Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ANDIKA RANTELINO

NIM : 202001001
KELAS : R1A KEPERAWATAN
MATA KULIAH : PRAKTIKUM.KEPERAWATAN DASAR 2

RANGKUMAN LAPORAN PRAKTIKUM


PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI

Pemeriksaan fisik neurologi meliputi pemeriksaan kesadaran dan fungsi luhur, saraf otak, tanda
rangsang meningeal, system motorik, system sensorik, reflex, gait dan system koordinasi, serta
pemeriksaan provokasi pada sindroma nyeri tertentu.

A. Alat dan bahan :

 Sarung tangan bersih


 Hamer patela
 Spatel lidah
 Garpu tala
 Pen light
 Lidi kapas
 Dua botol ( untuk memeriksa saraf penghidu )
 Baskom untuk air panas dan dingin
 Barang-barang kecil pulpen, penghapus, jam tangan dll ( untuk memeriksa fungsi memori )
 Snelen card
 Garam dan gula
 Sesuatu yang pahit
 Barang yang agak tajam seperti jarum

B. Pelaksanaan kerja :

1. Pemeriksaan fungsi luhur


 Memperkenalkan diri terlebih dahulu
 Menjelaskan tujuan pemeriksaan.
 Cuci tangan.
 Jaga privasi pasien dengan menutup sampiran.
 Mengatur posisi nyaman pasien.
 Menanyakan hari, tanggal, bulan dan tahun.
 Menanyakan nama anggota keluarganya.
 Mengecek fungsi memori pendeknya dengan barang-barang kecil yang sudah kita siapkan lalu
meminta pasien untuk mengingat kembali barang tadi selama lima menit lalu kembali
menyebutkan barang tersebut.
2. Pemeriksaan saraf kranial 12
a. Saraf kranial 1 ( saraf Olfaktori atau saraf penghidu )
Kita kana memeriksa indra penciuman pasien
 Menggunakan sarung tangan bersih
 Menutup salah satu lubang hidung pasien secara bergantian
 Lalu dekatkan botol yang berisi bau khas seperti kopi dan teh untuk dihirup
 Lalu menanyakan bau apa yang ada dibotol tersebut
b. Saraf kranial 2 ( saraf opticus )
Kita akan memeriksa penglihatan pasien dengan menggunakan snelen card.
 Meletakkan snelen card dengan jarak 6 meter
 Meminta pasien menyebutkan huruf yang kkita tunjukkan di snelen card.
 Lalu memeriksa lapang pandang klien dengan menggunakan jari atau benda
 Meminta pasien untuk tidak menoleh saat benda di geser
 Lalu tanyakan apakah pasien masih melihat benda atan jari tersebut.
c. Saraf kranial 3,4 dan 6 ( saraf oculomotor, troklearis dan abdusen )
Untuk meneriksa apakah pasien ada strabismus (juling) atau tidak.
 Meminta pasien melihat ke atas, kebawah, kekiri dan kekanan
 Cek pupil mata pasien dengan penlight
 Meminta pasien melihat kedepan
 Lalu kaji reaksi pupil pada cahaya
d. Saraf kranial 5 ( saraf trigeminus )
 Meminta pasien menggigit kuat giginya lalu memalpasi otot maseter dan
temporal
 Meminta pasien membuka mulut
 Lalu kaji reflex kornea dengan mendekatkan kapas pada mata secara perlahan
 Liat reaksi katup mata apakah ada reflex menutup
e. Saraf kraniel 7 ( saraf fasial )
 Kita lihat wajah pasien
 Meminta pasien mengerutkan dahi
 Memniinta pesien menaikkan alis
 Perhatikan kesimetrisannya
 Mengidentifikasi indra pengecapan dengan meminta pasien untuk menjulurkan
lidah lalu meletakan gula, garam sesuai titik indra perasa lidah lalu menanyakan
rasa apa yang di kecap pasien
f. Saraf kranial 8 ( saraf akustikus )
 Kaji pendengaran pasien dengan garpu tala, dekatkan garputala yang telah di
hentak atau di kutik ke telinga pasien lalu minta pasien untuk mengatakan jika
iya sudah tidak mendengarkan bunyi garpu tala. lalu kaji getaran garpu tapa
yang diletakkan pada frontalis
 Kaji keseimbangan dengan meminta pasien untuk berdiri dan berjalsn dengan
tumit rapat kelantai liat apakah ada kecendrungan jatuh.
g. Sarar kranial 9 ( saraf glusofaringeus )
 Mengkaji indra pencepapan dengan memberikan rasa pahit sesuai titik
pengecapan lidah
h. Saraf kranial 10 ( saraf vagus )
 Mengkaji reflek gag menggunakan spatel lidah masukan sampe klien merasa
ingin muntah
 Mengkaji reflek menelan dengan meminta pasien untuk menelan ludah lalu kaji
respon menelan pasien
i. Saraf kranial 11 ( aksesori )
 Meminta pasien untuk miring kekanan lalu kita lukakan tahanan dan kaji apakah
ada perlawanan dari tahanan yang kita lakukan
 Meminta pasien menaikkan bahu lalu kita melakukan tahanan dan meminta
pasien untuk melawan tahanan tangan kita. Lalu kaji apahak ada perlawanan
dari tahanan yang kita lakukan
j. Saraf kranial 12 ( hipoglosal )
 Meminta pasien untuk menjulurkan lidah lalu kaji apah cenderung ke kanan
atau kekiri atau normal ( sejajar dengan garis tubuh )

