( 10 September2002 )
Daftar Isi
BAB 1 PENGANTAR.........................................................................................................1
Selamat Berjumpa di Buku Pedoman ini !..................................................................1
Persyaratan Minimal Kemampuan Membaca, Menulis & Berhitung...........................1
Definisi....................................................................................................................... 1
Berapa Lama Mencapai Kompetensi ?.......................................................................2
Simbol........................................................................................................................ 2
Terminologi.................................................................................................................2
BAB 2 ARAHAN BAGI PELATIH......................................................................................5
Peran Pelatih..............................................................................................................5
Strategi Penyajian......................................................................................................5
Alat Bantu yang Dibutuhkan untuk Menyajikan Kompetensi Ini..................................6
Peraturan.................................................................................................................... 6
Sumber-sumber untuk Mendapatkan Informasi Tambahan........................................6
BAB 3 STANDAR KOMPETENSI.....................................................................................7
Judul Unit................................................................................................................... 7
Deskripsi Unit.............................................................................................................7
Kemampuan Awal......................................................................................................7
Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja.............................................................7
Variabel...................................................................................................................... 8
Pengetahuan dan Keterampilan Pokok......................................................................9
Konteks Penilaian.......................................................................................................9
Aspek Penting Penilaian...........................................................................................10
Keterkaitan dengan Unit Lain...................................................................................10
Kompetensi Kunci yang akan Didemonstrasikan dalam Unit Ini...............................10
Tingkat Kemampuan yang Harus Ditunjukkan dalam Menguasai Kompetensi ini....10
BAB 4 STRATEGI PENYAJIAN......................................................................................11
A Rencana Materi.................................................................................................11
B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi...........................................................13
C Materi Pendukung untuk Pelatih.......................................................................17
Lembar Informasi..........................................................................................18
Tugas............................................................................................................ 34
Transparansi.................................................................................................61
BAB 5 CARA MENILAI UNIT INI......................................................................................75
Apa yang Dimaksud dengan Penilaian ?..................................................................75
Apa yang Dimaksud dengan Kompeten?.................................................................75
Pengakuan Kompetensi yang Dimiliki.......................................................................75
Kualifikasi Penilai.....................................................................................................75
Ujian yang Disarankan.............................................................................................76
Checklist yang Disarankan Bagi Penilai...................................................................83
Lembar Penilaian.....................................................................................................84
BAB 1 PENGANTAR
Definisi
Seseorang yang berkeinginan untuk memperoleh kompetensi seharusnya berkenan
menamakan dirinya sebagai peserta latih. Dalam situasi pelatihan, anda dapat ditempatkan
sebagai siswa, pelajar atau sebagai peserta, sehingga seorang pengajar kompetensi ini
adalah sebagai pelatih. Sebaliknya, dalam situasi pelatihan anda juga dapat ditempatkan
sebagai guru, mentor, fasilitator atau sebagai supervisor.
Simbol
Dalam keseluruhan paket pelatihan akan kita lihat beberapa simbol. Berikut penjelasan
tentang simbol :
Simbol Keterangan
Terminologi
Akses dan Keadilan
Mengacu kepada fakta bahwa pelatihan harus dapat diakses oleh setiap orang tanpa
memandang umur, jenis kelamin, sosial, kultur, agama atau latar belakangg pendidikan.
Penilaian
Proses formal yang memastikan pelatihan memenuhi standar-standar yang dibutuhkan oleh
industri. Proses ini dilaksanakan oleh seorang penilai yang memenuhi syarat (cakap dan
berkualitas) dalam kerangka kerja yang sudah disetujui secara Nasional.
Penilai
Seseorang yang telah diakui/ditunjuk oleh industri untuk menilai/menguji para tenaga kerja
di suatu area tertentu.
Kompeten
Mampu melakukan pekerjaan dan memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif ditempat kerja serta sesuai dengan
standar yang sudah ditetapkan.
Pelatihan Berdasarkan Kompetensi
Pelatihan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menguasai suatu
kompetensi/ keahlian secara terukur dan mengacu pada standar yang sudah ditetapkan.
Aspek Penting Penilaian
Menerangkan fokus penilaian dan poin-poin utama yang mendasari suatu penilaian.
Konteks Penilaian
Menetapkan dimana, bagaimana dan dengan metode apa penilaian akan dilaksanakan.
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 2
Batam Institutional Development Project
529090831.doc
Bab 1 Pengantar
Elemen Kompetensi
Elemen atau Sub-Kompetensi adalah keterampilan-keterampilan yang membangun suatu
unit kompetensi.
Acuan Penilaian
Acuan penilaian adalah garis pedoman tentang bagaimana sebuah unit kompetensi harus
dinilai.
Adil
Tidak merugikan para peserta tertentu.
Fleksibel
Tidak ada pendekatan tunggal terhadap penyampaian dan penilaian unjuk kerja dalam
sistem pelatihan berdasarkan kompetensi.
Penilaian Formatif
Kegiatan penilaian berskala kecil yang dilakukan selama pelatihan, yaitu untuk membantu
dalam memastikan bahwa pelajaran dilaksanakan secara baik dan adanya umpan balik
kepada peserta tentang kemajuan yang mereka capai.
Kompetensi Kunci
Kompetensi yang menopang seluruh unjuk kerja dalam suatu pekerjaan. Ini meliputi:
mengumpulkan, menganalisis, mengorganisasikan dan mengkomunikasikan ide-ide dan
informasi, merencanakan dan mengorganisasikan aktifitas, bekerja dengan orang lain dalam
sebuah tim, memecahkan masalah penggunaan teknologi, menggunakan ide-ide teknik-
matematis .
Kompetensi-kompetensi ini digolongkan ke dalam tingkat yang berbeda sebagai berikut:
Tingkat Karakteristik
1 Melakukan tugas-tugas rutin berdasarkan prosedur yang baku dan tunduk pada
pemeriksaan kemajuannya oleh supervisor.
2 Melakukan tugas-tugas yang Iebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan
kemampuan untuk pekerjaan yang dilakukan secara otonom. Supervisor melakukan
pengecekan-pengecekan atas penyelesaian pekerjaan.
3 Melakukan aktifitas-aktifitas yang kompleks dan non-rutin, yang diatur sendiri dan
bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.
