Abstract
This study aims to determine the registration process rights of Land Origin Leter C, girik and petuk D As
Evidence Beginning in Sleman Special Region of Yogyakarta in creating the Rule of Law as well as barriers
registration process rights of Land Origin Leter C, girik and petuk D As Evidence Starters and solution.
and secondary data, the data source is a Data Source Primary and Secondary Data Sources covering Legal
Materials Primary, Secondary Law Materials and Materials Tertiary Law. Data were collected through
interviews and methods Study Library. Data analysis with interactive analysis model. Research shows that the
give a feeling of calm and serene because it is protected from arbitrary actions committed by anyone, and the
causes of the lack of a process of registration of land rights. Lack of public knowledge about the legal power
the District Land Sleman, in cooperation with the Government / District Village to promote the importance
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Proses Pendaftaran hak Atas Tanah Asal Leter C, Girik dan Petuk
D Sebagai Alat Bukti Permulaan di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menciptakan
Kepastian Hukum serta hambatan Proses Pendaftaran hak Atas Tanah Asal Leter C, Girik dan Petuk D Sebagai
Alat Bukti Permulaan serta solusinya. Merupakan penelitian deskriptif kualitatif, menggunakan konsep hukum
kelima. Jenis data menggunakan data Primer dan Data sekunder, sumber data adalah Sumber Data Primer
dan Sumber Data Sekunder yang meliputi Bahan Hukum Primer, Bahan Hukum Sekunder dan Bahan Hukum
Tersier. Metode pengumpulan data melalui Wawancara dan metode Studi Pustaka. Analisis data dengan model
karena dilindungi dari tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oleh siapapun serta dengan kepemilikan
Hambatan yang ada Kurang atau minimnya bukti kepemilikan atas tanah menjadi
salah satu penyebab dari minimnya proses pendaftaran hak atas tanah. Kurangnya pengetahuan masyarakat
Solusi yang dilakaukan oleh kantor Pertanahan Kabupaten Sleman, bekerjasama dengan pihak Pemerintah
Desa/Kelurahan untuk mensosialisasikan arti penting kepemilikan sertipikat hak atas tanah, selain itu juga
memberikan pemahaman-pemahan kepada masyarakat terkait sengketa tanah yang diakibatkan lemahnya
bukti kepemilikan hak atas tanah.
Kata Kunci: Pendaftaran Tanah, Kekuatan Kepemilikan Sertipikat.
126
Sri Handayani. Pendaftaran hak Atas Tanah Asal Leter C, Girik, dan Petuk D Sebagai Alat Bukti...
127
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646, Volume II No. 2 Juli - Desember 2015
maka mereka harus memiliki surat-surat kelengkapan Pasal 19 UUPA mengharuskan pemerintah untuk
untuk tanah yang mereka miliki, akan tetapi pada mengadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah
kenyataannya tanah-tanah yang dimiliki masyarakat Republik Indonesia, dikarenakan masih minimnya
pedesaan atau masyarakat adat itu dimiliki secara pengetahuan, kesadaran masyarakat tentang bukti
turun temurun dari nenek moyang mereka, sehingga kepemilikan tanah. Mereka mengganggap tanah
surat kepemilikan tanah yang mereka miliki sangat milik adat dengan kepemilikan berupa girik, dan
minim bahkan ada yang tidak memiliki sama sekali. Kutipan Letter C yang berada di Kelurahan atau
Mereka menempati dan menggarap tanah tersebut Desa merupakan bukti kepemilikan yang sah. Juga
sudah berpuluh-puluh tahun sehingga masyarakat masih terjadinya peralihan hak seperti jual beli, hibah,
pun mengetahui bahwa tanah tersebut adalah milik kewarisan ataupun akta-akta yang belum didaftarkan
si A atau si B tanpa perlu mengetahui surat-surat sudah terjadi peralihan hak yang dasar perolehannya
