Anda di halaman 1dari 7

Pertemuan 03: 23 Maret 2021

POLES AND ZEROS


G60260: PRAKTIK SISTEM MONITORING GEMPABUMI DAN TSUNMAI
(2SKS)

Dosen: Dr. Wandono, M.Si.

I. Tujuan Pembelajaran:

a) Taruna dan taruni mampu memahami respons instrumen yang


dideskripsikan dalam poles and zeros
b) Taruna dan taruni mampu menggambarkan kurva respons
instrument dan menginterpreatasikan

II. Materi Ajar:

0|Page
1. Poles and Zeros

Informasi respons intrumen umumnya disimpan dengan menggunakan


cara, sebagai Poles and Zeros (PAZ). Fungsi respons dapat berupa bilangan
kompleks dalam bentuk apapun. Ini terjadi karena T() untuk semua
sistem terbentuk dari komponen-komponen mekanik dan elektrik yang
diskrit (massa, pegas, koil, kapasitor, resistor, semikonduktor, dll) yang
dapat dinyatakan secara eksak fungsi rasional dari i:

𝑎0 + 𝑎1 (𝑖𝜔) + 𝑎2 (𝑖𝜔)2 + ⋯
𝑇 (𝜔 ) =
𝑏0 + 𝑏1 (𝑖𝜔) + 𝑏2 (𝑖𝜔)2 + ⋯
…………. (1)
ai dan bj adalah konstanta

Jumlah suku dalam polynomial tersebut tergantung pada kompleksitas


sistem. Dari persamaan umum T() tersebut, tampak bahwa untuk filter RC
bentuknya sudah tepat yaitu a0 = 1, b0 = 1 dan b1 = RC.

Untuk fungsi respons seismometer mekanik, persamaan Td() harus sedikit


dimodifikasi menjadi;
−(𝑖𝜔)2
𝑇𝑑 (𝜔) = 2
𝜔0 + 2𝑖𝜔𝜔0 ℎ + (𝑖𝜔)2

ini berate bahwa a0 = 0, a1 = 0 dan a2 = -1 sedangkan bagian bawah b0 = 𝜔02 ,


b1 = 2𝜔0 ℎ dan b2 = 1.

Bentuk fungsi respons tersebut terpakai dalam data seismic digital dalam
format SEED (Standard for Exchange of Earthquake Data) yang dibangun
oleh FDSN (Federation of Digital Seismograph Network).

1|Page
Mengingat bahwa polynomial dapat diuraikan ke dalam bentuk faktor-
faktor, persamaan (**) dapat ditulis sebagai;

(𝑖𝜔 − 𝑧1 )(𝑖𝜔 − 𝑧2 )(𝑖𝜔 − 𝑧3 ) …


𝑇 (𝜔 ) = 𝑐
(𝑖𝜔 − 𝑝1 )(𝑖𝜔 − 𝑝2 )(𝑖𝜔 − 𝑝3 ) …

dengan c, zi dan pj masing-masing adalah konstanta normalisasi gabungan


pembilang dan penyebut polynomial, zeros (akar yang menyebabkan
pembilang = 0) dan poles (akar yang menyebabkan penyebut = 0).
Persamaan (*) dan (***) adalah identic, keduanya dapat digunakan.
Persamaan (***) disebut poles and zeros (PAZ) dan sekarang dipilih sebagai
bentuk standar.

Menuliskan fungsi respons dalam bentuk PAZ kadang-kadang rumit sekali,


diperlukan pemahaman tentang transformasi Laplace dan bilangan
komples yang terdiri atas variable riil dan imaginer.
Dalam kenyataan, penulisan bentuk PAZ dapat dilakukan cukup sederhana.
Fungsi respons dalam bentuk PAZ untuk filter RC, adalah;

1/𝑅𝐶
𝑇𝑅𝐶 (𝜔) =
𝑖𝜔 + 1/𝑅𝐶

jadi, filter RC hanya memiliki 1 pole di -1/RC dan konstanta normalisasi c


= 1/RC

Fungsi respons simpangan seismometer mekanik;

−(𝑖𝜔)2
𝑇𝑑 (𝜔) =
𝜔02 + 2𝑖𝜔𝜔0 ℎ + (𝑖𝜔)2

2|Page
Untuk penulisan fungsi respos dalam bentuk PAZ standar, polinomial
penyebutnya harus diuraikan untuk memperoleh akar-akar kuadrat dalam
i.

