KELOMPOK 2
NAMA ANGGOTA :
ANDIKA RANTELINO
NIM: 202001001
JULIANTO
NIM: 202001136
Latar belakang Kasus :
Tn. A dengan pelaku kekerasan yang di rawat di Rumah sakit Mokopido toli-toli, dilakukan tindakan bina
hubungan saling percaya untuk mengontrol perilakunya .
Diagnosa?
- Perkenalan ( Orientasi )
Ns. Yunisetiani : Assalamualaikum.... selamat sore pak, perkenalkan saya perawat Yunisetiani saya
yang bertugas pada sore hari ini mulai jam 2 siang sampai jam 9 malam, jika bapak
memerlukan bantuan, saya akan siap membantu...Nama bapak siapa, senangnya di
panggil apa?
Ns. Yunisetiani : Iya pak Anto , bagaimana perasaan bapak saat ini? apakah masih ada perasaan kesal
atau marah?
pasien : Diam
Ns. Yunisetiani : Baiklah, sekarang kita akan berbincang-bincang tentang perasaan marah bapak,
berapa lama bapak mau berbincang-bincang? bagaimana kalau 10 menit?
Ns. Yunisetiani : baik pak, bapak maunya kita bincang-bincang di mana? bagaimana kalau kita di sini
saja?
Pasieni : Iya
(Fase Kerja)
Pasien : saya itu kesal itu tidak pernah menghargai perasaan orang, saya tau, saya hanya
penjual ikan dan saya tidak pernah tamat SD, tapi saya juga manusia, bahkan saya
tidak bisa sekolah karena uang orangtua kami di pakai buat sekolahnya mereka.
harusnya mereka berterima kasih, saya sudah mau berkorban untuk mereka, mereka
malah menganggap saya beban dalam keluarga, selalu menatap saya dengan tatapan
sinis,s eolah-olah saya memang sudah tidak bisa apa-apa lagi, yang jelas merasa tidak
di hargailah, betul-betul kurang ajar mereka.
Ns. Yunisetiani : apakah sebelumnya bapak pernah marah? apakah penyebanya sama dengan
sekarang?
Ns. Yunisetiani : Oh...iya, jadi bapak memecahkan seluruh kaca jendela, apakah dengan cara ini
mereka akan lebih menghargai bapak?
Ns. Yunisetiani : iya, tentu tidak. apa kerugian dari cara yang bapak lakukan?
Pasien : mereka ketakutan. mereka pikir saya pasti akan membunuh mereka semua
Ns. Yunisetiani : betul, keluarga jadi takut kepada bapak, kaca-kaca pecah, harus mengeluarkan uang
untuk membeli kaca baru lagi. menurut bapak adakh cara lain yang lebih baik?
maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian?
Pasien : Bagaimana?
Ns. Yunisetiani : ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, pak. bagaimana kalau kitabelajar
satu cara dulu?
Pasien : iya
Ns. Yunisetiani : bagaimana pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka bapak
berdiri, lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan-
lahan melaluli mulut seperti mengeluarkan kemarahan. ayo coba lagi, tarik dari
hidung, bagus .. tahan dan tiup melalui mulut. nah, lakukan 5 kali bagus sekali, bapak
sudah bisa melakukannya. bagaimana perasaannya?
Ns. Yunisetiani : Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu
rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya.
Terminasi
Ns. Yunisetiani : bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan bapak?
Ns. Yunisetiani : iya, jadi penyebab dari kemarahan bapak adalah karena tidak di hargai,dan yang
bapak rasakan adalah kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot,
rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal. yang bapak lakukan adalah
memecahkan kaca jendela dan mereka semua ketakutan, semua kaca yang pecah
Ns. Yunisetiani : coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu, apa
yang bapak lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan
napas dalamnya ya pak? sekarang kita buat jaddwal latihannya ya pak, berapa kali
sehari bapak mau latihan nafas dalam?
Pasien : 3 kali
Ns. Yunisetiani : baik pak, bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang dan kita latihan cara yang lain untuk
mencegah/mengontrol marah. tempatnya disini saja ya pak, selamat pagi
(DOKUMENTASI)