kepemilikan atas tanah tersebut. dari girik dan masih terjadinya mutasi girik yang
didasarkan oleh akta-akta, tanpa didaftarkan di Kantor
Untuk tanah yang memiliki surat minim itu
Pertanahan. Berdasarkan Surat Direktur Jenderal
biasanya berupa leter C. Letter C ini diperoleh
Pajak, tanggal 27 Maret 1993, Nomor : SE-15/
dari kantor desa dimana tanah itu berada, letter
PJ.G/1993, tentang Larangan Penerbitan Girik/Petuk
C ini merupakan tanda bukti berupa catatan yang
D/Kekitir/Keterangan Obyek Pajak (KP.PBB II). Saat
berada di Kantor Desa atau Kelurahan. Dalam
ini dibeberapa wilayah Jakarta pada Kantor Pelayanan
masyarakat masih banyak yang belum mengerti
Pajak Bumi dan Bangunan, sudah ditiadakannya
apa yang dimaksud dengan buku letter C, karena
mutasi girik, hal ini disebabkan karena banyaknya
didalam literatur ataupun perundang-undangan
timbul permasalahan yang ada di masyarakat karena
mengenai pertanahan sangat jarang dibahas atau
dengan bukti kepemilikan berupa girik menimbulkan
dikemukakan. Mengenai buku letter C ini sebenarnya
tumpang tindih dan kerancuan atau ketidakpastian
hanya dijadikan dasar sebagai catatan penarikan
mengenai obyek tanahnya. Maka peran serta buku
pajak, dan keterangan mengenai tanah yang ada
kutipan letter C sangat dominan untuk menjadi acuan
dalam buku letter C itu sangatlah tidak lengkap dan
atau dasar alat bukti yang dianggap masyarakat
cara pencatatannya tidak secara teliti sehingga akan
sebagai alat bukti kepemilikan tanah.
banyak terjadi permasalahan yang timbul dikemudian
hari dikarenakan kurang lengkapnya data yang akurat Pasal 19 Undang-Undang Pokok Agraria
dalam buku letter C tersebut. Adapun kutipan Letter merupakan instruksi kepada pemerintah sebagai
C terdapat dikantor Kelurahan, sedangkan Induk agar di seluruh wilayah Republik Indonesia diadakan
dari Kutipan Letter C terdapat di Kantor Pelayanan pendaftaran tanah yang bersifat recht kadaster
Pajak Bumi dan Bangunan. Dan masyarakat sebagai artinya yang bersifat menjamin kepastian hukum.
pemegang hak atas tanah memiliki alat bukti berupa Adapun Peraturan Pemerintah (PP) yang dimaksud
girik sebagai alat bukti pembayaran pajak atas tanah. dalam Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Pokok
Agraria adalah Peraturan Pemerintah (PP) No. 24
Saat ini dengan adanya Undang-Undang
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah yang mulai
Pokok Agraria yang ditindak lanjuti dengan adanya
diundangkan pada tanggal 8 Juli 1997 di dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 yang
Lembaran Negara Republik Indonesia No.59 Tahun
kemudian diganti dengan Peraturan Pemerintah
1997 yang mengatur mengenai Pendaftaran Tanah.
Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
tidak mungkin lagi diterbitkan hak-hak yang tunduk B e rke n a a n di ke l ua rk a nn ya Pe r a tu ra n
kepada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pemerintah No.24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
ataupun yang akan tunduk kepada hukum adat
setempat kecuali menerangkan bahwa hak-hak di bidang pertanahan yang sering terjadi pada masa
tersebut merupakan hak adat. Mengingat pentingnya sekarang. Menurut Pasal 3 PP No.24 Tahun 1997,
pendaftaran hak milik atas tanah adat sebagai bukti pendaftaran tanah bertujuan:
kepemilikan hak atas tanah secara sah sesuai dengan a. Untuk memberikan kepastian hukum dan
Pasal 23, Pasal 32, dan Pasal 38 Undang-Undang perlindungan kepada pemegang hak atas suatu
Pokok Agraria, maka diberikan suatu kewajiban bidang tanah dan satuan rumah susun dan hal-
untuk mendaftarkan tanah adat khususnya hak milik hal lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat
Adat. membuktikan dirinya sebagai pemegang hak
yang bersangkutan.
