Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

TUMBUHAN BINAHONG

DISUSUN OLEH :
NAMA : ZANADETI DEWANINGTYAS
NIM : FB05017022

D3 FARMASI DUTA GAMA KLATEN

(KELAS SORE DI SRAGEN)

2017
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Kita ketahui, Indonesia kaya akan tanaman berkhasiat obat. Sejak lama manusia
menggunakan tumbuhan dan bahan alam lain sebagai obat untuk mengurangi rasa sakit,
menyembuhkan dan mencegah penyakit tertentu, mempercantik diri serta menjaga kondisi
badan agar tetap sehat dan bugar. Dari catatan sejarah diketahui bahwa fitoterapi atau terapi
menggunakan tumbuhan telah dikenal masyarakat sejak masa sebelum masehi. Hingga saat
ini penggunaan tumbuhan atau bahan alam sebagai obat tersebut dikenal dengan sebutan obat
tradisional. Karena penggunaan obat kimia memiliki efek samping yang bisa berupa efek
samping langsung maupun tidak langsung atau terakumulasi. Maka bahan kimia bukan bahan
yang benar-benar cocok untuk tubuh. Penggunaan bahan kimia pada tubuh dianggap sebagai
sesuatu yang tidak terhindarkan dan digunakan secara terbatas yang dapat diterima dan
ditoleransi oleh tubuh maka dari itu sekarang beralih menggunaka obat-obat dari tanaman.
Secara turun-temurun, tanaman Binahong dipercaya memiliki beragam khasiat
pengobatan mulai dari penyakit ringan hingga penyakit berat, diantaranya merupakan
penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme. Namun, hingga kini belum ada penelitian
khusus yang menunjukkan kebenaran khasiat tanaman tersebut, baik dengan uji preklinis
maupun klinis. Binahong itu sendiri jelas telah diketahui sebagai tanaman obat dari daratan
Tiongkok yang dikenal dengan nama asli Dheng San Chi. Tumbuhan ini telah dikenal
memiliki kasiat penyembuhan yang luar biasa dan telah ribuan tahun dikonsumsi oleh bangsa
Tiongkok, Korea, Taiwan dll. Di kawasan Asia Tenggara, tumbuhan ini merupakan konsumsi
wajib penduduk Vietnam ketika melawan invansi Amerika, namun sayangnya tanaman ini
masih asing untuk daerah Indonesia Saat ini, obat tradisional baik berupa jamu maupun
tanaman obat masih banyak digunakan oleh masyarakat, terutama di kalangan menengah ke
bawah. Bahkan dari masa ke masa obat tradisional mengalami perkembangan yang semakin
meningkat, terlebih dengan munculnya isu kembali ke alam (back to nature) serta krisis yang
berkepanjangan.
Seluruh bagian tanaman menjalar ini berkasiat, mulai dari akar, batang dan daunnya.
Pemanfaatannya bisa direbus atau dimakan sebagai lalapan untuk daunnya. Tanaman ini
tumbuh merambat. Sering digunakan sebagai gendola atau gapura yang melingkar di atas
jalan taman. Ada yang beranggapan binahong berasal dari Korea. Namun tanaman ini
sebenarnya sudah lama ada di Indonesia dan biasa disebut gendola (Basella rubra Linn).
Hampir semua bagian tanaman binahong seperti umbi, batang dan daun dapat digunakan
dalam terapi herbal. Kini bibitnya mudah dibeli di objek wisata Kopeng. Tanaman ini
memang tumbuh baik dalam lingkungan yang dingin dan lembab. Dan tamanan yang mulai
banyak dimanfaatkan untuk kesehatan adalah Binahong. Berdasarkan data empiris di
masyarakat, Binahong dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, antara lain
batuk atau muntah darah, penyakit paru-paru, diabetes melitus, radang ginjal, ambeien,
disentri, gusi berdarah, luka setelah operasi atau melahirkan, jerawat, luka akibat kecelakaan,
luka bakar, meningkatkan vitalitas pria, menjaga stamina, menurunkan kolesterol, dan lain-
lain. Namun, belum ada penelitian khusus dengan uji pre klinis maupun klinis yang
menunjukkan kebenaran khasiat tanaman tersebut.
2. Rumusan Masalah
1. Apa klasifikasi tanaman Binahong secara ilmiah ?
2. Apa saja kegunakan tanaman Binahong secara empiris atau di masyarakat ?
3. Apa saja senyawa aktif yang terkandung dalam tanaman Binahong ?
4. Bagaimana cara pengolahan bahan baku obat tradisonal dari tanaman Binahong ?
5. Apa saja bentuk sediaan dari tanaman Binahong yang di pasarkan ?