3. Mengkaji rangsang selaput otak

 kaku kuduk : tangan kiri kita letakan pada belakang pasien dan kanan di dada
pasien lalu ditekuk dan direkleksikan apabila ada kekakuan maka positif kaku
kuduk
 kerning sign : menekukan kaki dan ekstensikan apabila ada nyeri kening sign
positif
 brudzinski I : saat melakukan fleksi kepala kita lihat apakah ada fleksi di salah
satu kaki maka positif brudzinski I
 brudzinski II : saat melakukan fleksi kepala kita lihat jika kedua kaki ada respon
flesi maka positif brudzinski II

4. pemeriksaan saraf tepi

pemeriksaan saraf sensorik

- meminta pasien untuk memejamkan mata lalu kita sentuh dan menabyakan dimana are yang
disentuh
- lalu mengunakan air dingin dan hangat lalu dekatkan ke kulit pasien tanyakan apa yang
dirasakan
- lalu kaji rasa nyeri dengan menggunakan alat yang agak tajam alau sentuk sdikit kulit pasien
apakah pasien merasakan nyeri atau tidak.

Pemeriksaan saraf motorik

- meminta pasien menggenggam erat, kaji kontraksi otot tonus


- mengkaji kekuatan otot dengan meminta mengangkat tangan lalu beri tekanan kaji apakah bisa
menahan atau tidak ( skor 1-5 )

Pemeriksaan rekleks

- ketukan palu refleks dibawah patella kaji apakah ada renjatan atau tidak.

C. Melakukan penyelesaian dan evaluasi:

- melepas sarung tangan dan membersihkan area pasien dan mengumpulkan alat pengkajian dan
pembersihan alat.
- Mengatur kembali posisi nyaman pasien
- Mengatur atau memberika informasi kontak waktu jika ada
- Berpamitan dengan pasien

D. Lakukan pendokumentasian :

- Mencatat data pasien dan tindakan yang diberikan dengan mencatat tanggal dan jam pada
waktu diberikan tindakan. Tanda tangan dan nama pelaksana
- Catat jika ada kelainan yang Nampak pada hasil pengkajian pasien

E. Kesimpulan :

Jadi Pemeriksaan fisik neurologi meliputi pemeriksaan kesadaran dan fungsi luhur, saraf otak,
tanda rangsang meningeal, system motorik, system sensorik, reflex, gait dan system koordinasi, serta
pemeriksaan provokasi pada sindroma nyeri tertentu. Adapun yang perlu diperhatikan pada saat
pengkajian adalah melakukan tindakan sesuai dengan SOP untuk menjaga keselamatan pasien dan
pelaksana.lalu mencatat seluruh hasil pengkajian mulai dari yang norma hingga yang abnormal. Lalu
lakukan dokumentasi yang sesuai dengan pelaksanaan yang telah kita berikan.

Anda mungkin juga menyukai