128
Sri Handayani. Pendaftaran hak Atas Tanah Asal Leter C, Girik, dan Petuk D Sebagai Alat Bukti...
b. Untuk menyediakan informasi kepada pihak- Jenis data yang dipergunakan Jenis data Primer
pihak yang berkepentingan termasuk pemerintah dan Data Sekunder. Sumber data yang dipergunakan
agar dengan mudah dapat memperoleh data Sumber Data Primjker dan Sumber data sekunder
yang diperlukan dalam mengadakan perbuatan berupa bahan Hukum Primer, bahan Hukum
hukum mengenai bidang-bidang tanah dan Sekunder dan bahan Hukum Tersier. Cara pencarian
satuan rumah susun yang sudah terdaftar . data Dengan Wawancara dan Studi Pustaka.
c. Untuk terselenggaranya tertib administrasi
Model analisis kualitatif yang digunakan adalah
pertanahan.
model analisis interaktif yaitu model analaisis data
Sering terjadi perkara pertanahan dalam proses yang dilaksanakan dengan menggunakan tiga tahap/
peradilan, orang yang tersebut atau tercantum komponen berupa reduksi data, sajian data serta
pada sertifikat kurang mendapatkan jaminan penarikan kesimpulan/verivikasi dalam suatu proses
kepastian hukum sehingga dalam hal data yuridis siklus antara tahap-tahap tersebut sehingga data
yang dimiliki oleh seseorang kurang kuat untuk terkumpul akan berhuibungan satu dengan lainnya
membuktikan haknya. Dalam praktek sekarang ini secara oromatis (HB. Sutopo, 2002: 86).
tidak jarang terjadi, terdapat dua atau lebih sertipikat
Dalam penelitian ini proses analisis sudah
atas sebidang tanah yang sama. Dua atau lebih
dilakukan sejak proses pengumpulan data masih
seritipikat tanah atas sebidang tanah yang sama
berlangsung. Peneliti terus bergerak di antara tiga
akan menimbulkan tumpang tindih (overlapping)
komponen analisis dengan proses pengumpulan data
sertipikat dan membawa ketidakpastian hukum
selama proses data terus berlangsung. Setelah proses
pemegang hak-hak atas tanah yang sangat tidak
pengumpulan data selesai, peneliti bergerak diantara
diharapkan dalam pelaksanaan pendaftaran tanah di
tiga komponen analisis dengan menggunakan waktu
Indonesia (Bahtiar Effendi, 1993: 73).
penelitian yang masih tersisa.
Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui Proses Pendaftaran hak C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Atas Tanah Asal Leter C, Girik dan Petuk D Sebagai
1. Proses Pendaftaran hak Atas Tanah Asal
Alat Bukti Permulaan di Kabupaten Sleman Daerah
Leter C, Girik dan Petuk D Sebagai Alat Bukti
Istimewa Yogyakarta dalam menciptakan Kepastian
Permulaan di Kabupaten Sleman Daerah
Hukum serta hambatan Proses Pendaftaran hak Atas
Istimewa Yogyakarta dalam menciptakan
Tanah Asal Leter C, Girik dan Petuk D Sebagai Alat
Kepastian Hukum.
Bukti Permulaan serta solusinya.
