Anda di halaman 1dari 14

Hal.

1-14
Jurnal Penelitian Pendidikan, ISSN 0126-4109
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/paedagogia Vol. 19 No. 1 Tahun 2016

MODEL PEMBELAJARAN KEBENCANAAN


BERBASIS VIRTUAL SEBAGAI UPAYA MITIGASI DAN
PROSES ADAPTASI TERHADAP BENCANA ALAM DI SMP

Mantasia* dan Hendra Jaya


Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar

Abstrak:Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Model pembelajaran kebenca-


naan berbasis virtual sebagai upaya mitigasi bencana; (2) Desain pembelajaran
kebencanaan berbasis virtual sebagai upaya mitigasi bencana; (3) Kinerja pembelajar-
an kebencanaan berbasis virtual sebagai upaya mitigasi bencana dan proses adaptif
terhadap bencana alam. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan R&D.
Pengembangan perangkat lunak berupa model pembelajaran kebencanaan berbasis
virtual ini dilaksanakan dengan pendekatan engineering yang memiliki tahapan:
analisis, desain, implementasi, dan evaluasi. Hasil penelitian dapat dikemukakan: (1)
Langkah-langkah sistematis pengembangan model pembelajaran kebencanaan berbasis
virtual (MPKBV) diawali dengan studi pendahuluan berupa analisis kebutuhan; (2)
Pada tahap desain, pengembangan materi, dan penulisan program menghasilkan produk
prototipe awal yang divalidasi ahli media dan ahli materi, perbaikan dilakukan setelah
ada masukan dari para ahli; dan (3) Tanggapan terhadap MPKBV pada aspek materi/isi
diperoleh skor 4,4 (kategori baik), aspek virtual diperoleh skor 4,7 (kategori sangat
baik), dan aspek pemrograman diperoleh skor 4,5 (kategori sangat baik).

.Kata kunci: virtual, pembelajaran kebencanaan, mitigasi bencana

Abstract: The aims of this study are: (1) to find out the virtual based disaster learning
model as disaster mitigation efforts; (2) to determine the instructional design for
virtual-based disaster learning as disaster mitigation efforts; (3) to find out how the
performance of virtual-based disaster learning modelas disaster mitigation and
adaptive process. This study entitled "Virtual Based For disaster Learning model
Mitigation and Adaptation Process Against Natural Disasters in SMP" is the kind of R
& D research. Software development in the form of virtual-based disaster learning
model was carried out by engineering approach with the following stages: analysis,
design, implementation, and evaluation. The result shows: (1) The systematic steps in
developing virtual-based disaster learning model (MPKBV) begins with a preliminary
study in the form of needs analysis. The next stages of designing, developing material,
and writing program produce an early prototype which is validated by media experts
and subject matter experts, with some n improvements based on the experts’
recommendation; (2) The responses to the aspects ofMPKBV show that: the material /
content got the score of 4.4 (good); Virtual aspect got the score of 4.7 (excellent); and
the programming aspect got the score of 4.5 (excellent).

Keywords: virtual, disaster learning, disaster mitigation


*Alamat korespondensi: Jalan Daeng Tata Raya, Kampus Parangtambung UNM, Makasar
e-mail: ciatatia@yahoo.co.id
1
PENDAHULUAN memahami apa yang harus dilakukan saat
bencana itu mengancam jiwanya. Pen-
Alam dan manusia senantiasa me- didikan kebencanaan seharusnya diberi-
ngalami dinamika, dinamika tersebut di- kan lebih awal pada masa sekolah
perlukan untuk menemukan keseimba- menengah pertama dan di integrasikan
ngan. Dinamika alam ada yang sangat kedalam kurikulum pendidikan IPS
menguntungkan bagi kehidupan manusia (Helius, 2007). Kenyataan yang terjadi
dan ada beberapa di antaranya yang dapat bahwa pelajaran IPS adalah mata
menimbulkan bencana bagi manusia. Be- pelajaran yang membosankan bagi siswa.
berapa dinamika alam, khususnya yang Pembelajaran mengenai kebencanaan
menimbulkan bencana bagi manusia da- sudah sring diberikan kepada siswa
pat dideteksi dan diantisipasi, seperti namun masih menggunakan metode
letusan gunung, angin topan, banjir, dan konvensional sehingga tidak terjadi
gempa. Ada pula dinamika alam yang interaktivitas antara siswa dan media ajar.
sulit dideteksi seperti gempa bumi. Un- Pembelajaran kebencanaan hendaknya
tuk meminimalkan risiko atau kerugian diberikan melalui model simulasi yang
bagi manusia, perlu pengetahuan, pema- dapat melibatkan ranah kognitif, afektif,
haman, kesiapsiagaan keterampilan un- dan psikomotorik dalam rangka mitigasi
tuk mencegah, mendeteksi dan mengan- bencana (Rusilowati, 2009). Untuk itu
tisipasi secara lebih dini tentang berbagai perlu dikembangkan adanya model
macam bencana khususnya di tempat- pembelajaran kebencanaan berbasis
tempat yang memang rawan terhadap virtual.
bencana alam tersebut. Pembelajaran kebencanaan di-
Tujuan pendidikan mencermin- kembangkan dengan asumsi bahwa fo-
kan adanya kualitas sumberdaya manu- kus mitigasi sekarang bukan hanya me-
sia yang terintegrasi antara kualitas nyangkut penanganan bencana, namun
akhlak, sikap, pengetahuan dan prilaku lebih merujuk kepada pengertian kesi-
yang kreatif dan antisipatif (Pusat Kuri- apan. tujuan pembelajaran mitigasi ben-
kulum, 2010). Pendidikan merupakan cana kepada warga masyarakat adalah
seperangkat sistem, yang mana di dalam- untuk meningkatkan warga dengan
nya mengandung sejumlah bahan ajar, kapasitas untuk mengatasi bencana tidak
guru, peserta didik, metode, media, pra- hanya selama dan setelah bencana tetapi
sarana dan sarana yang mendukung serta juga sebelum bencana (Maryani, 2010).
kebijakan pengambil keputusan di dunia Untuk meminimalkan resiko atau keru-
pendididkan. gian bagi manusia, perlu pengetahuan,
Pendidikan terhadap bencana pemahaman, kesiapsiagaan keterampilan
alam diperlukan karena tidak banyak untuk mencegah, mendeteksi dan meng-
yang mengetahui bagaimana menyikapi antisipasi secara lebih dini tentang ber-
gejala alam dan fenomena alam ketika bagai macam bencana khususnya di tem-
sebelum terjadi bencana gempa bumi dan pat-tempat yang memang rawan ter-
Tsunami. Dan tidak banyak pula yang hadap bencana alam tersebut. Untuk itu

