Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Fondasi, Volume 5 No 2 2016

PENGARUH TQM (TOTAL QUALITY MANAGEMENT) DAN SCM


(SUPPLY CHAIN MANAGEMENT) TERHADAP DAYA SAING PADA
INDUSTRI KONSTRUKSI
(STUDI KASUSPADA KONTRAKTOR BERSERTIFIKAT ISO 9001 DI DKI JAKARTA)

Andi Maddeppungeng1, Rahman Abdullah2, Ditta Dwi Kartika3


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Jenderal Sudirman KM 03 Cilegon, Banten 42435 Telp. (0254) 395502 Ext. 19
dittakartika@rocketmail.com

ABSTRAK
Perusahaan yang bergerak dibidang industri konstruksi yang menerapkan Total Quality
Management (TQM) di era globalisasi inilah yang menuntut kontraktor memakai sistem TQM maupun SCM,
agar dapat menghasilkan kebutuhan sesuai dengan permintaan pelanggan.Penerapan sistem tersebut berlaku
bagi kontraktor swasta/negeri agar dapat bersaing dengan perusahaan lain.
Konsep penelitian ini, mengembangkan variabel Total Quality Management (TQM), variabel
Manajemen Supply ChainManagement (SCM) (aliran barang, uang, informasi), dan variabel daya saing
(biaya, waktu, mutu). Serta menguji pengaruh TQM dan SCM terhadap daya saing pada industri konstruksi
secara terpisah ataupun secara bersamaan. Dengan menggunakan kuisoner sebagai alat ukur dan software
AMOS v.21 untuk aplikasi pengolahan data.
Hasil menunjukkan bahwa pengaruh TQM terhadap daya saing industri konstruksi pada hasil path
diagram analisis adalah sebesar 0,441 atau 44%. Serta pengaruh SCM terhadap daya saing adalah sebesar
0,547 atau sebesar 55%. Sedangkan TQM berpengaruh besar dan signifikan terhadap SCM sebesar 0,819
atau sebesar 82%
Kata Kunci :Total Quality Management (TQM), Supply ChainManagement (SCM), Daya Saing, SEM,
AMOSv.21
ABSTRACT

In this globalization era, companies engaged in construction industry are implementing


Total Quality Management (TQM) which demand the contractors to adapt TQM or SCM system in
order to fulfil the needs in accordance with costumers demand. The system implementation is
applicable for private contractors or domestic contractors in order to compete with other
companies.
The concept of this research is to develop the Total Quality Management (TQM) variable,
Supply Chain Management (SCM) management variable (the flow of goods, money, and
information), and competitiveness variable (cost, time, and quality). This research also attempting
to test the effect of TQM and SCM on the competitiveness of the construction industry separately or
simultaneously by using questionnaire as a measuring tool and AMOS V.21 software as the data
processing application.
The result shows that the effect of TQM on competitiveness in the construction industry, as
seen in the path diagram analysis, is 0.441 or 44%. The SCM effect on the competitiveness is 0.547
or 55%. While TQM significance effect on SCM is 0.819 or 82%.
Keywords : Total Quality Management (TQM), Supply Chain Management (SCM),
Competitiveness, SEM, AMOSv.21

