Anda di halaman 1dari 8

PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO

Oleh: Dr. Gusniarti, M.A.

A. Pengertian

Ilmu ekonomi makro adalah suatu ilmu yang mempelajari prilaku


perekonomian secara keseluruhan (aggregate). Misalnya bagaimana
perkembangan produksi dan perkembangan masyarakat terhadap suatu
produk dalam suatu negara atau bagaimana tingkat pengangguran, laju
inflasi dan laju pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Persoalan ekonomi makro ini sangat penting karena menyentuh


semua aspek kehidupan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Misalnya sebuah perusahaan konstruksi, memerlukan informasi yang
bersifat makro tentang permintaan rumah. Para eksekutif bisnis
membutuhkan informasi terkait variabel ekonomi makro seperti
kecepatan pertumbuhan pendapatan pelanggan agar dapat melakukan
penyesuaian terkait dengan daya beli masyarakat. Isu ekonomi makro
juga merupakan penentu penting bagi terjalinnya kerjasama
internasional. Seorang pengangguranpun membutuhkan informasi
pertumbuhan ekonomi secara makro dengan harapan bisa mendapatkan
pekerjaan.

B. Permasalahan Ekonomi Makro

Secara umum permasalahan makro ekonomi yang utama yang


dihadapi oleh suatu negara adalah :

1. Pertumbuhan ekonomi
Masalah pertumbuhan ekonomi yaitu perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi
dalam masyarakat bertambah. Ekonomi dikatakan tumbuh jika titik
keseimbangan antara permintaan agregat (jumlah permintaan total
terhadap barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam periode
tertentu) dan penawaran agregat (jumlah produksi total barang dan jasa
dalam suatu perekonomian dalam suatu periode tertentu) makin baik
dibandingkan periode sebelumnya.

2. Pengangguran
Masalah pengangguran yaitu suatu keadaan di mana seseorang
yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan
tetapi belum dapat memperolehnya. Tingkat pengangguran selama satu
periode biasanya dinyatakan dalam nilai persen dari angkatan kerja.
Misalnya Angka pengangguran 5% bermakna bahwa dalam setahun 5%
angkatan kerja tidak memperoleh pekerjaan. Angka pengangguran 4-5%
masih bisa ditolerir akan tetapi jika angka pengagguran di atas 5% bisa
menyebabkan krisis sosial dan hilangnya kepercayaan kepada
pemerintah. Ini berarti masih banyak SDM yang belum terpakai
disebabkan alokasi sumber daya manusia belum adil dan efesien.

3. Inflasi
Masalah kenaikan harga-harga (inflasi) yaitu suatu proses kenaikan
harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian secara umum dan
terus menerus. Misalnya, harga cabe naik tetapi tidak diikuti dengan
kenaikan harga yang lain atau hanya dalam waktu tertentu maka
tidaklah dikatakan inflasi. Tingkat inflasi berbeda dari satu periode ke
periode lainnnya, begitu juga dari satu negara ke negara lainya. Tingkat
inflasi yang rendah sekitar 2 atau 3 persen, tingkat iflasi yang moderat
sekitar 4 sampai 10 persen, sedangkan inflasi yang yang sangat serius
sampai beberapa puluh sampai beberapa ratus persen setahun.

Dari sisi teori ekonomi, gejala inflasi menunjukkan terjadinya


kelebihan permintaan (excess demand) secara makro. Ini artinya hampir
seluruh industri dalam perekonomian mengalami kelebihan permintaan.
Secara umum faktor-faktor penyebab inflasi adalah:

a. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan


perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan barang-barang dan
jasa-jasa. Keinginan untuk mendapatkan barang dan jasa akan
mendorong para konsumen meminta barang pada harga yang lebih
tinggi. Sebaliknya, pengusaha juga mencoba menahan barangnya
dan hanya menjual kepada pembeli –pembeli yang bersedia
membayar pada harga tinggi. Kedua hal ini menyebabkan terjadinya
inflasi.

b. Tuntutan kenaikan upah dari pekerja dari berbagai kegiatan


ekonomi. Ketika pengusaha mulai kesulitan menjadi pekerja, hal ini
mendorong para pekerja untuk menuntut kenaikan upah. Jika
kenaikan upah terjadi secara makro, maka akan menyebakan
kenaikan biaya produksi terhadap barang dan jasa yang dihasilkan.
Kondisi ini akhirnya mendorong perusahaan untuk menaikkan
harga-harga barang mereka.