3. Tujuan
1. Untuk mengetahui klasifikasi tanaman Binahong secara ilmiah.
2. Untuk mengetahui kegunakan tanaman Binahong secara empiris atau di masyarakat.
3. Untuk mengetahui senyawa aktif yang terkandung dalam tanaman Binahong.
4. Untuk mengetahui cara pengolahan bahan baku obat tradisonal dari tanaman
Binahong.
5. Untuk mengetahui bentuk sediaan dari tanaman Binahong yang di pasarkan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi Tanaman Binahong :
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Familia : Basellaceae
Genus : Anredera
Spesies : Anredera cordifolia
Binahong mempunyai nama latin Anredera cordifolia. Sedangkan sinonim dari
binahong sendiri ada 3 nama latin yaitu Boussingaultia gracilis, Miers Boussingaultia
cordifolia, dan Boussingaultia basselloides. Binahong juga mempunyai nama umum dari
berbagai negara. Di negara Cina binahong dikenal dengan nama teng san chi, sedangkan di
Inggris nama umum dari binahong yaitu heartleaf madeiravine atau madeira vine. Binahong
(Anredera cordifolia) merupakan tumbuhan yang diduga berasal dari Australia, Afrika
Selatan, Hawaii, New Zealand dan Pulau Pasifik lainnya. Tumbuhan ini mudah tumbuh di
dataran rendah maupun dataran tinggi. Perbanyakannya biasanya secara generatif (biji),
namun lebih sering berkembang atau dikembangbiakan secara vegetatif melalui akar
rimpangnya.
Binahong berupa tumbuhan menjalar, berumur panjang (perenial), bisa mencapai
panjang 5 m, berbatang lunak, silindris, saling membelit, berwarna merah, bagian dalam
solid, permukaan halus, kadang membentuk semacam umbi yang melekat di ketiak daun
dengan bentuk tak beraturan dan bertekstur kasar. Daun dari binahong berjenis tunggal,
bertangkai sangat 5 pendek (subsessile), tersusun berseling, berwarna hijau, bentuk jantung
(cordata), panjang 5 - 10 cm, lebar 3 - 7 cm, helaian daun tipis lemas, ujung runcing, pangkal
berlekuk (emerginatus), tepi rata, permukaan licin, bisa dimakan. Binahong mempunyai jenis
bunga majemuk berbentuk tandan, bertangkai panjang, muncul di ketiak daun, mahkota
berwarna krem keputih-putihan berjumlah lima helai tidak berlekatan, panjang helai mahkota
0,5 - 1 cm, berbau harum. Akarnya berbentuk rimpang, berdaging lunak.
Setelah penanaman dan perawatan tanaman Binahong, selanjutnya adalah pemanenan.
Pemanenan Binahong dapat dilakukan secara serentak atau bertahap. Namun, pemanenan
Binahong secara bertahap adalah hal umum yang biasa dilakukan para petani herbal. Ciri-ciri
tanaman Binahong yang siap panen menunjukkan adanya batang yang udah kokoh dan
berwarna kecoklatan, daunnya menjadi lebar-lebar dan berwarna hijau tua, serta akarnya
sudah mulai melilit pada bebatuan/tanah tempat penanaman. Pemanenan dilakukan dengan
memetik bagian daun muda maupun daun tuanya, mengambil bagian akar atau batangnya.
Karena setiap bagian organ tanaman Binahong dapat dimanfaatan untuk kepentingan
pengobatan.

2.2 Kegunaan Tanaman Binahong Secara Empiris atau di Masyarakat


Tanaman binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) berkhasiat sebagai obat batuk
atau muntah darah, radang paru-paru, kencing manis, sesak nafas, borok akut yang menahun,
darah rendah, radang ginjal, gejala liver, disentri, hidung mimisan, habis bedah operasi, luka
bakar, luka akibat benda tajam, jerawat, usus bengkak, gusi berdarah, kurang nafsu makan,
melancarkan haid, haid habis bersalin (melahirkan), menjaga stamina tubuh agar tetap sehat,
penghangat badan, dan lemah syahwat (Anonim, 2008), juga antibakteri (Nurul dan Annisa,
2007).

1.Manfaat akar : dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit maag, thipus,


disentri.
2.Manfaat batang : dapat digunakan untuk perawatan kulit.
3.Manfaat daun : dapat menyembuhkan pegal linu, reumatik, luka.
4.Manfaat biji : dapat digunakan untuk menyembuhkan kencing manis,
pembengkakan liver, kerusakan ginjal, dan radang usus besar.

2.3 Zat Aktif yang Terkandung dalam Tanaman Binahong


Berdasarkan hasil penelitian, daun binahong mengandung saponin, alkaloid dan
polifenol (Universitas Tadulako, 2014). Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan
bersifat seperti sabun. Penyarian senyawa saponin akan memberikan hasil yang lebih baik
sebagai antibakteri jika menggunakan pelarut polar seperti etanol 70% (Harborne, 1973).
Pada hidrolisis, saponin menghasilkan aglikon yang disebut sapogenin (sebagai kortison).
Berdasarkan strukturnya, saponin ada dua yaitu steroid dan triterpenoid. Saponin steroid
terdapat dalam tumbuhan monokotil, dan saponin triterpenoid terdapat dalam tumbuhan
dikotil (Gunawan dan Mulyani, 2004). Saponin memacu pembentukan kolagen, yaitu protein
struktur yang berperan dalam proses penyembuhan luka (Suratman et al., 1996).