2 Jilid 19, Nomor 1, Februari 2016, halaman 1-14


diperlukan media yang bersifat interaktif timbulkan oleh bencana itu sendiri. Miti-
yang dapat melibatkan siswa dalam pro- gasi bencana mencakup perencanaan dan
ses mitigasi bencana alam. Dengan de- pelaksanaan tindakan-tindakan untuk
mikian urgensi (keutamaan) penelitian ini mengurangi risiko dampak dari suatu
antara lain adalah: (1) terciptanya model bencana yang dilakukan sebelum ben-
pengembangan pembelajaran kebencana- cana itu terjadi, termasuk kesiapan dan
an berbasis virtual, diharapkan dapat tindakan-tindakan pengurangan risiko
mengatasi permasalahan-permasalahan jangka panjang, tindakan-tindakan yang
pada mitigasi secara konvensional seperti harus dilakukan untuk mengurangi risiko
keterbatasan waktu dan tempat melak- terhadap bencana. Sehingga, pada saat
sanakan mitigasi, daya tarik siswa terjadi bencana gempa bumi dampak
melalui simulasi serta meningkatkan pe- yang ditimbulkan dapat diminimalkan, di
mahaman siswa dalam menghadapi ben- antaranya adalah: (1) Tindakan-tindakan
cana; (2) meningkatnya efektivitas pro- rekayasa dan konstruksi, meliputi tin-
ses tanggap bencana setelah diterap- dakan-tindakan yang menghasilkan
kannya media pembelajaran keben- struktur konstruksi yang lebih kuat dan
canaan berbasis virtual yang dapat lebih tahan terhadap bencana gempa bu-
meminimalkan resiko bencana; (3) me- mi dan tindakan-tindakan yang mencip-
ningkatkan pemahaman dan kesadaran takan struktur yang berfungsi untuk per-
serta proses adaptasi siswa terhadap ben- lindungan terhadap bencana gempa bu-
cana alam; (4) memberikan pengetahuan mi; (2) tindakan-tindakan institusional
awal siswa yang dimulai dari tingkat dan manajemen mitigasi bencana juga
SMP mengenai mitigasi bencana. memerlukan tindakan-tindakan prose-
dural dan organisasi tertentu. Jangka
Mitigasi Bencana waktu dimana pengurangan yang signi-
Mitigasi adalah serangkaian upa- fikan dapat dicapai dalam potensi ben-
ya yang dilakukan untuk mengurangi cana memerlukan waktu yang lama.
risiko bencana (Gempa, tsunami, banjir, Mitigasi bencana yang efektif harus
dan bencana alam lainnya) baik berupa memiliki tiga unsur utama, yaitu peni-
pembangunan fisik sarana maupun beru- laian bahaya, peringatan, dan persiapan.
pa penyadaran dan peningkatan kemam- (Balai Pelestarian Lingkungan Hidup,
puan menghadapi bencana (Rekompak- 2004: 22): (1) Penilaian bahaya (hazard
JRF). Menurut Coburn dkk (1994:11) assesmen): Diperlukan untuk mengiden-
“mitigasi berarti mengambil tindakan- tifikasi populasi dan asset yang teran-
tindakan untuk mengurangi pengaruh- cam, serta tingkat ancaman terhadap ba-
pengaruh dari satu bahaya sebelum baha- haya bencana. Penilaian ini memerlukan
ya itu terjadi”. pengetahuan tentang karakteristik sum-
Kegiatan-kegiatan pada tahap pra ber bencana di masa lalu; (2) peringatan
bencana erat kaitannya dengan istilah (warning): Diperlukan untuk peringatan
mitigasi bencana, yang merupakan upaya kepada seluruh warga atau masyarakat
untuk meminimalkan dampak yang di- tentang bencana yang akan mengancam