Sekanjutnya, Inflasi juga akan menimbulkan dampak buruk


terhadap masyarakat diantaranya adalah cenderung menurunkan taraf
kemakmuran masyarakat banyak. Pelaku pelaku kegiatan ekonomi yang
bergaji tetap, akan sangat merasakan dampak dari inflasi karena upah
mereka secara riil menurun. Gaji mereka tetap sementara harga harga
barang naik. Dampak lain, pembangunan ekonomi jangka panjang
menjadi buruk, mengurangi investasi yang produktif, mengurangi
ekspor dan meningkatkan impor dan akhirnya memperlambat
pertumbuhan ekonomi dalam sebuah nagara.

4. Ketidakseimbangan neraca pembayaran.


Masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Satu negara
membutuhkan negara lain dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
rakyatnya, oleh karena itu kerja sama antar negara seperti perdagangan
dan lain lainnya perlu dilakukan. Namun juga perlu dicermati apakah
perdagangan tersebut menguntungkan atau malah merugikan. Secara
ekonomis, keuntungan dan kerugian sebagai dampak dari kerjasama
internasional dapat terlihat melalui analisis neraca pembayaran atau
nilai tukar mata uang.

C. Tujuan Ekonomi Makro

Tujuan ekonomi makro adalah mengatasai masalah-masalah yang


terjadi dalam skala makro. Kebijakan ekonomi yang dilakukan secara
bersama-sama antara pemerinta dan swasta diharapkan mencapai
ekonomi yang terbaik yaitu:

1. Ekonomi yang stabil

Menstabilkan ekonomi berarti menghindari fluktuasi tajam dalam


perekonomian. Kestabilan ekonomi yang ingin dicapai adalah dalam hal
tingkat pendapatan, kesempatan kerja dan kestabilan pada tingkat
harga-harga barang secara umum, keseimbangan antara ekspor dan
import serta lalu lintas dari dan ke luar negeri. Perekonomian yang stabil
bukanlah perekonomian yang booming terus menerus tetapi suatu
kondisi di mana harga dan tingkat pendapatan bergerak secara wajar.
(Iskandar Putong, 8).

Gambar
Siklus Variabel Ekonomi

Y
Pendapatan, B
Harga,
Pengangguran
X

Periode ( tahun)
Garis XY menunjukkan pergerakan variabel ekonomi seperti
pendapatan nasional, harga-harga secara umum, tingkat pengangguran
dan lain lain. Garis AB adalah garis ideal dari pergerakan variabel
ekonomi tersebut. Garis putus-putus di atas dan di bawah garis ideal
adalah garis batas peningkatan dan penurunan yang dapat ditolerir
suatu perekonomian.

Perekonomian yang melebihi batas tertinggi atau terendah


membahayakan bagi perekonomian. Perekonomian yang melampaui
batas tertinggi yang bisa dilihat dari pendapatan nasional yang terlalu
tinggi disertai dengan harga-harga yang sangat tinggi menyebabkan
biaya perekonomian juga sangat tinggi. Gap akan terbuka lebar karena
sebagian mempunyai tingkat pendapatan tinggi, tetapi tingkat
pengangguran juga tinggi. Lebih lanjut kecemburuan social dan krisis
social akan terjadi. Pada kondisi sebaliknya, jika perekonomian turun
melewati batas terendah, maka ekonomi berjalan sangat lambat bahkan
stagnan disebabkan sangat rendahnya pendapatan masyarakat dan
rendahnya tingkat harga sehingga mesin-mesin produksi tidak bisa
dioptimalkan karena keuntungan sangat kecil. Pada keadaan ini, tingkat
pengangguran yang kecilpun tidak berguna karena tidak ada
perusahaan yang mau membayar dengan tenaga kerja dengan layak.

Garis AB pada gambar di atas, sebenarnya sangat jarang terjadi


karena beberapa variabel saling berpengaruh antara satu dengan
lainnya. Yang terpenting bagaimana mempertahankan agar
perekonomian bergerak tidak terlalu jauh dari kondisi ideal.