Strategi Penyajian
Strategi panyajian adalah dengan menyediakan informasi yang diperlukan tentang
bagaimana melaksanakan pelatihan berdasarkan program yang dilaksanakan di tempat
kerja dan/atau di tempat pelatihan/ organisasi yang bersangkutan.
Keterkaitan dengan Unit Lain
Menerangkan peran suatu unit dan tempatnya dalam susunan kompetensi yang ditetapkan
oleh industri. Hal ini juga memberikan pedoman tentang unit lain yang dapat dinilai bersama.
Standar Kompetensi Nasional
Kompetensi-kompetensi yang sudah disepakati secara nasional dan standar-standar
penampilan kerja yang dijadikan acuan oleh segala pihak dalam melakukan suatu
pekerjaan.
Strategi Penyajian
Variasi kegiatan pelatihan yang disarankan untuk penyampaian kompetensi ini meliputi :
pengajaran ( tatap muka )
tugas-tugas praktik
tugas-tugas proyek
studi kasus
melalui media (video, digital projector, referensi, dll )
kerja kelompok
bermain peran dan simulasi.
kunjungan/ kerja industri
Pelatih harus memilih strategi pelatihan yang Iayak untuk kompetensi yang sedang
diberikan, baik situasi maupun kebutuhan pesertanya. Contohnya, jika praktik industri atau
magang tidak memungkinkan, beragam simulasi, demonstrasi dan penggunaan multi media
mungkin cukup memadai.
Peraturan
Perhatikan peraturan-peraturan atau hukum yang relevan serta panduan yang dapat
mempengaruhi kegiatan anda, dan yakinkan bahwa peserta pelatihan anda mengikutinya.
Judul Unit
Pemotongan, Pengaluran dan Pembentukan secara Manual Lanjut
Deskripsi Unit
Unit ini merupakan unit lanjutan yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta agar memiliki
pengetahuan dan keterampilan serta sikap kerja yang profesional pada pemotongan/
pembentukan dan pengaluran dengan menggunakan panas ( nyala api ) dengan mengacu
pada toleransi yang terpakai di industri.
Kemampuan Awal
Pengelasan dan Pemotongan dengan Panas
Teknik Fabrikasi-1
2.0 Menjelaskan tentang 2.1 Efek-efek pemanasan dan pendinginan pada logam
perubahan bentuk pada dijelaskan.
logam. 2.2 Penyebab, pengontrolan dan penanganan distorsi pada
logam dijelaskan ( review ).
2.3 Teknik-teknik pemanasan pada logam dijelaskan dan
diterapkan.
2.4 Macam-macam bahaya pekerjaan pemanasan logam dan
pencegahan diuraikan.
Variabel
Unit ini bermaksud memberikan pengetahuan, sikap kerja serta keterampilan untuk
keahlian menggunakan bermacam-macam proses pemotongan dan pengaluran dengan
panas yang relevan dengan bidang las dan fabrikasi logam.
a. Sasarannya adalah segala macam pekerjaan bengkel pada industri-industri
manufaktur di linkungan Pulau Batam dan Bintan serta Indonesia umumnya.
b. Penekanan dari unit ini adalah hal-hal yang mendasar tentang teknik-teknik
dan penerapan penggunaan pemotong dan pengaluran dengan menggunakan
panas.
c. Pelatihan dapat dilaksanakan di bengkel pelatihan atau di industri yang
relevan dengan persyaratan ;
Tersedia bengkel dengan kelengkapan pemotongan dan pengaluran
dengan nyala api serta ruang guru yang sebaiknya berdekatan dengan
bengkel tersebut.
Tersedia sumber-sumber belajar dan media pembelajaran.
Tersedia alat-lat keselamatan dan kesehatan kerja pemotongan.
d. Permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja yang perlu diperhatikan :
Pemakaian pakaian yang cocok, sepatu kerja, helm las dan/ atau kaca
mata pengaman ( bila diperlukan ).
Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan ventilasi dan sistem
pengisap udara yang memadai.
Pencahayaan yang cukup.
Konteks Penilaian
Unit ini dapat dilakukan penilaiannya oleh lembaga pelatihan, asosiasi atau industri
tempat bekerja. Penilaian seharusnya meliputi penilaian kemampuan praktik/ unjuk
kerja dan penilaian pokok-pokok pengetahuan dengan beberapa metoda penilaian.
Tingkat Karakteristik
1 Melakukan tugas-tugas rutin berdasarkan prosedur yang baku dan tunduk pada
pemeriksaan kemajuannya oleh supervisor.
2 Melakukan tugas-tugas yang Iebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan
kemampuan untuk pekerjaan yang dilakukan secara otonom. Supervisor melakukan
pengecekan-pengecekan atas penyelesaian pekerjaan.
3 Melakukan aktifitas-aktifitas yang kompleks dan non-rutin, yang diatur sendiri dan
bertanggung jawab atas pekerjaannya dan pekerjaan orang lain.
A Rencana Materi
Catatan: 1. Penyajian bahan, pengajar, peserta dan penilai harus yakin dapat memenuhi seluruh rincian yang tertuang dalam standar
kompetensi.
2. Isi perencanaan merupakan kaitan antara kriteria unjuk kerja dengan pokok-pokok keterampilan dan pengetahuan .
2.0 Menjelaskan tentang 2.1 Efek-efek pemanasan dan Perubahan Bentuk pada Logam : Penyajian Handout
perubahan bentuk pada pendinginan pada logam
- Pemanasan dan pendinginan pada Tanya-jawab OHT
logam. dijelaskan.
logam
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 11
Batam Institutional Development Project
529090831.doc
Bab 4 Strategi Penyajian A Rencana Materi
3.0 Melaksanakan pekerjaan 3.1 Bahan-bahan disiapkan sesuai Penerapan/ latihan Pemotongan Penyajian Handout
pemotongan dan pengaluran dengan gambar kerja. dan Pembentukan :
dengan panas ( nyala api ) Tanya-jawab OHT
3.2 Pekerjaan pemotongan - Pemotongan bentuk lingkaran
secara manual . dilaksanakan sesuai langkah Diskusi Lembar
secara manual
kerja dan mengacu pada kriteria Tugas
- Pemotongan bentuk slot secara Tugas
yang ditetapkan.
manual
3.3 Pekerjaan pengaluran
- Pemotongan bentuk menggunakan
dilaksanakan sesuai langkah
alat bantu
kerja dan mengacu pada kriteria
yang ditetapkan. - Pemotongan dan pembuatan bevel
pada besi kanal
- Pemotongan bentuk slot pada pelat
tebal 20mm
Keterampilan, pengetahuan dan sikap Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
seperti apakah yang saya inginkan untuk siswa?
dimiliki siswa.?
