Radikalisme menurut bahasa bersal dari bahasa latin yaitu kata “radix” yang memiliki arti akar. Radikalisme adalah paham atau ideologi yang menuntuk perubahan dan pembaruan sistem sosial dan politik dengan cara kekerasan. Kaum yang menganut paham radikalisme memiliki cara perubahan yang sangat drastis yang jauh berbeda dari sistem yang sedang berlaku. Untuk mencapai tujuan tersebut kaum yang memiliki paham radikalisme sering menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan tersebut. Radikalisme sering dikaitkan dengan terorisme, karena para teroris dalam melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuannya sering menggunakan kekerasan dan dapat mengancam nyawa orang lain maupun diri sendiri. Isu – isu radikalisme yang marak terjadi di lingkungan masyarakat indonesia dapat tersebar di berbagai macam sarana pendidikan seperti pondok pesantren hingga di berbagai perguruan tinggi di indonesia. Seperti yang disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan terorisme ,Ansyaad Mbai menyatakan bahwa pihaknya mendapat laporan terkait paham radikalisme mulai masuk di lingkungan kampus. Menurut Ansyaad Mbai isu radikalisme yang mengintai kampus favorit di indonesia bukan hanya terjadi pada fakultas agama atau kegiatan rohani saja, tetapi juga masuk pada fakultas seperti teknik dan MIPA. Paham radikalisme ternyata lebih marak terjadi pada lingkunga pendidikan umum dibanding dengan lingkungan pondok pesantren. Ada berbagai cara masuk paham radikalisme di lingkungan pendidikan umum yaitu bisa masuk dengan melalui sosial media karena sosial media sangat mudah dan bebas dalam memberikan informasi. Isu – isu radikalisme juga marak terjadi karena terjadinya itoleransi antar umat beragama. Terjadinya itoleransi antar sesama umat beragama dapat memudahkan bagi para penganut paham radikalisme dalam menyebarkan paham- paham radikalisme pada masyarakat yang sedang berkonflik. Menanggapi isu radikalisme yang sering terjadi ,Pengamat Terorisme, Sofyan Tsauri mengatakan ,masalah radikalisme sangat berkaitan dengan situasi global saat ini yang sering terjadi konflik antar uamt beragama. Dan menurutnya beberapa kasus terorisme atau paham radikalisme yang terjadi di Indonesia tidak tiba- tiba muncul,tetapi merupakan efek dari situasi global yang terjadi. Menurut ,Chairman Paramadina Institute of Ethics and Civilization (PIEC) ,Pipip A Rifai Hasan ,kondisi internasional juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan terorisme atau paham radikalisme. Sedangakan menurut ,pakar Antropologi Tobat Phil Suratno ,terjadi aksi terorime dikarenakan adanya faktor prasituasi dan kondisi, ideologi pemberontakan, seperti HTI,khafilah, dan kekerasan politik. Paham-paham radikalisme maupun aksi teroris dapat kita cegah dengan berbagai macam cara seperti memperkenalkan ilmu pengetahuan maupun ilmu agama yang baik dan benar agar masyarakat kita tidak tidak mudah terpengaruh oleh paham radikalisme. Kemudian dengan mempererat tali persatuan dan kesatuan antar masyarakat agar tidak terjadi kesejangan sosial atau itoleransi antar umat umat beragama yang dapat memicu terjadinya berbagai konflik antar masyarakat. Selanjutnya dengan mendukung aksi perdamaian. Adanya perdamaian antar masyarakat dapat menciptakan situsi yang nyaman dan aman ,sehingga tercipta masyarakat yang saling bertoleransi dan bersatu. Dapat juga dengan berperan aktif dalam melaporkan kegiatan radikalisme dan terorisme kepada pihak yang berwenang dalam menangani hal seperti itu. Karena kegiatan terorisme maupun kegiatan radikalisme sangat meresahkan masyarakat sekitar. Sehingga lebih baik dilaporkan kepada pihak berwenang agar dapat di tidak lanjuti. Cara pencegahan yang terakhir yaitu dengan menyaring informasi yang didapat. Kemajuan teknologi yang terjadi saat ini sangat mudah bagi masyarakat untuk mengakses berbagai informasi yang berasal dari media sosial atau lain sebagainya. Sehingga lebih baik kita menyaring informasi yang kita dapat agar tidak terjadi kesalahpahaman informasi. PK.M 2.4 Cara Hidup Sehat