Dari Hasil penelitian yang sudah dijabarkan
B. Metode Penelitian di atas, pada intinya tujuan dengan adanya
pendaftaran tanah di wilayah hukum Kabupaten
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan Sleman sesuai dengan ketentuan Pasal 19 UUPA
kualitatif, yaitu suatu tata cara penelitian yang bahwa: Untuk menjamin kepastian hukum
menghasilkan data diskriptif-analitis. Data diskriptif oleh Pemerintah diadakan pendaftaran tanah
yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara di seluruh wilayah RI menurut ketentuan yang
tertulis atau lisan dan juga perilakunya yang nyata, diatur dengan PP, tujuan pendaftaran tanah ialah
yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang dalam rangkan menjamin kepastian hukum di
utuh (Soerjono Soekanto, 1986: 250). Penelitian bidang pertanahan (rechtkadaster atau legal
ini akan menggali pendapat-pendapat, ide-ide, cadaster).
pikiran-pikiran dari pelaku peristiwa secara langsung
dan mendalam sehingga diperoleh informasi dan
data-data yang akurat, yang penulis perlukan dalam hukum berkenaan dengan jenis hak atas tanah,
penulisan ini. Apabila dilihat dari bentuknya, subyek hak, dan obyek haknya menjadi nyata.
penelitian ini termasuk ke dalam bentuk penelitian Pendaftaran hak atas tanah akan menghasilkan:
evaluatif. Menurut Setiono (2005: 6), yang dimaksud a. Kepastian Hak atas tanah
dengan penelitian yang berbentuk evaluatif adalah b. Kepastian Subyek haknya
penelitian yang dimaksudkan untuk menilai program- c. Kepastian Obyek haknya
program yang dijalankan. Lokasi Kantor Pertanahan d. Kepastian Hukumnya
Kabupaten Sleman.
129
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646, Volume II No. 2 Juli - Desember 2015
Bagi pemegang hak atas tanah Pendaftaran pihak yang namanya tercantum dalam
Tanah bermanfaat: memberikan rasa aman; sertifikat. Penerbitan sertifikat dapat
memudahkan melakukan peralihan hak atas mencegah sengketa tanah. Pemilikan
tanah; dapat dijadikan jaminan utang; dan sertifikat akan memberikan perasaan
membantu pemerintah dalam penetapan IPEDA tenang dan tentram, karena dilindungi
dari tindakan sewenang-wenang yang
Bagi pemerintah Pendaftaran Tanah
dilakukan oleh siapapun;
bermanfaat:
2. Dengan pemilikan sertifikat hak atas
Kegiatan pemerintah semakin lancar dengan
tanah, pemilik tanah dapat melakukan
adanya tertib administrasi pertanahan. Dapat
perbuatan hukum apa saja sepanjang tidak
mengurangi keresahan yang berhubungan
bertentangan dengan undang-undang,
dengan tanah sebagai sumbernya. Secara
ketertiban umum dan kesusilaan. Selain itu
terperinci tujuan pendaftaran tanah ialah:
1) Untuk memberikan kepastian hukum dan
ekonomis seperti dapat disewakan, menjadi
perlindungan hukum kepada pemegang
jaminan utang atau sebagainya;
hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah
3. Pemberian sertifikat hak atas tanah
susun dan hak-hak lain yang terdaftar, agar
dimaksudkan untuk mencegah kepemilikan
dengan mudah dapat membuktikan dirinya
tanah dengan luas berlebihan yang
sebagai pemegang hak yang bersangkuta
ditentukan oleh peraturan perundang-
2) Untuk menyediakan informasi kepada
undangan.
pihak-pihak yang berkepentingan, agar
dengan mudah dapat memperoleh data yang Meskipun telah mendapatkan pengakuan
diperlukan dalam mengadakan perbuatan
hukum mengenai bidang tanah dan satuan menjamin kepastian pemilikannya karena
rumah susun yang sudah terdaftar dalam peraturan perundang-undangan memberi
3) Untuk terselenggaranya tertib administrasi peluang kepada pihak lain yang merasa memiliki
pertanahan. tanah dapat menggugat pihak yang namanya
130
Sri Handayani. Pendaftaran hak Atas Tanah Asal Leter C, Girik, dan Petuk D Sebagai Alat Bukti...