86 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


Jurnal Fondasi, Volume 5 No 2 2016

1. PENDAHULUAN menghasilkan kebutuhan sesuai permintaan


Seiring dengan meningkatnya persaingan pelanggan. Agar perusahaan ini dapat bersaing
di era globalisasi ini maka tantangan terbesar dengan perusahaan lainnya yang juga bergerak
bagi suatu perusahaan baik itu dari pihak pada bidang konstruksi.
swasta ataupun negeri dituntut untuk menjamin Penelitian ini dilakukan untuk
kepuasan pelanggan baik itu dari segi jasa mengetahui pengaruh yang dihasilkan Supply
pelayanan maupun infrastruktur penunjangnya. Chain Management (SCM) dan Total Quality
Terlebih lagi pembangunan saat ini menjadi Management (TQM) terhadap daya saing pada
salah satu faktor kemajuan perekonomian industri konstruksi. Dimana perusahaan
disuatu daerah. Khususnya pada kemajuan dibidang industri konstruksi adalah perusahaan
perekonomian pada kota-kota besar termasuk yang menerapkan standar pelayanan ISO 9000.
Jakarta yang menjadi pusat pemerintahan
negara.Dalam menetapkan standar dari
pelayanan maka diperlukan suatu aturan 2. TINJAUAN PUSTAKA
pedoman dalam menetapkan standar tersebut. A. Definisi Total Quality Management
ISO sendiri adalah “organisasi internasional (TQM)
khusus dalam hal standarisasi” (M. N. Seperti halnya dengan kualitas, definisi
Nasution, 2001: 218). Dimana ISO merupakan TQM juga ada bermacam-macam. TQM
sebuah organisasi bertaraf internasional yang diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari
khusus bergerak dalam bidang standarisasi. perusahaan ke dalam falsafah holistik yang
Meningkatnya kompetisi global dibangun berdasarkan konsep kualitas,
membuat penyedia layanan jasa dibidang teamwork, produktivitas, dan pengertian serta
industri konstruksi untuk mengadopsi Total kepuasan pelanggan (Ishikawa dalam Pawitra
Quality Management (TQM) sebagai strategi dalam Tjiptono dan Diana, 1993, p.4).
dalam memenuhi persyaratan pelanggan. Total Menurut Tjiptono dan Diana (2001:4),
Quality Management (TQM) telah dipandang TQM merupakan pendekatan dalam
sebagai filosofi manajemen dalam mencapai meningkatkan produktivitas organisasi
keunggulan perusahaan dalam semua aspek (kinerja kuantitatif) meningkatkan kualitas
bisnis melalui perbaikan secara terus menerus (menurunkan kesalahan dan tingkat
pada organisasi secara luas. Karena itu, TQM kerusakan), meningkatkan evektifitas pada
diyakini memberikan kontribusi terhadap daya semua kegiatan, meningkatkan efisiensi
saing, dan kinerja organisasi (Chase et al., (menurunkan sumberdaya melalui peningkatan
2005). produktivitas), dan mengerjakan segala sesuatu
Selain penyedia jasa menerapkan Total yang benar dengan cara yang tepat.
Quality Management (TQM) dalam memenuhi Ada sepuluh unsur utama (Goetsch dan
pelanggan, para perusahaan ini pun dituntut Davis dalam Tjiptono dan Diana 2001, pp. 15-
untuk memiliki keunggulan kompetitif baik 18) yang akan dijelaskan sebagai
dalam hal harga maupun kualitas. Dengan berikut:Fokus Pada Pelanggan, Obsesi
melalui kerjasama antar perusahaan diharapkan terhadap Kualitas, Pendekatan Ilmiah,
proses inovasi dapat ditingkatkan. sehingga Komitmen Jangka Panjang, Kerjasama Tim
mempengaruhi banyak perusahaan melakukan (Teamwork), Perbaikan Sistem Secara
inisiatif menghubungkan antara proses supply Berkesinambungan, Pendidikan dan Pelatihan,
chain dari perusahaan-perusahaan yang Kebebasan yang Terkendali, Kesatuan Tujuan,
berbeda untuk menciptakan efisiensi dan dan Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan
mendapatkan daya saing (Lee et al., 1997). Karyawan.
Oleh karena itu perusahaan yang Manfaat TQM adalah memperbaiki kinerja
bergerak dibidang industri konstruksi harus manajerial dalam mengelola perusahaan agar
menerapkan Total Quality Management dapat meningkatkan penghasilan perusahaan.
(TQM), karena persaingan di era globalisasi Ada beberapa keuntungan pengendalian mutu
inilah mentutut perusahaan agar dapat

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 87


Jurnal Fondasi, Volume 5 No 2 2016

yang digambarkan Ishikawa (1993) dalam jasa yang dihasilkan, sehingga secara
bukunya, antara lain: berkesinambungan dapat memenuhi
1) Pengendalian mutu memungkinkan untuk kebutuhan para pembeli.
membangun mutu di setiap langkah proses 2. Organisasi harus memberikan keyakinan
produksi demi menghasilkan produk yang kepada pihak manajemennya sendiri
100% bebas cacat bahwa kualitas yang dimaksudkan itu
2) Pengendalian mutu memungkinkan telah dicapai dan dapat dipertahankan.
perusahaan menemukan kesalahan atau 3. Organisasi harus memberikan keyakinan
kegagalan sebelum akhirnya berubah kepada pihak pembeli bahwa kualitas
menjadi musibah bagi perusahaan yang dimaksudkan itu telah atau akan
Disamping definisi yang telah dikemukakan dicapai dalam produk atau jasa yang
oleh beberapa pakar, ada beberapa pakar atau dijual.
organisasi yang langsung ISO 9000 sendiri adalah suatu rangkaian
mengindentifikasikan Total Quality dari lima standar mutu internasional. Seri
Management (TQM) menjadi beberapa tersebut diberi nama sedemikian rupa sehingga
elemen.Dari indikator Total Quality terdiri dari lima set standar atau kriteria,
Management (TQM) yang dikemukan oleh dengan kodifikasi angka berurutan mulai dari
beberapa pakar dapat di simpulkan beberapa 9000.
indikator yang berpengaruh terhadap kinerja Standar pertama yaitu ISO 9000 merupakan
mutu perusahaan, antara lain : suatu peta jaringan yang memberikan definisi
1) Fokus pada pelanggan dasar konsep-konsep, serta menerangkan
2) Perbaikan sistem berkesinambungan bagaimana suatu perusahaan memilih dan
3) Pendidikan dan pelatihan menggunakan standar-standar yang lain dalam
4) Kerjasama Tim seri tersebut.
5) Obsesi terhadap kualitas Tujuan dari standar ISO 9001, 9002, dan
6) Keterlibatan karyawan 9003 adalah untuk memberikan jaminan
7) Pendekatan Ilmiah kualitas dalam hal kontraktual dengan pihak
8) Kepemimpinan luar. Ini merupakan standar yang digunakan
untuk mencatat sistem kualitas pemasok.
B. ISO 9000 Ketiga standar ini bersifat saling melengkapi
Salah satu kunci sukses agar dapat bersaing dan pemilihannya tergantung pada ruang
di pasar global adalah kemampuan untuk lingkup dan kompleksitas operasi perusahaan,
memenuhi atau melampaui standar-standar serta ukuran bisnisnya.
yang berlaku. Secara historis ada beraneka Hubungan antara TQM dengan ISO
ragam standar seperti halnya banyaknya jenis 9000.Dalam literatur kualitas, secara luas
produl-produk manufaktur yang dihasilkan menyebutkan bahwa ISO 9000 merupakan
oleh suatu negara. Adanya pasar global fondasi dari TQM, atau sebuah kerangka kerja
menyebabkan situasi seperti ini tidak dapat lagi dimana TQM bisa dikembangkan. Karena itu,
dipertahankan. (Tjiptono dan Diana, 2001, p manfaat yang bisa didapatkan setiap organisasi
86). dengan mengadopsi ISO 9000 adalah sebagai
Salah satu standar yang paling penting mekanisme kontrol untuk membantu
adalah ISO 9000, yang dihasilkan oleh kesuksesan transisi dari ISO ke TQM
International Organization for Standardzation (Krajewski et al., 2010).
di Jenewa, Swiss. ISO 9000 yaitu sekumpulan
standar sistem kualitas universal, memberikan
kerangka yang sama bagi jaminan kualitas C. Definisi Supply Chain Management
yang dapat dipergunakan di seluruh dunia. (SCM)
Tujuan utama dari ISO 9000 adalah Pada suatu supply chain biasanya ada 3
(Tjiptono dan Diana, 2001, pp 87-89): macam aliran yang harus dikelola. Pertama
1. Organisasi harus mencapai dan adalah aliran barang yang mengalir dari hulu
mempertahankan kualitas produk atau (upstream) ke hilir (downstream). Contohnya
88 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jurnal Fondasi, Volume 5 No 2 2016

