Anda di halaman 1dari 4

Nama : M Hafidz Nur Haqiqi

Nim : 2019030008

Semester/ prodi : tiga, S1 Keperawatan

Dosen pengampu : Karisma Dwi A, S. Kep. Ns.,M, Kep

Mata kuliah : KPKS

MANUAL HANDLING IN HOSPITAL

A. Definisi dan ruang lingkup manual handling


Pekerjaan manual atau manual task didefinisikan sebagai pekerjaan atau
aktivitas yang menuntut seseorang untuk menggunakan kekuatan fisiknya (sistem
muskuloskeletal). Termasuk diantaranya menggunakan tenaga untuk mengangkat,
merendahkan, menarik, membawa, dan menahan manusia, hewan, atau benda.
B. Identifikasi resiko manual handling di rumah sakit
Pekerjaan manual handling mempunyai kemungkinan besar dalam
menyebabkan risiko kesehatan dan cedera pada tenaga kerja,  baik itu tenaga industri
maupun tenaga medis atau kesehatan.  Oleh karena itu kemungkinan resiko maupun
cedera yang terjadi pada tenaga kerja harus diidentifikasi oleh seseorang atau
kelompok orang yang telah mempunyai kemampuan dan ditunjuk oleh manajemen
perusahaan atau instansi melalui perantara kegiatan konsultasi dengan para pekerja
dan perwakilan dari organisasi K3 (P2K3). Metodologi identifikasi ini harus:
1. Di buat dengan memperhatiakan lingkup, bentuk dan waktu untuk
memastikan agar dapat proaktif dari pada reaktif.
2. Memberikan identifikasi, prioritas dan dokumentasi risiko, serta penerapan
pengendalaian jika di perlukan. Identifikasi resiko manual handling pada
dunia kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai alternative, antara lain:
a. Melakukan pengecekan terhadap catatan cedera dan kecelakaan kerja di
tempat kerja. Hal ini harus dilakukan untuk mengidentifikasi tentang
informasi tentang dimana dan dalam pekerjaan apa cedera atau kecelakaan
kerja kemungkinan dapat terjadi.
b. Melakukan wawancara dengan pekerja dan perwakilan anggota P2K3.
Pengetahuan tentang lingkungan kerjanya banyak didapatkan oleh para
pekerja melalui aktivitas kerja sehari-hari, sehingga mereka mengetahui
banyak hal yang sebenarnya terjadi di lingkungan pekerjaannya terhadap
resiko yang mungkin dihadapi. Dengan demikian,  para pekerja akan
memberikan banyak saran-saran yang baik untuk melakukan perbaikan.
3. Melakukan survei terhadap tempat kerja. Survei tempat kerja masih
menjadi salah satu yang dianggap tepat untuk identifikasi resiko yang
mungkin terjadi. Agar survei dapat  berjalan secara efektif maka dapat
dipersiapkan dan dikembangkan suatu daftar periksa (cheklist ) untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang berada di area kerja sehingga
eliminasi dapat dilakukan agar pekerjaan menjadi lebih aman.
C. Penilaian resiko manual handling
. Setelah pekerjaan manual handling yang beresiko telah diidentifikasi, maka langkah
selanjutnya adalah menilai setiap resiko yang telah diidentifikasi tersebut secara detail
untuk mencoba menemukan penyebab timbulnya resiko manual handling. Secara
singkat, aspek-aspek pekerjaan manual handling yang dapat dinilai antara lain
meliputi pekerjaan yang berkaitan dengan:
1. Tindakan dan pergerakan pekerja.
2.  Layout tempat kerja dan stasiun kerja.
3. Posisi dan sikap kerja.
4. Durasi dan frekuensi manual handling.
5. Jarak dan tempat terhadap beban yang akan dipindahkan.
6. Berat beban.
7. Pengerahan tenaga.
8. Karakteristik beban dan peralatan kerja.
9. Organisasi dan lingkungan kerja.
10. Ketrampilan kerja dan pengalaman Kerja.
11. Karakteristik personel pekerja, pakaian kerja, dll.
D. Contoh pengendalian resiko manual handling di rumah sakit
1. Memindahkan pasien

 Jenis pekerjaan
Memindahkan pasien
 Identifikasi bahaya
1. Low back point
2. Menambah cidera pasien
3. Msds(muskuluskeletal desease) atau msi (muskuluskeletal injuries)
 Penilaian resiko
1. Pekerjaan dilakukan dengan membungkuk (stress pada  pinggang).
2. Kasur tidak dimacetkan bisa terjatuh.
3. Pasien banyak gerak dapat menyebabkan kurangnya keseimbangan.
4. Obyek yang diangkat cukup berat.
 Pengendalian resiko
1. Gunakan alat mekanik untuk menghilangkan aktifitas mengangkat.
2. Posisi membungkuk dikurangi agar tidak terjadi low back pain.
3. Reposisi perawat sebelum dan saat mengangkat.
4. Relayout proses kerja, sehingga kebutuhan untuk memindahkan material dapat
dikurangi.
5. Redesain stasiun kerja dengan ketinggian yang distel untuk menghilangkan
tubuh membungkuk saat mengangkat objek.
6. Penggunaan petunjuk-petunjuk yang benar.
2. Mendorong pasien

 Jenis pekerjaan
Mendorong pasien
 Identifikasi bahaya
1. Menambah cidera pasien
2. MSDs (Musculoskeletal desease) atau MSI (Musculoskeletal injuries)
3. Kram pada tangan
4. Terpeleset lantai licin
5. Tangan akan merasa capek
 Penilaian resiko
1. Lantai kerja licin bisa terjatuh.
2. Apabila melewati turunan dengan  posisi seperti itu dapat terjelungkup.
3. Pekerja mendorong dengan agak membungkuk.
 Pengendalian resiko
1. Memindahkan benda-benda yang mengganggu di dalam ruang kerja.
2. Pengunaan petunjuk-petunjuk yang benar.
3. Mengontrol lantai agar jangan sampai licin.
4. Apabila melewati turunan,  posisi pendorongan diganti dengan ditarik dengan
membelakangi jalan
Kesimpulan
1. Identifikasi Resiko dalam Manual Handling dapat dilakukan dengan cara
wawancara dengan pekerja dan petugas P2K3 di rumah sakit setempat,
survei terhadap tempat kerja, maupun pengecekan terhadap cedera yang
terjadi di tempat kerja tersebut.
2. Resiko yang tinggi maupun yang rendah sama-sama harus dikendalikan
agar tidak terjadi kecelakaan akibat kerja maupun penyakit akibat kerja.
3. Resiko seseorang pekerja yang mengangkat akan lebih mudah terkena
MSDs, maupun Low Back Pain dibanding orang yang  pekerjaannya tidak
mengangkat-angkat.
4. Penilaian resiko dilihat dari kapasitas kerja pekerja, beban kerja dari
obyek, tugas kerjam dan lingkungan tempat kerja.
5. Pengendalian resiko dapat secara teknik seperti penggunaan alat mekanik
pengangkat pasien, secara administrasi yaitu rotasi pekerja, maupun secara
perbaikan rekayasa dengan reposisi sikap kerja

Anda mungkin juga menyukai