Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI


BAKTERIOLOGI

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2 :
1. AGNES NUR SAGITA 2012001
2. LUKMAN MANUSU 2012003

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI (STIFA)


PELITA MAS PALU 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucap kan kepada Allah SWT karena berkat limpahan
rahmat,hidayah dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan untuk
memenuhi Tugas Mikrobiologi dan Parasitologi.
Dalam penyusunan makalah ini,penulis telah berupaya semaksimal mungkin
untuk mencapai hasil terbaik namun keter batasan pengetahuan serta pengalaman
yang dimiliki menjadikan makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, untuk kepentingan perbaikan makalah-makalah berikutnya
makakritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca yang sangat penulis
harapkan.Terimah kasih.

Palu, 13 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................
1.3 Tujuan ..................... ............................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bakteri ... ............................................................................
2.2 Pembiakan Bakteri... ............................................................................
2.3 Bentuk Bakteri......... ............................................................................
2.4 Jenis Bakteri ............ ............................................................................
BAB II PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............. ............................................................................
3.2 Saran ....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kemajuan iptek seperti yang ada pada saat ini, menuntut manusia
untuk bekerja lebih keras lagi. Didalam setiap pekerjaan sudah pasti terdapat
resiko dari pekerjaan tersebut sehingga dapat menimbulkan penyakit akibat
kerja. Penyakit akibat kerja ini di sebabkan oleh beberapa factor diantaranya
adalah factor biologi, fisik, kimia, fisiologi dan psykologi. Sebagai contoh
orang yang bekerja pada sektor peternakan atau pada sektor pekerjaan yang
berkontak langsung dengan lingkungan. Lingkungan dimana mereka bekerja
itu tidak selalu bersih dalam artian bebas dari sumber–sumber penyakit yang
berupa virus, bakteri, protozoa, jamur, cacing, kutu, bahkan hewan dan
tumbuhan besarpun dapat menjadi sumber penyakit. Akan tetapi virus dan
bakterilah yang menjadi penyebab utama penyakit dalam kerja, khususnya
pekerjaan yang berkontak langsung dengan lingkungan.
Untuk mencegah terjangkitnya penyakit yang diakibatkan oleh bakteri tidak
hanya membutuhkan tindakan pengobatan saja tetapi juga diperlukan
pengetahuan tentang itu bakteri bagaimana bakteri tersebut dapat masuk ke
dalam tubuh manusia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa itu bakteri ??
2. Bagaimana bakteri berkembang biak ??
3. Bagaimana bentuk bakteri ??
4. Bagaimana jenis – jenis bakteri ??
5. Bagaimana peran bakteri dalam kehidupan ??