Mantasia, dkk. Model Pembelajaran Kebencanaan.................... 3


(seperti bahaya tsunami yang diakibat- Prosedur Penelitian
kan oleh gempa bumi, aliran lahar akibat Prosedur penelitian yang akan di-
letusan gunung berapi, dan sebagainya; laksanakan dapat diilustrasikan dalam
(3) persiapan (preparedness) : Kegiatan diagram alur Gambar 1.
kategori ini tergantung pada unsur miti-
gasi sebelumnya (penilaian bahaya dan
peringatan), yang membutuhkan penge-
tahuan tentang daerah yang kemungkin-
an terkena bencana dan pengetahuan
tentang sistem peringatan untuk menge-
tahui kapan harus melakukan evakuasi
dan kapan saatnya kembali ketika situasi
telah aman.

Pembelajaran Virtual
Pembelajaran virtual pada dasar-
nya adalah proses pembelajaran yang
dilakukan dengan memanfaatkan tekno-
logi informasi dan komunikasi (Kristian,
2010; Puspita, 2008; Gabrielle, 2001).
Baik pertemuan, penyampaian materi dan
bahkan diskusi dilakukan dengan bantuan
berbagai teknologi yang ada. Menurut
Gambar 1. Prosedur Penelitian
McFadzean (2001) pernbe-lajaran virtual
merupakan lingkungan pembelajaran
Produksi Media Berbasis Virtual
berbasis komputer yang relatif terbuka
Reality
dan memungkinkan siswa untuk turut
Pembelajaran kebencanaan ber-
aktif berinteraksi satu sama lain dan
basis virtual terdiri atas beberapa bagian
memperoleh akses pada berbagai sumber
yaitu video tutorial bencana, simulasi
belajar.
bencana yang dimulai dari sebelum, saat
METODE PENELITIAN
dan sesudah terjadinya bencana, dan
Jenis Penelitian modul-modul kebencanaan yang terdiri
Penelitian ini merupakan jenis dari bencana banjir, bencana tsunami,
penelitian pengembangan R&D. Pe- bencana tanah longsor, bencana gunung
ngembangan perangkat lunak yang beru- api, bencana angin topan, serta produksi
pa model pembelajaran kebencanaan media pembelajaran kebencanaan berba-
berbasis virtual ini dilaksanakan dengan sis virtual menggunakan perangkat lunak
pendekatan engineering di mana tahapan- yang dapat digunakan oleh siswa SMP.
nya adalah: analisis, desain, implemen- Pengembangan perangkat lunak
tasi, dan evaluasi. dilaku-kan dengan menggunakan bantuan

4 Jilid 19, Nomor 1, Februari 2016, halaman 1-14


authoring language dan programming tif. Dengan demikian pada penelitian ini,
language tingkat tinggi seperti macro- evaluasi sumatif dilakukan pada tahap uji
media authorware, macromedia flash, lapangan (field test)
macromedia director, desain citra
Anaglyph, Adobe photoshop, Borland Tempat Penelitian
Delphi, Visual Basic dan bahasa pendu- Penelitian pengembangan ini
kung lainnya dengan proses pembuatan merupakan peragkat lunak pembelajaran
perangkat lunaknya sebagai berikut: (a) kebencanaan, jadi dapat dilaksanakan di
Perancangan Program (structure); (b) komputer mana saja yang mempunyai
Struktur Program (flowchart), dan (c) program Macromedia Director,
Spesifikasi Program. Proses ini terin- Anaglyph Creator, dan program dukugan
tegrasi dalam model pengembangan lainnya. Agar penelitian ini terfokus
Pembelajaran kebencanaan berbasis maka pada tahap pertama akan dilakukan
virtual disesuaikan dengan unsur-unsur desain pembelajaran kebencanaan berba-
pengembangan karakter dalam kegiatan sis virtual di Laboratorium Komputer
mitigasi bencana. Virtual reality digu- Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika
nakan untuk memadukan dunia nyata FT UNM. Sedangkan untuk ujicoba
dengan dunia maya/virtual menggunakan Lapang dilaksanakan di SMPN 27
perangkat lunak (Emir, 2010). Inter- Makassar
aktivitas yang terjadi melalui media ber-
basis komputer yang dilengkapi dengan Analisis Data
kacamata 3-D untuk tampilan visual. Pada setiap tahap penelitian dan
Jadi, siswa akan dibawa seakan-akan pengembangan ini akan dilakukan ana-
berada pada kenyataan dan lokasi yang lisis sesuai dengan maksud dan tujuan
sesungguhnya. tahapan tersebut. Pada umumnya analisis
yang digunakan dalam penelitian ini
Evaluasi adalah analisis deskriptif yang akan
Untuk evaluasi ini menggunakan mendeskripsikan hasil pengembangan,
model evaluasi yang dikembangkan oleh respons validator, hasil uji coba one to
Dick & Carey (2001) dan Allessi & one, kelompok kecil, dan kelompok be-
Trolip (1991). Ada dua jenis evaluasi sar, hal ini berkaitan dengan validitas dan
yang akan dilakukan yakni formatif praktikalitas dari model yang dikem-
evaluasi dan sumatif evaluasi. Formatif bangkan, dengan menggunakan Expert
evaluasi dilaksanakan bersamaan dengan Judgment.
jalannya program pengembangan. De- Analisis terhadap perangkat lu-
ngan demikian, dalam penelitian ini akan nak dan perangkat keras dilakukan de-
dilakukan tiga tahap evaluasi, yakni: ngan mempertimbangkan spesifikasi mi-
One-to-one, a small group evaluation, nimumnya, dengan mengacu pada pe-
dan a field trial. Tipe evaluasi lain yang ngembangan software untuk media pem-
dapat diaplikasikan dalam penelitian belajaran, yaitu efesiensi dan efektivitas,
pengembangan ini adalah evaluasi suma- reliabilitas, mainta