1.1 Peralatan utama pada pemotongan dan Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang peralatan utama pada pemotongan dan
pengaluran dengan panas ( nyala api ) pengaluran dengan panas ( nyala api ) secara manual.
secara manual dijelaskan ( review ).
HO 1, 4 & 5
OHT 1 & 5
1.2 Jenis-jenis pembakar ( brander ) potong Instruktor/ pelatih menerangkan tentang jenis-jenis pembakar ( brander ) potong manual
manual dan nozzle serta alat-alat bantu dan nozzle serta alat-alat bantu pemotongan dan pengaluran.
pemotongan dan pengaluran dijelaskan.
HO 1, 2, & 5
OHT 1, 2 & 6
1.3 Langkah-langkah pemeliharaan nozzle Instruktor/ pelatih menerangkan langkah-langkah pemeliharaan nozzle potong.
potong diuraikan.
HO 3
OHT 3
Keterampilan, pengetahuan dan sikap Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
seperti apakah yang saya inginkan untuk siswa?
dimiliki siswa.?
1.4 Macam-macam ukuran nozzle dan Instruktor/ pelatih menerangkan tentang macam-macam ukuran nozzle dan pembacaan
pembacaan tabel penggunaan nozzle tabel penggunaan nozzle
dijelaskan.
HO 3 - 4
OHT 4
1.5 Keselamatan dan kesehatan kerja pada Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang keselamatan dan kesehatan kerja pada
pemotongan dan pengaluran dengan pemotongan dan pengaluran dengan panas ( nyala api )
panas ( nyala api ) diuraikan ( review )
HO 6 - 7
OHT 7 - 8
1.6 Teknik-teknik pemotongan dan Instruktor/ pelatih memberikan contoh ( demonstrasi ) dan tugas-tugas tentang penerapan
pengaluran dijelaskan. teknik-teknik pemotongan dan pengaluran
HO 7 – 9 & 10
OHT 9 - 10
2.1 Efek-efek pemanasan dan pendinginan Instruktor/ pelatih menjelaskan tentang efek-efek pemanasan dan pendinginan pada
pada logam dijelaskan. logam
HO 11
OHT 11
Keterampilan, pengetahuan dan sikap Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
seperti apakah yang saya inginkan untuk siswa?
dimiliki siswa.?
2.2 Penyebab, pengontrolan dan penanganan Instruktor/ pelatih memberikan penjelasan tentang penyebab, pengontrolan dan
distorsi pada logam dijelaskan ( review ). penanganan distorsi pada logam
HO 12 - 13
OHT 12 - 13
2.3 Teknik-teknik pemanasan pada logam Instruktor/ pelatih memberikan penjelasan dan memberi tugas tentang teknik-teknik
dijelaskan dan diterapkan. pemanasan pada logam
HO 14
Tugas 9
2.4 Macam-macam bahaya pekerjaan Instruktor/ pelatih memberikan penjelasan tentang macam-macam bahaya pekerjaan
pemanasan logam dan pencegahan pemanasan logam dan pencegahan.
diuraikan.
HO 14 - 15
OHT 14
3.1 Bahan-bahan disiapkan sesuai dengan Instruktor/ pelatih memberikan contoh ( demonstrasi ) dan tugas-tugas tentang persiapan
gambar kerja. bahan pada pemotongan dan pengaluran.
Tugas 1 - 6
Keterampilan, pengetahuan dan sikap Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada
seperti apakah yang saya inginkan untuk siswa?
dimiliki siswa.?
3.2 Pekerjaan pemotongan dilaksanakan Instruktor/ pelatih memberikan contoh ( demonstrasi ) dan tugas-tugas tentang langkah-
sesuai langkah kerja dan mengacu pada langkah kerja dan teknik pengerjaan pemotongan dan pembentukan berbagai macam
kriteria yang ditetapkan. jenis bahan.
Tugas 1 - 7
3.3 Pekerjaan pengaluran dilaksanakan Instruktor/ pelatih memberikan contoh ( demonstrasi ) dan tugas-tugas tentang langkah-
sesuai langkah kerja dan mengacu pada langkah kerja dan teknik pengerjaan pengaluran.
kriteria yang ditetapkan.
Tugas 7 - 8
Lembar Informasi HO
HO 1
Blowpipe-attachment
HO 2
HO 3
HO 4
HO 5
nozzle
regulator
Pembakar/
brander
Slang
Proses pengaluran dirancang untuk membuat alur pada permukaan logam. Mulut oksigen
potong yang agak lebih besar menyediakan oksigen potong untuk daerah yang luas.
Penyaluran dengan nyala api membutuhkan volume oksigen yang lebih banyak pada
kecepatan rendah dan kemudian proses pengaluran dengan nyala netral. Proses ini
menghasilkan suatu alur yang dangkal pada permukaan logam.
Nozzle pengalur mempunyai tip yang lengkung dan lurus. Seperti nozzle potong, tip pengalur
dicap (stempel) dengan huruf dan nomor seri untuk membedakan tipe dan ukurannya. Tip
untuk pengaluran lurus di stempel GS, Tip yang lengkung di stempel GB. Diameter oksigen
pengaluran (dalam mm) biasanya juga dituliskan.
lurus lengkung
Nozzle Pengalur :
HO 6
HO 7
Namun bila hal tersebut tidak mungkin dihindari, maka pastikan bahwa pada daerah
pemotongan tersedia sirkulasi udara yang baik atau bila memungkinkan tersedia alat
penyedot asap.
5. Konsentrasi dari Bahan Bakar Gas
Selalu pastikan bahwa pembakar potong dihidupkan secepat mungkin setelah gas
pemanasan awal dihidupkan. Jika volume gas yang dikeluarkan/ dibuka terlalu besar dari
lambat dinyalakan, maka memungkinkan akan beresiko seluruh volume gas berbakar dan
menimbulkan nyala api yang besar atau bahkan meledak saat terjadi penyalaan.
d. Teknik-teknik Pemotongan
Pemotongan dengan nyala api secara manual sedapatnya dimulai pada tepi pelat, karena
pada pemotongan dengan gas diperlukan sisi pelat yang terbuka atau panas yang cukup
(bahan mulai mencair) untuk memulai suatu pemotongan.
