Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pencegahan Penyakit
Pada Udang Budidaya ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada bidang mata kuliah ilmu penyakit hewan aquatik. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pencegahan Penyakit Pada Udang
Budidaya bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Drh. Razali Daud, M.P
selaku dosen bidang mata kuliah ilmu penyakit hewan aquatik yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Upaya Pengendalian Penyakit
2.2 Penanggulangan Penyakit Bakterial secara Kimia
2.3 Penanggulangan Penyakit Bakteri secara Fisika
2.4 Penanggulangan Penyakit Bakteri secara Biologis
2.5 Solusi Pencegahan Untuk Setiap Penyakit Pada Udang
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan budidaya udang merupakan kegiatan yang mempunyai resiko tinggi karena
udang merupakan makhluk bernyawa yang kapan saja mengalami kematian. Salah satu
penyebab gagalnya kegiatan budidaya udang ini adalah karena faktor penyakit. Munculnya
gangguan penyakit pada budidaya udang merupakan resiko biologis yang harus selalu
diantisipasi. Munculnya penyakit pada udang umumnya merupakan hasil interaksi
kompleks/tidak seimbang antara tiga komponen dalam ekosistem perairan yaitu inang
(udang) yang lemah, patogen yang ganas serta kulitas lingkungan yang memburuk
Penyakit menyebabkan kerugian besar terutama jika terjadi kematian massal udang
tambak. Udang yang terjangkit penyakit juga turun harga jualnya di pasar karena biasanya
turut menurunkan kualitas udang. Selain itu udang yang sakit nafsu makannya menurun
sehingga pakan yang diberikan dapat terbuang sia-sia di kolam. Deteksi penyakit cukup sulit,
metode deteksi penyakit cukup sulit, metode deteksi penyakit umumnya melalui uji
laboratorium baik sampel dari sedimen atau sampel udang.
Udang yang sudah muncul tanda-tanda penyakit bisa dikatakan sudah terinfeksi cukup
serius sehingga sudah terlambat dalam deteksi maupun langkah mengobati. Apabila udang
sudah terjangkit penyakit maka salah satu cara terbaik adalah pemberian antibiotik atau
vaksin. Namun pemberian antibiotik atau vaksin secara terus menerus akan menyebabkan
resistensi patogen terhadap antibiotik atau vaksin yang diberikan dan dikhawatirkan
membahayakan lingkungan.
Sampai saat ini belum ada cara penyembuhan penyakit yang paling efektif dan ramah
lingkungan. Salah satu alternatif terbaik adalah melakukan pencegahan, salah satunya
adalah;kontrol kualitas air, Biosecurity, pakan berkualitas, benur berkualitas, melakukan
sampling pemeriksaan kesehatan, pemberian suplemen, pemberian probiotik.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui penyakit pada udang.
2. Mengetahui pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terserang penyakit tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Kegiatan budidaya udang merupakan kegiatan yang mempunyai resiko tinggi karena
udang merupakan makhluk bernyawa yang kapan saja mengalami kematian. Salah satu
penyebab gagalnya kegiatan budidaya udang ini adalah karena faktor penyakit. Munculnya
gangguan penyakit pada budidaya udang merupakan resiko biologis yang harus selalu
diantisipasi. Munculnya penyakit pada udang umumnya merupakan hasil interaksi
kompleks/tidak seimbang antara tiga komponen dalam ekosistem perairan yaitu inang
(udang) yang lemah, patogen yang ganas serta kulitas lingkungan yang memburuk.
Pengendalian perluasan penyakit perlu dilakukan secara dini agar kerugian ekonomi
tidak terjadi. Peningkatan kualitas benih udang windu khususnya peningkatan ketahanan
terhadap penyakit adalah hal yang sangat penting. Salah satu prosedur pencegahan penyakit
adalah pemberian immunostimulan untuk meningkatkan daya tahan atau kekebalan alami
benih udang terhadap penyakit.yang dilakukan untuk menanggulangi masalah penyakit sudah
dilakukan mulai dari screening formalin sampai pada penggunaan antibiotik, yang dilakukan
pada kegiatan pembenihan sampai pembesaran. Tetapi pemakaian antibiotik secara terus
menerus dan dosis yang tidak tepat akan mengakibatkan bakteri menjadi resisten.Bahan
alternatif untuk menanggulangi masalah ini adalah cairan ekstrak pohon mangrove (CEPM),
khususnya dari jenis Avicennia sp. dan Sonneratia sp. Pohon mangrove diketahui
mengandung senyawa aktif tannin, flavonoid, saponin dan steroid. Senyawa aktif tersebut
dapat digunakan sebagai antivirus dan antibakteri (Wahjuningrumet al.,2006).
Sistem imun udang tergantung pada proses pertahanan non spesifik sebagai
pertahanan terhadap infeksi. Pertahanan pertama terhadap penyakit pada udang dilakukan
oleh haemosit melalui fagositosis, enkapsulasi dan nodule formation. Aktifitas fagositosis
dapat ditingkatkan dengan mengaktifkan sistem prophenol oksidase (Pro-PO) yang berada
dalam haemosit semigranular dan granular,Imunostimulasi biasa dilakukan dengan
pemberian komponen mikrobia seperti β-glukan dan lipopolisakarida (LPS) atau sel bakteri
yang telah dimatikan.Kelemahan dari imunostimulan ini adalah harganya relatif mahal,
sehingga diperlukan usaha pencarian sumberalternatif imunostimulan yang murah dan
mudahpenanganannya, salah satunya adalah dari rumputlaut.