adalah bahan baku yang dikirim dari supplier transportasi dansebagainya.


ke pabrik. Setelah produk selesai diproduksi, 2. Supply Chain Management (SCM) sebagai
mereka dikirim ke distributor, lalu ke retailer, mediasi pasar, yakni memastikan bahwa
kemudian ke pemakai akhir. Yang kedua apa yang disuplai oleh Supply Chain
adalah aliran uang dan sejenisnya yang mencerminkan aspirasi pelanggan atau
mengalir dari hilir ke hulu. Yang ketiga adalah pemakai akhir tersebut. Fungsi kedua ini
aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke berkaitan dengan biaya-biaya survey
hilir ataupun sebaliknya. Informasi tentang pasar, perancangan produk, seta biaya-
ketersediaan kapasitas produksi yang dimiliki biaya akibat tidak terpenuhinya aspirasi
oleh supplier juga sering dibutuhkan oleh konsumen oleh produk yangdisediakan
pabrik. Informasi tentang status pengiriman oleh sebuah rantai Supply Chain. Ongkos-
bahan baku sering dibutuhkan oleh perusahaan ongkos ini bisa berupa ongkos markdown,
yang mengirim maupun yang akanmenerima. yakni penurunan harga produk yang tidak
Ada beberapa definisi tentang Supply Chain laku dijual dengan harga normal, atau
Management (SCM). Menurut Fortune ongkos kekurangan supply yang
Megazine (artikel Henkoff, 1994) memberikan dinamakan dengan stockout cost.
definisi bahwa Supply Chain Management
(SCM) adalah jaringan organisasi yang Dengan menganalisis keseluruhan proses,
melibatkan hubungan up stream dan down diperoleh beberapa keuntungan-dari penerapan
stream dalam proses dan aktivitas yang supply chain sebagai berikut :
berbeda yang member nilai dalam bentuk 1. Mengurangi persediaan barang, sehingga
produk dan jasa pada pelanggan. bisa mengurangi biaya inventory, biaya
Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2002), penyimpanan dan biaya kerusakan dan
Supply Chain Management (SCM) adalah kehilangan akibat penyimpanan,
suatu sistem tempat organisasi menyalurkan 2. Menjamin kelancaran penyediaan barang,
barang produksi dan jasanya kepada para karena kerjasama yang dilakukan antara
pelangannya. Rantai ini juga merupakan pihak perusahaan jasa konstruksi dengan
jaringan atau jejaring dan berbagai organisasi vendor.
yang saling berhubungan yang mempunyai 3. Menjamin mutu material yang disupplai
tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin sesuai dengan kondisi yang diinginkan, dan
menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran harga yang lebih kompetitif.
barang tersebut. Ada 3 macam hal yang harus dikelola
Sedangkan menurut Simchi Levi et al. dalam supply chain (Kaswan,2014) yaitu:
(1999) bahwa Supply Chain Management 1. Aliran barang dari hulu ke hilir
(SCM) adalah serangkaian pendekatan yang Contohnya bahan baku yang dikirim dari
diterapkan untuk mengintegrasi supplier, supplier ke pabrik, setelah produksi selesai
pengusaha, gudang (warehouse), dan tempat dikirim ke distributor, pengecer, kemudian
penyimpanan lainnya secara efisien sehinga ke pemakai akhir.
produk dihasilkan dan didistribusikan dengan 2. Aliran uang dan sejenisnya yang mengalir
kuantitas yang tepat, lokasi yang tepat, dan dari hilir ke hulu
waktu yang tepat untuk memperkecil biaya dan 3. Aliran informasi yang bias terjadi dari hulu
memuaskan kebutuhan pelanggan. ke hilir atau sebaliknya
Ada dua fungsi Supply Chain Indikator yang diambil adalah sebagai
Management (SCM), yaitu : berikut
1. Supply Chain Management (SCM) secara 1. Aliran barang / material
fisik mengkonversi bahan baku menjadi a. Kelancaran Pengiriman Material
produk jadi dan menghantarkannya ke b. Penjadwalan Pembelian Material
pemakai akhir. Fungsi pertama ini c. Kecukupan material pada saat
berkaitan dengan ongkos-ongkos fisik, pengadaan material
yaitu ongkos material, ongkos d. Tidak ada waktu tenggang pada saat
penyimpanan, ongkos produksi, ongkos pengadaan material
Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 89
Jurnal Fondasi, Volume 5 No 2 2016