Bila pemotongan dilakukan jauh dari tepi atau ditengah pelat, maka pemanasan akan
menjadi lama dan jika daerah pemotongan terlalu panas maka akan mempengaruhi kualitas
akhir dari potongan. Untuk keadaan ini ada dua metode yang dapat dilakukan :
Memakai pahat untuk membuat torehan atau cekungan pada permukaan, sehingga
tepi bekas pahatan yang akan memanas dan terbakar dengan lebih cepat daripada
hanya mencoba memanaskan permukaan yang rata, sehingga dengan demikian
dapat dilakukan pemotongan.
Membuat lubang ( bor ) kecil sebagai permulaan pada pelat atau bagian dimana
pemotongan akan dimulai.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk dapat memotong secara akurat dengan peralatan
potong manual adalah sebagai berikut :
Pastikan ukuran nozzle yang tepat untuk ketebalan bahan yang akan
dipotong.
Atur tekanan gas yang diperlukan ( sesuai dengan tabel / tipe pemotong )
Pastikan bahwa nozzle dalam keadaan bersih dan kondisi baik.
Bentuk nyala api harus sesuai ketentuan, dimana saat nyala api asetilin
(tanpa ada tekanan oksigen) seharusnya panjang nyala kira-kira 30 mm dan
nyala untuk pemanasan awal adalah nyala netral.
Ujung dari api pemanasan awal kira-kira 2 mm dari permukaan pelat yang
dipotong.
Bila memotong lurus, pastikan nozzle tegak lurus terhadap permukaan pelat
pada semua arah. Saat memotong miring pastikan pancaran pemotongan
pada sudut yang tepat.
Kecepatan pemotongan yang dibutuhkan (dalam potongan lurus) bisa diukur
dengan memperhatikan suara dari pancaran dan tampilan dari aliran terak.
Pancaran seharusnya membuat suara desiran yang stabil dan aliran terak
yang berkepanjangan.
Jika akan menembus lubang ( dengan torehan pahat ) untuk memulai
pemotongan pada permukaan ( pada bidang pelat ), maka prosedur berikut
dapat dilakukan :
HO 8
HO 9
Berikut ini beberapa efek pengaturan nyala api potong terhadap hasil pemotongan
(review ) :
HO 10
e. Teknik-teknik Pengaluran
Secara umum, teknik-teknik pengaluran dengan nyala api secara manual adalah sebagai
berikut :
Lakukan pemanasan awal dengan cara melewatkan nyala api beberapa kali
sepanjang garis alur, sehingga temperatur bahan kira-kira 100° C.
Arahkan api pada titik permulaan dengan sudut kira-kira 20° ke 40°. Permukaan
yang dipanaskan menjadi merah cemerlang sebelum pancaran dimulai.
Saat bahan meleleh, rendahkan nozzle pengalur dengan sudut kira-kira 7°.
Pastikan bahwa nozzle tidak “terayun” diluar garis sepanjang proses pengaluran dan
kecepatan gerakan pengaluran dapat dilakukan secara stabil sehingga menghasilkan
lebar alur sekitar 6 - 12 mm.
( Lebih lanjut tentang penerapan pengaluran dengan nyala api ( flame gouging )
akan dibahas pada Unit BSDC-0759 )
HO 11
Namun, bila saat pemanasan berlangsung tetapi bagian logam tersebut tertahan, dengan arti
kata saat terjadi pertambahan volume ke segala arah tertahan ( keseluruhan/ sebagian ),
maka bembesaran hanya terjadi pada bagian yang tidak tertahan. Dengan demikian, setelah
pendinginan, maka perubahan ukuran yang terjadi akan permanen dan pada bagian yang
tertahan akan terjadi penyusutan ukuran.
Batang baja
Ragum
mengembang
menyusut
permanen
HO 12
b. Distorsi
Distorsi ialah perubahan bentuk atau penyimpangan bentuk yang diakibatkan oleh
panas, yang diantaranya adalah akibat proses pemotongan, pengaluran dengan panas
ataupun pengelasan. Pemuaian dan penyusutan benda kerja akan berakibat
melengkungnya atau tertariknya bagian-bagian benda kerja sekitar daerah pemanasan,
misalnya pada saat proses pemotongan dan pengaluran dengan menggunakan nyala api.
1. Penyebab Terjadinya Distorsi
Tiga penyebab utama terjadinya distorsi pada konstruksi logam ( pada pemotongan,
pengaluran dengan panas dan pengelasan ) adalah :
Tegangan sisa
Pengelasan
Pemotong dengan panas/ nyala api
a) Tegangan sisa
Seluruh bahan logam yang digunakan di industri misalnya batangan, lembaran atau
bentuk profil lainnya diproduksi atau dibentuk dengan proses-proses panas atau
dingin dan meninggalkan atau menahan tegangan di dalam bahan yang disebut
tegangan sisa.
Tidak selalu tegangan sisa ini menimbulkan permasalahan. Tapi apabila bahan
menerima panas akibat pengelasan atau pemotongan dengan panas (api), tegangan
sisa akan hilang secara tidak merata, maka akan terjadi perubahan bentuk (distorsi).
2. Pengontrolan Distorsi
Pengontrolan distorsi pada proses pengerjaan dengan panas, khususnya pada
pemotongan dengan menggunakan nyala api dapat dilakukan dengan :
Menggunakan meja penyangga
Pemotongan seimbang
Pemotongan terputus-putus
Pemotongan berangkai / bertahap
Penggunaan baji / pasak
( Lebih lanjut tentang pengontrolan distorsi dibahas pada Unit BSDC-0759 )
HO 13
3. Penanganan Distorsi
Metode paling efektif untuk penanganan distorsi ( pembengkokkan & pelurusan ) adalah
dengan menggunakan panas dan kombinasi tekanan secara mekanik.
Panas digunakan untuk mengembangkan dan menyusutkan logam sehingga perubahan
dimensi akan menjadi tetap, sedang tekanan mekanik dilakukan untuk mengarahkan/
menekankan ke arah yang diinginkan, yakni dengan menggunakan alat-alat pemukul
(palu) atau alat pengikat/ alat pres. Kombinasi penggunaan panas dan tekanan akan lebih
baik dan efektif dari pada menggunakan salah satu dari keduanya.