2. Tingkat penggunaan tenaga kerja (kesempatan kerja) yang tinggi.

Ketiadaan pengangguran adalah harapan dari semua negara karena


pengangguran mempunyai dampak buruk bagi kehidupan sosial
ekonomi masyarakat, di samping pengangguran juga merupakan beban
negara yang harus ditanggung baik secara ekonomi maupun politik.
Namun dalam kenyataan pengangguran akan selalu ada dari satu period
eke periode lainnya. Yang harus dilakukan negara adalah tingkat
pengangguran sampai pada tingkat moderat, di mana semua lapangan
kerja yang disediakan oleh negara (swasta dan pemerintah) terisi penuh
oleh pencari kerja (angkaan kerja).

3. Mangatasi masalah inflasi.


Inflasi menimbulkan beberapa akibat buruk terhadap kesejateraan
masyarakat. Terkadang inflasi terjadi karena ketidakstabilan politik dan
ekonomi dlaam suatu negara yang menyebabkan tangkat inflasi sangat
tinggi, tetapi sering juga karena permintaan masyarakat yang berlebihan
dan kenaikan dalam biaya produksi. Oleh karena itu pemerintah perlu
mengatasi masalah inflasi ini sehingga tidak terlalu lama membebani
masyarakat.

4. Menguatkan neraca pembayaran dan kurs valuta asing.

Neraca pembayaran (Balance of Payment) adalah ringkasan


sistematis dari keseluruhan transaksi ekonomi dengan luar negeri
selama jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam uang (biasanya
dalam bentuk satuan dolar Amerika Serikat). Secara teori, neraca
pembayaran surplus dan defisit umumnya tidak diinginkan oleh
pemerintah dalam suatu negara. Jika necara pembayaran surplus,
penawaran devisa lebih banyak di dalam negeri yang menyebabkan nilai
tukar mata uang lokal

D. Bentuk-bentuk Kebijakan Makroekonomi

Untuk mencapai tujuan tujuan dari ekonomi makro tersebut, ada


beberapa kebijakan yang dilakukan pemerintah yaitu:

1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan dalam membuat perubahan
dalam bidang pajak dan pengeluaran pemerintah atau dikatakan
kebijakan pemerintah dalam bidang anggaran dan belanja negara untuk
mempengaruhi jalannya perekonomian.

2. Kebijakan Moneter
Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah melalui bank sentral
untuk mengukur penawaran uang dn tingkat bunga dalam tingkat
yang wajar dan aman.

3. Kebijakan Segi Penawaran


Kebijakan fiscal dan moneter dapat dilihat sebagai kebijakan yang
mempengaruhi pengeluaran aggregate sehingga bisa juga dikatakan
sebagai kebijakan dari segi permintaan. Kebijakan segi penawaran
bertujuan untuk mempertinggi efisiensi kegiatan perusahaan-
perusahaan sehingga dapat menawarkan barag-barangnya dengan
harga yang lebih murah atu dengan mutu yang lebih baik.

E. Sejarah

Adam Smith dianggap sebagai penggagas ekonomi mikro. Dalam


bukunya The Wealth of Nation (1776), Smith membahas bagaimana
harga suatu komoditi secara individual terbentuk, mengkaji tentang
penentuan harga tanah, tenaga kerja dan modal serta meneliti
kelemahan dan kekuatan mekanisme pasar. Para ahli ekonomi klasik
berpandangan bahwa dalam suatu perekonomian yang diatur oleh
mekanisme pasar, tingkat penggunaan tenaga penuh akan selalu
tercapai. Pandangan ini berdasarkan keyakinan bahwa dalam
perekeonomian tidak akan terdapat kekurangan permintaan. Artinya
penambahan penawaran akan menciptakan penambahan permintaan.
Keyakinan seperti terlihat dalam pandangan Jean Baptiste Say (1767 –
1832), seorang ahli ekonomi klasik asal Perancis. Ia mengatakan bahwa
Penawaran menciptakan sendiri permintaan terhadapnya atau “Supply
creates its own demand”. (Sadono Sukirno, 70)