𝜔02 + 2𝑖𝜔𝜔0 ℎ + (𝑖𝜔)2 = 0


maka
𝑝1 = −𝜔0 (ℎ + √ℎ2 − 1), dan 𝑝2 = −𝜔0 (ℎ − √ℎ2 − 1)

dengan demikian 𝑇𝑑 (𝜔) dapat ditulis sebagai;

−(𝑖𝜔 − 0)(𝑖𝜔 − 0)
𝑇𝑑 (𝜔) =
(𝑖𝜔 − 𝑝1 )(𝑖𝜔 − 𝑝2 )

ini berarti bahwa seismometer mekanik memiliki 2 poles di p1 dan p2, serta
2 zeros kembar di nol, sedangkan konstanta normalisasinya adalah c = -1.

Untuk seismometer EM, fungsi respons standarnya adalah;

(𝑖𝜔 − 0)(𝑖𝜔 − 0)(𝑖𝜔 − 0)


𝑇𝑑 (𝜔) =
(𝑖𝜔 − 𝑝1 )(𝑖𝜔 − 𝑝2 )
seismometer EM memiliki 2 poles di p1 dan p2, serta 3 zeros kembar di nol,
sedangkan konstanta normalisasinya adalah c = 1.

2. Konstruksi Kurva Respons Instrumen

Diagram BODE
Gerakan tanah yang sebenarnya menjadi perhatian utama dalam
seismologi. Di sisi lain, perangkat pengukur apa pun akan mengubah sinyal
yang masuk serta amplifier, dan sebagai perangkat output. Bekerja dalam
domain frekuensi, hasil bagi sinyal input dan sinyal output biasanya disebut
3|Page
RESPONS. Respons ini kompleks, dan untuk mendapatkan hasil yang lebih
praktis, respons ini dapat dibagi menjadi dua istilah; respons amplitudo dan
respons fase (lihat Transformasi Fourier). Respons amplitudo berarti
amplitudo output dibagi dengan amplitudo input pada frekuensi tertentu.
Respon fasa adalah perbedaan antara fasa output dan fasa input, atau
pergeseran fasa. Ekspresi grafis dari pemisahan ini dikenal sebagai
diagram BODE. Satu bagian menunjukkan logaritma amplitudo A versus
logaritma frekuensi (atau frekuensi sudut , atau periode T; Gambar-1a).
Bagian lain menggambarkan fasa (linier)  versus logaritma frekuensi (atau
 = 2f, atau T = 1 / f; Gamba-1b). A adalah amplifikasi atau perbesaran
yang digunakan.

(a) (b)
Gambar-1: Grafik Respons Amplitudo (a) dan Respons Fase (b)

Contoh: Fungsi respons simpangan seismometer mekanis adalah:

−(𝑖𝜔)2
𝑇𝑑 (𝜔) = 2
𝜔0 + 2𝑖𝜔𝜔0 ℎ + (𝑖𝜔)2

Seperti telah dijelaskan di atasi fungsi respons simpangan


mekanis dapat diubah dalam bentuk polinomial sehingga
didapat 2 poles dan 2 zeros, yakni 𝑝1 = −𝜔0 (ℎ + √ℎ2 − 1), dan

𝑝2 = −𝜔0 (ℎ − √ℎ2 − 1) zeros kembar nol dan konstanta c =-1.


4|Page
Script Matlab untuk ploting Diagram Bode (respons amplitudo)
dari seismometer mekanis adalah:

Gambar-2: Plot respons amplitudo simpangan untuk seismometer mekanis, Sumbu


vertikal menunjukkan Ad dan sumbu horizontal dalam frekuensi

5|Page
3. Tugas:

1. Tentukan Poles and Zeros untuk respons simpangan seismometer


elektomagnet (EM), jika diketahui respons simpangannya
−𝑖𝜔3 𝐺
𝑇𝑑 (𝜔) = ; ⇛ 𝑖 = √−1
𝜔02 − 𝜔 2 + 2𝑖𝜔0 𝜔ℎ

2. Buatlah plot diagram Bode (respons amplitudo dan respons fase)


untuk seismometer EM di atas jika diketahui
 Kosntanta generator G = 15,915 Vs/m
 Periode natural Tn = 5 secon. Dan
 Koefisien damping h = 0,707

3. Buatlah plot diagram Bode Respons Velocity dan Response


Acceleration seimometer mekanis di atas

6|Page

Anda mungkin juga menyukai