Mantasia, dkk. Model Pembelajaran Kebencanaan.................... 5


nibilitas, usabilitas, ketepatan serta desain frame by frame. Langkah ini
pemilihan aplikasi, kompati-bilitas, merupakan pengembangan program atau
pemaketan, dokumentasi dan reusabilitas. perangkat lunak PBK yang dilakukan
dengan menggunakan authoring
HASIL DAN PEMBAHASAN language dan programming language
tingkat tinggi seperti Macromedia Flash,
Dalam proses pengembangan serta pemrograman berbasis virtual
multimedia pembelajaran kebencanaan menggunakan efek grafis 3-Dimensi
berbasis virtual ini, dibutuhkan beberapa seperti 3Ds Max dan swift 3D.
perangkat lunak yang digunakan untuk Selanjutnya, model yang dikembangkan
mendukung pengembangan multimedia diperlihatkan pada Gambar 1 berikut ini.
pembelajaran kebencanaan berbasis vir- Hasil akhir berupa produk fiskal
tual. Hasil pengembangan model PKBV diujicobakan kepada siswa SMP untuk
meliputi 3 bentuk model, yaitu: (1) Mo- memperoleh validitas, praktikalitas, dan
del konseptual merupakan perwujudan efektivitasnya. Dari tahapan analisis se-
dari konseptualisasi teori-teori dan prin- belumnya, maka diperoleh gambaran
sip yang melatar belakangi desain pem- mengenai multimedia PKBV yang akan
belajaran kebencanaan berbasis virtual. dikembangkan. Tahap selanjutnya, mem-
Model yang dijadikan dasar pada pe- buat desain atau rancangan sebuah mul-
ngembangan ini antara lain model dari timedia PKBV yang mengacu pada hasil
Borg & Gall (2003), Dick & Carrey yang diperoleh dari tahap analisis sebe-
(2001), dan Lee and Owens (2004). Borg lumnya. Pada tahapan ini, diperoleh se-
and Gall menekankan pada penelitian dan buah konsep pembelajaran berbasis vir-
pengembangan secara umum, model tual “Virtual Learning”. PKBV ini ter-
Dick & Carrey pada pengembangan diri dari pembelajaran kebencanaan yang
pembelajaran, dan model Lee and Owens sering terjadi di Indonesia. Pada PKBV
menekankan pada pembelajaran berbasis ini dilengkapi petunjuk penggunaan me-
komputer; (2) Model Prosedural, model dia, tujuan Instruksional, dan petunjuk
ini merupakan tahapan-tahapan desain penggunaan kacamata 3D. PKBV ini
pembelajaran hingga desain perangkat terdiri dari pembahasan mengenai tanda-
lunak PKBV. Keluaran model prosedural tanda sebelum terjadinya bencana hingga
ini menghasilkan model fiskal yakni pada prses mitigasi dan pencegahan ben-
berupa program pembelajaran kebenca- cana. Dengan gambaran konsep tersebut
naan berbasis virtual; (3) Model Fiskal dan untuk memudahkan proses pengem-
(produk pembelajaran kebencanaan ber- bangan multimedia PKBV, maka pada
basis virtual), Model fiskal berupa bentuk tahap ini dibuat diagram alir (flowchart),
fisik produk pembelajaran berbantuan storyboard, dan rancangan antarmuka
komputer. Produk ini berwujud program pemakai.
multimedia interaktif yang dikemas Kegiatan pemrograman MPKBV
dalam bentuk CD. Pada model ini merupakan kegiatan pemrograman selu-
menghasilkan flowchart dan story-board ruh rencana yang telah dibuat sebelum-