Walaupun sebelum terjadinya kelesuan perekonomian dunia tahun


1929 – 1933 yang dikenal dengan Great Depression, ilmu ekonomi tidak
mengenal dikotomi Mikro-Makro. Fokus pembahasan ekonomi pada saat
itu adalah prilaku individu dalam rangka mencapai keseimbangan.
Untuk analisis keseimbangan umum (general equilibrium) digunakan
model Walras (Walrasion economics). Kemunduran ekonomi ini telah
menumbuhkan kesadaran para ahli ekonomi bahwa mekanisme pasar
tidak dapat secara otomatis menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang
teguh dan tingkat penggunaan tenaga kerja yang penuh. Teori-teori
sebelumnya tidak mampu menjawab permasalahan yang timbul pada
masa great depression. Hal inilah yang mendorong seorang ahli ekonomi
Inggris, John Maynar Keynes mengemukakan pendapatnya dan menulis
buku “The General Theory of Employment, Interest and Money (1936) yang
kemudian menjadi rujukan dalam ekonomi makro modern.
Ada beberapa pokok pikiran Keynes yang membawa beberapa
perubahan besar dalam ilmu ekonomi, yaitu Pertama, mulai
diperhatikan dimensi global atau agregat (makro) dalam analisis ilmu
ekonomi. Dengan demikian ilmu ekonomi telah berkembangan menjadi
ekonomi makro. Kedua, Dimasukkannya peranan pemerintah dalam
analisis ilmu ekonomi makro telah menimbulkan pentingnya peranan
analisis kebijakan (policies analysis). Ketiga, Perlu studi-studi empiris
dengan adanya analislis kebijakan tadi. Dengan demikian terjadi
perubahan atau penyempurnaan metodologi dari hanya metode deduktif
menjadi metode induktif.

F. Siklus Ekonomi Makro

Penawaran Tenaga Kerja Pasar Permintaan Tenaga Kerja


Tenaga
Kerja
Upah

Pajak
Pajak
Rumah Tangga Pemerintah Perusahaan
G. Perbandingan Mikro Ekonomi dan Makro Ekonomi

Ilmu ekonomi mikro menganalisis bagian-bagian yang dilakukan


oleh unit-unit kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Ekonomi
yang dianalisis umumnya bagian bagian kecil dari kegiatan
perekononomian seperti kegiatan seorang konsumen, suatu perusahaan
atau suatu pasar. Sebaliknya ekonomi makro merupakan analisis atas
keseluruhan kegiatan perekonomian yang bersifat global dan tidak
memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil
dalam perekonomian tetapi keseluruhan produsen dan konsumen dalam
perekonomian.
Peranan pemerintah dalam ekonomi makro mempunyai porsi yang
lebih besar. Seperti kebijakan moneter yaitu kebijakan pemerintah yang
mengarahkan perekonomian makro ke arah yang lebih baik dengan cara
mengubah-ubah jumlah uang yang beredar. Kebijakan fiskal adalah
kebijakan yang mengarahkan ekonomi ke arah yang lebih baik dengan
cara menubah-ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Lebih
rinci perbandingan ekonomi mikro dan makro adalah:

No. Ekonomi Mikro Ekonomi Makro


1 Demand Individu Demand Aggregate
(konsumen/perusahaan) (keseluruhan)
2 Supply Individu (konsumen Supply Aggregate (keseluruhan)
/perusahaan)
3 Harga Individu (konsumen Harga Aggregate (keseluruhan)
/perusahaan)
4 Outpun perusahaan Output nasional
5 Pendapatan rumah tangga Pendapatan Nasional
6 Pemerintah sebagai regulator Pemerintah sebagai pemain
langsung
7 No Money –kemiringan budget Daya beli uang itu sendiri
line ditentukan oleh (purchasing power of money)
perbandingan harga Px/Py * Domestik/Dalam Negeri
(relative price) - Inflasi = daya beli uang
Dalam ekonomi Mikro yang berkurang
terpenting adalah relative price - Deflasi = daya beli uang
(px/Py) dan income relative naik
price (I/Px dan I/Py) * Luar Negeri
 Fluktuasi
 Depresiasi = turun pelan-
pelan
 Apresiasi= naik pelan-pelan
 Devaluasi=turun cepat-
cepat.

Refferensi

Sadono Sukirno, Makroekonomi: Teori Pengantar, Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada, 2008.

Iskandar Putong dan ND Andjaswati, Pengantar Ekonomi Makro,


Jakarta: Mitra Wacana Media, 2008.

H Lipsey (dkk), Pengantar Makro Ekonomi, (Terj. A. JAka Wasana MSM),


Jilid I, Jakarta: Binarupa Aksara, 1995.

Samuelson dan Nordhanus, Ilmu Makro Ekonomi, Jakarta: Media


Global Edukasi, 2004.

Anda mungkin juga menyukai