I. LATAR BELAKANG
2) Peralatan Utama
Peralatan yang dimobilisasi/digunakan dilapangan meliputi Peralatan Utama dan pendukung, yaitu:
a) Peralatan Utama:
Buldozer 100-150 HP, (1 unit, sewa)
Concrete Mixer 0.3-06 M3, (1 unit, sewa)
Dump Truck 3.5 Ton, (3 unit, sewa)
Excavator 80-140 HP, (1 unit, sewa)
Motor Grader > 100 HP, (1 unit, sewa)
Wheel Loader 1.0 - 1.6 M3, (1 unit, sewa)
Vibratory Roller 5-8 T, (1 unit, sewa)
Concrete Vibrator, (1 unit, sewa)
Water Tanker 3000-4500 L, (1 unit, sewa)
Pick Up, (1 unit, sewa)
Generator Set, (1 unit, sewa)
Kereta Sorong, (6 unit, sewa)
Mesin Pompa Air, (1 unit, sewa)
Alat Ukur (Theodolite/Waterpass) , (1 unit, sewa)
METODE PELAKSANAAN
Nama Peserta Lelang CV. NOOR TIGA DIMENSI
Pembangunan Jalan Poros Dan Jembatan Lataling UPT I Latiung Ke PDKS
Nama Paket Pekerjaan
Blang Sebel Lokasi Lataling UPT I Latiung Kabupaten Simeulue
1 Pekerjaan Persiapan
METODE PELAKSANAAN
Nama Peserta Lelang CV. NOOR TIGA DIMENSI
Pembangunan Jalan Poros Dan Jembatan Lataling UPT I Latiung Ke PDKS
Nama Paket Pekerjaan
Blang Sebel Lokasi Lataling UPT I Latiung Kabupaten Simeulue
Persiapan merupakan suatu item kegiatan yang akan dilakukan oleh Penyedia Jasa sebelum
pekerjaaan dilapangan dilakukan. Kegiatan ini akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan
ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam dokumen spesifikasi teknis. Adapun program yang akan
dilaksanakan selama masa persiapan adalah sebagai berikut:
Rapat Pra Pelaksanaan (PCM) antara Penyedia Jasa, Direksi Pekerjaan dan Konsultan
Pengawasan, untuk membahas pekerjaan yang akan dilaksanakan terkait aspek teknis dan non
teknis. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari ke-7 setelah penandatanganan kontrak;
Menyiapkan, membuat dan menyerahkan Program Mobilisasi, Jadwal Pelaksanaan Lapangan,
serta Struktur Organisasi, RMK, RK3K, RKPPL, kepada Direksi Pekerjaan untuk dimintakan
persetujuannya. Dokumen-dokumen tersebut di atas akan diserahkan dalam waktu 14 hari
setelah Rapat Pra Pelaksanaan dilakukan.
2 Mobilisasi
Program mobilisasi yang disiapkan oleh Penyedia Jasa adalah menetapkan waktu untuk semua
kegiatan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu maksimum 14 hari, terhitung mulai tanggal
mulai kerja yang diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan. Program Mobilisasi ini akan dituangkan dalam
sebuah Buku Rencana Pelaksanaan Kontraktor yang akan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan.
Adapun program mobilisasi ini terdiri dari beberapa item pekerjaan:
Mobilisasi Peralatan
Penyediaaan lahan untuk lokasi proses produksi dan lokasi kantor lapangan, serta pembersihan
lahan
Mobilisasi Personil Lapangan (termasuk General Superintendant dan Staf Pelaksana serta
Pekerja/Operator)
Penyediaan Base Camp Kontraktor, Kantor Direksi Lapangan, Barak Pekerja, Bangunan
Laboratorium Lapangan, Gudang Material, Bengkel, Papan Nama Proyek dan fasilitas tinggal
lainnya (termasuk instalasi penerangan, air dan sarana sanitasi)
3 Rekayasa Lapangan
Penyedia Jasa akan menyediakan personil ahli teknik untuk memperlancar pelaksanaan pelakerjaan
sehingga diperoleh mutu, kinerja dan dimensi sesuai yang disyaratkan dalam ketentuan.