6 Jilid 19, Nomor 1, Februari 2016, halaman 1-14


nya dalam flowchart dan storyboard ke
dalam program komputer. Ada beberapa
perangkat lunak yang digunakan dalam
pemrograman ini yang merupakan per-
paduan antara perangkat lunak pengolah
gambar, perangkat lunak animasi, pe-
rangkat lunak simulasi dan perangkat
lunak pengatur tampilan. Untuk peng-
olah gambar digunakan Adobe
Photoshop, Macromedia Flash Pro- Gambar 3. Halaman Menu Utama
fessional 8. Agar program dapat dibuat Menu-menu yang dapat diakses dari
seperti apa yang diharapkan, maka peng- halaman menu utama dapat diuraikan
gunaan beberapa perangkat tersebut sebagai berikut:
menjadi suatu pilihan yang harus digu- a. Halaman tujuan instruksional,
nakan. Hal ini dikarenakan tidak ada satu berisi tujuan instruksional dari
pun perangkat lunak yang dapat meng- materi sajian yang akan disajikan
akomodasi semua kebutuhan-kebutuhan melalui media pembelajaran.
pemrograman yang dilakukan. Tahapan
prosedural dari kegiatan pemrograman
MPKBV diperlihatkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Tahapan Penulisan Program Gambar 4. Antarmuka Halaman


Selanjutnya fasilitas dan konten yang Tujuan Instruksional
dikembangkan dalam MPKBV ber- b. Halaman Daerah rawan bencana,
dasarkan storyboard dan desain story- berisi informasi daerah-daerah
board dengan menu-menu berikut ini. yang rawan terhadap bencana
1. Menu Utama. Antarmuka pemakai alam di Indonesia. Informasi le-
pada MPKBV dibuat semenarik tak geografis ditampilkan dalam
mungkin agar dapat menarik per- bentuk desain grafis 3D.
hatian siswa sebagai pengguna. Ran-
cangan antarmuka untuk Menu Uta-
ma digambarkan sebagai berikut.

Mantasia, dkk. Model Pembelajaran Kebencanaan.................... 7


Gambar 5. Antarmuka Halaman
Daerah Rawan Bencana Gambar 7. Halaman Utama
Penanggulangan Bencana
c. Halaman Jenis-jenis bencana,
berisi informasi mengenai jenis- Untuk validasi produk digunakan
jenis bencana yang sering terjadi beberapa orang penilai validator yang
di Indonesia. Jenis bencana ter- terdiri dari penilai ahli materi, dan pe-
diri dari bencana banjir, tsunami, nilai ahli media. Ahli materi diambil dari
gempa bumi, longsor, angin, guru mata pelajaran IPS dan ahli media
kebakaran, dan gunung meletus. diambil dari dosen perguruan tinggi
d. negeri di Yogyakarta. Tahap validasi oleh
ahli materi merupakan penilaian pertama
setelah produk dibangun. Tahapan
validasi ini diawali dengan mem-
persiapkan seluruh dokumen dan prog-
ram MPKBV. Dokumen yang dimaksud
adalah dokumen pada saat desain awal,
yaitu silabus mata pelajaran IPS, flow-
chart pembelajaran kebencanaan berba-
sis virtual, storyboard.
Ahli materi menitik beratkan
evaluasi pembelajaran kebencanaan ber-
Gambar 6. Halaman Jenis-jenis Bencana basis virtual pada aspek materi, aspek
pembelajaran dan aspek isi. Berdasarkan
e. Halaman penanggulangan bencana, penilaian ahli materi terhadap media
berisi informasi mengenai bagai- pembelajaran kebencanaan berbasis vir-
mana cara menanggulangi bencana tual yang dikembangkan menyimpulkan
alam. Pada halaman ini berisi ani- bahwa program MPKBV di integrasikan
masi mengenai cara penanggulangan menjadi satu CD-Interaktif telah layak
bencana dalam bentuk cerita pendek. untuk diujicoba lebih lanjut dengan
beberapa perbaikan kecil. Rincian hasil