keterangan mengenai status hukum bidang pertanahan terbukti bahwa tanah tersebut
tanah, pemegang haknya dan hak pihak lain memang belum pernah disertifikatkan dan
serta beban-beban lain yang membebaninya. selama proses tersebut tidak ada pihak-pihak
yang mengajukan keberatan (perihal pemilikan
diuraikan dalam bentuk daftar, sedangkan data tanah tersebut). Apabila syarat-syarat tersebut
dan uraian. Untuk sertipikat tanah yang belum ditempuh dalam waktu sekitar 6 bulan sampai
dilengkapi dengan surat ukur disebut sertipikat dengan 1 tahun.
sementara. Fungsi gambar situasi pada sertipikat
sementara terbatas pada penunjukan objek hak 2. Hambatan Proses Pendaftaran hak
Atas Tanah Asal Leter C, Girik dan
buku Letter C sebagai satu poin penting dalam
Petuk D Sebagai Alat Bukti Permulaan
persyaratan pengurusan sertipikat jika yang
di Kabupaten Sleman daerah Istimewa
dimiliki sebagai bukti awal kepemilikan hak atas
tanah itu hanya berupa girik, ketitir, atau petuk. Yogyakarta serta bagaimana Solusinya
Proses Peralihan hak atas tanah petok D/ Kurang atau minimnya bukti kepemilikan
girik tersebut biasanya dilakukan dari tangan atas tanah menjadi salah satu penyebab dari
ke tangan, dimana semula bisa berbentuk tanah minimnya proses pendaftaran hak atas tanah.
yang sangat luas, dan kemudian di bagi-bagi atau Hal lain yang menjadi penyebab minimnya
dipecah-pecah menjadi beberapa bidang tanah pengetahuan masyarakat akan arti pentingnya
yang lebih kecil. Peralihan hak atas tanah petok bukti kepemilikan hak atas tanah. Hal ini
D/girik tersebut biasanya dilakukan di hadapan bisa dimaklumi mengingat masyarakat di
Lurah atau kepala desa. Namun demikian, lokasi Penelitian jarang menerima penerangan
banyak juga yang hanya dilakukan berdasarkan ataupun penyuluhan mengenai pendaftaran
kepercayaan dari para pihak saja, sehingga tidak tanah sehingga ber4dampak pada minimnya
ada surat-surat apapun yang dapat digunakan pengetahuan masyarakat akan arti pentingnya
untuk menelusui kepemilikannya. bukti kepemilikan hak atas tanah. Untuk
proses pembuatan sertipikat maka mereka
harus memiliki surat-surat kelengkapan untuk
dalam istilah Hukum tanah disebut sebagai tanah yang mereka miliki, akan tetapi pada
Pendaftaran Tanah Pertama kal . Pendaftaran kenyataannya tanah-tanah yang dimiliki
tanah untuk pertama kalinya untuk TANAH masyarakat pedesaan atau masyarakat adat
GARAPAN, dalam prakteknya prosesnya itu dimiliki secara turun temurun dari nenek
dilakukan dengan cara sebagai berikut: moyang mereka, sehingga surat kepemilikan
1. Mendapatkan surat rekomendasi dari lurah/ tanah yang mereka miliki sangat minim bahkan
camat perihal tanah yang bersangkutan ada yang tidak memiliki sama sekali. Mereka