Pada awal pelaksanaan pekerjaan, personil teknis tersebut akan disertakan dalam pelaksanaan
suatu survei lapangan yang lengkap dan menyiapkan laporan hasil survei lapangan untuk
menentukan kondisi fisik dan struktur perkerasan lama/jembatan dan fasilitas drainase yang
bersangkutan. Dengan demikian akan memungkinkan Direksi Pekerjaan melaksanakan revisi minor
dan menyelesaikan serta menerbitkan detil pelaksanaan sebelum kegiatan pelaksanaan dimulai.
Selanjutnya personil teknis tersebut akan disertakan dalam pekerjaan pematokan (staking out) dan
survei seluruh proyek, investigasi dan pengujian bahan/material, campuran beton dan campuran
aspal, dan rekayasa serta penggambaran untuk menyimpan Dokumen Rekaman Proyek. Periode
pelaksanaan dilakukan selama 14 hari pertama sejak periode mobilisasi. Adapun item pekerjaan
yang tercakup dalam kegiatan ini adalah:
METODE PELAKSANAAN
Nama Peserta Lelang CV. NOOR TIGA DIMENSI
Pembangunan Jalan Poros Dan Jembatan Lataling UPT I Latiung Ke PDKS
Nama Paket Pekerjaan
Blang Sebel Lokasi Lataling UPT I Latiung Kabupaten Simeulue
Survey Lapangan; yakni pengambilan data lapangan tentang kondisi fisik dan struktur dari
perkerasan/jembatan, drainase selokan, gorong-gorong, jembatan dan struktur lainnya, pagar
pengaman, serta sumber material (quarry). Pekerjaan survei lapangan ini harus dilaksanakan
pada seluruh rute jalan dalam lingkup Kontrak dan Gambar Asli.
Analisa data hasil survey lapangan
Pengujian Beton, perkerasan lama dan pengujian material quarry
Membuat Profil berupa Gambar Lapangan (Shop Drawing) kondisi eksisting berdasarkan hasil
survey dan diminta persetujuan pada Direksi Lapangan.
Penetapan Titik Pengukuran (BM, Patok)
Summary Laporan hasil Rekayasa Lapangan.
MULAI
Mobilisasi
Joint Survey
Justifikasi Teknis
Sebelum mengorder terlebih dahulu Penyedia Jasa akan meminta spesifikasi produk dari vendor
untuk diserahkan kepada Direksi untuk persetujuan. Setelah mendapkan persetujuan maka material
akan di-mobilisasi kelokasi proyek sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.
Lokasi penyimpanan ataupun penumpukan material dibuat bebas dari sampah, genangan air dan
Iklim/cuaca.
Sumber
SumberMaterial
Material UJI
UJI
(Quarry)
(Quarry) LABORATORIUM
LABORATORIUM
Ditolak
Ditolak
PERSETUJUAN
PERSETUJUAN
DIREKSI
DIREKSI
Diterim
Diterim Perlindungan
Proses
Proses&&Stock Perlindungan
aa Pile
Stock Piledidi
Plant
Plant
Sampel
Sampel
Penggunaan
PenggunaanAplikasi
AplikasiPekerjaan
Pekerjaan
Lainnya
Lainnya
Pencampuran
Pencampuran&&Job
JobMix
Mix
Design
Design
UJI
UJI
LABORATORIUM
LABORATORIUM
Ditolak
Ditolak PERSETUJUAN
PERSETUJUAN
DIREKSI
DIREKSI
Diterima
Diterima
Sampel
Sampel
Pemakaian
Pemakaiandidi
Lapangan
Lapangan
Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan, untuk pekerjaan
stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran, dan umumnya untuk pembentukan profil
dan penampang yang sesuai dengan Spesifikasi dan memenuhi garis, ketinggian dan
penampang melintang yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan
oleh Pengawas Pekerjaan.
a) Persiapan
Mengajukan request kepada Direksi Lapangan minimal 1 (satu) minggu dari
rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan, setelah mendapat informasi tertulis dari
Direksi Lapangan dimana letak/posisi utilitas bawah tanah.