Jika kombinasi panas dan tekanan diterapkan, maka penekanan adalah untuk memegang
atau mengarahkan bagian logam dan tidak menghasilkan bengkokkan yang nyata.
Pemanasan seharusnya tidak dikonsentrasikan pada bagian terkecil dan cukup untuk
menghasilkan panas sampai benda kerja menjadi warna merah. Kemudian benda kerja
didinginkan tanpa media pendingnan, dimana jika didinginkan secara kejut ( misalnya
menggunakan air ), maka dimungkinkan logam tersebut akan mengkerut tanpa terkontrol.
Berikut ini adalah arah dan contoh-contoh bagian dari baja profil yang akan mengalami
distorsi bila dilakukan pekerjaan panas :
Gambar 9 : Arah dan Bagian dari Baja Profil yang Mengalami Distorsi
HO 14
Oksi-LPG Oksi-asetilin
Jika melakukan pekerjaan pemanasan dengan menggunakan pemanas gas, maka perlu
diperhatikan keselamatan kerja. Adapun bahaya kecelakaan yang dapat ditimbulkan
adalah sebagai berikut :
- Bahaya dari pemanasan yang tinggi dan nyala api yang banyak
- Percikan dari karat/ lapisan logam yang panas
- Asap
- Nyala balik
a) Bahaya panas dan nyala api
Api yang dikeluarkan sangat besar karena ukuran dan jumlah dari lubang tip dan
tekanan gas tambahan yang digunakan. Untuk itu harus berhati-hati untuk
mengarahkan api hanya pada pekerjaan dan tidak ke arah yang lain.
Temperatur yang normal dari nyala oksi-asetilen kira-kira 3000 °C, sehingga diperlukan
alat pelindung diri yang terbuat dari bahan yang tahan terhadap panas, misalnya bahan
kulit.
b) Bahaya percikan dari karat/ lapisan logam yang terkelupas
Api yang besar dan temperatur tinggi, juga akan menyebabkan lapisan permukaan
yang dipanaskan ( spt. karat dan kotoran ) akan terkelupas dan akan melayang/
beterbangan sehingga dapat menyebabkan kecelakaan pada pekerja atau orang yang
berada disekitar tempat kerja.
Oleh sebab itu, perhatihan arah api dan lingkungan kerja, agar resiko kecelakaan dapat
dihindari, terutama terhadap benda-benda atau bahan yang mudah terbakar/ meledak,
seperti bahan bakar cair/ gas ataupun bahan-bahan lunak lainnya, seperti kayu dan
kain.
HO 15
c) Bahaya asap
Jika pemanasan dilakukan pada permukaan yang tertutup cat, minyak atau pelumas
atau pelapisan logam bisa menghasilkan asap dengan sangat cepat. Dalam kondisi
demikian, perlu adanya sistem sirkulasi udara yang baik, alat pelindung pernafasan
atau alat pengisap yang memadai.
d) Bahaya nyala balik
Nyala balik pada proses yang menggunakan pembakaran gas mengakibatkan
kerusakan yang serius, yakni berupa ledakan pada tip/ pembakar atau pada slang gas
atau yang paling berbahaya adalah jika ledakan terjadi pada tabung bahan bakar.
Untuk itu tiap instalasi pembakar gas ( pengelasan, pemotongan atau pemanasan )
perlu dilengkapi anti nyala balik ( anti flash back ) yang dipasangkan pada regulator
maupun pada pembakar ( brander ).
Tugas
Tugas 1
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih tugas ini, peserta diharapkan mampu memotong
diameter dalam pada pelat baja karbon dengan menggunakan pemotong gas manual
dengan kriteria :
penyimpangan ukuran maks. 1mm
hasil potongan halus, rata dan tajam
bebas terak dan percikan terak
2. Bahan :
Pelat baja karbon ukuran 150 x 150 x 10mm
C. Keselamatan Kerja
Periksa kebocoran-kebocoran gas sebelum memulai penyalaan.
Gunakan ukuran nozzle sesuai tebal bahan ( lihat tabel )
Perhatikan peletakan dan posisi bahan terhadap lingkungan kerja
Biasakan bekerja dengan bersih dan rapi, tempat kerja yang berantakan akan
berpotensi menimbulkan kecelakaan.
Jauhkan nyala api, bunga api, dan logam panas dari silinder gas, karena oksigen
dan asetilin berpotensi menimbulkan bahaya.
Bertanyalah pada Instruktor/ pembimbing jika ada hal-hal yang tidak dimengerti
dalam melaksanakan pekerjaan.
Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.
D. Gambar Kerja
dipahat
100
150
C. Langkah Kerja
a. Siapkan alat potong dengan memperhatikan sambungan-sambungan slang las dan
pemasangan regulator serta tekanan kerja yang sesuai dengan pekerjaan.
b. Buat garis diagonal untuk menentukan titik pusat lingkaran, kemudian tandai/ lukis
lingkaran pemotongan , yakni R.50 mm – lebar potongan.
c. Buat takikan dengan pahat untuk memulai pemotongan.
d. Tempatkan bahan diatas dudukan yang memungkinkan cairan pemotongan dapat
bebas terbuang ke bawah.
e. Nyalakan pembakar las dan atur nyala netral kemudian lakukan pemanasan awal.
f. Lakukan pemotongan dimulai dari bekas pahatan dan kemudian secara manual
arahkan pada garis lingkaran potong.
g. Lanjutkan pemotongan sampai selesai dengan mengikuti garis lingkaran potong.
h. Periksa hasil pemotongan dengan mengacu pada kriteria yang ditentukan.
i. Lakukan pemotong ulang sesuai petunjuk Instruktor/ pembimbing, jika belum mencapai
kriteria.
j. Dinginkan dan bersihkan bahan sebelum diserahkan pada Instruktor/ pembimbing.
LEMBAR PENILAIAN
Aspek yang Diukur Kriteria Penilaian L / LT Rekomendasi
Ukuran Penyimpangan ± 1mm
Hasil potongan Pemotongan halus , rata dan tajam
Cacat pemotongan Tidak ada bagian yang tak putus
Kebersihan Bebas dari percikan dan terak
Penilai,
Tugas 2
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih tugas ini, peserta diharapkan mampu memotong
bentuk slot pada pelat baja karbon dengan menggunakan pemotong gas manual
dengan kriteria :
penyimpangan ukuran maks. 1mm
hasil potongan halus, rata dan tajam
bebas terak dan percikan terak
2. Bahan :
Pelat baja karbon ukuran 150 x 150 x 10mm
C. Keselamatan Kerja
Periksa kebocoran-kebocoran gas sebelum memulai penyalaan.
