Anda di halaman 1dari 2

Nama : A.

Maria ulfa
Nim : PO0220219001

Penanganan Kegawatdaruratan di Indonesia

Menurut saya, penanganan kegawatdaruratan di Indonesia masih sangat perlu


untuk ditingkatkan lagi kualitasnya. Bisa dilihat dari besarnya angka kecacatan dan
kematian pada kasus kegawatdaruratan seperti serangan jantung, stroke, henti napas
dan masih banyak lagi khususnya pada kasus kecelakaan lalu lintas yang paling banyak
memakan korban. Ini menjadi bukti bahwa pemerintah maupun tenaga kesehatan di
Indonesia belum maksimal dalam penanganan kegawatdaruratan, baik dari segi fasilitas
maupun sumber daya manusianya. Keterbatasan fasilitas Rumah Sakit sangat menjadi
kendala bagi keselamatan pasien dengan kasus gawat darurat, karena pasien yang
tergolong gawat darurat dalam artian pasien dengan penyakit serius yang harus segera
ditangani dengan cepat jika tidak segera ditolong maka besar kemungkinan pasien bisa
cacat atau kehilangan nyawa.
Seperti halnya keterbatasan alat maupun ruang IGD, dengan jumlah pasien yang
semakin hari semakin meningkat dengan ruangan IGD yang sangat terbatas sehingga
dengan terpaksa jika ruang IGD penuh maka sebagian pasien harus dipindahkan ke
ruangan gawat darurat biasa, dimana peralatannya tentunya berbeda dengan peralatan
yang ada di ruang IGD. Penanganan pasien hanya seadanya saja sesuai dengan
peralatan yang ada sehingga sangat kecil kemungkinan pasien bisa tertolong. Ditambah
lagi kurangnya tenaga kesehatan di Rumah Sakit karena banyak faktor salah satunya
faktor gaji yang sangat kecil dan tidak sesuai dengan kerja seorang tenaga kesehatan
yang membuat mereka banyak beralih untuk mencari pekerjaan yang lain yang bisa
memenuhi kebutuhan hidup mereka. Keterlibatan masyarakat juga sangat penting
dalam meningkatkan penanganan kegawatdaruratan khususnya bagi korban
kecelakaan.
Seperti yang sering kita jumpai banyak sekali korban kecelakaan yang mati di tempat itu
salah satunya karena keterlambatan penanganan untuk itu peran masyarakat sangat
dibutuhkan disini, karena pada saat terjadi kecelakaan tenaga kesehatan tidak mungkin
langsung berada di lokasi kejadian pasti yang pertama berada di sana hanyalah
masyarakat. Untuk itu masyarakat perlu dibekali edukasi tentang cara memberikan
pertolongan pertama pada korban gawat darurat karena korban harus diberikan
bantuan hidup dasar dulu sebelum di bawa ke Rumah Sakit. Karena minimnya
pengetahuan untuk melakukan pertolongan maka masyarakat di Indonesia justru
memilih untuk melakukan video kepada korban atau siaran langsung di sosial media.
Tenaga kesehatan mungkin bisa memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang
cara memberikan pertolongan pertama seperti mengecek kesadaran korban jika korban
tidak sadar maka respon verbal dengan cara memanggil korban jika belum juga sadar
maka coba berikan respon nyeri jika tidak ada respon maka segera bawa korban ke
Rumah Sakit terdekat. Atau bisa menghubungi langsung ambulans untuk meminta
bantuan medis agar segera langsung ke lokasi kejadian. Masih terbatasnya pusat
kesehatan seperti puskesmas, di pelosok desa juga menjadi kendala bagi masyarakat
pedesaan karena untuk sampai ke pusat kesehatan itu jaraknya jauh sehingga butuh
uang lagi untuk bayar biaya transportasi belum lagi biaya Rumah Sakit yang begitu
mahal membuat masyarakat pedesaan sangat menderita karena keadaan ekonomi
untuk itu perlu adanya pusat kesehatan terdekat di setiap desa untuk mudahkan
mereka untuk datang berobat dan perlu untuk ditingkatkan lagi keringanan biaya
Rumah Sakit untuk pasien dengan ekonomi rendah seperti bantuan kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat banyak terjadi di masyarakat pedesaan
mereka datang bukannya sembuh malah tambah parah seperti infeksi karena
penyakit dengan gawat darurat itu harus ditangani oleh tenaga medis bukan dukun
karena selain peralatannya yang berbeda juga keahliannya.

Anda mungkin juga menyukai