Anda di halaman 1dari 2

Nama : Aslam Rozak 

NIM : 2019870100 

Kelas : BOR 

Mata Kuliah : Kewirausahaan dan Teknopreuneur

The Billioner
ini berawal dari seorang siswa SMA bernama Top Ittipat yang sangat suka bermain
game online. Dia seseorang yang belum mengerti tentang bisnis. Namun seiring bergulirnya
waktu yang berawal menjual item pada game online yang dia mainkan sehingga mendapatkan
uang. Sejak saat itu si Top ketagihan untuk mecari uang dengan menjualkan item game
tersebut hingga akan masuk ke universitas meskipun akhirnya akunnya di blokir karena
dianggap melakukan kesalahan. Uang yang dihasilkan tersebut kemudian digunakan untuk
bergadang DVD player, semula dia beranggapan dapat mengambil untung besar dari
penjualan DVD tetapi akhirnya gagal karena kualitas dari DVD player tersebut rentan rusak
dan terkena tipu oleh penjual DVD player tersebut. Tak mau menyerah dia pun terus
berusaha karena dia sangat ingin menjadi pengusaha muda hingga sampai berani untuk
menjual jimat dari ayahnya.
Top sekarang telah menjadi mahasiswa di jurusan bisnis tapi karena keinginannya
begitu besar untuk menjadi pengusaha muda, Top sering meninggalkan kelas namun
cerdiknya dia selalu merekam pembicaraan perkuliahan itu dengan recorder. Selesai pulang
kuliah, dia mengunjungi pameran alat produksi makanan dan langsung tertuju pada mesin
pengolah kacang goreng khas Thailand karena dia beranggapan adalah pemilik mesin
pertama  yang menggunakan teknologi tersebut tetapi sampai barang dikirim di rumah, ayah
Top memarahi karena dianggap menghamburkan uang dan tidak serius dalam perkuliahan.
Kemudian akhirnya Top mencoba untuk menjualkan kacang di kawasan mall. Hari demi hari
yang dialami bukan malah laku melainkan sangat sepi pembeli hingga cara berteriak-teriak
yang dilakukan paman Top. Setelah ditelusuri ternyata penjualan kacang Top kurang strategis
sehingga lokasi penjualan diubah di depan pintu masuk Mall. Alhasil penjualan kacang Top
meningkat drastis dari sebelumnya hingga dia membuka beberapa cabang. Permasalahan
yang didapatkan dari bisnis jualan kacang ini adalah selain dia harus berhenti kuliah, outlet
penjualan kacang Top tidak ramah lingkungan sehingga menyebabkan atap mall menghitam.

Keluarga Top adalah keluarga yang berada dari segi ekonomi tapi ketika mengalami
kebangkrutan menyebabkan orang tua Top harus berpindah ke China juga meninggalkan
utang sejumlah 40 juta Bath. Dan pada akhirnya usaha jual kacang Thailand dia harus ditarik.
Karena begitu kerasnya ingin menjadi pengusaha Top pun tidak ingin ikut berpindah hingga
akhirnya dia dititipkan bersama pamannya. Ide brilian setelah ditinggal orang tuanya, si Top
sedang mencicipi camilan rumput laut yang dibawakan kekasih dari luar negeri yang
kemudian Top menjajal bisnis ini bersama paman di dapur rumah. Berkali-kali mencoba,
beratus-ratus Bath yang dia keluarkan tapi belum menghasilkan. Hingga pada saat itu paman
Top terjatuh dan harus dibawa ke rumah sakit. Titik cerah pun datang ketika ada sebungkus
rumput laut yang lembab karena hujan yang membuat Top  bangkit dan mulai mejalankan
lagi dengan membuka outlet di tempat yang sama pada mall. Karena dirasa produk yang
dibuat ingin dikenal di masyarakat baik dalam maupun luar negeri sehingga ia memutuskan
untuk mengunjungi kantor 7 Eleven. Kunjungan pertama ditolak, karena kemasan terlalu
besar dan harga yang tidak terjangkau. Pantang menyerah dan berani itulah yang dilakukan
Top untuk meminta bantuan design kemasan produk Top. Setelah kemasan jadi, dengan
semangat Top kembali ke kantor 7 Eleven. Namun sayangnya, Top tidak kunjung bertemu
dengan direksi sehingga membuat Top sempat putus asa dan meninggalkan kemasan camilan
rumput laut di dalam ekskalator.
Setelah kejadian itu membuat Top di panggil oleh manajemen 7 Eleven untuk dapat
segera dipromosikan ke outlet seluruh 7 Eleven dengan syarat harus memiliki pabrik dan
jumlah produksi sekitar 72.000 bungkus. Karen pihak bank tidak menyetujui top untu
meminjam uang sehingga dia harus merelakan mobilnya untuk di jual sebagai modal
pembuatan pabrik. Tak habis pikir dia langsung teringat tentang kantor kecil milik keluarga
yang kemudian di renovasi menjadi pabrik produksi. Proses renovasipun selesai dan
kemudian dihadapkan dengan proses pemeriksaan manufaktur. Hingga pada akhirnya
perusahaan Tao Kae Noi milik Top disetujui dan dipasarkan di semua cabang 7 Eleven. Dan
dapat berkembang 2 tahun kemudian hingga bisa melunasi hutang orang tuanya.

Inti yang saya dapat :


Setiap usaha membutuhkan perjuangan dan kemauan keras untuk mewujudkannya. Jika kita
mau untuk bekerja keras apa yang kita impikan akan terwujud juga dan akan sukses nantinya.
Janganlah pantang menyerah dan takut dalam mengambil resiko untuk memulai sebuah bisnis
yang akan kita jalani. Kita juga harus yakin bahwa yang kita lakukan akan membuahkan
hasil. Sesuai dengan pepatah dari Top Ittipat di akhir cerita, yaitu “Apapun yang terjadi
jangan pernah menyerah, kalau kita menyerah maka habislah sudah.” (Top Ittipat)

Anda mungkin juga menyukai