Menentukan lokasi disposal area;
Ahli K3 melakukan identifikasi bahaya dan dampak terhadap bahayanya,
selanjutnya menyusun dokumen pengendalian risiko K3, Instruksi Kerja/SOP kerja
aman.
Koordinator Lalu Lintas mengatur lalu lintas dan memasang rambu-rambu lalu lintas
dan K3
b) Pelaksanaan
Periksa utilitas dibawah tanah, dalam hal terdapat pekerjaan utilitas lain seperti kabel,
telepon dan lain-lain yang akan ditempatkan di bawah galian, maka harus dipastikan
bahwa pekerjaan tersebut sudah diselesaikan terlebih dahulu;
Lakukan penggalian pada titik-titik lokasi kerja yang telah dipasang patok profil
menggunakan alat Excavator;
Hasil galian bisa langsung dimuat kedalam Dump Truck dan dibuang keluar lokasi
kerja dan atau diangkut dan dihamparkan kelokasi timbunan biasa;
Bila kedalaman galian mencapai > 1,5 m maka dibuat konstruksi pengaman berupa
turap;
Pelaksana Pemeliharaan Jalan mengawasi pekerjaan supaya tidak terjadi kesalahan
dalam proses penggalian yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja,
kesalahan ukuran penampang galian dan mengatur arus lalu lintas.
Sketsa pekerjaan galian biasa untuk pembentukan pfofil dan penampang badan jalan
c) Jaminan Mutu
METODE PELAKSANAAN
Nama Peserta Lelang CV. NOOR TIGA DIMENSI
Pembangunan Jalan Poros Dan Jembatan Lataling UPT I Latiung Ke PDKS
Nama Paket Pekerjaan
Blang Sebel Lokasi Lataling UPT I Latiung Kabupaten Simeulue
Lakukan pemeriksaan sudut geser dalam, φ dan kohesi tanah beserta informasi
mengenai sumber mata air dan ketinggian muka air tanah;
Lakukan pemeriksaan pada lokasi tempat pembuangan, yakni pemeriksaan “kestabilan”,
parameter longsoran dan parameter daya dukung tanah setempat;
Peralatan/ alat bantu yang digunakan:
Excavator 1 unit Theodolite & Bak
Dump Truck 3,5 Ton 2 unit Ukur
Cangkul, Sekop 2 set APD (safety
Rambu rambu lalu lintas, SOP shoes, safety helm, masker, rompi)
Kotak P3K dan
obat-obatan
Tenaga kerja yang terlibat langsung :
Pengawas Operator 1
Lapangan 1 orang orang
Ahli/Petugas Supir 7 orang
K3 1 orang Mandor 1 orang
Ass. Ahli Pekerja 4 orang
Kendali Mutu 1 orang
Surveyor 1
orang
Plagman dan
Koord. Lalin
1 orang
Tanggung Jawab:
General Superintendent adalah penanggung jawab tertinggi untuk memastikan
proses kerja dilaksanakan secara terkendali dan sesuai persyaratan teknis;
Ahli K3 menetapkan prosedur kerja aman dan memastikan para pekerja
menggunakan APD dan tersedianya kotak P3K;
Pengawas lapangan melakukan pengawasan dan pengamanan hasil pekerjaan
terhadap hal-hal yang bisa mengakibatkan rusaknya hasil pekerjaan;
Koordinator Lalu lintas melakukan pengamanan dan pengaturan lalu lintas dengan
memasang rambu rambu;
Surveyor memastikan telah tersedianya batas ukur, patok profil dan elevasi
pengukuran sebagai acuan di lapangan untuk melakukan proses galian.