e. Penanganan material MenurutRangkuti(2000)padaprinsipnyastrat


f. Prosedur pergudangan, material hadling egidapatdikelompokkanberdasarkan tiga tipe
dan packaging strategi yaitu, strategi manajemen, strategi
g. Sistem distribusi material investasi dan strategi bisnis.
2. Aliran uang / finance 1. Strategi Manajemen
a. Modal yang cukup untuk memulai Strategimanajemenmeliputi strategi yang
pelaksanaan proyek dapat dilakukan oleh manajemen dengan
orientasi pengembangan strategi secara makro
b. Kelancaran pembayaran pekerjaan oleh
misalnya, strategi pengembangan produk,
pihak owner
strategi penerapan harga, strategi akuisisi,
c. Perubahan harga di pasaran yang tidak
strategi pengembangan pasar, strategi
sesuai kontrak
mengenai keuangan dan sebagainya.
d. Kelancaran arus dana proyek 2. Strategi Investasi
e. Modal dalam pengelolaan perusahaan Strategiinimerupakankegiatanyangberorien
f. Kebijakan pemerintah di sektor tasipadainvestasi.Misalnya, apakah
keuangan/perbankkan perusahaaningin melakukan strategi
g. Besar kecilnya modal dalam perusahan pertumbuhan yang agresif atau berusaha
3. Aliran informasi / information mengadakanpenetrasipasar,strategibertahan,str
a. Panjangnya alur koordinasi untuk ategipembangunankembalisuatu divisi baru
menggambil suatu keputusan atau strategi divestasi,dan sebagainya.
b. Kelengkapan detail design gambar 3. Strategi Bisnis
proyek Strategibisnisiniseringjugadisebutstrategi
c. Koordinasi pihak owner dalam bisnissecarafungsionalkarenastrategiini
pelaksanaan proyek berorientasipadafungsi-
d. Permasalahan aliran informasi fungsikegiatanmanajemen, misalnya strategi
e. Komunikasi untuk pengadaan dan pemasaran,
perubahan harga material strategiproduksiatauoperasional,strategi
f. Kinerja supplyer yang optimal distribusi,strategiorganisasi,danstrategi-
g. Perusahaan supply chain dalam strategi yang berhubungan dengan keuangan.
pemrosesan pengadaan material Pada penelitian kali ini di ambil tiga
indikator yang biasa di pakai oleh banyak
peneliti yaitu :
D. KEUNGGULAN BERSAING
Dalam keunggulan bersaing yang ada
1. Biaya atau Cost
a. Penawaran harga yang di tawarkan lebih
dalam lingkungan usaha, tidak semua yang
rendah dari harga pasar
bergerak dalam bidang tersebut dianggap
b. RAB sesuai dengan RAP
sebagai pesaing, melainkan hanya pesaing
c. Transparasi biaya kepada pihak owner
yang potensial serta mereka yang baru masuk
dan pemerintah
dalam persaingan yang juga potensial sebagai
pesaing dalam usaha. Perusahaan akan sangat 2. Waktu atau Time
senang apabila memiliki keunggulan bersaing a. Waktu yang di rencanakan sesuai
yang terus menerus dan tidak mendapatkan dengan waktu pelaksanaan
rangsangan untuk meninjau ulang b. Perusahaan siap menerima denda
keunggulannya dari pesaing (Barney,dkk,1989 apabila pekerjaan terlambat
dalam Mahir 2003). c. Waktu kerja sesuai dengan yang tertera
Keunggulan bersaing yang terus menerus di kontrak
adalah keunggulan yang tidak memiliki batas 3. Mutu atau Quality
waktu, berbeda dengan keunggulan bersaing a. Kualitas produksi yang terbaik untuk
sesaat. Jadi keunggulan bersaing lestari pelaksanaan pekerjaan
merupakan keunggulan yang memiliki jangka b. Produk tahan dalam jangka waktu yang
waktu yang yang sangat lama dalam periode telah ditentukan
waktu (Porter, 1985 dan Jacobsen, 1988).
90 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jurnal Fondasi, Volume 5 No 2 2016

