A. PENDAHULUAN
Prinsip atau nilai-nilai konstitusional dalam penguasaan sumberdaya alam dalam
kegiatan ekonomi sumberdaya alam itu tidak menyatakan pentingnya mengakomodasi hak-
hak kolektif masyarakat seperti hal ulayat. Kolektivisme dalam ekonomi sumber daya alam
dapat ditarik dari pasal 33 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 “perekonomian disusun sebagai
uaha Bersama berdasar ata asas kekeluargaan”. Hal ini memberikan konsekuensi bahwa
konstitusionalitas penguasaan negara atas sumberdaya alam tidak bersifat unggul. Asas
demokrasi ekonomi yang sering dimaknai sebgaai kompetisi dilemahkan.
Untuk mencapai optimalisasi pemanfaatan bumi, air dan ruangan angkasa, maka
dibentuk Undang Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria yang lebih dikenal dengan sebutan Undang Undang Pokok Agraria (Selanjutnya
disingkat UUPA). Sebelum berlakunya UUPA, hukum tanah Indonesia bersifat dualistis
yaitu selain diakui berlakunya hukum tanah adat yang bersumber pada hukum adat, diakui
pula peraturan-peraturan mengenai tanah yang didasarkan pada hukum barat, seperti
dikemukakan Boedi Harsono tahun (2016:7) bahwa:
“Pada masa pemerintahan Belanda, di Indonesia berlaku dua
aturan hukum tanah, yaituhukum tanah yang berdasarkan hukum
adat dan hukum tanah yang berdasarkan hukum barat”.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Sejauh manakah eksistensi UUPA (Undang-Undang Nomor Nomor 5 Tahun 1960)
dalam memberikan kepastian hukum terhadap hak ulayat tanah masyarakat adat?
2. Bagaimanakah Proses Peralihan tanah adat agar dapat memberikann jaminan
kepastian hukum bagi masyarakat adat?
3. Sejauh mankah peran Pemerintah Daerah Kota Baubau dalam menunjang dan
memberikan kepastian hukum Hak Ulayat pelepasan tanah masayrakat adat di
lingkungan kseultanan Buton?
C. METODE PENELITIAN
Peter mahmud mengemukakan penelitian hukum adalah suatu proses untuk
menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna
menjawab isu hukum yang dihadapai.1metode penelitian hukum adalah sebagai cara kerja
ilmuawan yang slah satunya ditandai dengan penggunaan metode. Secraa harfiah mula-mula
metode diartikan sebagai suatu jalan yang harus dkitempuh menjadi penyelidikan atau
penelitian berlangsung menurut suatu rencana tertentu. 2 Metode peneltian hukum merupakan
suatu cara yang sistematis dalam melakukan penelitian. Selanjutnya soerjono soekanto
menerangkan bahwa peneltiian hukum merupakan suatu legiatan ilmiah, yag didasarkan pada
1
Peter Mahmud Marzuki, 2011, ‘’Penelitian Hukum’’, kencana-PrenadaMedia Group, Jakarta, hlm. 35.
(peter mahmud marzuki I)
2
Johny Ibrahim, 2006, ‘’Teori dan Metodologi Penelitian Hukum”, Bayu Publishing, Malang, hlm. 26.
metode, sistematika, dan pemikiran hukum tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari sutu
atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya.3
1. Tipe Penelitian
Tipe penelitian dalam penelitian hukum ini adalah penelitian hukum
normaatif. Terry Hutchinson, sebagaimana dikutip Petter Mahmud Marzuki,
mendefinisikan penelitian hukum nirmatif sebagai:4
“doctrinal research: research wich privides a systematic exposition of the
rules goverming a particular legal theory, analyses the relationship between
rules, explain area of difficult and, perhaps, predict future development”.
Penelitian hukum normative yang nama lainnya yaitu penelitian hukum
doctrinal, disebut juga sebagai penelitian perpustakaan atau studi dokumen
karena peneltiian ini dilakukan atau ditujukan hanya pada peraturann-
peraturan yang tertulis atau bahan-bahan.5 Pada inttinya penelitian hukum
normative adalah penelitian bahan-bahan Pustaka atau data sekunder yang
terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum
tersier.
2. Pendekatan
Pendekatan masalah dalam suatu penelitian ditentukan dan dibatasi oleh
tradisi keilmuan yang dikembangkan. Penelitian ini merupakan peneltiian
normatif, 6kajian ilmu hukum normative adalah suatu proses nalar (penalaran).
Penalaran hukum juga bertumpu atas aturan berpikir yang dikenal dalam
logika. Peter Mahmud Marzuki menyatakan bahwa keterikatan dengan
penelitian hukum normative, pendekatan yang digunakan dalam penulisan
hukum sebagai berikut:
a. Pendekatan historis (historical approach)
b. Pendekatan perundang-undangan (statue approach)
c. Pendekatan konseptual (conceptual aprooach)
d. Pendekatan kasus (case approach)
e. Pendekatan perbandingan (comparative approach)
Berdasarkan uraian diatas, maka pendekatan yang digunakan penulis pada
3
Soerjono Soekanto, 2012, ‘’Pengantar Penelitian Hukum”, Cet. Ketiga, UI Press, Jakarta, hlm. 42.
4
Peter Mahmud Marzuki I, Op. cit., hlm. 32.
5
Soerjono Soekanto dan sri mamudji, 2004, ‘’Penelitian Hukum Normatif”, Cetakan ke-8, PT.
RajaGrafindo Persada, Jakarta, hlm. 14.
6
Philipus Mandiri Hadjon, 1994, ‘’Pengkajian Ilmu Hukum Dogmatik (normative)”, yuridika, No. 6, IX,
November 1994, hlm. 9.
penelitian normative ini adalah pendekatan perundang-undangan (statue approach),
pendekatan konseptual (conceptual approach), dan Pendekatan perbandingan
(comparative approach). Pendekatan perundang-undangan adalah pendekatan yang
dilakukan dengan menelaah semua undnag-undang dan regulasi yang bersangkutan
dengan isu hukum yang diteliti.yakni aturan-aturan yang berkaitan dengan perizinan dan
penjualan minuman beralkohol. Pendekatan konseptual adalah pendekatan dengan
merujuk pada prinsip-prinsip hukum. Dan pendekatan perbandingan adalah pendekatan
terhadap peraturan perundang-undangn terkait perizinan elektronik yang ada pada daerah
diluar tempat peneltiian Kota Baubau.
D. HASIL YANG DIHARAPKAN
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menunjukan peranan pemerintah daerah
terhadap penegakan Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) dalam rangka memberikan
kepastian hukum pada pemegang hak tanah ulayat Swapraja masyarakat adat kesultanan
buton di Kota Baubau. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumbangsih
pemikiran bagi pemerintah daerah Kota Baubau agar segera membentuk Peraturan Daerah
sebagai pelaksana Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Peratanahan Nasional No.5
Tahun 1999 yang bertujuan memberikan Kepastian Hukum pad hak ulayat masyarakat adat
swarapaja dalam hal ini pada prosedur masalah peralihan Tanah Ulayat di Kota Baubau.