2. Pembuatan surat tidak sengketa dari RT/ menempati dan menggarap tanah tersebut sudah
RW/LURAH berpuluh-puluh tahun sehingga masyarakat pun
3. Dilakukan tinjau lokasi dan pengukuran mengetahui bahwa tanah tersebut adalah milik
tanah oleh kantor pertanahan si A atau si B tanpa perlu mengetahui surat-surat
4. Penerbitan Gambar Situasi baru kepemilikan atas tanah tersebut.
5. Pembayaran Bea Perolehan Hak Atas tanah
dan bangunan sesuai dengan luas yang Kurangnya pengetahuan masyarakat
tercantum dalam Gambar Situasi tentang kekuatan hukum dari Leter C, Girik dan
6. Proses pertimbangan pada panitia A Petuk D dibandingkan dengan sertipikat hak atas
7. Penerbitan SK Pemilikan tanah (SKPT) tanah. Penerangan merupakan hal yang sangat
8. Pembayaran Uang pemasukan ke negara penting untuk dapat lebih mendorong terhadap
(SPS) masyarakat khususnya pemilik hak atas tanah
untuk mendaftarkan tanahnya. Dengan adanya
penerangan dari pemerintah, masyarakat akan
dapat dilakukan jika pada waktupengecekan hak atas tanah. Kurangnya penerangan dari
di kantor kelurahan setempat dan kantor pemerintah ini, tidak terlepas dari kurangnya
131
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646, Volume II No. 2 Juli - Desember 2015
dana dan tenaga dari Kantor BPN itu sendiri, kepastian hukum serta keadilan sehingga proses
dan walaupun ada penerangan dilakukan secara politik berjalan secara damai sesuai koridor
bersama-sama dengan instansi lain. hukum/konstitusional.
Dari urutan tersebut diatas dapat diartikan Berkaitan dengan hal tersebut di atas, bidang-
bahwa tanah itu penting artinya bagi kehidupan bidang hukum yang harus diharmonisasikan
manusia, disamping mempunyai nilai ekonomis, bidang pertanahan khususnya terkait dengan
juga mempunyai hubungan religius antara kepemilikan hak atas tanah. Undang-
manusia dengan tanah. Maka untuk mengatur Undang bidang keagrariaan beserta peraturan
penempatan tanah bagi masyarakat, Pemerintah pelaksanaannya, yang dilaksanakan dengan
mengadakan penertiban penguasaan, pemilikan baik merupakan upaya pengharmonisasian
dan jaminan kepastian hukum atas tanah, hal ini hukum sebagaimana dimaksud pada tataran
mengingat karena Indonesia berdasarkan negara selanjutnya telah melahirkan berbagai produk
hukum (rechstaat), tidak berdasarkan kekuasaan hukum yang dapat memperlancar pelaksanaan
belaka (machstaat). pendaftaran tanah khsusnya pendaftaran tanah
yang mempergunakan bukti permulaat Leter
Indikasi dari kenyataan ini bahwa
C. Girik dan Petuk D, yang berakhir dengan
belum seluruhnya tanah-tanah di Indonesia
lahirnya sebuah sertipikat hak atas tanah.
terdaftar dalam kesadaran hukum masyarakat
untuk mendaftarkannya belum tumbuh.
Penyelenggaraan pendaftaran tanah bertujuan hak yang kuat bagi pemilik hak atas tanah dapat
untuk memberikan kepastian hak-hak atas tanah. berbentuk perorangan, badan hukum, lemdaga
Untuk itu pendaftaran tanah semakin penting di atau instansi lainnya. Pembuatan dan penerbitan
tanah air kita, setalah melihat perkembangan
begitu banyak sengketa-sengketa tentang hak- kegiatan pelaksanaan pendaftaran tanah di
hak yang dipunyai atas sebidang tanah. jika Indonesia sebagaimana diatur dan ditentukan
kita melihat keadaan sekarang, masih banyak dalam UUPA dan Peraturan pemerintah No. 24
tahun 1997, yang bertujuan untuk menjamin
berasal dari tanah-tanah adat yang belum di adanya kepastian hukum bagi pemegang hak