Untuk Keselamatan Pekerja K-3 Maka Pekerja harus menggunakan perlengkapan kerja (APD) yang
standar.
a) Jarak antara pekerja harus dijaga agar selalu pada jarak yang aman
METODE PELAKSANAAN
Nama Peserta Lelang CV. NOOR TIGA DIMENSI
Pembangunan Jalan Poros Dan Jembatan Lataling UPT I Latiung Ke PDKS
Nama Paket Pekerjaan
Blang Sebel Lokasi Lataling UPT I Latiung Kabupaten Simeulue
b) Bila penggalian dilakukan pada malam hari harus menggunakan lampu penerangan yang aman
c) Membuat dan mempertahankan kemiringan yang stabil Operasional alat berat harus dilakukan
sesuai dengan standar
Untuk Keselamatan Pekerja K-3 Maka Pekerja harus menggunakan perlengkapan kerja (APD) yang
standar.
d) Jarak antara pekerja harus dijaga agar selalu pada jarak yang aman
e) Bila penggalian dilakukan pada malam hari harus menggunakan lampu penerangan yang aman
f) Membuat dan mempertahankan kemiringan yang stabil Operasional alat berat harus dilakukan
sesuai dengan standar
Untuk Keselamatan Pekerja K-3 Maka Pekerja harus menggunakan perlengkapan kerja (APD) yang
standar.
g) Jarak antara pekerja harus dijaga agar selalu pada jarak yang aman
h) Bila penggalian dilakukan pada malam hari harus menggunakan lampu penerangan yang aman
i) Membuat dan mempertahankan kemiringan yang stabil Operasional alat berat harus dilakukan
sesuai dengan standar
lokasi kerja. Lokasi kerja dilakukan pada lokasi badan jalan dan bahu jalan eksisting, hingga tercapai
elevasi yang direncanakan.
Proses penghamparan dan pemadatan material timbunan dilakukan secara berlapis/ layer setiap
ketebalan 5-10 cm, agar bahan timbunan homogen dan menyatu, serta proses pemadatan menjadi
sempurna.
Setelah proses pemadatan selesai dilanjuti dengan uji/tes pemadatan di laboratorium dengan
metode CBR test. Pekerjaan penimbunan dinyatakan selesai dan masuk item pembayaran apabila
telah dikerjakan sesuai spesifikasi dan mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
Untuk Keselamatan Pekerja K-3 Maka Pekerja harus menggunakan perlengkapan kerja (APD) yang
standar.
j) Jarak antara pekerja harus dijaga agar selalu pada jarak yang aman
k) Bila penggalian dilakukan pada malam hari harus menggunakan lampu penerangan yang aman
l) Membuat dan mempertahankan kemiringan yang stabil Operasional alat berat harus dilakukan
sesuai dengan standar
Dump Truck untuk mengangkut material dari quarry ke lokasi pekerjaan timbunan
Motor Grader untuk menghampar dan meratakan bahan timbunan di lokasi kerja
Water Tank Truck, untuk menyiram air agar mencapai kadar air optimum, dan juga untuk
mengatasi polusi udara (debu)
Tandem Roller untuk memadatkan material timbunan di lokasi kerja.
Proses penghamparan dan pemadatan material timbunan dilakukan secara berlapis/ layer setiap
ketebalan 5-10 cm, agar bahan timbunan homogen dan menyatu, serta proses pemadatan menjadi
sempurna.