8 Jilid 19, Nomor 1, Februari 2016, halaman 1-14


penilaian tersebut dapat diuraikn sebagai Ahli media menitik beratkan evaluasi
berikut: pembelajaran kebencanaan berbasis
Aspek pembelajaran memiliki virtual (MPKBV) pada aspek-aspek
antarkomponen penilaian (Tabel 1): media di antaranya aspek tampilan, aspek
Konsistensi antarkomponen dalam ra- virtual, dan aspek pemrograman. Berda-
cangan, kejelasan tujuan, strategi pem- sarkan penilaian ahli media terhadap
belajaran, pemilihan metode, ketepatan model pembelajaran kebencanaan yang
pemilihan bahasa. Khusus untuk kom- dikembangkan kemudian diintegrasikan
ponen konsistensi antarrancangan peni- ke dalam CD-I pembelajaran telah layak
laiannya dilakukan dengan melihat se- untuk diujicoba lebih lanjut dengan
mua perangkat yang dikembangkan mulai beberapa perbaikan kecil.
dari silabus, RPP, flowchart, storyboard,
hingga CD-Interaktif. Tabel 3. Penilaian Ahli Media terhadap
Pada aspek isi terdiri dari be- Aspek Tampilan/Audio Visual
berapa indikator: kualitas materi, kual- No Indikator Skor Kesim
itas bahasa, dan kualitas virtual. Me- pulan
nyangkut komponen kualitas materi yang 1 Ketepatan 4,2 Baik
Pemilihan Teks
digunakan dalam MPKBV, ahli materi
2 Penggunaan Bahasa 4,3 Baik
menilai secara keseluruhan MPKBV
sangat baik.Rangkuman hasil penilaian 3 Kualitas Gambar 4 Baik
ahli materi pada komponen kualitas 4 Ketepatan Warna 4,7 Sangat
materi ditunjukkan pada Tabel 1. Baik
5 Penggunaan Musik 4,7 Sangat
Baik
Tabel 1. Instrumen Penilaian Ahli Materi 6 Tata Letak 4,6 Sangat
terhadap Aspek Pembelajaran Baik
No Indikator Skor Kesimpulan 7 Animasi 4,25 Baik
1 Konsistensi Antar- 4,75 Sangat Baik Simulasi 4 Baik
8
komponen dalam
Rancangan 9 Button 5 Sangat
2 Kejelasan Tujuan 5 Sangat Baik Baik
3 Strategi 4,6 Sangat Baik 10 Resolusi 4,5 Sangat
Pembelajaran Baik
4 Pemilihan Metode 4,6 Sangat Baik
Rerata Skor 4,425 Baik
5 Pemilihan Bahasa 5 Sangat Baik
Rerata Skor 4,79 Sangat Baik
Komponen aspek tampilan/audio
visual memiliki indikator: Ketepatan pe-
Tabel 2. Penilaian Ahli Materi terhadap
milihan warna teks terhadap background,
Aspek Isi
Penggunaan jenis huruf, Penggunaan
Indikator Skor Kesimpulan
ukuran huruf, Ketepatan pengaturan
1. kualitas materi 4,6 Sangat Baik
2. kualitas bahasa 4,5 Baik
jarak, baris dan alinea, teks mudah dibaca
3. kualitas virtual 4,6 Sangat Baik dan dipahami. Hasil penilaian ahli media
Rerata Skor 4,6 Sangat Baik ditunjukkan pada Tabel 3. Berdasarka

Mantasia, dkk. Model Pembelajaran Kebencanaan.................... 9


tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa berada dalam kategori baik dengan skor
aspek tampilan/audio visual pada pem- keseluruhan bernilai 4,2.
belajaran kebencanaan berbasis virtual ini

Tabel 4. Penilaian Ahli Media terhadap Aspek Virtual


Indikator Skor Kesimpulan
Mampu memperlihatkan efek-efek anaglyph bencana secara 3- 5 Sangat Baik
dimensi
Tampilan komponen bencana dan pembelajaran bersifat 5 Baik
Anaglyph 3-Dimensi
Kemudahan memahami dan mengingat isi materi melalui 4 Baik
penjelasan secara virtual 3-Dimensi
Pada visualisasi komponen model simulasi dianimasikan 4 Baik
dengan menggunakan teknik grafis 3-Dimensi sehingga
kelihatan seperti kenyataannya
Mampu melihat proses yang sangat sulit untuk di observasi 5 Sangat Baik
(misal : letusan gunung dan terjadinya tsunami)
Menyediakan fasilitas pembelajaran yang dapat diulangulang 4 Baik
Menyediakan daftar glosarium (Istilah penting yang digunakan 4 Baik
dalam proses pembelajaran)
Menyediakan navigasi bantuan (help) 5 Sangat Baik
Dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan berpikir 5 Sangat Baik
kritis daripada keterampilan observasi siswa
Bentuk eksperimen bersifat kolaboratif dan simulasi bersifat 5 Sangat Baik
interaktif
Bersifat Problem based learning, terdapat masalah yang 4 Baik
hendak diselesaikan (mis. Mengetahui hal-hal yang berkaitan
dengan bencana alam)
Pembelajaran bersifat kontekstual learning 5 Sangat Baik
Menjauhkan siswa dari sikap Apersepsi melalui tayangan 5 Sangat Baik
virtual
menyediakan sarana simulasi pendukung secara virtual yang 5 Sangat Baik
mampu memperjelas konsep dan pemahaman
Memberikan penguatan dan fleksibilitas untuk eksplorasi 4 Baik
Mampu membuktikan teori 4 Baik
Disertai kejadian bencana yg nyata 4 Baik
Rerata Skor Keseluruhan 4,6 Sangat Baik

