Anda di halaman 1dari 4

DIALOG KOMUNIKASI TERAPEUTIK MENGATASI

KLIEN YANG MELAKUKAN PERILAKU KEKERASAN

KELOMPOK 2

NAMA ANGGOTA :

ANDIKA RANTELINO
NIM: 202001001

DINA APRILYA IRMA IFRA SAFITRI


NIM: 202001007 NIM: 202001014 NIM: 202001140

LIDYA SHARI NUR FADILA NURLELA H. HUMOLUNGO


NIM: 202001142 NIM: 202001021 NIM: 202001023

NURUL FATHIN A. SASO PUJI LESTARI RAYHANA NURSATRIANI


NIM: 202001025 NIM: 202001028 NIM: 202001032

SULTAN SETIAWAN WAHYUMI AMBOAHA YUNISETIANI A. SALAKEA


NIM: 202001036 NIM: 202001037 NIM:202001042

JULIANTO
NIM: 202001136
Latar belakang Kasus :

Tn. A dengan pelaku kekerasan yang di rawat di Rumah sakit Mokopido toli-toli, dilakukan tindakan bina
hubungan saling percaya untuk mengontrol perilakunya .

Diagnosa?

- Persiapan perawat ( prainteraksi )

 Berdoa ( bagi yang beragama )


 Menggunakan APD
 Membaca riwayat penyakit pasien
 Menyiapkan alat
 Mencuci tangan

- Perkenalan ( Orientasi )

Ns. Yunisetiani : Assalamualaikum.... selamat sore pak, perkenalkan saya perawat Yunisetiani saya
yang bertugas pada sore hari ini mulai jam 2 siang sampai jam 9 malam, jika bapak
memerlukan bantuan, saya akan siap membantu...Nama bapak siapa, senangnya di
panggil apa?

Pasien : Pak Anto

Ns. Yunisetiani : Iya pak Anto , bagaimana perasaan bapak saat ini? apakah masih ada perasaan kesal
atau marah?

pasien : Diam

Ns. Yunisetiani : Baiklah, sekarang kita akan berbincang-bincang tentang perasaan marah bapak,
berapa lama bapak mau berbincang-bincang? bagaimana kalau 10 menit?

Pasien : jangan lama-lama , bosan saya di sini

Ns. Yunisetiani : baik pak, bapak maunya kita bincang-bincang di mana? bagaimana kalau kita di sini
saja?

Pasieni : Iya

(Fase Kerja)

Ns. Yunisetiani : apa yang menyebabkan bapak marah?

Pasien : saya itu kesal itu tidak pernah menghargai perasaan orang, saya tau, saya hanya
penjual ikan dan saya tidak pernah tamat SD, tapi saya juga manusia, bahkan saya
tidak bisa sekolah karena uang orangtua kami di pakai buat sekolahnya mereka.
harusnya mereka berterima kasih, saya sudah mau berkorban untuk mereka, mereka
malah menganggap saya beban dalam keluarga, selalu menatap saya dengan tatapan
sinis,s eolah-olah saya memang sudah tidak bisa apa-apa lagi, yang jelas merasa tidak
di hargailah, betul-betul kurang ajar mereka.

Ns. Yunisetiani : mereka itu kakanya bapak ya?


Pasien : iya dan istrinya, sama saja tidak ada bedanya

Ns. Yunisetiani : apakah sebelumnya bapak pernah marah? apakah penyebanya sama dengan
sekarang?

Pasien : iya, tapi biasanya hanya minum miras

Ns. Yunisetiani : Oh...iya, jadi bapak memecahkan seluruh kaca jendela, apakah dengan cara ini
mereka akan lebih menghargai bapak?

Pasien : tidak tapi rasanya puas

Ns. Yunisetiani : iya, tentu tidak. apa kerugian dari cara yang bapak lakukan?

Pasien : mereka ketakutan. mereka pikir saya pasti akan membunuh mereka semua

Ns. Yunisetiani : betul, keluarga jadi takut kepada bapak, kaca-kaca pecah, harus mengeluarkan uang
untuk membeli kaca baru lagi. menurut bapak adakh cara lain yang lebih baik?
maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian?

Pasien : Bagaimana?

Ns. Yunisetiani : ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, pak. bagaimana kalau kitabelajar
satu cara dulu?

Pasien : iya

Ns. Yunisetiani : bagaimana pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka bapak
berdiri, lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan-
lahan melaluli mulut seperti mengeluarkan kemarahan. ayo coba lagi, tarik dari
hidung, bagus .. tahan dan tiup melalui mulut. nah, lakukan 5 kali bagus sekali, bapak
sudah bisa melakukannya. bagaimana perasaannya?

Pasien : Agak lebih tegang

Ns. Yunisetiani : Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu
rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya.

Terminasi

Ns. Yunisetiani : bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan bapak?

Pasien : Lumayan lebih tenang

Ns. Yunisetiani : iya, jadi penyebab dari kemarahan bapak adalah karena tidak di hargai,dan yang
bapak rasakan adalah kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot,
rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal. yang bapak lakukan adalah
memecahkan kaca jendela dan mereka semua ketakutan, semua kaca yang pecah

Ns. Yunisetiani : coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu, apa
yang bapak lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan
napas dalamnya ya pak? sekarang kita buat jaddwal latihannya ya pak, berapa kali
sehari bapak mau latihan nafas dalam?

Pasien : 3 kali

Ns. Yunisetiani : jam berapa saja pak?

Ns. Yunisetiani : jam 12, jam 4 dan jam 8 malam

Ns. Yunisetiani : baik pak, bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang dan kita latihan cara yang lain untuk
mencegah/mengontrol marah. tempatnya disini saja ya pak, selamat pagi

(DOKUMENTASI)

Anda mungkin juga menyukai