I. Tujuan Pembelajaran:
0|Page
1. Poles and Zeros
𝑎0 + 𝑎1 (𝑖𝜔) + 𝑎2 (𝑖𝜔)2 + ⋯
𝑇 (𝜔 ) =
𝑏0 + 𝑏1 (𝑖𝜔) + 𝑏2 (𝑖𝜔)2 + ⋯
…………. (1)
ai dan bj adalah konstanta
Bentuk fungsi respons tersebut terpakai dalam data seismic digital dalam
format SEED (Standard for Exchange of Earthquake Data) yang dibangun
oleh FDSN (Federation of Digital Seismograph Network).
1|Page
Mengingat bahwa polynomial dapat diuraikan ke dalam bentuk faktor-
faktor, persamaan (**) dapat ditulis sebagai;
1/𝑅𝐶
𝑇𝑅𝐶 (𝜔) =
𝑖𝜔 + 1/𝑅𝐶
−(𝑖𝜔)2
𝑇𝑑 (𝜔) =
𝜔02 + 2𝑖𝜔𝜔0 ℎ + (𝑖𝜔)2
2|Page
Untuk penulisan fungsi respos dalam bentuk PAZ standar, polinomial
penyebutnya harus diuraikan untuk memperoleh akar-akar kuadrat dalam
i.
−(𝑖𝜔 − 0)(𝑖𝜔 − 0)
𝑇𝑑 (𝜔) =
(𝑖𝜔 − 𝑝1 )(𝑖𝜔 − 𝑝2 )
ini berarti bahwa seismometer mekanik memiliki 2 poles di p1 dan p2, serta
2 zeros kembar di nol, sedangkan konstanta normalisasinya adalah c = -1.
Diagram BODE
Gerakan tanah yang sebenarnya menjadi perhatian utama dalam
seismologi. Di sisi lain, perangkat pengukur apa pun akan mengubah sinyal
yang masuk serta amplifier, dan sebagai perangkat output. Bekerja dalam
domain frekuensi, hasil bagi sinyal input dan sinyal output biasanya disebut
3|Page
RESPONS. Respons ini kompleks, dan untuk mendapatkan hasil yang lebih
praktis, respons ini dapat dibagi menjadi dua istilah; respons amplitudo dan
respons fase (lihat Transformasi Fourier). Respons amplitudo berarti
amplitudo output dibagi dengan amplitudo input pada frekuensi tertentu.
Respon fasa adalah perbedaan antara fasa output dan fasa input, atau
pergeseran fasa. Ekspresi grafis dari pemisahan ini dikenal sebagai
diagram BODE. Satu bagian menunjukkan logaritma amplitudo A versus
logaritma frekuensi (atau frekuensi sudut , atau periode T; Gambar-1a).
Bagian lain menggambarkan fasa (linier) versus logaritma frekuensi (atau
= 2f, atau T = 1 / f; Gamba-1b). A adalah amplifikasi atau perbesaran
yang digunakan.
(a) (b)
Gambar-1: Grafik Respons Amplitudo (a) dan Respons Fase (b)
−(𝑖𝜔)2
𝑇𝑑 (𝜔) = 2
𝜔0 + 2𝑖𝜔𝜔0 ℎ + (𝑖𝜔)2
5|Page
3. Tugas:
6|Page