konversi, surat pelepasan hak yang dibuat oleh atas tanah. Disamping itu dengan dilaksanakan
camat dan bentuk perubahan hukum lainnya pendaftaran tanah secara tertib dan teratur akan
yang tunduk kepada hukum adat. Kesemuanya merupakan salah satu perwujutan dari pada
itu masih dapat ditolerir berlakunya, sepanjang pelaksanaan catur tertib pertanahan yaitu :
belum ditentukan secara tugas batas waktu a. tertib hukum pertanahan
pendaftaran bidang tanah tersebut dan sansksi b. tertib administrasi pertanahan
yang diberikan untuk itu. c. tertib penggunaan tanah
d. tertib pemeliharaan tanah dan lingkungan
Di li ha t da ri s udu t pa nd a ng t e ori
hidup
implementasi hukum, dalam tataran koridor
konstitusional, maka persoalan mengenai Dari paparan tersebut di atas, dilihat dari
supremasi hukum terwujud didalam sebuah Kacamata Teori Hukum yaitu teori bekerjanya
masyarakat nasional yang disebut negara hukum Hukum, Hukum dalam bekerja dipengaruhi
konstitusional, yaitu suatu negara dimana setiap oleh beberapa faktor. Dalam penerapan Aturan
tindakan dari penyelenggara negara: pemerintah Pendaftaran Tanah yang pertama kali di Kantor
dan segenap alat perlengkapan negara di Pertanahan Kabupaten Sleman, bekerjanya
pusat dan didaerah terhadap rakyatnya harus hukum dipengaruhi oleh beberapa hal, baik
berdasarkan atas hukum-hukum yang berlaku dari masyarakat, pegawainya atau faktor
yang ditentukan oleh rakyat / wakilnya di lainnya. Hukum merupakan sarana menciptakan
dalam badan perwakilan rakyat. Sesuai prinsip ketertiban dan ketentraman bagi kedamaian
kedaulatan rakyat yang ada, di dalam negara dalam hidup sesama warga masyarakat. Hukum
demokrasi hukum dibuat untuk melindungi hak- tumbuh dan berkembang bila warga masyarakat
hak azasi manusia warga negara, melindungi itu sendiri menyadari makna kehidupan hukum
mereka dari tindakan diluar ketentuan hukum dalam kehidupannya. Sedangkan tujuan dari
dan untuk mewujudkan tertib sosial dan hukum itu sendiri adalah untuk mencapai suatu
132
Sri Handayani. Pendaftaran hak Atas Tanah Asal Leter C, Girik, dan Petuk D Sebagai Alat Bukti...
133
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646, Volume II No. 2 Juli - Desember 2015
kemudian dilampirkan KTP, Slip pembayaran pajak serta pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
terbaru, dan kartu keluarga kesemuanya dijadikan pendaftaran tanah.
dalam 1 berkas, setelah berkas selesai, si pemohon
Sedangkan bagi Kantor Pertanahan Kabupaten
dapat mengambil blanko proses letter C dari notaris
Sleman, hendaknya melakukan pendataan tanah di
atau BPN. Kemudian diketik sesuai identitas
wilayahnya, khususnya tanah-tanah yang belum
setelah selesai lalu dikembalikan ke kelurahan/
memiliki sertipikat, ataupun tanah-tanah yang hanya
perangkat desa, selanjutnya dari pihak kelurahan
berbekal Leter C, Girik maupun Petuk D. Hendaknya
akan dicek kebenarannya, setelah kebenarannya di
cek dan sudah dapt dipastikan dilanjutkan dengan
tanah yang dilakukan melalui perantara, karena
meminta tanda tangan ke kepala desa atau lurah atau
berkaitan erat dengan bertambah besarnya biaya
pemerintahan desa, diberi nomor dan diberi tahu
yang dengan demikian dirasakan terlalu tinggi
asal-usul tanahnya, setelah letter C selesai baru bisa
dan sangat memberatkan untuk ditanggung oleh
didaftarkan ke Badan Pertanahan Nasional (BPN).
pemegang hak.