Alkaloid, sekitar 5500 telah diketahui, merupakan golongan zat tumbuhan sekunder
terbesar. Alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom
nitrogen, biasanya dalam gabungan, sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloid sering kali
beracun bagi manusia dan yang mempunyai kegiatan fisiologi yang menonjol, jadi digunakan
secara luas dalam bidang pengobatan. Alkaloid biasanya tak berwarna, sering kali bersifat
optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal tetapi hanya sedikit yang berupa cairan (misalnya
nikotina) pada suhu kamar (Harbone, 1973).

Polifenol merupakan senyawa dengan inti benzene lebih dari satu. Polifenol mudah
larut dalam air karena bersifat polar. Polifenol dapat dideteksi dengan penambahan besi (III)
klorida dan uji daya reduksi, yaitu dengan penambahan Fehling A dan Fehling B pada ekstrak
sehingga membentuk endapan merah bata (Harborne, 1973).

2.4 Cara Pengolahan Bahan Baku Obat Tradisonal dari Tanaman Binahong

Cara paling mudah memanfaatkan binahong adalah dengan merebusnya atau sebagai
campuran saat memasak mi instan dan dimakan langsung sebagai lalapan. Tentu saja, terlebih
dulu binahong dicuci bersih di air yang mengalir. Dan untuk pemakaian luar, daun atau
batang ditumbuk halus lalu dioleskan pada bagian yang sakit.
a. Kategori Penyakit Ringan
• Disentri/buang air besar : 10 lembar daun diminum setiap hari
• Ambeyen berdarah : 16 lembar daun diminum setiap hari
• Hidung mimisan : 4 lembar daun diminum setiap hari
• Habis bedah/operasi : 20 lembar daun diminum setiap hari
• Luka bakar : 10 lembar daun diminum setiap hari
• Kecelakaan/benda tajam : 10 lembar daun diminum setiap hari
• Jerawat : 8 lembar daun diminum setiap hari
• Usus bengkak : 3 lembar daun diminum setiap hari
• Gusi berdarah : 4 lembar daun diminum setiap hari
• Kurang nafsu makan : 5 lembar daun diminum setiap hari
• Kelancaran haid : 3 lembar daun diminum setiap hari
• Habis melahirkan : 7 lembar daun diminum setiap hari
• Menjaga stamina tubuh : 1 lembar daun diminum setiap hari
• Penghangat badan : 5 lembar daun diminum setiap hari
• Lemah syahwat : 3-10 lembar daun diminum setiap hari.

b. Kategori Penyakit berat :


• Batuk/muntah darah : 10 lembar daun diminum setiap hari
• Paru-paru/bolong : 10 lembar daun diminum setiap hari
• Kencing manis : 11 lembar daun diminum setiap hari
• Sesak nafas : 7 lembar daun diminum setiap hari
• Borok akut(menahun) : 12 lembar daun diminum setiap hari
• Patah tulang : 10-20 lembar daun diminum setiap hari
• Darah rendah : 8 lembar daun diminum setiap hari
• Radang ginjal : 7 lembar daun diminum setiap hari
• Gatal-gatal /eksim kulit : 10-15 lb daun diminum setiap hari
• Gegar otak ringan/berat : 10 lembar daun diminum setiap hari.
2.5 Bentuk Sediaan dari Tanaman Binahong
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai tanaman Binahong di atas dapat disimpulkan bahwa :

3.1. Binahong mempunyai nama latin Anredera cordifolia. Sedangkan sinonim dari binahong
sendiri ada 3 nama latin yaitu Boussingaultia gracilis, Miers Boussingaultia cordifolia,
dan Boussingaultia basselloides.

3.2. Khasiat yang baik pada tanaman Binahong ada pada semua bagian, baik itu batang, daun
ataupun akar. Namun yang paling banyak terdapat pada daun.

3.3. Berdasarkan hasil penelitian, daun binahong mengandung saponin, alkaloid dan polifenol
(Universitas Tadulako, 2014).

3.4. Cara paling mudah memanfaatkan binahong adalah dengan merebusnya atau sebagai
campuran saat memasak mi instan dan dimakan langsung sebagai lalapan. Dan untuk
pemakaian luar, daun atau batang ditumbuk halus lalu dioleskan pada bagian yang sakit.

3.5. Bentuk sediaan yang banyak beredar di pasaran dari tanaman Binahong diantaranya
dalam bentuk kapsul dan teh.

DAFTAR PUSTAKA

http://neosembilan.blogspot.co.id/2012/02/binahong-makalah-anak-man-3-kediri.html

https://media.neliti.com/media/publications/224099-uji-aktivitas-antioksidan-ekstrak-daun-b.pdf

Anda mungkin juga menyukai