Komponen virtual memiliki indi- anaglyph bencana secara 3-dimensi,


kator: Mampu memperlihatkan efek-efek Tampilan komponen bencana dan pem-

10 Jilid 19, Nomor 1, Februari 2016, halaman 1-14


belajaran bersifat Anaglyph 3-Dimensi, jalankan, dapat berjalan dengan baik,
Kemudahan memahami dan mengingat dapat dikelola dengan mudah, Mudah di-
isi materi melalui penjelasan secara vir- gunakan dan sederhana dalam pengope-
tual 3-Dimensi, Pada visualisasi kompo- rasiannya, ketepatan memilih soft-ware/
nen model simulasi dianimasikan dengan tools untuk pengembangan, dapat di-
menggunakan teknik grafis 3-Dimensi jalankan diberbagai hardware dan soft-
sehingga kelihatan seperti kenyataannya, ware yang ada, Pemaketan mudah dalam
Mampu melihat proses yang sangat sulit eksekusi, Ada petunjuk instalasi dan
untuk di observasi (misal : letusan gu- penggunaan, Sebagian atau seluruh pem-
nung dan terjadinya tsunami), Menye- belajaran kebencanaan secara Virtual
diakan fasilitas pembelajaran yang dapat dapat dimanfaatkan kembali untuk me-
diulang-ulang, Menyediakan daftar glo- ngembangkan pembelajaran lain yang
sarium (Istilah penting yang digunakan bersifat virtual, Ketepatan urutan penya-
dalam proses pembelajaran), Menyedi- jian materi pembelajaran, Program
akan navigasi bantuan (help), Dapat memberikan alternatif/ percabangan saji-
digunakan untuk mengembangkan kete- an, Praktikum dapat diulangi setiap saat
rampilan berpikir kritis daripada kete- sehingga meningkatkan pemahaman dan
rampilan observasi siswa, Bentuk eks- keterampilan. Hasil penilaian ahli media
perimen bersifat kolaboratif dan simulasi ditunjukkan pada Tabel 5. Berdasarkan
bersifat interaktif, bersifat problem based tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa
learning, terdapat masalah yang hendak aspek pemrograman pada pembelajaran
diselesaikan (misal: Mengetahui hal-hal kebencanaan berbasis virtual ini berada
yang berkaitan dengan bencana alam), dalam kategori sangat baik dengan skor
Pembelajaran bersifat kontekstual keseluruhan bernilai 4,5.
learning, Menjauhkan siswa dari sikap
Apersepsi melalui tayangan virtual, me- Tabel 5. Penilaian Ahli Media terhadap
nyediakan sarana simulasi pendukung Aspek Pemrograman
secara virtual yang mampu memperjelas No Indikator Skor Kesimpul
konsep dan pemahaman, Memberikan an
penguatan dan fleksibilitas untuk eks- 1 Aspek 4,5 Baik
Pemrograman
plorasi, Mampu membuktikan teori diser- 2 Aspek Interaksi 4,27 Baik
tai kejadian bencana yang nyata. Hasil 3 Aspek Navigasi 4,22 Baik
penilaian ahli media ditunjukkan pada 4. Aspek Animasi 4,33 Baik
5 Aspek Simulasi 4,5 Baik
Tabel 4. Berdasarkan tabel tersebut dapat
6 Aspek Efisiensi 4 Baik
disimpulkan bahwa aspek virtual pada Rerata Skor 4,3 Baik
pembelajaran kebencanaan berbasis vir-
tual ini berada dalam kategori sangat baik Revisi dilakukan melalui forum
dengan skor keseluruhan bernilai 4,6. FGD (Focuss Group Discussion) dengan
Komponen aspek pemrograman para validator yang dilibatkan dalam
memiliki indikator: autorun, tidak terda- produk awal MPKBV ini. Dalam FGD
pat kesalahan pada saat program di- difokuskan pada hasil penilaian validator

Mantasia, dkk. Model Pembelajaran Kebencanaan.................... 11


untuk pengembangan produk yang akan sebenarnya seperti yang diperlihatkan
digunakan pada ujicoba selanjutnya. Hal- pada Gambar 8 dibawah ini.
hal yang direvisi pada pengem-bangan
tahap awal ini lebih banyak pada aspek
tampilan dan pemrograman, se-dangkan
aspek pembelajaran dan aspek isi tidak
banyak mengalami revisi. Hal-hal yang
direvisi sesuai dengan hasil penilaian
oleh validator adalah sebagai berikut:(1)
Ada bebera pemilihan warna teks dan
background kurang kontras sehingga
kalau digunakan untuk kelas secara
klasikal agak kurang terbaca, akan tetapi
kalau digunakan secara individual sudah Gambar 8. Implementasi Sistem MPKBV
bisa terbaca. Sedangkan media yang di-
buat hanya cocok untuk klasikal dalam
artian siswa tidak bisa belajar sendiri
masih perlu adanya penjelasan dari guru. KESIMPULAN DAN SARAN
Hal ini dikarenakan materi yang disa-
jikan\ tidak lengkap dan hanya banyak Dari hasil penelitian dan pemba-
memuat Gambar; (2) Pada materi jenis- hasan, maka dibuat kesimpulan sebagai
jenis bencana tidak ada penjelasan men- berikut: (1) Langkah langkah sistematis
detail dan tidak di dalam tiap jenis ben- pengembangan model pembelajaran ke-
cana yang ada di dalam link tidak ada bencanaan berbasis virtual atau yang di-
isinya. Misalkan: terjadinya hujan , tam- singkat dengan MPKBV diawali dengan
pilan yang menunjukkan terjadinya hujan studi pendahuluan yang berupa analisis
tidak ada, begitu juga untuk jenis ben- kebutuhan, selanjutnya tahap desain, dan
cana yang lain. Gambar yang ditampilkan pengembangan materi, penulisan prog-
masih sama. ram, menghasilkan produk prototipe awal
Model pembelajaran kebenca- yang divalidasi oleh ahli media dan ahli
naan berbasis virtual (MPKBV) pada materi, perbaikan dilakuakan setelah ada
penelitian ini di implementasikan ke masukan dari para ahli; (2) Tanggapan
dalam mata pelajaran IPS SMP melalui mengenai MPKBV dalam aspek Materi/
metode sisipan, dengan melakukan sisip- Isi dengan skor 4,4 berada dalam kategori
an topik materi yang berkaitan dengan baik. Untuk aspek virtual dengan skor 4,7
pem-belajaran kebencanaan. Media yang berada dalam kategori sangat baik. Untuk
dilihat melalui kacamata 3-Dimensi akan aspek pemrograman dengan skor 4,5
memberikan efek pembelajaran virtual berada dalam kategori sangat baik.
dimana siswa akan merasakan seolah- Saran dalam penelitian ini adalah
olah berada pada kenyataan bencana yang :(1)Disarankan untuk penelitian selanjut-
nya agar mengembangkan media pembe-

