sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dam mengembangkan
kemampuan belajar.(Hk, t.t.) kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang lebih
kompleks dibandingkan dengan pengukuran dan penilaian. Evaluasi merupakan
kegiatan yang sangat sistematis yang mencakup pengukuran dan penilaian yang di
dalamnya terdapat aspek pertimbangan dan keputusan kepada suatu program
berdasarkan standar atau kriteria yang telah ditetapkan sebelum program tersebut
berjalan.(Ismail, 2013)

Nasution menyatakan bahwa tujuan evaluasi kurikulum terdiri dari tiga


dimensi, yaitu evaluasi formatif dan sumatif, evaluasi proses dan produk, dan
operasi keseluruhan proses kurikulum dan hasil belajar siswa. Evaluasi kurikulum
sangat berkaitan dengan inovasi kurikulum. Mengapa bisa dikatakan demikian?
Sebuah kurikulum yang telah dievaluasi dan menjadi tolak ukur dalam membuat
kurikulum akan memberikan suatu ide-ide atau inovasi terhadap kurikulum yang
akan dibuat di masa depan.(Nasution, 2010). Nasution juga mengutip pendapat
dari Tyler tentang empat azas utama dalam inovasi kurikulum yaitu, azas filosofis
yang di dalamnya termasuk filsafat bangsa, masyarakat, dan sekolah serta
pengajar. Kedua, azas sosiologis yang menyangkut tentang harapan dan
kebutuhan masyarakat. Ketiga, azas psikologis yang berkaitan dengan taraf
perkembangan fisik, mental, emosional, dan spiritual peserta didik. Keempat dan
yang terakhir adalah azas epistemologis, yang menyangkut konsep kita mengenai
hakikat sebuah ilmu pengetahuan.(Nasution, 2010)

Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah salah satu kurikulum


dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia yang wajib diberikan pada semua
jenjang pendidikan, mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Di dalam
Undang-undang Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal
37 Ayat 1, dinyatakan bahwa pendidikan agama bertujuan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta berakhlak mulia.(Khairuddin, 2020)
Pembelajaran agama (secara umum) merupakan pembelajaran yang wajib ada
pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari tingkat usia dini sampai pada tingkat
perguruan tinggi. Pembelajaran Pendidikan agama Islam pada Madrasah
dijabarkan menjadi empat mata pelajaran yakni Aqidah akhlak, Alquran Hadis,
Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Sedangkan di sekolah pembelajaran agama
Islam hanya dijabarkan dalam satu mata pelajaran yang bernama pendidikan
agama Islam dan budi pekerti.(Lubis & Yusri, 2020) Pendidikan agama Islam
adalah sejajar dengan mata pelajaran lain di sekolah seperti pendidikan
matematika ataupun pendidikan biologi. Dalam kurikulum pendidikan agama
Islam dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana
dalam mempersiapkan peserta didik untuk mengenal memahami menghayati
hingga mengimani ajaran agama Islam bersamaan dengan tuntunan untuk
menghormati penganut agama lain dalam hubungan dengan kerukunan antar umat
beragama hingga terwujud persatuan dan kesatuan bangsa. Jadi kurikulum
pendidikan pesantren adalah bahan-bahan pendidikan agama Islam di pesantren
berupa kegiatan pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja diberikan
kepada santri dalam rangka mencapai tujuan pendidikan agama Islam. Kurikulum
pendidikan pesantren merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan agama
Islam.(Khairuddin, 2020)
Dalam realitas sejarahnya, pengembangankurikulum pendidikan agama
Islam (PAI), tersebutternyata mengalami perubahan-perubahan paradigma,
walaupun dalam beberapa hal tertentu paradigma sebelumnya masih tetap
dipertahankan hingga sekarang.Hal ini dapat dicermati dari fenomena berikut:
1. Perubahan dari tekanan hafalan dan daya ingatan tentang teks-teks dari ajaran-
ajaran agama Islam, serta disiplin mental spiritual sebagaimana pengaruh dari
Timur Tengah, kepada pemahaman tujuan, makna dan motivasi beragama Islam
untuk mencapai tujuan pembelajaran PAI.
2. Perubahan dari cara berfikir tekstual, normatif dan absolutis kepada cara
berpikir historis, empiris dan kontekstual dalam memahami dan menjelaskan
ajaran dan nilai-nilai agama Islam.
3. Perubahan dari tekanan pada produk atau hasil pemikiran keagamaan Islam dari
para pendahulunya kepada proses atau metodologinya sehingga menghasilkan
produk tersebut.
4. Perubahan dari pola pengembangan kurikulum PAI yang hanya mengandalkan
pada para pakar dalam memilih dan menyusun isi kurikulum PAI ke arah
keterlibatan yang luas dari para pakar, guru, peserta didik, masyarakat untuk
mengidentifikasi tujuan PAI dan cara-cara mencapainya.(Irsad, 2016)
Dalam menyusun pengembangan kurikulum didahului oleh ide-ide yang
akan dituangkan dan dikembangkan dalam program. Ide kurikulum tersebut bisa
bersumber dari:
1. Visi yang dicanangkan. Visi adalah the statment of ideas or hopes, yakni
pernyataan tentang cita-cita atau harapan-harapan yang ingin di capai oleh suatu
lembaga pendidikan dalam jangka panjang.
2. Kebutuhan stakeholders (siswa, masyarakat, pengguna lulusan), dan kebutuhan
untuk studi lanjut.
3. Hasil evaluasi kurikulum sebelumnya dan tuntutan perkembangan ipteks dan
zaman.
4. Pandangan-pandangan para pakar dengan berbagai latar belakangnya.
5. Kecenderungan era globalisasi, yang menuntut seseorang untuk memiliki etos
belajar sepanjang hayat, melek sosial, ekonomi, politik, budaya dan teknologi.
Kelima ide tersebut kemudian diramu sedemikan rupa untuk
dikembangkan dalam program atau kurikulum sebagai dokumen, yang antara lain
berisi:
informasi dan jenis dokumen yang akan dihasilkan;bentuk/format silabus; dan
komponen-komponen kurikulum yang harus dikembangkan. Apa yang tertuang
dalam dokumen tersebut kemudian dikembangkan dan disosialisasikan dalam
pelaksanaannya, yang dapat berupa pengembangan kurikulum dalam bentuk
satuan acara pembelajaran atau SAP, proses pembelajaran dikelas atau diluar
kelas, serta evaluasi pembelajaran, sehingga diketahu tingkat efisiensi dan
efektivitasnya. Dari evaluasi ini akan memperoleh (feed back) untuk digunakan
dalam penyempurnaan kurikulum berikutnya.(Muhaimin, 2009)
DAFTAR ISI
Busthomi, Y., & A’dlom, S. (2019). Pengembangan dan Evaluasi Kurikulum