1.3 Tujuan Makalah


Sejalan dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas, laporan ini disusun
dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui apa itu eubacteria (bakteri).
2. Untuk mengetahui bagaimana bakteri berkembang biak.
3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk bakteri.
4. Untuk mengetahui bagaimana jenis-jenis bakteri.
5. Untuk mengetahui bagaimana peranan bakteri dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bakteri
Bakteri berasal dari bahasa Latin bacterium; jamak: bacteria adalah
kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini
termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil
(mikroskopik). Hal ini menyebabkan organisme ini sangat sulit untuk
dideteksi, terutama sebelum ditemukannya mikroskop. Barulah setelah
abad ke-19 (setelah ditemukannya mikroskop), ilmu tentang
mikroorganisme terutama bakteri (bakteriologi) mulai berkembang.
A. Ciri – Ciri Bakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk
hidup lain yaitu :
1. Organisme multiselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan
mikron umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasite
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,
kawah atau gambut dinding selnya tidak mengandung
peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding
selnya mengandung peptidoglikan.
B. Struktur Bakteri
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom,
DNA, dan granula penyimpanan
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas
dan endospora.
C. Struktur dasar sel bakteri
Struktur dasar bakteri :
1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein
dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri
menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan
bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).
2. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma
tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein.
3. Sitoplasma adalah cairan sel.
4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun
atas protein dan RNA.
5. Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan
makanan yang dibutuhkan.
2.2 Pembiakan Bakteri
Bakteri tidak mengalami mitosis dan meiosis. Hal ini merupakan
perbedaan penting antara bakteri (prokariot) dengan sel eukariot.
Reproduksi. Bakteri mengadakan pembiakan dengan dua cara, yaitu
secara aseksual dan paraseksual. Pembiakan secara aseksual dilakukan
dengan pembelahan, sedangkan pembiakan paraseksual dilakukan dengan
cara transformasi, transduksi , dan konjugasi. Namun, proses pembiakan
cara seksual berbeda dengan eukariota lainnya. Sebab, dalam proses
pembiakan tersebut tidak ada penyatuan inti sel sebagaimana biasanya
pada eukarion, yang terjadi hanya berupa pertukaran materi genetika
(rekombinasi genetik). Berikut ini beberapa cara pembiakan bakteri
dengan cara rekombinasi genetik dan membelah diri.
Ada tiga cara paraseksual yang diketahui, yaitu transformasi, konjugasi
dan transduksi
Transformasi adalah perpindahan materi genetik berupa DNA dari
sel bakteri yang satu ke sel bakteri yang lain. Pada proses transformasi
tersebut ADN bebas sel bakteri donor akan mengganti sebagian dari sel
bakteri penerima, tetapi tidak terjadi melalui kontak langsung. Cara
transformasi ini hanya terjadi pada beberapa spesies saja, . Contohnya
: Streptococcus pnemoniaeu, Haemophillus, Bacillus, Neisseria, dan
Pseudomonas. Diguga transformasi ini merupakan cara bakteri
menularkan sifatnya ke bakteri lain. Misalnya pada bakteri Pneumococci
yang menyebabkan Pneumonia dan pada bakteri patogen yang semula
tidak kebal antibiotik dapat berubah menjadi kebal antibiotik karena
transformasi. Proses ini pertama kali ditemukan oleh Frederick Grifith
tahun 1982.
Transduksi adalah pemindahan materi genetik bakteri ke bakteri
lain dengan perantaraan virus. Selama transduksi, kepingan ganda ADN
dipisahkan dari sel bakteri donor ke sel bakteri penerima oleh
bakteriofage (virus bakteri). Bila virus – virus baru sudah terbentuk dan
akhirnya menyebabkan lisis pada bakteri, bakteriofage yang nonvirulen
(menimbulakan respon lisogen) memindahkan ADN dan bersatu dengan
ADN inangnya, Virus dapat menyambungkan materi genetiknya ke DNA
bakteri dan membentuk profag. Ketika terbentuk virus baru, di dalam
DNA virus sering terbawa sepenggal DNA bakteri yang diinfeksinya.
Virus yang terbentuk memiliki dua macam DNA yang dikenal dengan
partikel transduksi (transducing particle). Proses inilah yang dinamakan
Transduksi. Cara ini dikemukakan oleh Norton Zinder dan Jashua
Lederberg pada tahun 1952.
Konjugasi adalah bergabungnya dua bakteri (+ dan –) dengan
membentuk jembatan untuk pemindahan materi genetik. Artinya, terjadi
transfer ADN dari sel bakteri donor ke sel bakteri penerima melalui ujung
pilus. Ujung pilus akan melekat pada sel peneima dan ADN dipindahkan
melalui pilus tersebut. Kemampuan sel donor memindahkan ADN
dikontrol oleh faktor pemindahan ( transfer faktor = faktor F )
Pembelahan Biner, pada pembelahan ini, sifat sel anak yang dihasilkan
sama dengan sifat sel induknya. Pembelahan biner mirip mitosis pada sel
eukariot. Badanya, pembelahan biner pada sel bakteri tidak melibatkan
serabut spindle dan kromosom. Pembelahan Biner dapat dibagi atas tiga
fase, yaitu sebagai berikut:
1. Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak
lurus.
2. Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang.
3. Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri
yang segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula
bakteri yang tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri
demikian merupakan bentuk koloni.
Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap
20 menit sekali. Jika pembelahan berlangsung satu jam, maka akan
dihasilkan delapan anakan sel. Tetapi pembelahan bakteri mempunyai
faktor pembatas misalnya kekurangan makanan, suhu tidak sesuai, hasil
eksresi yang meracuni bakteri, dan adanya organisme pemangsa bakteri.
Jika hal ini tidak terjadi, maka bumi akan dipenuhi bakteri.
2.3 Bentuk Bakteri
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan
spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut
kokobasil.
Berbagai macam bentuk bakteri :
1. Bakteri Kokus :