12 Jilid 19, Nomor 1, Februari 2016, halaman 1-14


lajaran ini dengan mengambil keseluru- Guru diharapkan dalam menggunakan
han bidang studi yang terkait dengan te- media pembelajaran dengan memper-
ma dan sub pokok bahasan mitigasi ben- hatikan waktu sisipan yang digunakan
cana alam; (2) Kepada pemerintah diha- dalam pembelajaran sehingga tujuan
rapkan agar pembelajaran kebencanaan instruksional yang ingin dicapai jelas dan
dibuat dalam satu kurikulum terpadu se- runtun.
hingga metode sisip tidak perlu lagi dila-
kukan oleh guru dalam mengajar; (3)

DAFTAR PUSTAKA

Alessi, S. M. & Trollip, S. R. (1991).Computer-based instruction: Methods


anddevelopment. Englewood Cliffs, NJ:Prentice Hall.

Balai Taman Nasional Gunung Halimun.(2003). Merencanakan Pendidikan Lingkungan


yang Sesuai di Sekolah. Makalah disampaikan pada Pelatihan Pendidikan
Lingkungan untuk Guru SD di Sekitar Taman Nasional Gunung Halimun.

Borg & Gall, (2003). Education Research. New York : Allyn and Bacon.

Coburn, AW, R.J.S. Spence & A. Pomonis, (1994.) Mitigasi Bencana, Cambridge
Architectural Research Limited, The Oast House, Malting Lane, Cambridge,
United Kingdom
http://www.undmtp.org/Indonesian/Disaster_mitigation/Mitigasi

Dick, Walker & Carey. Lou, Carey., James O. (2001). The systematic design of
Instruction (5th Ed). New York. Longman

Emir, M. Husni. (2010). Perancangan Augmented Reality Volcano untuk Alat Peraga
Museum. Bandung. Sekolah Teknik Elektro & Informatika, Institut Teknologi
Bandung

Gabriele Piccoli. 2001. Web-Based Virtual Learning Environments: A Research


Framework And A Preliminary Assessment of Effectiveness in Basic IT Skills
Training. MIS Quarterly, 2001, Vol. 25, No. 4, 401-426.

Helius, Sjamsudin. (2007). Model Mitigasi Bencana Dalam Pembelajaran Ilmu


Pengetahuan Sosial (Ips) Pada Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hibah
Bersaing.Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.UPI bandung.

Kristian Ismail. (2010). Perencanaan Virtual – Lab untuk Layanan E-learning di Daerah
Pedesaan. Bandung. TELIMEK - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,STEI -
Institute Teknologi Bandung

Mantasia, dkk. Model Pembelajaran Kebencanaan.................... 13


Lee.W.W. & Owen. D.L. (2004). Multimedia-Based Instructional Design, (2nd Ed). San
Francisco: Pfeiffer.

Maryani,Eeno.(2010). Model Sosialisasi Mitigasi pada Masyarakat Daerah Rawan


Bencana Di Jawa Barat.

McFadzean, Elspeth (2001). Supporting Virtual Groups.Part 1: A Pedagogical


Perspective, Team Performance Management: An International Journal,Vol.7
No.3/4 p.53-62

Puspita, Rani. (2008). Sistem Informasi Aplikasi Virtual Lab Pada Laboratorium Sistem
Informasi Universitas Gunadarma.Proceeding,Makalah Seminar Ilmiah Nasional
Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2008) Auditorium Universitas
Gunadarma, Depok, 20-21 Agustus 2008.ISSN : 1411-6286.

Pusat Kurikulum.(2010). Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran


Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter.
Jakarta: Pusat Kurikulum-Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Rusilowati, Ani. (2009). Mitigasi Bencana Alam Berbasis Pembelajaran Kebencanaan


Alam Bervisi Science Environment Technology And Society Terintegrasi Dalam
Beberapa Mata Pelajaran. Laporan Penelitian UI. Bogor

14 Jilid 19, Nomor 1, Februari 2016, halaman 1-14

Anda mungkin juga menyukai