Pendidikan Di Pondok Pesantren Desa Ganjaran Gondanglegi Malang.

Jurnal Pendidikan Islam, 5(2), 215–234.

Delima, M. I., & FPBS, P. B. J. (t.t.). EVALUASI DAN INOVASI KURIKULUM:

AZAS-AZAS INOVASI KURIKULUM.

Halil, H., & UlumPamekasan, S. M. (t.t.). Inovasi Kurikulum Pesantren Dalam

Memproyeksikan Model Pendidikan Alternatif Masa Depan. 23.

Hidayat, A. W. (2020). Inovasi Kurikulum dalam Perspektif Komponen-

Komponen Kurikulum Pendidikan Agama Islam. SALIHA: Jurnal

Pendidikan & Agama Islam, 2(1), 111–129.

Hk, H. M. N. (t.t.). Pola Pengembangan Dan Evaluasi Kurikulum Pendidikan

Agama Islam. 11.

Irsad, M. (2016). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di

Madrasah (Studi Atas Pemikiran Muhaimin. Jurnal Iqra’: Kajian Ilmu

Pendidikan, 1(2), 230–245.

Ismail, F. (2013). Inovasi Evaluasi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

(Model-Model Penilaian Berbasis Afektif). Ta’dib: Journal of Islamic

Education (Jurnal Pendidikan Islam), 18(02), 228–259.


Khairuddin. (2020). Implementasi Inovasi Manajemen Pembelajaran dalam

Peningkatan Kualitas Pendidikan Islam di Madrasah Aliyah Negeri 2

Model Medan [Disertasi]. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Lubis, M., & Yusri, D. (2020). Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis

E-Learning (Studi Inovasi Pendidik MTS. PAI Medan di Tengah Wabah

Covid-19). Fitrah: Journal of Islamic Education, 1(1), 1–18.