c. Spesifikasi produk sesuai dengan yang 5. Tahap Penarikan Kesimpulan danSaran


telah di rencanakan Pada tahap ini,dilakukan penarikan
d. Kualitas mesin yang mendukung kesimpulan terhadap hasil yang diperoleh yang
pekerjaan disesuaikan dengan tujuan dari penelitian ini.
e. Kualitas hasil pekerjaan Selanjutnya mencoba memberikan saran agar
f. Kualitas produksi perusahaan meningkat dapat bermanfaat di penelitian selanjutnya.
g. Kualitas tenaga ahli dan terampil

3. METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam pengolahan
data dibagi menjadi beberapa tahapan
sehingga membentuk suatu kerangka yang
sistematis. Adapun masing-masing tahapan
tersebut adalah:
a. Tahap Identifikasi Variabel danIndikator.
Pada tahap ini dilakukan identifikasi
variabel dan indikator yang akan dijadikan
tolak ukur bagi penerapan TQM, SCM,
terhadap daya saing perusahaan
b. Tahap PengumpulanData.
Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan
data yang dibutuhkan untuk tugas akhir ini
yakni dengan melakukan pembagian kuesioner
ke pimpinan perusahaan dan karyawan
mengenai data yang dibutuhkan.
c. Tahap PengolahanData.
Pada tahap ini dilakukan pengolahan
terhadap data yang sudah didapatkan dari
kuisioner. Untuk memudahkan pengolahan
data dapat digunakan dengan software AMOS
v.21.
1) Analisis Data TahapI
Analisis data tahap I ialah variabel-
Gambar 1. Bagan Alir Penelitian
variabel yang didapatkan pada studi
(Sumber : Analisis Penulis, 2016)
literatur kemudian dimasukan kedalam
kuesioner penelitian selanjutnya dilakukan
penyebaran kuisioner. 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
2) Analisis Data TahapII Pada tahapan ini dimulai dari proses
Pada proses analisa data tahap II ini pengumpulan data sampai proses pengolahan
memiliki beberapa tahap analisa data yaitu data. Proses pengumpulan data penelitian
Uji Validitas dan Reabilitas. Pada tahap dimulai dari rancancangan kusioner yaitu dan
kedua ini data akan diolah dengan melakukan penyebaran kuisioner tahap
menggunakan software AMOS v.21. pertama kepada para responden yang
berpengalaman lebih dari 10 tahun dalam
4. Tahap Analisa Hasil PengolahanData
bidang konstruksi untuk validasi variabel
Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap
penelitian yang sebelumnya diperoleh melalui
hasil-hasil yang diperoleh dari pengumpulan
kajian pustaka dari beberapa sumber atau
dan pengolahan data. Dari hasil pengolahan
referensi. Setelah data survey pendahuluan
data dengan menggunakan software AMOS
diolah maka didapat suatu variabel penelitian
v.21, kemudian dilakukan analisa tentang
yang valid yang sudah disetujui dan terdapat
pengaruh penerapan TQM dan SCM tehadap
revisi serta pengurangan variabel.
daya saing industri konstruksi.

