BAB 1
PENDAHULUAN
1
Muhammad Khadafi , “Indonesia Akan Jadi Tuan Rumah Pertemuan Internasional Percepatan
SDGs”, (2020) di akses di M.bisnis.com pada 18 januari 2021
2
Armida Salsiah Alisjahbana dan Endah Murniningtyas, “ Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Di Indonesia”, Unpad Press , (2018) hal 1
membutuhkan Tindakan baik dari public maupun swasta sebagai
stakeholders. Oleh karena itu kerja sama kemitraan lintas sector telah
terjalin antara berbagai aktor, seperti pemerintha, organisai internasional,
masyarakat sipil, sector swasta, nasional, dan antar pemerintah. hal ini
dilakukan untuk dapat mempromosikan solusi yang inovatif dan dapat
menangani tantangan global terutama dalam sustainable development 3.
6
Kemeterian PPN/ BAPPENAS dan Global Green Growth Institute, “ Peluncuran Platform
Nasional P4G Indonesia : Menempa Kemitraan Selama Satu Dasawarsa”, The Government
Of Indonesia & GGGI, (2020), di akses di www.growth.bappenas.go.id
karena itu peneliti tertarik untuk membahass permasalahan ini dan
disamping itu peneliti juga ikut menyaksikan perkembangan dari kemitraan
ini kedepannya. Alasan peneliti meneliti ini adalah karena masalah ini
termasuk kedalam kerja sama dan cakupan bidang ilmu hubungan
internasional.
Bagaimana peran Partnering for green growth and global goals dalam
menjalankan kemitraan peningkatan sustainable development goals ?
dalam SDGs yang juga di kelan sebagai tujuan global yang di adopsi oleh
PBB. Didalamnya juga membahas aksi seruan universa untuk mencapai masa
depan yang lebih baik . penulis di dalam jurnal ini adalah goyuoung choi,
Taaeyoung Jin, yoonjeong Jeong, dan Sue Kyoung Lee. Yang merupakan pakar
divisi kerja sama teknologi iklim, pusat teknologi hijau seoul, depatemen ilmu
kehutanan , universitas nasional seoul, di dalam jurnal dikatakan bahwa
pembangunan berkelanjutan adalah masalah global.
7
Visenso Dugis, “ Teori Hubungan Internasional : Perspektif – Perspektif Klasik”, (Surabaya
Cakra Studi Global strategis , 2016) hal 55
kerugian dalam memperebutkan sumber daya yang terbatas. Yang kedua
Kedua, negara sebagai representasi dan kepentingan negara berasal dari
kepentingan individu dan kelompok di dalam masyarakat. Menurut
liberalisme, pemerintah hanya berfungsi sebagai saluran aspirasi dari
kepentingan aktor-aktor domestik yang kemudian diterjemahkan dalam
bentuk kebijakan negara. Perlakuan istimewa terhadap kepentingan
domestik ini membuat liberalisme menaruh perhatian yang sangat serius
terhadap rezim suatu negara. Salah satu varian liberalisme yang hirau
dengan masalah rezim politik adalah liberalisme republikan yang
memandang bahwa karakter suatu rezim menentukan sifat hubungan
internasional. Dari asumsi itu muncul teori perdamaian demokratis yang
menyatakan bahwa negara demokratis cenderung damai karena
demokrasi menjamin kontrol masyarakat terhadap pemerintah8. yang
ketiga, Ketiga, interdependensi sebagai karakter hubungan internasional.