Hambatan Proses Pendaftaran hak Atas Tanah
Asal Leter C, Girik dan Petuk D Sebagai Alat Bukti
Permulaan di Kabupaten Sleman daerah Istimewa
Yogyakarta serta bagaimana Solusinya yaitu : Daftar Pustaka
kurang atau minimnya bukti kepemilikan atas tanah Adrian Sutedi, 2006, Kekuatan Hukum Berlakunya
menjadi salah satu penyebab dari minimnya proses Sertifikat Sebagai Tanda Bukti Hak atas
pendaftaran hak atas tanah. Hal lain yang menjadi Tanah, Jakarta, Bina Cipta
penyebab minimnya pengetahuan masyarakat akan
arti pentingnya bukti kepemilikan hak atas tanah, Bachtiar Effendi, 1993, Praktek Permohonan Hak
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kekuatan Atas Tanah. Jakarta : rajawali Pers
hukum dari Leter C, Girik dan Petuk D dibandingkan
H. B. Sutopo. 2002. Metode Penelitian Kualitatif.
dengan sertipikat hak atas tanah, kurangnya
Surakarta : UNS Press.
Sosialisasi tentang Pendaftyaran Tanah sehingga
berdampak pada minimnya pendaftaran tanah Hak M. Irfan Islamy. 2000. Prinsip-Prinsip Perumusan
milik, solusi yang dilakukan oleh kantor Pertanahan Kebijaksanaan Negara. Jakarta : PT Bumi
Kabupaten Sleman, bekerjasama dengan pihak Aksara.
Pemerintah Desa/Kelurahan untuk mensosialisasikan
Setiono. 2005. Metode Penelitian Hukum. Surakarta
selain itu juga memberikan pemahaman-pemahan : Program Pascasarjana UNS.
kepada masyarakat terkait sengketa tanah yang Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian
diakibatkan lemahnya bukti kepemilikan hak atas Hukum. Jakarta : UI Press.
tanah.
Soetandyo Wognjosoebroto. 2002. Hukum.
Paradigma dan Dinamika Masalahnya.
E. Saran Jakarta: Lembaga Studi dan Advokasi
Dari hasil penelitian di atas, peneliti memberi Masyarakat (ELSAM) dan Perklumpulan
saran bagi pemerintah yaitu Hendaknya semakin untuk Pembaharuan Hukum Berbasis
giat lagi dalam mensosialisasikan pentingnya Masyarakat dan Ekologi (HuMa)
Urip Santoso, 2005, Hukum Agraria dan Hak-hak
yang masih memiliki Leterc, Giri, Petuk D sebagai Atas Tanah, Jakarta, Prenada Media
bukti kepemilikan Hak Atas Tanah, perlu adanya
penyuluhan hukum / sosialisasi secara terpadu Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
dengan instansi lainnya, khususnya yang menyangkut Tahun 1945
pelaksanaan pendaftaran tanah, disamping
Undang-Undang No. 5 tahun 1960 Tentang Peraturan
penyuluhan yang dilakukan secara tersendiri oleh Dasar Pokok-Pokok Agraria.
pihak BPN. Dengan demikian masyarakat paham
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang
dan juga mengetahui bagaimana proses/mekanisme Pendaftaran Tanah
134
Sri Handayani. Pendaftaran hak Atas Tanah Asal Leter C, Girik, dan Petuk D Sebagai Alat Bukti...
Peraturan Presiden No. 10 tahun 2006 Tentang BPN. Badan Pertanahan Nasional dan Kantor
Pertanahan.
Keputusan Presiden No.34 tahun 2003 Tentang
Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan. Peraturan Daerah Kota Sleman No. 4 tahun 2004
Tentang Perubahan Peraturan Daerah Kota
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Sleman No. 6 tahun 2001 Tentang Susunan
Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997, Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
Tentang Ketentuan Pelaksanaam Peraturan Kota Sleman.
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang
Pendaftaran Tanah Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia No. 1 Tahun 2010 tentang
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Standar Pelayanan dan Pengaturan pertanahan
Republik Indonesia No. 4 tahun 2006 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah
135