Setelah proses pemadatan selesai dilanjuti dengan uji/tes pemadatan di laboratorium dengan
metode CBR test. Pekerjaan penimbunan dinyatakan selesai dan masuk item pembayaran apabila
telah dikerjakan sesuai spesifikasi dan mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
Untuk Keselamatan Pekerja K-3 Maka Pekerja harus menggunakan perlengkapan kerja (APD) yang
standar.
m) Jarak antara pekerja harus dijaga agar selalu pada jarak yang aman
n) Bila penggalian dilakukan pada malam hari harus menggunakan lampu penerangan yang aman
o) Membuat dan mempertahankan kemiringan yang stabil Operasional alat berat harus dilakukan
sesuai dengan standar
b. Pengecoran Beton
Pekerjaan ini dilakukan setelah pembesian dan bekisting telah terpasang dengan sempurna serta
tersedianya material yang diperlukan, seperti pasir beton, agregat kasar, semen, air dan alat
pengaduk mortar (Concrete Mixer).
Proses pengerjaan dimulai dengan pencampuran semen, pasir beton, agregat kasar, dan air ke
dalam Concrete Mixer, lalu diaduk untuk beberapa menit, agar campuran bebar-benar homogen
dan memenuhi standar yang diijinkan seperti tertera dalam spesifikasi. Pencampuran material
beton disesuaikan dengan kebutuhan campuran dan karakteristis beton yang dikerjakan, yakni
harus dibuat job mix design untuk karakteristik Beton mutu sedang dengan fc’=20 Mpa (K-250),
Beton mutu rendah dengan fc’= 15 MPa,. Selanjutnya mortar (adukan beton) dituangkan dalam
bekisting yang telah dipersiapkan dan dilakukan penggetaran/vibrator agar tidak terjadi rongga
udara sehingga diperoleh kekuatan yang maksimal. Jika menggunakan beton ready mix terlebih
dahulu kontraktor menunjukkan sertifikasi mutu produksi beton dari supplier dan pengujian
laboratorium.
Untuk Keselamatan Pekerja K-3 Maka Pekerja harus menggunakan perlengkapan kerja (APD) yang
standar.
p) Jarak antara pekerja harus dijaga agar selalu pada jarak yang aman
q) Bila penggalian dilakukan pada malam hari harus menggunakan lampu penerangan yang aman
r) Membuat dan mempertahankan kemiringan yang stabil Operasional alat berat harus dilakukan
sesuai dengan standar
b. Security Plan.
Adalah prosedur pengendalian keamanan di lingkungan pekerjaan, mencakup prosedur keluar
masuk bahan dan alat/peralatan proyek, penerimaan tamu, identifikasi daerah rawan diwilayah
sekitar proyek. Untuk itu ditempatkan tenaga security (satpam) dan pos penjagaan dilokasi base
camp proyek.
Gambaran umum Sistem Manajemen K3 disampaikan Penyedia Jasa dalam Rencana Keselamatan
Konstruksi (RKK) dalam penawaran ini.
JALAN HARUS BERSIH DARI PASIR DAN KERIKIL. JALAN PERLU DISAPU (MANUAL ATAU
DENGAN MESIN) SECARA RUTIN – TERUTAMA UNTUK MENJAMIN KESELAMATAN
PENGENDARA SEPEDA MOTOR.
Pengaturan lalu lintas yang dilakukan dengan menempatkan personil untuk mengatur arah lalu lintas
di dua arah yang berlawanan diujung jalan/jembatan, penempatan rambu-rambu lalu lintas dan
pengaman (traffic cone, palang brigade/drum, dan lampu penerangan (spotlight) bila bekerjan
dimalam hari.