Gunakan ukuran nozzle sesuai tebal bahan ( lihat tabel )
Perhatikan peletakan dan posisi bahan terhadap lingkungan kerja
Biasakan bekerja dengan bersih dan rapi, tempat kerja yang berantakan akan
berpotensi menimbulkan kecelakaan.
Jauhkan nyala api, bunga api, dan logam panas dari silinder gas, karena oksigen
dan asetilin berpotensi menimbulkan bahaya.
Bertanyalah pada Instruktor/ pembimbing jika ada hal-hal yang tidak dimengerti
dalam melaksanakan pekerjaan.
Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.
D. Gambar Kerja
DIPAHA
T
150
100
DIBOR
20
150
C. Langkah Kerja
a. Siapkan alat potong dengan memperhatikan sambungan-sambungan slang las dan
pemasangan regulator serta tekanan kerja yang sesuai dengan pekerjaan.
b. Lukis/ tandai menggunakan kapur teknik benda kerja sesuai gambar kerja.
c. Buat takikan dengan pahat dan buat lubang kecil ( 3 – 4mm ) dengan mesin bor
pada masing-masing slot sesuai gambar kerja untuk memulai pemotongan
d. Tempatkan bahan diatas dudukan yang memungkinkan cairan pemotongan dapat
bebas terbuang ke bawah.
e. Nyalakan pembakar las dan atur nyala netral kemudian lakukan pemanasan awal.
f. Lakukan pemotongan dimulai dari bekas pahatan dan kemudian secara manual
arahkan pada garis potong slot.
g. Lanjutkan pemotongan pada slot yang dibor sampai selesai dengan metode yang
sama.
h. Periksa hasil pemotongan dengan mengacu pada kriteria yang ditentukan.
i. Lakukan pemotong ulang sesuai petunjuk Instruktor/ pembimbing, jika belum
mencapai kriteria.
j. Dinginkan dan bersihkan bahan sebelum diserahkan pada Instruktor/ pembimbing.
LEMBAR PENILAIAN
Aspek yang Diukur Kriteria Penilaian L / LT Rekomendasi
Ukuran Penyimpangan ± 1mm
Hasil potongan Pemotongan halus , rata dan tajam
Cacat pemotongan Tidak ada bagian yang tak putus
Kebersihan Bebas dari percikan dan terak
Penilai,
Tugas 3
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih tugas ini, peserta diharapkan mampu memotong
berbagai bentuk menggunakan alat bantu pada pelat baja karbon dengan menggunakan
pemotong gas manual dengan kriteria :
penyimpangan ukuran maks. 0,5mm
hasil potongan halus, rata dan tajam
bebas terak dan percikan terak
2. Bahan :
Pelat baja karbon ukuran 150 x 150 x 10mm
C. Keselamatan Kerja
Periksa kebocoran-kebocoran gas sebelum memulai penyalaan.
Gunakan ukuran nozzle sesuai tebal bahan ( lihat tabel )
Perhatikan peletakan dan posisi bahan terhadap lingkungan kerja
Biasakan bekerja dengan bersih dan rapi, tempat kerja yang berantakan akan
berpotensi menimbulkan kecelakaan.
Jauhkan nyala api, bunga api, dan logam panas dari silinder gas, karena oksigen
dan asetilin berpotensi menimbulkan bahaya.
Bertanyalah pada Instruktor/ pembimbing jika ada hal-hal yang tidak dimengerti
dalam melaksanakan pekerjaan.
Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.
D. Gambar Kerja
C. Langkah Kerja
a. Siapkan alat potong dengan memperhatikan sambungan-sambungan slang las dan
pemasangan regulator serta tekanan kerja yang sesuai dengan pekerjaan.
b. Lukis/ tandai menggunakan kapur teknik garis potong sesuai gambar kerja.
c. Buat takikan dengan pahat atau lubang bor pada bagian-bagian yang akan
dipotong.
d. Tempatkan bahan diatas dudukan yang memungkinkan cairan pemotongan dapat
bebas terbuang ke bawah.
e. Gunakan alat bantu ( rol potong lingkaran ) terutama untuk membuat lubang 60
dan R50 mm.
f. Nyalakan pembakar las dan atur nyala netral kemudian lakukan pemanasan awal.
g. Lakukan pemotongan dimulai dari bekas pahatan atau lubang dan kemudian secara
manual arahkan pada garis potong.
h. Lanjutkan pemotongan sampai selesai dengan mengikuti garis potong yang telah
dilukis/ ditandai.
i. Periksa hasil pemotongan dengan mengacu pada kriteria yang ditentukan.
j. Lakukan pemotong ulang sesuai petunjuk Instruktor/ pembimbing, jika belum
mencapai kriteria.
k. Dinginkan dan bersihkan bahan sebelum diserahkan pada Instruktor/ pembimbing.
LEMBAR PENILAIAN
Aspek yang Diukur Kriteria Penilaian L / LT Rekomendasi
Ukuran Penyimpangan ± 0,5mm
Hasil potongan Pemotongan halus , rata dan tajam
Cacat pemotongan Tidak ada bagian yang tak putus
Kebersihan Bebas dari percikan dan terak
Penilai,
Tugas 4
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih tugas ini, peserta diharapkan mampu memotong dan
membuat bevel persiapan sambungan pada besi kanal dengan menggunakan pemotong
gas manual dengan kriteria :
penyimpangan ukuran maks. 1mm
sudut bevel 35
root face 2 –3 mm
hasil potongan halus, rata dan seimbang
bebas terak dan percikan terak
2. Bahan :
Besi kanal 127 x 64 x 150mm ( 2 buah )
C. Keselamatan Kerja
Periksa kebocoran-kebocoran gas sebelum memulai penyalaan.
Gunakan ukuran nozzle sesuai tebal bahan ( lihat tabel )
Perhatikan peletakan dan posisi bahan terhadap lingkungan kerja
Biasakan bekerja dengan bersih dan rapi, tempat kerja yang berantakan akan
berpotensi menimbulkan kecelakaan.
Jauhkan nyala api, bunga api, dan logam panas dari silinder gas, karena oksigen
dan asetilin berpotensi menimbulkan bahaya.
