HANDSOUT Bentuk
HANDSOUT Bentuk
02
Bentuk
“bentuk arsitektural adalah titik temu antara massa dan ruang …. Bentuk-bentuk arsitektural, tekstur,
material, pemisahan antara cahaya dan bayangan, warna, merupakan perpaduan dalam menentukan mutu atau
jiwa dalam penggambaran ruang. Mutu arsitektur akan ditentukan oleh keahlian seorang perancang dalam
menggunakan dan menyatukan unsure-unsur tadi, baik dalam pembentukan ruang dalam (interior) maupun
ruang-ruang luar (eksterior) di sekeliling bangunan-bangunan”
Edmund N. Bacon, Perancangan Kota, 1974
Bentuk merupakan sebuah istilah inklusif yang memiliki beberapa pengertian. Bentuk dapat dihubungkan pada
penampilanluar yang dapat dikenali seperti sebuah kursi atau seseorang yang mendudukinya. Hal ini juga
menjelaskan kondidi tertentu di mana sesuatu dapat mewujudkan keberadaannya, misalnya bila kita bicara
mengenai air dalam bentuk es atau uap. Dalam seni dan perancangan, seringkali dipergunakan istilah tadi untuk
menggambarkan struktur formal sebuah pekerjaan-cara dalam menyusun dan mengkoordinasikan unsure-unsur
dan bagian-bagian dari suatu komposisi untuk mengahsilkan suatu gambaran nyata. Dalam konteks studi ini,
bentuk dapat dihubungkan baik dengan struktur internal maupun garis isternal serta prinsip yang memberikan
kesatuan secara menyeluruh. Jika bentuk lebih sering dimaksudkan sebagai pengertian massa atau isi tiga-
dimensi, maka wujud secara khusus lebih mengarah pada aspek penting bentuk yang mewujudkan
penampilannya-konfigurasi atau perletakan garis atau kontur yang membatasi suatu gambar atau bentuk,
2.1 Wujud
Sisi luar karakteristik atau konfigurasi permukaan suatu bentuk tertentu. Wujud juga merupakan aspek utama di
mana bentuk-bentuk dapat diidentifikasi dan dikategorikan
Disamping wujud, bentuk memiliki cirri-ciri visual seperti:
1. Dimensi
Dimensi fisik suatu bentuk berupa panjang, lebar dan tebal. Dimensi-dimensi ini menentukan
proporsi dari bentuk, sedangkan skalanya ditentukan oleh ukuran relatifnya terhadap bentuk-
bentuk lain dalam konteksnya.
2. Warna
Merupakan sebuah fenomena pencahayaan dan persepsi visual yang menjelaskan persepsi
individu dalam corak, intensitas dan nada. Warna adalah atribut yang paling menyolok
membedakan suatu bentuk dari lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu
bentuk.
3. Tekstur
Adalah kualitas yang dapat diraba dan dapat dilihat yang diberikan ke permukaan oleh ukuran,
bentuk, pengaturan dan proporsi bagian benda. Tekstur juga menentukan sampai di mana
permukaan suatu bentuk mementulkan atau menyerp cahaya dating.
2.3. Wujud
wujud memperlihatkan sisi luar karakteristik suatu bidang atau konfigurasi permukaan suatu bentuk runang.
Wujud merupakan sarana pokok yang memungkinkan kita mengenal, mengindentifikasi dan mengkategorikan
gambar-gambar dan bentuk-bentuk tertentu. Persepsi kita terhadap suatu wujud sangat tergantung pada tingkat
ketajaman visual yang terlihat sepanjang kontur yang memisahkan suatu gambar dari latar belakangnya atau
antara suatu bentuk dan daerahnya.
Secara geometri kita ketahui wujud-wujud beraturan seperti lingkaran dan sederetan segi banyak beraturan
(yang memiliki sisi-sisi dan sudut-sudut yang sama) yang tak terhingga banyaknya dapat dilukiskan di dalam
lingkaran, segitiga, dan bujur sangkar.
Lingkaran : sederetan titik-titik yan disusun dengan jarak yang sama dan seimbang terhadap
sebuah titik tertentu di dalam lingkungan.
Segitiga : sebuah bidang datar yang dibatasi oleh tiga sisi dan mempunyai tiga buah sudut.
Bujur sangkar : sebuah bidang datar yang mempunyai empat buah sisi yang sama panjang dan empat
buah sudut siku-siku.
A. Lingkaran
Lingkaran adalah suatu yang terpusat, berarah ke dalam dan pada umumnya bersifat stabil dan dengan
sendirinya menjadi pusat dari lingkungannya. Penempatan sebuah lingkaran pada pusat suatu bidang akan
memperkuat sifat dasarnya sebagai poros. Menempatkan garis lurus atau bentuk-bentuk bersuduat lainnya
disekitar bentuk lingkaran atau menempatkan suatu unsure menurut arah kelilingnya, dapat menimbulkan
perasaan gerak putar yang kuat.