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 91


Jurnal Fondasi, Volume 5 No 2 2016

Dari penyebaran kuisioner tahappertama


terdapat 42 variabel yang diajukan kepada
pakar.Dan hasilnya tersisih 2 variabel sehingga
untuk penyebaran kuisioner tahap dua terdapat
40 variabel.
Pada pengumpulan data tahap dua Gambar 2. Kerangka Berfikir dan Konseptual
(penyebaran kuisioner), peneliti menyebarkan (Sumber : AnalisisPenulis, 2016)
150 kuisioner kepada proyek pemerintah Kerangka konseptual diatas
maupun swasta yang berlokasi di DKI Jakarta. memperlihatkan pola hubungan antar variabel
Setelah mengolah data menggunakan yang digunakan dalam penelitian. Berdasarkan
AMOS(Analysis of Moment Structure) v.21 hubungan antara variabel maka dapat dibentuk
dari hasil penyebaran kuisioner tahap dua hipotesis :
didapat variabel yang awalnya 40 tersisih 1. H1 : Penerapan TQM (Total
kembali menjadi 36 variabel. Hal ini QualityManagement)yang baik
disebabkan karena nilai standar loading berpengaruh terhadap daya saing
factor< 0,40. perusahaan.
Kemudian dilakukananalisis factor H0 : Penerapan TQM (Total
konfirmatori pada masing-masing variabel, QualityManagement)yang baik tidak
menggunakan AMOS v.21 yang didapat adalah berpengaruh terhadap daya saing
1. Indikator yang paling berpengaruh pada perusahaan.
variabel TQM adalah Pendekatan Ilmiah 2. H2 : Penerapan SCM (Supply Chain
(X7) dengan standar loading () sebesar Management)yang baik berpengaruh
0,885. Sedangkan yang paling rendah terhadap daya saing perusahan.
dijelaskan oleh indikator adalah Pendidikan H0 :Penerapan SCM (Supply Chain
dan pelatihan (X3) standar loading () Management)yang baik tidak berpengaruh
sebesar 0,574. terhadap daya saing perusahan.
2. Indikator yang paling berpengaruh pada 3. H3 : Penerapan TQM dan SCM secara
variabel SCM adalah Sistem distribusi bersamaan yang baik berpengaruh terhadap
material (X.14) dengan standar loading () daya saing perusahan.
sebesar 0.846. Sedangkan yang paling H0 :Penerapan TQM dan SCM secara
rendah dapat dijelaskan oleh indikator SCM bersamaan yang baik tidak berpengaruh
(supply chain management) adalah terhadap daya saing perusahan.
Panjangnya alur koordinasi untuk
menggambil suatu keputusan (X.22) dengan Dari kerangka konseptual dan hipotesis
standar loading () sebesar 0.511. diatas maka Analisis model persamaan
3. Indikator yang paling berpengaruh pada struktural secara serempak dilakukan dengan
variabel daya saing perusahaan adalah menggunakan software AMOS v.21. Hasil uji
Produk tahan dalam jangka waktu yang pada penelitian ini dapat dilakukan dengan
telah ditentukan (X.35) dengan standar cara melihat jalur-jalur pada model struktural
loading () sebesar 0,834. Sedangkan yang yang signifikan. Untuk mengetahui jalur-jalur
paling rendah dapat dijelaskan oleh hubungan (pengaruh) yang signifikan dapat
indikator daya saing perusahaan adalah dilihat pada koefisien jalur. Analisis model
Perusahaan siap menerima denda apabila struktural ditunjukkan pada gambar sebagai
pekerjaan terlambat (X.32) dengan standar berikut :
loading () sebesar 0.499.
Selanjutnya adalah menganalisis model
persamaanstructural sesuai dengan kerangka
berfikir dan konseptual berikut:

92 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


Jurnal Fondasi, Volume 5 No 2 2016

Model dikatakan baik bila pengembangan


model hipotetik secara konseptual dan teoritis
didukung oleh data empiris. Hasil analisis
kesesuaian model structural jalur signifikan
yang disajikan pada Tabel 64. Hal ini dilihat
nilai-nilai indeksnya yang dibandingkan
dengan nilai kritis dari masing-masing indeks.

Tabel 2.Goodness of Fit Model Struktural


Signifikan
Goodness
Hasil Evaluasi
of Fit Cut of Value
Model Model
Gambar 3. Analisis Model Persamaan Index
Struktural TLI  0.90 0,628 Marginal
Besarnya nilai koefisien jalur dan P-
value tiap variabel dapat ditunjukkan pada P–
tabel berikut :  0.08 0,000 Baik
RMSEA

GFI  0.90 0,543 Marginal

AGFI  0.90 0,485 Marginal


Tabel 1. Estimasi Parameter antar Variabel
Laten Model Struktural
Path P- CFI  0.90 0,651 Marginal
Si
Hubungan Coeffici Cr valu
g. Diharapkan
en e Chi –
DayaSaingT 4,25 Si kecil 2107,859 Marginal
0,441 *** square
QM 2 g (1829,4678)
DayaSaing 3,64 Si CMINDF  2,00 3,567 Marginal
0.547 ***
SCM 7 g
5,45 Si
TQM ↔ SCM 0.819 *** P  0,05 0,000 Marginal
4 g
Sumber : Hasil Analisis (2016)
Berdasarkan hasil estimati sebagaimana RMSEA  0,05 0,138 Baik
ditunjukkan pada tabel diatas, didapatkan
hubungan signifikan antara variabel daya saing Sumber : Hasil Analisis (2016)
dengan TQM, dengan nilai koefisien jalur Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
sebesar 0,441. Hubungan antara variabel daya bahwa sebagian besar kinerja yang digunakan
saing dengan SCM juga bernilai signifikan tidak memenuhi cut of value hanya beberapa
dengan koefisien jalur sebesar 0,547. yang baik yang disyaratkan untuk kesesuaian
Hubungan antara variabel TQM dengan SCM model. Dapat dikatakan model tersebut
juga bernilai signifikan dengan nilai koefisien marginal (mendekati baik), karena memiliki
0,819. nilai yang memenuhi kriteria sehingga model
Oleh karena itu pengaruh terbesar adalah diterima.
antara TQM dan SCM yaitu sebesar 0,819 atau Sesuai dengan hasil pengolahan dan
82%. Karena output yang ingin didapat penulis pengujian data terhadap semua variabel TQM
adalah pengaruh antara TQM dan SCM dan SCM yang berpengaruh terhadap daya
terhadap daya saing, maka didapat pengaruh saing perusahaan. Dari 40 indikator yang ada,
TQM terhadap daya saing sebesar 0,441 atau terdapat 36 indikator TQM dan SCM yang
sebesar 44%. Dan pengaruh SCM terhadap berpengaruh terhadap daya saing perusahaan.
daya saing adalah sebesar 0,547% atau 55%.
Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 93
Jurnal Fondasi, Volume 5 No 2 2016