Bertanyalah pada Instruktor/ pembimbing jika ada hal-hal yang tidak dimengerti
dalam melaksanakan pekerjaan.
Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.
D. Gambar Kerja
C. Langkah Kerja
a. Siapkan alat potong dengan memperhatikan sambungan-sambungan slang las dan
pemasangan regulator serta tekanan kerja yang sesuai dengan pekerjaan.
b. Lukis/ tandai 2 buah besi kanal menggunakan kapur teknik sesuai gambar kerja.
Perhatikan bahwa dua bagian besi kanal adalah berlawanan arah.
c. Potong besi kanal dimulai dari bagian flens kemudian baru web.
d. Cek ukuran dan bentuk hasil potongan sebelum pembuatan bevel, terutama sudut
pertemuan dua potongan besi kanal.
e. Lakukan pemotongan bevel dengan bantuan rol potong yang telah diatur sudut
potongnya ( 35 ), dan perhatikan bahwa hasil potongan tersisa untu root face
sebesar 2 – 3 mm.
f. Periksa hasil pemotongan dengan mengacu pada kriteria yang ditentukan.
g. Lakukan pemotong ulang sesuai petunjuk Instruktor/ pembimbing, jika belum
mencapai kriteria.
h. Dinginkan dan bersihkan bahan sebelum diserahkan pada Instruktor/ pembimbing.
LEMBAR PENILAIAN
Aspek yang Diukur Kriteria Penilaian L / LT Rekomendasi
Ukuran Penyimpangan ± 1mm
Hasil potongan Pemotongan halus , rata dan tajam
Sudut bevel 35, + 5 - 0
Root face 2 – 3 mm
Cacat pemotongan Tidak ada bagian yang tak putus
Kebersihan Bebas dari percikan dan terak
Penilai,
Tugas 5
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih tugas ini, peserta diharapkan mampu memotong dan
membuat bevel persiapan sambungan pada besi kanal dengan menggunakan pemotong
gas manual dengan kriteria :
penyimpangan ukuran maks. 1mm
sudut bevel 35
root face 2 –3 mm
hasil potongan halus, rata dan seimbang
bebas terak dan percikan terak
2. Bahan :
Besi kanal 127 x 64 x 150mm ( 2 buah )
C. Keselamatan Kerja
Periksa kebocoran-kebocoran gas sebelum memulai penyalaan.
Gunakan ukuran nozzle sesuai tebal bahan ( lihat tabel )
Perhatikan peletakan dan posisi bahan terhadap lingkungan kerja
Biasakan bekerja dengan bersih dan rapi, tempat kerja yang berantakan akan
berpotensi menimbulkan kecelakaan.
Jauhkan nyala api, bunga api, dan logam panas dari silinder gas, karena oksigen
dan asetilin berpotensi menimbulkan bahaya.
Bertanyalah pada Instruktor/ pembimbing jika ada hal-hal yang tidak dimengerti
dalam melaksanakan pekerjaan.
Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.
D. Gambar Kerja
C. Langkah Kerja
a. Siapkan alat potong dengan memperhatikan sambungan-sambungan slang las dan
pemasangan regulator serta tekanan kerja yang sesuai dengan pekerjaan.
b. Lukis/ tandai 2 buah besi kanal menggunakan kapur teknik sesuai gambar kerja.
Perhatikan bahwa dua bagian besi kanal adalah berlawanan arah.
c. Potong besi kanal dimulai dari bagian flens kemudian baru web.
d. Cek ukuran dan bentuk hasil potongan sebelum pembuatan bevel, terutama sudut
pertemuan dua potongan besi kanal.
e. Lakukan pemotongan bevel dengan bantuan rol potong yang telah diatur sudut
potongnya ( 35 ), dan perhatikan bahwa hasil potongan tersisa untu root face
sebesar 2 – 3 mm.
f. Periksa hasil pemotongan dengan mengacu pada kriteria yang ditentukan.
g. Lakukan pemotong ulang sesuai petunjuk Instruktor/ pembimbing, jika belum
mencapai kriteria.
h. Dinginkan dan bersihkan bahan sebelum diserahkan pada Instruktor/ pembimbing.
LEMBAR PENILAIAN
Aspek yang Diukur Kriteria Penilaian L / LT Rekomendasi
Ukuran Penyimpangan ± 1mm
Hasil potongan Pemotongan halus , rata dan tajam
Sudut bevel 35, + 5 - 0
Root face 2 – 3 mm
Cacat pemotongan Tidak ada bagian yang tak putus
Kebersihan Bebas dari percikan dan terak
Penilai,
Tugas 6
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih tugas ini, peserta diharapkan mampu memotong
bentuk slot pada pelat tebal 20mm dengan menggunakan pemotong gas manual dengan
kriteria :
penyimpangan ukuran maks. 0,5mm
hasil potongan halus, rata dan seimbang
bebas terak dan percikan terak
2. Bahan :
Pelat baja karbon ukuran 75 x 150 x 20mm
C. Keselamatan Kerja
Periksa kebocoran-kebocoran gas sebelum memulai penyalaan.
Gunakan ukuran nozzle sesuai tebal bahan ( lihat tabel )
Perhatikan peletakan dan posisi bahan terhadap lingkungan kerja
Biasakan bekerja dengan bersih dan rapi, tempat kerja yang berantakan akan
berpotensi menimbulkan kecelakaan.
Jauhkan nyala api, bunga api, dan logam panas dari silinder gas, karena oksigen
dan asetilin berpotensi menimbulkan bahaya.
Bertanyalah pada Instruktor/ pembimbing jika ada hal-hal yang tidak dimengerti
dalam melaksanakan pekerjaan.
Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.
D. Gambar Kerja
Lubang awal
pemotongan
C. Langkah Kerja
a. Siapkan alat potong dengan memperhatikan sambungan-sambungan slang las dan
pemasangan regulator serta tekanan kerja yang sesuai dengan pekerjaan.
b. Lukis/ tandai garis potong menggunakan kapur teknik sesuai gambar kerja.
c. Buat lubang 3 – 4mm dengan mesin bor untuk memulai pemotongan.
d. Lakukan pemotongan secara hati-hati, terutama pada bagian radius/ lengkung.
e. Periksa hasil pemotongan dengan mengacu pada kriteria yang ditentukan.
f. Lakukan pemotong ulang sesuai petunjuk Instruktor/ pembimbing, jika belum
mencapai kriteria.
g. Dinginkan dan bersihkan bahan sebelum diserahkan pada Instruktor/ pembimbing.