Tidak seperti realisme yang memandang secara pesimis sifat negara,
liberalisme percaya bahwa fitur relasi antar bangsa didominasi oleh
kerjasama. Menurut penganut liberalisme, anarki tidak serta-merta
membuat negara merasa saling curiga satu sama lain yang kemudian
memicu peningkatan kekuatan militer. Helen Milner menyatakan
bahwa, “Interdependence is not the opposite of anarchy as we have
defined it i.e., an absence of central authority.” 9
8
Ibid
9
Ibid
1.6.2.1 Konsep Kerja Sama Internasional
Kerja sama antar negara atau internasioanal cooperation telah
sejak lama menjadi perhatian sejak awal kemunculan hubungan
internasional. Pada saat itu kerja sama intenasioanal digunakan untuk
mencapai perdamaian dunia atau mencegah terjadinya peperangan. Kini
kerja sama terus berkembang dengan semikin banyaknya aktivitas antar
negara baik lintas negara mencakup berbagai bidang. Menurut Robert
Keohane kerja sama terjadi Ketika para aktor ( states atau non states )
menyesuaikan perilaku mereka dengan preferensi pihak lain yang actual
dan diantisipasi melalui proses koordinasi kebijakan.10
Dalam kerja sama terkanung dua elemen penting. Yang pertama
perilaku masing – masing pihak yang melakukan kerja sama harus earah
ddengan tujuan yang akan dicapai. Kedua , kerjas ama memberikan para
pihak keuntungan atau ibalan yang menguntungkan. Joseph frankle
mengatakan negara – negara akan melakukan kerja sama apabila
manfaat yang diperoleh mereka perkirkan lebih besar dari paa
konsekueensi yang harus ditanggungnya.11
Kerja sama dapat tumbuh dari suatu komitmen individu terhadpa
kesejahteraan Bersama atau sebagai usaha pemenuhan kepentingan
pribadi. Salah sastu bentuk kerja sama internaasional adalah kerja sama
multilateral, kerja sama bilateral adalah kerja samayai yang terjalin
diantara dua negara atau negar denga organisasi dan kelompok dalam
berbagai bagai bidang sperti politik, ekonomi, sosial budaya,
pembangunan dan Pendidikan. Dalam penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti yaitu membahas kerja sama bilateral peran partnering for
green growth and sustainable development goals Indonesia. Kerja sama
10
Robert O. Keohane, “ Cooperation and International regimes”, Dalam Dr. Umar Suryadi
Bakry , “ Dasar - Dasar Hubungan Internasional”, ( Jakarta: Kencana, 2017), hal. 73 .
11
. Joseph Frankle sebagaimana dikutip Dr. Umar Suryadi , “ Dasar – Dasar Hubungan
Internasional”, (Jakarta : Kencana , 2017 ) hal. 74
ini bertujuan untuk mencapai keuntungan yang dapat diperoleh Bersama
danpermasalahan – permasalahan terkait pembangunan yang ada agar
dapat diatasi dengan prinsip saling melengkapi. Secara konseptual.
Tujuan utama kerja sama adalah membangn kemitraan yang kuat ,
menciptakan hubungan yang saling ketergantungan hingga tercapai
kepetingan nasional.
12
Armida Salsiah Alisjahbana, “ Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia : Konsep,
target, dan Strategi Implementasi”. Unpad press .
13
Ibid
Berdasarkan laporan tersebut Sustainable development dapat
didefinisikan sebagai suatu proses perubahan dengan eksploitasi sumber
daya alam, arah investasi orientasi pengembangan teknologi dan
perubahan institusi dibangun agar ssesuai dengan kebutuhan masa depan
maupun masa kini. Dan hal inilah yang pada hakekatnya membutuhkan
kemauat politik yang kuat. Pada tahun 2012 suatu genreasi baru tumbuh
di dunia ddan Indonesia menegakkan sustainable development. Di
Indonesia sendiri sustainable development berada di tangan
BAPPENAS . sustainable development merupakan suatu rencana aksi
global yang di sepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia
guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi
lingkungan14. Sustainable development goals biasanya di singkat
menjadi SDGs .
1.7 Asumsi
Berdasarkan uraian yang telah dikemukan di atas maka peneliti menemukan
beberapa asumsi, sebagai berikut :
1. Kerja sama antar negara dengan kelompok amupun organisasi akan
mmenimbulkan ketergantungan dan didasarkan pada keuntungan dan
kerugian yang akan mempengaruhi kepentingan nasional negaranya.
2. Kerja sama yang dilakukan untuk membangun Sustainable development
Indonesia didasarkan pada konsep yang telah di sepaati dalam
konferensi atau tujuan yang telah di rumuskan
3. Kerja sama adalah sebuah hal yang penting dalam kajian hubungan
internasional untuk mengatasi permsalahan Bersama
14
Kementrian PPN/ BAPPENAS, “Dukung SDGs, P4G Berikan Scale-Up Funding untuk Tiga
Kemitraan Inovatif di Indonesia”, ( Jakarta, Berita Kerjasama, 2016) diakses di
https://www.bappenas.go.id/
Sustainable development Partnering for Green Growth
Goals INDONESIA and Global Goals
Halving Food Loss and Waste Women’s Livelihood Getting to Zero Coalition:
by Leveraging Economic Bond Series: Solusi Kemitraan ini berupaya
Systems(FLAWLESS): pengemb keuangan inovatif untuk mendorong
angan, pengujian, dan berbasis pasar yang beroperasinya kapal
implementasi model yang pengangkutan tanpa emisi
dirancang untuk
layak secara komersial dan pada 2030 yang akan
memobilisasi
akan menghasilkan mendukung perdagangan
permodalan dalam internasional.