Hipotesis yang dapat diambil adalah sebagai H3 :Penerapan TQM dan SCM secara
berikut bersamaan yang baik berpengaruh terhadap
1. Pengaruh TQM (total quality daya saing perusahan.
management)terhadap daya saing H0 :Penerapan TQM dan SCM secara
perusahaan bersamaan yang baik tidak berpengaruh
Berdasarkan hipotesis yang telah ditentukan terhadap daya saing perusahan.
sebelumnya yaitu : Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai
H1 :Penerapan TQM (Total CR sebesar 5,454 dengan P-value sebesar
QualityManagement)yang baik 0.000 > taraf signifikansi ( = 0.05), sehingga
berpengaruh terhadap daya saing berpengaruh signifikan, maka H0 ditolak dan
perusahaan. H3 diterima.
H0 :Penerapan TQM (Total
QualityManagement)yang baik tidak 5. KESIMPULAN DAN SARAN
berpengaruh terhadap daya saing A. Kesimpulan
perusahaan. Berdasarkan permasalahan, tujuan,
Dari hasil pengujian yang ditunjukkan pada hipotesis dan hasil analisis tentang
Tabel 22. Bahwa nilai critical ratio (CR) pengaruh TQM (total quality management)
sebesar 4,252 dengan P-value 0,012 < taraf dan SCM (supply chain management)
signifikansi ( = 0.05), sehingga berpengaruh konstruksi terhadap daya saing perusahaan,
signifikan, maka H1 diterima dan H0 ditolak. pada kontraktor yang bersertifikat iso 9000
Nilai positif adalah sesuai dengan dugaan di DKI Jakarta dapat disimpulkan sebagai
bahwa semakin tinggi pengelolaan TQM berikut :
(Total QualityManagement) konstruksi yang 1) Hasil analisis pengaruh TQM (total
baik semakin tinggi daya saing perusahaan. quality management)terhadapdaya saing
di kontraktor sebesar 0,441 dari hasil
path diagram analisis atau 44%, maka
praktik TQM (total quality
2. Pengaruh SCM (supply chain management) management)dilapangan dengan baik
terhadap daya saing perusahaan. akan mempengaruhi daya saing di
Berdasarkan hipotesis yang telah ditentukan kontraktor sebesar 44% dan 56%
sebelumnya yaitu : kemungkinan dipengaruhi oleh SCM
H2 :Penerapan SCM (supply chain (supply chain management)dan faktor-
management) yang baik berpengaruh faktor lain. Dan variabel TQM (total
terhadap daya saing perusahan. quality management) yang sangat
H0 :Penerapan SCM (supply chain berpengaruh terhadap daya saing adalah
management) yang baik tidak berpengaruh Pendekatan Ilmiah (X7).
terhadap daya saing perusahan. 2) Hasil analisis pengaruhSCM (supply
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai chain management) terhadapdaya saing
CR sebesar 3,647 dengan P-value sebesar di kontraktor sebesar 0,547 dari hasil
0.003 < taraf signifikansi ( = 0.05), sehingga path diagram analisis atau 55%, maka
berpengaruh signifikan, maka H2 diterima dan praktik SCM (supply chain
H0 ditolak. Nilai positif adalah sesuai dengan management) dilapangan dengan baik
dugaan bahwa semakin tinggi pengelolaan akan mempengaruhi daya saing di
SCM (supply chain management) konstruksi kontraktor sebesar 55% dan 45%
yang baik semakin tinggi daya saing kemungkinan dipengaruhi oleh TQM
perusahaan. (total quality management) dan faktor-
3. Pengaruh kinerja perusahaan konstruksi faktor lain. Dan variabel SCM (supply
terhadap daya saing perusahaan. chain management) yang sangat
Berdasarkan hipotesis yang telah ditentukan berpengaruh terhadap daya saing adalah
sebelumnya yaitu : Sistem distribusi material(X.14).