Komposisi dari lingkaran bisa mencapai titik:
Netral,
Stabil
Tidak stabil
Seimbang
Terpusat sendiri
Dinamis
Diam ditempat
B. Segitiga
2
Teori Arsitektur 1, oleh X.Furuhitho, ST., MT
Segitiga menunjukkan stabilitas. Apabila terletak pada salah satu sisinya, segitiga merupakan bentuk yang
sangat stabil. Jika diletakkan berdiri pada salah satu sudutnya, dapat menjadi seimbang bila terletak dalam
posisi yang tepat pada suatu keseimbangan, atau menjadi tidak stabil dan cederung jatuh ke salah satu sisinya
C. Bujur Sangkar
Bujur sangkar menunjukkan sesuatu yang murni dan rasional. Bentuk ini merupakan bentuk yang statis dan
netral serta tidak memiliki arah tertentu. Bentuk-bentuk segi empat lainnya dapat dianggap sebagai variasi dari
bentuk bujur sangkar-yang berubah dengan penambahan tinggi atau lebarnya. Seperti juga segitiga, bujur
sangkar tampak stabil jika berdiri pada salah satu sisinya dan dinamis jika berdiri pada salah satu sudutnya.
Wujud dasar dapat dikembangkan atau diputar untuk mengahasilkan bentuk ruang atau bentuk pejal yang
berbeda, teratur dan mudah dikenali. Lingkaran membentuk bola dan silinder, segitiga membentuk kerucut dan
piramida, bujur sangkar membentuk kubus. Dalam konteks ini, istilah pejal (solid) bukan menjelaskan suatu
benda yang padat dan keras tetapi lebih pada suatu bentuk atau gambar geometric tigadimensi
1. Bola:
Bentuk benda pejal yang dihasilkan oleh perputaran sebuah setengah lingkaran pada garis tengahnya,
di mana jarak semua titik pada permukaan terhadap pusatnya adalah sama. Bola adalah bentuk yang
terpusat dan memiliki konsentrasi (pemusatan) yang tinggi. Seperti halnya lingaran yang merupakan
bentuk dasarnya, bola mempunyai titik pusat dan pada umumnya stabil dalam lingkungannya. Bola
cenderung menggelinding jika diletakkan pada suatu bidang miring. Dilihat dari sudut manapun juga,
wujud bola selalu tampak sama.
2. Silinder:
Bentuk benda pejal yang dihasilkan olah perputaran sebuah segi empat pada salah satu sisinya. Silinder
terpusat pada sumbu yang berbentuk garis yang menghubungkan pusat-pusat kedua permukaan
lingkaran yang ada. Silinder dapat diperpanjang dengan mudah menurut arah sumbunya. Silinder
merupakan bentuk yang stabil jika diletakkan pada permukaan lingkarannya; berubah menjadi labil jika
sumbunya dicondongkan.
3. Kerucut:
Bentuk benda pejal yang dihasilkan oleh perputaran sebuah segitiga pada salah satu sisinya. Seperti
halnya silinder, kerucut merupakan bentuk yang sangt stabil jika berdiri di atas permukaan lingaran
dasarnya dan berubah menjadi tidak stabil jika sumbu vertikalnya dimiringkan atau dibalik. Bentuk ini
masih dapat diletakkan berdiri pada ujungya dalam suatu keadaan seimbang yang kritis.
4. Piramida:
Bentuk Polihedron dengan dasar sisi banyak dan bidang-bidang segitiga yang bertemu pada satu titik.
Bentuk pyramid memiliki cirri-ciri yang serupa dengan kerucut. Oleh karena semua permukaan sisi-
sisinya merupakan bidang-bidang yang datar, maka piramida dapat berdiri dengan stabil pada setiap
permukaannya. Lain halnya dengan kerucut yang berkesan lembut, piramida secara relative adalah
bentuk yang berkesan keras dan bersudut.
5. Kubus:
Sebuah benda pejal prismatic yang memiliki enam permukaan bujur sangkar yang berukuran sama, di
mana setiap dua sisi yang berhadapan membentuk sudut siku-siku. Karena dimensi-dimensi tersebut,
kubus adalah bentuk statis yang tidak menunjukkan gerak maupun arah. Bentuk ini merupakan bentuk
yang stabil kecuali jika berdiri di atas salah satu sisi atau sudutnya. Walaupun profil sudut-sudutnya
dipengaruhi oleh arah pandang kita, kubus merupakan bentuk yang sangat mudah dikenali.
3
Teori Arsitektur 1, oleh X.Furuhitho, ST., MT
2.5. Bentuk-bentuk beraturan dan tidak beraturan
Bentuk beraturan adalah bentuk-bentuk yang berbubungan satu sama lain dan tersusun secara rapid an
konsisten. Pada umumnya bentuk-bentuk tersebut bersifat stabil dan simetris terhadap satu sumbu atau lebih.