1. Monokokus yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal


2. Diplokokus yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan
3. Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk
segi empat.
4. Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk
kubus
5. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus
berdempetan membentuk rantai.
6. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan
seperti buah anggur
2. Bakteri Basil :

1. Monobasil yaitu berupa sel bakteri basil tunggal


2. Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri basil berdempetan
3. Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan
membentuk rantai
3. Bakteri Spirilia

1. Spiral yaitu bentuk sel bergelombang


2. Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup
3. Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma
2.4 Jenis Bakteri
Berdasarkan Jumlah dan Letak Flagel
1. Atrik, yaitu bakteri yang tidak memiliki flagel.
2. Monotrik, yaitu bakteri yang mempunyai satu flagel pada ujung
tubuhnya.
3. Amfitrik, yaitu bakteri yang memiliki dua kelompok flagel yang
masing-masing terdapat di ujung tubuhnya.
4. Lofotrik, yaitu bakteri yang memiliki segerombol flagel pada salah
satu ujung tubuhnya.
5. Peritrik, yaitu bakteri yang memiliki flagel di seluruh permukaan
tubuhnya.
 Berdasarkan Karakteristik Dinding Sel Melalui Sistem Pewarnaan
Gram
1. Bakteri gram positif, yaitu bakteri yang mempunyai dinding sel
dengan lapisan peptidoglikan yang tebal. Contohnya: Bacillus
subtilis, Clostridium botulinum, Vibrio cholerae, Neisseria
gonorrhoeae, dan Treponema pallidum.
2. Bakteri gram negatif, yaitu bakteri yang mempunyai dinding sel
dengan lapisan peptidoglikan yang tipis. Contohnya: Escherichia
coli, Streptococcus mutans, Propionibacterium acnes, dan
Staphylococcus aurens.
 Berdasarkan Kebutuhannya Terhadap Oksigen
1. Bakeri aerob obligat, yaitu bakteri yang hidupnya mutlak
memerlukan oksigen bebas. Contohnya: Escherichia coli.
2. Bakteri anaerob obligatif, yaitu bakteri yang dapat hidup tanpa
oksigen sama sekali dan kadang bisa mati bila ada oksigen.
Contohnya: Clostridium tetani, Clostridium botulinum.
3. Bakteri anaero fakultatif, yaitu bakteri yang dapat hidup dengan
atau tanpa oksigen. Contoh: Salmonella typhosa.
 Berdasarkan Kebutuhan Energi
1. Bakteri aerob, yaitu bakteri yang membutuhkan oksigen bebas
untuk memperoleh energinya. Contoh: Nitrosomonas,
Thiobacillus, Notrobacter.
2. Bakteri anaerob, yaitu bakteri yang tidak membutuhkan oksigen
bebas untuk memperoleh energinya. Contohnya: Clostridium
denitrificans.
 Berdasarkan Cara Memperoleh Makanan
1. Bakteri autotrof yaitu bakteri yang dapat mensintetis makananya
sendiri dari senyawa anorganik menjadi senyawa organik.
a. Bakteri fotoautotrof, yaitu bakteri yang dapat mensintesis
makanannya sendiri dengan menggunakan energi cahaya
matahari melalui proses fotosintetis. Contohnya: bakteri
belerang ungu Thiocystis sp,
b. Bakteri kemoautotrof, yaitu bakteri yang dapat mensintetis
makanannya sendiri dengan menggunakan energi kimia.
Contohnya: Gallionella, Nitrosomonas, Nitrococcus, dan
Nitrobacter.
c. Bakteri heterotrof, yaitu bakteri yang memperoleh
makanannya (berupa senyawa organik) dari bergantung pada
organisme lain karena tidak dapat mensintetis makanannya