94 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


Jurnal Fondasi, Volume 5 No 2 2016

3) Hasil korelasi TQM (total quality Geotsch,DL. Dan Davis, S.1995. Implementing
management) dan SCM (supply chain to Total Quality. New Jersey: Prentice Hall
management) terhadapdaya saing di International, Inc.
kontraktor sebesar 0,819 dari hasil path Han, S. Bruce, Chen,Shaw. K. Maling
diagram analisis atau 82%. Maka Ebrahimpour, 2007. The Impact of ISO
penerapan TQM (total quality 9000 on TQM and Business Performance.
management) dan SCM (supply chain Journal of Business and Economic Studies,
management)yang baik akan Vol. 13, No. 2, Fall 2007.
meningkatkan daya saing perusahaan Hees, Peter, Julie Siciliano. 1996, Managrmrnt
sebesar 82% dan 18% kemungkinan Responsibility For Performance,
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. International Edition, USA: Mac Graw Hill,
Inc
b. Saran Heryani, Syania S.2015. Pengaruh Total
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat Quality Management (TQM) dan Sumber
beberapa saran untuk menanggapi Daya Manusia Terhadap Kinerja
kesimpulan tersebut sebagai berikut: Perusahaan Konstruksi. Banten dan DKI
1) Perlu dilakukan perluasan daerah Jakarta
penelitian menjadi DKI Jakarta dan Ishikawa, K.1992. Pengendalian Mutu
Sekitarnya (Bogor, Depok, Tangerang, Terpadu. PT. Remaja Rosdakarya.
ataupun Bekasi), untuk mengetahui Bandung.
seberapa besar pengaruh TQM (total Kaswan.2014. Analisis Integrasi Supply Chain
quality management) dan SCM (supply Management (SCM) Terhadap Kinerja
chain management) terhadap daya saing Perusahaan dan Daya Saing pada Industri
perusahaan konstruksi di daerah Konstruksi. Banten dan DKI Jakarta
tersebut. Krajewski, Lee J., Larry P. Ritzman., dan
2) Pada pengumpulan data, jawaban dari Manoj K. Malhotra. 2010. Operation
kuisioner yang di pilih oleh responden Management Processes and Supply Chain.
harus sesuai dengan yang responden 9 Edition. Prentice Hall, Upper Saddle
ketahui tidak disarankan atau diberitahu River, New Jersey
oleh responden lainnya agar jawaban Lestari,Wahyuni., dan Nurul Chairany.2011.
responden sesuai dengan yang Pengaruh Total Quality Management
diharapkan oleh peneliti. Terhadap Kinerja Perusahaan dan Perilaku
3) Karena jumlah sampel yang akan diteliti Produktif Karyawan. Tangerang
banyak (lebih dari 100), peneliti Martínez-Lorente, Micaela Martínez-Costa,
selanjutnya sebaiknya mempersiapkan (2004) "ISO 9000 and TQM: substitutes or
waktu lebih awal untuk menentukan complementaries: An empirical study in
lokasi proyek yang akan dijadikan industrial companies", International Journal
sampel dan juga untuk penyebaran of Quality & Reliability Management, Vol.
kuisioner. 21.
4) Agar menggunakan ISO versi terbaru Mullins, John W., Orville C. Walker Jr., Jean
atau ISO 9001:2015 dalam penelitian Claude Larreche, and Harper W. Boyd.
selanjutnya. 2005. Marketing Management : a Strategic
Decision Making approach, Fift Edition.
6. DAFTAR PUSTAKA Newyork : The mc graw – Hill companies.
Besterfield, D.H. 1996, Total Quality Octariana,Sandra. 2014. Studi Tentang
Management, Prentice Hall, New Jersey. Penerapan Total Quality Management
Dale, 1992, Kinerja, PT Elex Media (TQM) dalam Kaitannya dengan
Komputindo, Jakarta. Keunggulan Bersaing pada Divisi Mesin
Dale, B.G.2003. Developing, Introducing and Industrial PT. Pindad (PERSERO).
Sustaining TQM. Bandung
www.blackwellpublishing.com.

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 95


Jurnal Fondasi, Volume 5 No 2 2016

Sim and Killough, 1998. “The Performance


Effects of Complementarities Betwwn
Manufacturing Practice and Manufacturing
Practice and Management Accounting
Systems”. Journal of Management
Accounting Research
SNI 19-19011:2005, Panduan Audit Sistem
Manajemen Mutu dan atau Lingkungan,
Jakarta: Badan Standardisasi Nasional –
BSN, 2005
SNI 19-9000:2001, Sistem Manajemen
Mutu—Dasar-Dasar dan Kosakata, Jakarta:
Badan Standardisasi Nasional – BSN, 2001
SNI 19-9001:2001, Sistem Manajemen Mutu -
Persyaratan, Jakarta: Badan Standardisasi
Nasional – BSN, 2001
SNI 19-9004:2002, Sistem Manajemen Mutu -
Panduan untuk Perbaikan Kinerja, Jakarta:
Badan Standardisasi Nasional – BSN, 2002
Tjiptono, F., dan A. Diana. 2001. Total Quality
Management, Valentine. Yogyakarta.
Wulur, Magdalena. 2008. Jurnal Pengaruh
Supply Chain Management Practice dan E-
business Technologies terhadap Kinerja
Operasional. Manado
Yuliatin Rohaesih.2013. Analisis Kinerja
Supply Chain pada Proyek Konstruksi
Bangunan Gedung. Tangerang

96 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Anda mungkin juga menyukai