Rumput laut merupakan alga multiselular yang mengandung substansi yang aktif
secara imunologi.Pemanfaatan rumput laut selama ini masih terbatas pada produk karagenan
dan agar. Potensi rumput laut di bidang pengendalian penyakit masih belum banyak di
eskplorasi dan di eksploitasi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rumput laut
mempunyai prospek yang masih terbuka bagi pengembangannya dalam bidang pengendalian
penyakit. Ekstrak rumput laut telah diketahui mempunyai aktivitas sebagai antitumor,
meningkatkan aktivitas kemotaksis macrophage, menstimulasi aktivitas sekresi radikal
oksigen dan fagositosis pada peritonial and splenic murine macrophage.Metabolit sekunder
dari Halimeda macroloba memiliki senyawa bioaktif anti jamur.Rumput laut Ulva sp.,
Dendrilla sp.,Spirulina sp., Enteromorpha sp., Dictyota sp., dan Porphira sp. telah terbukti
mampu meningkatkan aktifitas imunostimulan udang.Polisakarida dari alga merah
(karageenan) dapat meningkatkan aktivitas phagocytic makrophage dan mampu melawan
infeksi bakteri setelah disuntik secara intraperitoneal pada ikan Cyprinus carpio.Polisakarida
diketahui merupakan komponen essensial bagi semua organisme dan mempunyai berbagai
fungsi vital biologis diantaranya adalah sebagai antitumor, antiinflamasi, antikoagulan,
antikomplementer, imunologi dan antivirus (Ridlo dan Rini,2009).
A. Upaya Pengendalian Penyakit
Pencegahan penyakit harus dilakukian secara terpadu terhadap segala
komponen budi daya seperti manusia,udang,air sebagai pemeliharaan,tangki
pemeliharaan dan lingkungan sekitar pemeliharaan.Hal yang harus dilakukan untuk
mencegah timbulnya penyakit adalah:
1. Personal Higienis yaitu melakukan sanitasi terhadap personel pelaksana kegiatan
produksi benih,seperti mencuci tangan dengan sabun,mencuci sepatu dengan
larutan klorin 200 mg/L,menghindari penggunaan pakaian yang kotor.
2. Water Treatment
Kualitas air budidaya (kandungan bahan organik yang tinggi, terdapatnya amoniak
atau nitrat, konsentrasi oksigen larut yang rendah, pH yang tidakmemadai, variasi
suhu yang tinggi dan berganti-ganti secara cepat)memaksa ikan mempertahankan
keseimbangan metabolismenya,memperlemah ikan dan akhirnya mudah terserang
penyakit.Pencemaran air karena zat kimia juga bisa menjadi penyebab kematian
secara tiba-tiba, dan melemahkan ikan, terutama apabila ikan dibesarkan dalam air
terbuka atau dengan perairan yang berasal dari sungai atau wadukpenampungan
(Komarudin dan Slembrouck,2005).
Air yang sudah digunakan untuk pemeliharaan udang harus dipastikan
terbebas dari bahan polutan seperti pestisida,detergen,maupun limbah lainnya,air
yang terlebih dahulu diendapkan di sterilisasikan,lakukan pergantian air secara
teratur setiap hari.
3. Peralatan Produksi
Sebaiknya setiap tangki pemeliharaan larva atau benih dilengkapi dengan
peralatan tersendiri seperti seser,beker glass,selang sipon,dan termometer
sehingga dapat mengatisispasi terjadinya penularan penyakit dari tangki yang
bermasalah.Peralatan yang digunakan sebelumnya harus direndam dalam larutan
disinfekatan seperti larutan klorin dalam dosis 400 mg/L.
4. Pakan
Pakan yang digunakan khususnya pada pemeliharaan larva harus pakan yang
baru.Penetasan kista artemia sebaiknya dilakukan melalui mekanisme
disinfeksikasi menggunakan larutan klorin 30 mg/L atau formalin 10 mg/L.Pakan
buatan juga sebainya disismpan di freezer untuk mencegah tumbihnya jamur dan
bakteri.
5. Udang atau Larva
Induk udang yang akan ditetaskan hendaknya dipastikan sehat dengan ciri kerapas
bewarna cerah dan anggota tubuh lainnya lengkap.Larva yang akan di pelihara
terlebih dahulu disterilkan dalam merendam dalam larutan formalin 200 mg/L
selama 30 detik,proses ini selain mematikan bakteri,jamur dan protozoa juga
menyeleksi larva yang akan dipelihara dalam kegiatan pembenihan.
6. Pada kegiatan Pembesaran
Langkah pencegahan yang harus dilakukan untuk mengantisipasi munculnya
penyakit adalah denagn mengolah dasar kolam dengan baik (Khasani,2006).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kegiatan budidaya udang merupakan kegiatan yang mempunyai resiko tinggi karena
udang merupakan makhluk bernyawa yang kapan saja mengalami kematian. Munculnya
penyakit pada udang umumnya merupakan hasil interaksi kompleks/ tidak seimbang aantara
tiga komponen dalam ekosistem perairan yaitu inang (udang) yang melah, patogen yang
ganas serta kualitas lingkungan yang memburuk. Sistem imun udang tergantung pada proses
pertahanan non spesifik sebagai pertahan terhadap infeksi. Pertahanan terhadap penyakit pada
udang dilakukan oleh haemositmelalui fagositosis. Pencegahan penyakit harus dilakukan
secara terpadu terhadap segala komponen budidaya. Hal yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya penyakit adalah:
1. personal higiene
2. Water treatmen
3. Peralatan produksi
4. Pakan
5. Udang atau larvadipastikan sehat
6. Mengolah dasar kolam dengan baik.
Penangulangan penyakit bakterial secara kimia adalah pemberian antibiotik.
Penangulangan penyakit secara fisika pemeliharaan kondisi lingkungan. Penangulanagn
penyakit secara biologi, penangulangan ini termasuk penagulangan yang efektif seperti
pemberian vaksin
DAFTAR PUSTAKA