sendiri.
d. Bakteri saprofit, yaitu bakteri yang memperoleh makanannya
berasal dari sisa-sisa organisme yang telah mati, sampah-
sampah, kotoran, dan bangkai. Contohnya: Thiobacillus
dinitrificants, Clostridium sporageus, Eschechia coli,
Lactobacillus bulgaricus, dan Methanobacterium
ruminatum.
e. Bakteri parasit, yaitu yang meperoleh makanannya dari
organisasi yang ditumpanginya (inangnya). Contohnya:
Borrelia novyi, Famili Treponemataceae, Famili
Spirochaetaceae, Borrelia recurrentis, dan Borrelia
burgdorferi.
f. Bakteri patogen, yaitu bakteri parasit yang menyebabkan
penyakit pada hospes atau inang yang dihinggapinya.
Contohnya: Neisseria gonorrhoeae (parasit pada manusia
yang menyebabkan penyakit kelamin atau kencing
nanah), Bacterium papaya (parasit pada tumbuhan yang
menyebabkan penyakit pada pepaya), dan Bacillus
anthracis (parasit pada hewan yang menyebabkan penyakit
antraks pada ternak).
g. Bakteri apatogen, yaitu bakteri yang tidak menimbulkan
penyakit pada hospes atau inang. Contohnya:Streptomyces
grieus dan Escherichia coli.
 Berdasarkan Suhu Pertumbuhan
1. Bakteri psikrorofil, yaitu bakteri yang hidup pada suhu terendah
yaitu 0oC-30oC. Bakteri ini banyak ditemukan di dasar lautan,
di daerah kutub, dan pada bahan makanan yang didinginkan.
2. Bakteri mesofil, yaitu bakter yang hidup pada suhu 25oC-40oC.
Bakteri ini terdapat pada tanah, air, dan tubuh vertebrata.
3. Bakteri termofil, yaitu bakteri yang hidup pada suhu 45oC-
75oC. Bakteri ini banyak terdapat di tempat-tempat bersuhu
tinggi, di tanah, air laut, dan pada susu.
4. Bakteri hipertermofil, yaitu bakteri yang hidup pada suhu diatas
75oC. Bakteri ini ditemukan di sumber air panas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas mengenai Eubacteria(Bakteri), dapat
disimpulkan bahwa Bakteri umumnya merupakan organisme uniseluler
(bersel tunggal), prokariota/ prokariot, tidak mengandung klorofil, serta
berukuran mikroskopik (sangat kecil).
Bakteri mengadakan pembiakan dengan dua cara, yaitu secara
aseksual dan paraseksual. Pembiakan secara aseksual dilakukan dengan
pembelahan, sedangkan pembiakan paraseksual dilakukan dengan cara
transformasi, transduksi dan konjugasi.
Berdasarkan bentuk bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus),
batang (basil),dan spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan
basil yang disebut kokobasil.
Jenis bakteri dibedakan berdasarkan jumlah dan letak flagel,
berdasarkan, karakteristik dinding sel melalui sistem pewarnaan gram,
berdasarkan, kebutuhannya terhadap oksigen, berdasarkan kebutuhan
energi, berdasarkan cara memperoleh makanan, berdasarkan suhu
pertumbuhan.
3.2 Saran
Mungkin akan lebih baik lagi jika adanya saran dan kritik yang
sifatnya membangun dari semua pihak demi penyempurnaan makalah
ini, namun sebagai manusia biasa penulis hanya bisa berharap semoga
bisa bermanfaat dan mudah-mudahan memenuhi fungsi sebagaimana
mestinya. Amiin...
Setelah membaca pembahasan tadi, diharapkan pembaca
mendapat pencerahan mengenai bakteri, bakteri mana yang
menguntungkan dan bakteri mana yang merugikan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Bakteri .
http:/id.wikipedia.bakteri/sains.Gembong, Tjirosoepomo. 2003.Taksonomi
Tumbuhan.Jogja. UGM Pres

Anda mungkin juga menyukai