Bola, silinder, kerucut, kubus, dan piramida merupakan contoh utama bentuk-bentuk beraturan
Bentuk tak teratur adalah bentuk yang bagian-bagiannya tidak serupa dan hubungan antar bagiannya tidak
konsisten. Pada umumnya bentuk ini tidak simetris dan lebih dinamis dibandingkan bentuk beraturan. Bentuk
tak beraturan bisa berasal dari bentuk beraturan yang dikurangi oleh suatu bentuk tak beraturan ataupun hasil
dari komposisi tak beraturan dari bentuk-bentuk beraturan.
Selama kita berkecimpung baik dengan massa padat maupun ruang kosong di dalam arsitektur, bentuk-bentuk
beraturan bisa berada dalam bentuk-bentuk tak beraturan. Demikian juga bentuk-bentuk tak beraturan bisa
berada dalam bentuk-bentuk beraturan
4
Teori Arsitektur 1, oleh X.Furuhitho, ST., MT
melengkapi bentuknya dan memandangnya seakan-akan bentuk tersebut utuh karena secara naluriah benda
tersebut akan terlihat utuh meskipun secara kasat mata tidak terlihat. Sama halnya dengan bentuk-bentuk
beraturan yang volumenya hilang sebagian, bentuk-bentuk tersebut dapat mempertahankan identitas formalnya
jika kita menganggapnya sebagai bentuk yang tidak lengkap. Kita menyebut bentuk-bentuk terselubung ini
sebagai bentuk-bentuk yang dikurangi. Karena sangat mudah dikenali, bentuk-bentuk deometrik sederhana.
Seperti bentuk pejal utama, dapat menerima secara langsung adanya pemotongan. Bentuk-bentuk ini akan tetap
mempertahankan identitas formalnya jika bagian-bagian volumenya dihilangkan tanpa merusak sisi, sudut dan
profil keseluruhan.
Keraguan akan identitas asli akan timbul jika sebagian dari bentuk tersebut dihilangkan dari volumenya dengan
merusak sisi-sisinya dan secara drastis mengubah profilnya.
Pada deretan gambar-gambar ini, kapankah bentuk bujur sangkar yang dihilangkan salah satu sudutnya ini
diubah menjadi sebuah konfigurasi “ L “ yang terdiri dari dua buah bidang empat persegi panjang?
Volume ruang dapat dikurangi untuk menciptakan jalan masuk yang menjorok ke dalam, halaman terbuka,
ataupun bukaan-bukaan jendela yang terbentuk oleh adanya bukaan pada permukaan dinding secara vertical
dan horizontal.
Berikut ini mengkategorikan bentuk-bentuk dengan penambahan menurut sifat hubungan yang muncul diantara
bentuk-bentuk komponennya sebaik konfigurasi keseluruhannya.
a. Bentuk Terpusat
Terdiri dari sejumlah bentuk sekunder yang mengelilingi satu bentuk dominant yang berada tepat di
pusatnya
b. Bentuk Linier
Terdiri atas bentuk-bentuk yang diatur berangkaian pada sebuah baris
c. Bentuk Radial
Merupakan suatu komposisi dari bentuk-bentuk linier yang berkembang kearah luar dari bentuk
terpusat dalam arah radial.
d. Bentuk Cluster.
5
Teori Arsitektur 1, oleh X.Furuhitho, ST., MT
Sekumpulan bentuk-bentuk yang tergabung bersama-sama karena saling berdekatan atau saling
memberikan kesamaan sifat visual.
e. Bentuk Grid
Merupakan bentuk-bentuk modular yang dihubungkan dan diatur oleh grid-grid tiga dimensi.
Utnuk mengarahkan suatu ruang terhadap suatu arah tertentu di dalam tapak bangunan.
7
Teori Arsitektur 1, oleh X.Furuhitho, ST., MT
Untuk membentuk volume ruang yang jelas dari suatu bentuk bangunan.
Untuk menunjukkan dan menegaskan bermacam-macam system konstruksi atau mekanik yang
berada di dalam sebuah bentuk bangunan
Untuk memperkuat kondisi local yang simetris dalam suatu bentuk bangunan.
Untuk menanggapi geometri-geometri yang berbeda topografi, tumbuh-tumbuhan, batas-batas
tapak, atau struktur-struktur yang sudah ada di lapangan
Untuk memanfaatkan jalur gerak yang sudah ada pada suatu tapak bangunan.
Bentuk penggabungan dua bentuk diantaranya:
1. lingkaran dan bujur sangkar
2. grid yang diputar
Sebagai kebalikan dari hal di atas, sudut-sudut, suatu bentuk dapat dibulatkan dan dihaluskan untuk
menonjolkan kesinambungan seluruh permukaannya. Selain itu bahan, warna, tekstur, atau pola dapat dibuat
melewati sudut dan permukaan yang berdekatan untuk mengurangi individualitas bidang permukaan dan
sebaliknya menonjolkan volume suatu bentuk.
8
Teori Arsitektur 1, oleh X.Furuhitho, ST., MT