keuntungan finansial dengan
mengurangi limbah makanan rangka pemberdayaan
perempuan
1.9. Metode Penelitian
15
Pupu Saeful Rahmat, “ Penelitian KUalitatif”, Vol. 5, No.9 ( Equilibrium, 2009), hal 1-8
bersumber pada data – data yang telah ada sebelumnya akan membantu peneliti
menggambaran dan menjelaskan permasalahan tersebut. Penelitian deskriptif di
definisikan sebagai Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada
pemecahan masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian
dilaksanakan16.
16
Nazir sebagaimana dikutip idtesis.com “ Pengertian dan Jenis metode deskriptif”, di akses di
https://idtesis.com/
3. Google.com , yakni mesin pencarian data terbesar di dunia yang
menyimpan informasi baik buku, journal, atau pun berita yang di
butuhkan oleh peneliti
Dalam penelitian kualitatif tidak ada pilihan lain selain menjadikan manusia
sebagai instrument penelitian utama. Hal ini dikarenakan segala sesuatu yang
akan terjadi belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, focus penelitian,
prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan. Bahkan hasil yang diharapkan
semua itu tidak dapat di tentukan secara pasti dan jjelas sebelumnya.
Perkembangan masih sangat di perlukan salam masa penelitian berlangsung dan
selaa penelitian itu tidak pasti dan belum ada kejelasan maka menjadikan
peneliti itu sendiri sebagai instrument penelitian adalah pilihan satu – satunya17.
1.9.4.1. Wawancara
17
Sugiyono, Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dan R&D, Alfabeta, 2011, hal 222.
18
terlepas apakah hal tersebut benar-benar kejadian nyata atau tidak19”.
Dengan demikian, wawancara dapat menjadi alat/perangkat dan juga
dapat sekaligus menjadi objek. Tujuan dilakukanya wawancara adalah
untuk mengetahui persepsi responden tentang permasalahan yang akan
di kaji.
19
Sunyono , “ Teknik Wawancara (interview) dalam penelitian Kualitatif”, universitas negeri
Surabaya (2017), hal .4.
teknik analisis data adalah proses kategori urutan data, penorganisasikan
kedalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian dasar yang membedakannya
dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhapad analisis,
menjelaskan pola, uraian dan mencari hubungan demensi – demensi yang di
uraikan memiliki tiga tahapan yaitu, reduksi data, penyajian data dan langkah
terakhir adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.20
1. mengadakan membercheck.
Kegiatan membercheck dilakukan agara informasi yang di peroleh dan
akan digunakan sebagai sumber rujukan sesuai denga napa yang
diberikan oleh narasumber antu informan, dilakukan dengan cara setiap
akhir wawancara akan dilakukan konfirmasi sehingga apabila terdapat
ketidak cocokan data maka peneliti dapat segera melakukan perbaikan
atau mengkoreksi
2. Menggunakan Bahan Referensi
Bahan referensi merupakan bahan pendukung untuk membuktikan data
yang telah di temukan oleh peneliti. Dilakukan dengan cara membuat
dokumen sebagi bukti bahwa peneliti telah melakukan observasi, hal ini
dapat dilihat pda lampiran, sehingga dapat di pertanggung jawabkan
kebenarannya.
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini , peneliti memaparkan penyusunan penulisan yang berisi
antara lain: Latar belakang Penelitian, Fokus Masalah, Tujuan Penelitian, studi
Pustaka. Kemudia peneliti membahas masalah dengan menggunaka teori yang
relevan dengan penelitian diantaranya adalah pendekatan iberalisme, konsep
SDGs, Konsep P4G, dan konsep implementasi
GOALS INDONESIA
Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai gambaran umum sustainable
secara global dan nasional.
Dalam bab ini peneliti akan menjelakan mengenai P4G mulai melakukan
kemitraan dengan Indonesia dan respon Indonesia terhadap P4G.
Pembahasan pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi kerja sama
P4G dengan Indonesia dalam membangun Sustainable Development Goals, dan
peranan P4G melalui teori liberalisme.
BAB V : KESIMPULAN
Merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan hasil penelitian dan saran
terhadap peneliti selanjutnya dan bagi pihak – pihak terkait dengan penelitian
ini.