Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK

BLOK 4.2
PRAKTIKUM 2

Nama : Zeha Nur Qolbi


NPM : 119170199
Kelompok : 3A
Blok : 4.2 (Digestive disorders)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2021
PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK
PEMERIKSAAN FESES

STEP 5 (TUGAS)

A. Pemeriksaan kimiawi feses


1) Apa saja yang dinilai pada pemeriksaan kimiawi feses? Dan bagaimana cara
melakukan pemeriksaan tersebut?
2) Bagaimana interpretasi dari setiap pemeriksaan tersebut dihubungkan dengan
kelainan/penyakit?
STEP 6

BELAJAR MANDIRI

STEP 7 (PEMBAHASAN)

A. Pemeriksaan kimiawi feses

Darah Samar
Tes terhadap darah samar penting sekali untuk mengetahui adanya perdarahan kecil yang
tidak dapat dinyatakan secara makroskopi atau mikroskopi. Banyak prosedur tes yang
dipakai semuanya mempunyai keterbatasan ada yang sangat sensiitif ada yang kurang
sensitif dan selalu nonspesifik.Yang paling sering dipakai addalah tes guaiac, yang
mempunyai reasksi palsu kecil. Stetes kecil feses diapus di atas kertas-kertas saring
selanjutnya di tambaahkan 1 tetes larutan guaiac, 1 tetes asam aselat glasial dan 1 tetes
hidrogen peroksida, tes positif bila dalam waktu 30 detik timbul warna biru atau hijau
gelap, bila timbul warna lain atau timbul setelah 30 detik reaksi dinyatakan negatif.
Benzidine basa
1. Buatlah emulise tinja dengan air atau dengan larutan garam kira-kira 10ml dan
panasilah hingga mendidih.
2. Saringlah emulise yang masih panas itu dan biarkan filtrat sampai menjadi dingain
kembali.
3. Kedalam tabung reaksi lain dimasukan benzidine basa sebnayak sepicuk pisau.
4. Tambahkan 3ml asam acetat glacial,kocoklah sampai benzidine itu larut dengan
meninggalkan beberapa kristal
5. Bubuhilah 2ml fitrat emulsi tinja, campur.
6. Berilah 1ml larutan hidrogen peroxida 3%,campur.
7. Hasil di baca dalam waktu 5 menit ( jangan lebih lama)
Catatan
Hasil dinilai dengan cara seperti telah diterangkan dulu:
Negatif – tidak perubahan warna atau warna yang samar-samar hijau
Positif + hijau
Positif 2 + biru bercampurr hijau
Positif 3 + biru
Positif 4 + biru tua
Pasien yang tinjanya akan diperiksa terhadap darah samar janganlah dikenakan hukuman
seperti peraturan “ tidak boleh menyikat gigi selama beberapa hari sebelum pemeriksaan
“, biasanya tidak perlu untuk melarang makanan daging. Bahwa tinja seorang normal
biasanya bereaksi negatif dengan tes ini agaknya mengusangkan peraturan itu, apalagi tes
ini hendaknya jangan hanya di lakukan sekali saja untuk mendapat hasil yang bermakna.
Urolobin
Cara
1. Taruhlah beberapa gram tinja dalam sebuah mortir dan campurlah dengan larutan
mercurichlorida 10% yang volumenya kira-kira sama banyak dengan tinja itu.
2. Campurlah baik-baik dengan memakai alunya
3. Tuanglah bahan itu kedalam cawan datar agar lebih mudah menguap dan biarkan
selama 6 sampai 24 jam
4. Adanya urobilin nyata oleh timbul warna merah
Catatan
Dalam tinja normal selalu ada urobilin, hasil tes ini yang merah berarti fositip, jumlah
urobil berkurang pada ikterus obsruktif, jika obstruksi total, hasil tes menjadi negatif.
Tes terhadap urobilin ini sangat inferiur jika dibandingkan dengan penetapan kuantitatif
urobilin nogen dalam tinja. Penetapan kuantitatif itu dapat menjelaskan dengan angka
mutlak jumlah urobilinnogen yang diekresikan per 24 jam sehingga permakna dalam
keadaan seperti anemia himolitik, ikterus obstruktif dan ikterus hepatoseluler.

KESIMPULAN

       Feses untuk pemeriksaan sebaiknya yang berasal dari defekasi spontan. Jika pemeriksaan
sangat diperlukan, boleh juga sample fese diambil dengan jari bersarung dari rectum. Untuk
pemeriksaan biasa dipakai feses sewaktu, jarang diperlukan feses 24 jam untuk pemeriksaan
tertentu. Komposisi tinja sesuai jumlah dan jenis makanan, minuman, dan obat/suplemen yang
dikonsumsi. Keadaan seperti sedang infeksi, dehidrasi, sedang terapi kemoterapi dapat
memengaruhi makroskopis mikroskopis dan kimiawi tinja.
DAFTAR PUSTAKA

1. R. Ganda Soebrata. (1970). Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat


2. Catatan Kuliah Patologi Klinik I. Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar
Lampung
3. Sutedjo, AY. (2007). Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
Yogyakarta: Amara Books

Anda mungkin juga menyukai