Pengaturan lalu lintas ini perlu dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan kritis yakni:
penggalian badan/bahu jalan;
penimbunan tanah untuk pelebaran badan jalan;
Metode pengaturan dilakukan dengan memasang rambu rambu pengarah dan barikade. Petugas
menjaga dan mengatur di dua sisi arah yang berlawanan yang dilengkapi bendera dan alat
komunikasi
METODE PELAKSANAAN
Nama Peserta Lelang CV. NOOR TIGA DIMENSI
Pembangunan Jalan Poros Dan Jembatan Lataling UPT I Latiung Ke PDKS
Nama Paket Pekerjaan
Blang Sebel Lokasi Lataling UPT I Latiung Kabupaten Simeulue
Selalu memperhatikan batas kecepatan yang aman. Bila pekerjaan selesai untuk
mengembalikan kecepatan pada kondisi normal, pastikan bahwa kondisi jalan pada
kondisi yang baik, bersih dari pasir atau kerikil dan tidak ada pekerja ;
Gunakan kerucut lalu lintas yang mamantulkan cahaya, minimum tingginya 450 mm, untuk
memberi delineasi pada zona kerja. Selalu letakkan kerucut lalu lintas dalam satu garis
yang menerus sehingga tampak sebagai garis tepi lalu lintas. Perbaiki atau ganti kerucut
yang tertabrak atau tertiup angin;
Untuk setiap bahan baku, bahan olahan dan hasil pekerjaan yang akan diperiksa maka terdapat
kriteria yang harus dilakukan dan dicatat, yakni:
Jenis pemeriksaan;
Metode pemeriksaan;
Frekwensi pemeriksaan;
Persyaratan Mutu/ Spesifikasi;
Nilai Toleransi.
Adapun Rencana Program Pengendalian Mutu, berupa Uji Mutu/ Teknis Bahan disampaikan dalam
Laporan Rencana Mutu Kontrak pada tahap PCM.
kegiatan dilapangan, lokasi AMP atau CBP, lokasi quarry, dan lokasi basecamp termasuk jalan
akses terkait tindak lanjut penanganan pengelolaan lingkungan.
Pengambilan sampel sesuai dengan ketentuan dalam dokumen lingkungan, SKKLH, dan/atau Izin
Lingkungan. Jika ketentuan pengambilan sampel tidak diatur dalam dokumen lingkungan, SKKLH
dan/atau Izin Lingkungan, maka Penyedia Jasa harus tetap melaksanakan pengambilan sampel
kualitas air, kualitas udara ambien, kebisingan dan/atau getaran. Titik lokasi pengambilan sampel
harus mewakili keberadaan kegiatan di sekitar lokasi kegiatan, pengambilan sampel dapat diambil 3
sampai 6 titik untuk pekerjaan jalan dan/atau jembatan yang termasuk pada kegiatan wajib memiliki
dokumen lingkungan (Amdal atau UKL-UPL atau DELH atau DPLH), atau ditentukan oleh instansi
lingkungan hidup yang berwenang.
Pengambilan sampel diambil pada saat sebelum, saat konstruksi berjalan, dan setelah konstruksi
selesai. Kriteria lokasi pengambilan sampel harus mengikuti ketentuan yang ada di dalam dokumen
lingkungan, SKKLH, dan/ atau Izin Lingkungan. Titik lokasi pengambilan sampel pada umumnya
mewakili keberadaan kegiatan di sekitar lokasi kegiatan antara lain permukiman, fasilitas umum
(sekolah, puskesmas, pasar, rumah sakit), sumber mata air, air permukaan (sungai, danau), yang
berdekatan dan/atau dilintasi kegiatan, sumber bahan (quarry), kegiatan budidaya (hutan, sawah,
kebun dan sebagainya) dan lokasi basecamp.
Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (LB3) yang dihasilkan dari kegiatan konstruksi
(misalnya oli bekas, kain majun bekas/terkontaminasi B3, lampu bekas, baterai bekas, sisa kemasan
bekas/terkontaminasi B3 dan sebagainya) harus sesuai dengan ketentuan dan perizinan terkait
pengelolaan Limbah B3. Limbah B3 yang dihasilkan selama kegiatan konstruksi harus disimpan
dalam Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) LB3 dengan spesifikasi yang memenuhi persyaratan
perizinan terkait LB3 yang berlaku dan dikeluarkan oleh instansi lingkungan hidup yang berwenang.
Laporan terdiri dari laporan yang bersifat internal berupa Laporan Pelaksanaan Rencana Kerja
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKPPL) dan eksternal berupa Laporan Pelaksanaan
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau
Laporan Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL).
Ir. Zainuddin. MT
Direktur