Muhaimin, A. (2009). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di

Sekolah, Madrasah, danPerguruanTinggi Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Nasution, S. (2010). Kurikulum dan Pengajaran. PT. Bumi Aksara.

PMPTK, D. (2010). Akuntabilitas Kinerja Kepala Sekolah Dalam Pembelajaran

Inofatif. PT. Binatama Raya.

Rasyidi, M. (2019). INOVASI KURIKULUM DI MADRASAH ALIYAH. Al

Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan, 33.

https://doi.org/10.35931/aq.v0i0.106

Syafaruddin, S. (2013). Psikologi organisasi dan managemen. Lembaga Riset

Publik.

Syaiful, B. D., & Aswan, Z. (2006). Strategi belajar mengajar. Rineka Cipta.
Wijayani, E. (t.t.). Inovasi Pengelolaan Kurikulum. 9.

Anda mungkin juga menyukai

  • Inovasi Evaluasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Madrasah
    Inovasi Evaluasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Madrasah
    Dokumen8 halaman
    Inovasi Evaluasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Madrasah
    نور الدين
    Belum ada peringkat
  • Kelas Youtube
    Kelas Youtube
    Dokumen2 halaman
    Kelas Youtube
    نور الدين
    Belum ada peringkat
  • Kelas Youtube
    Kelas Youtube
    Dokumen2 halaman
    Kelas Youtube
    نور الدين
    Belum ada peringkat
  • Fuutuhul Ghaib
    Fuutuhul Ghaib
    Dokumen76 halaman
    Fuutuhul Ghaib
    Rijn Ali
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen65 halaman
    1
    نور الدين
    0% (1)
  • Kelas Youtube
    Kelas Youtube
    Dokumen2 halaman
    Kelas Youtube
    نور الدين
    Belum ada peringkat
  • Fuutuhul Ghaib
    Fuutuhul Ghaib
    Dokumen76 halaman
    Fuutuhul Ghaib
    Rijn Ali
    Belum ada peringkat
  • Goal Sheet
    Goal Sheet
    Dokumen2 halaman
    Goal Sheet
    نور الدين
    Belum ada peringkat
  • Rama Dhan
    Rama Dhan
    Dokumen1 halaman
    Rama Dhan
    نور الدين
    Belum ada peringkat
  • Blanko Laporan Perbidang
    Blanko Laporan Perbidang
    Dokumen1 halaman
    Blanko Laporan Perbidang
    نور الدين
    Belum ada peringkat
  • Fuutuhul Ghaib
    Fuutuhul Ghaib
    Dokumen76 halaman
    Fuutuhul Ghaib
    Rijn Ali
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen65 halaman
    1
    نور الدين
    0% (1)
  • Kelas Youtube
    Kelas Youtube
    Dokumen2 halaman
    Kelas Youtube
    نور الدين
    Belum ada peringkat
  • Analisis Profit Cover
    Analisis Profit Cover
    Dokumen1 halaman
    Analisis Profit Cover
    نور الدين
    Belum ada peringkat
  • Analisis Profit
    Analisis Profit
    Dokumen18 halaman
    Analisis Profit
    نور الدين
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen65 halaman
    1
    نور الدين
    0% (1)
  • 1
    1
    Dokumen65 halaman
    1
    نور الدين
    0% (1)
  • 1
    1
    Dokumen60 halaman
    1
    نور الدين
    50% (2)
  • 171 193
    171 193
    Dokumen1 halaman
    171 193
    نور الدين
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen65 halaman
    1
    نور الدين
    0% (1)
  • Nama - Duma Sa
    Nama - Duma Sa
    Dokumen3 halaman
    Nama - Duma Sa
    نور الدين
    Belum ada peringkat
  • Goal Sheet
    Goal Sheet
    Dokumen2 halaman
    Goal Sheet
    نور الدين
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen60 halaman
    1
    نور الدين
    50% (2)
  • 1
    1
    Dokumen60 halaman
    1
    نور الدين
    50% (2)
  • Saran Judul..
    Saran Judul..
    Dokumen1 halaman
    Saran Judul..
    نور الدين
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen60 halaman
    1
    نور الدين
    50% (2)
  • 1
    1
    Dokumen60 halaman
    1
    نور الدين
    50% (2)
  • Rama Dhan
    Rama Dhan
    Dokumen1 halaman
    Rama Dhan
    نور الدين
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen60 halaman
    1
    نور الدين
    50% (2)