LEMBAR PENILAIAN
Aspek yang Diukur Kriteria Penilaian L / LT Rekomendasi
Ukuran Penyimpangan ± 0,5mm
Hasil potongan Pemotongan halus , rata dan tajam
Cacat pemotongan Tidak ada bagian yang tak putus
Kebersihan Bebas dari percikan dan terak
Penilai,
Tugas 7
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih tugas ini, peserta diharapkan mampu mengalur hasil las
sambungan sudut ( T ) menggunakan peralatan pengalur gas manual dengan memenuhi
kriteria :
Hasil pengaluran rata, halus dan lurus
Beda permukaan hasil alur maks. 1mm
Bahan dasar tidak rusak/ termakan
Bebas terak
D. Gambar Kerja
E. Langkah Kerja.
a. Siapkan satu buah hasil las sambungan sudut ( T ) minimum panjang 150mm.
b. Bersihkan sehingga bebas kotoran, karat dan bahan-bahan berminyak.
c. Siapkan peralatan pengaluran ( dengan ukuran tip no. 32GB ), peralatan keselamatan
dan kesehatan kerja serta alat-alat bantu yang diperlukan.
d. Atur tekanan kerja : C2H2 = 100 kPa dan O2 = 500 kPa.
e. Lakukan pengaluran sesuai gambar kerja dengan metode pengaluran seperti yang
telah didemonstrasikan pembimbing/ instruktor.
f. Periksa hasil pengaluran dengan mengacu pada kriteria yang telah ditentukan.
g. Rapikan sisi-sisi alur dengan menggunakan pahat (jika perlu) dan/atau kikir.
h. Bersihkan dan dinginkan benda kerja .
i. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa.
j. Ulangi pekerjaan jika belum mencapai kriteria yang ditetapkan.
LEMBAR PENILAIAN
Aspek yang Diukur Kriteria Penilaian L / LT Rekomendasi
Hasil pengaluran - Halus, lurus dan rata
Tugas 8
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih tugas ini, peserta diharapkan mampu membuat persiapan
kampuh las bentuk ”J” menggunakan peralatan pengalur gas manual dengan memenuhi
kriteria :
Hasil pengaluran rata, halus dan lurus
Beda permukaan hasil alur maks. 1mm
Sudut kampuh antara 10 - 15
Root face 3mm
Radius min. 5mm
Bebas terak
D. Gambar Kerja
E. Langkah Kerja.
a. Siapkan satu buah pelat ukuran 150 x 75 x 20mm.
b. Bersihkan sehingga bebas kotoran, karat dan bahan-bahan berminyak.
c. Tandai bagian yang akan dipotong dengan menggunakan kapur teknik, terutama
ukuran root face = 3mm.
d. Siapkan peralatan pengaluran ( dengan ukuran tip no. 32GB ), peralatan
keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat bantu yang diperlukan.
e. Atur tekanan kerja : C2H2 = 100 kPa dan O2 = 500 kPa.
f. Letakkan benda kerja pada posisi tegak.
g. Lakukan pemanasan awal menggunakan nyala netral dengan alat pengalur,
kemudian alur sepanjang garis untuk root face terlebih dahulu.
h. Lakukan pengaluran secara bertahap sampai mencapai ukuran yang sesuai
dengan gambar kerja.
i. Periksa hasil pengaluran dengan mengacu pada kriteria yang telah ditentukan.
j. Rapikan sisi-sisi alur dengan menggunakan pahat (jika perlu) dan/atau kikir.
k. Bersihkan dan dinginkan benda kerja .
l. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa.
m. Ulangi pekerjaan jika belum mencapai kriteria yang ditetapkan.
LEMBAR PENILAIAN
Aspek yang Diukur Kriteria Penilaian L / LT Rekomendasi
Hasil pengaluran - Halus, lurus dan rata
Tugas 9
A. Tujuan Instruksional
Setelah mempelajari dan berlatih tugas ini, peserta diharapkan mampu melakukan
penanganan distorsi dengan pemanasan ( contra-heating ) menggunakan peralatan
pemanas atau pembakar ( brander ) potong gas manual dengan memenuhi kriteria :
Beda permukaan hasil perbaikan distorsi maks. 1mm
Hasil pemanasan tidak cacat
D. Gambar Kerja
E. Langkah Kerja.
a. Siapkan satu batang besi siku ukuran minimum 50 x 50mm, panjang 300mm
yang terdistorsi dengan beda permukaan antara 3 – 5mm.
b. Bersihkan sehingga bebas kotoran, karat dan bahan-bahan berminyak.
c. Ikat salah satu sisi benda kerja pada ragum, dimana sisi yang akan dipanaskan
mengarah ke atas.
d. Jika menggunakan pembakar potong, maka pilihlah nozzle berukuran besar ( no.
20 atau yang setara ) dan jika menggunakan pembakar pemanas khusus, gunakan
nozzle 6 x 12.
e. Atur tekanan kerja : C2H2 = 100 kPa dan O2 = 200 kPa.
f. Lakukan pemanasan ( nyala netral/ karburasi tanpa oksigen potong ) dari arah
luar sudut bengkokan dengan luas pemanasan tidak lebih dari diameter 35mm.
Jangan memanaskan keseluruhan bahan !
g. Lakukan pemanasan sampai bahan bewarna merah gelap.
h. Biarkan bahan dingin secara alami tanpa media pendingan ( tidak dilakukan
quenching ).
i. Bersihkan dan dinginkan benda kerja .
j. Periksa hasil pekerjaan dengan mengacu pada kriteria yang telah ditentukan.
k. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa.
l. Ulangi pekerjaan jika belum mencapai kriteria yang ditetapkan.
LEMBAR PENILAIAN
Aspek yang Diukur Kriteria Penilaian L / LT Rekomendasi
Hasil perbaikan distorsi - Beda permukaan hasil perbaikan
distorsi maks. 1mm
OHT 1
Transparansi
Blowpipe-attachment
OHT 2
Tipe-tipe Nozzle :
Alat-alat Bantu :
OHT 3
OHT 4
nozzle
regulator OHT 5
Pembakar/
Proses pengaluran menggunakan peralatan bahan bakar
brander
gas + oksigen atau dengan nyala api ( flame gouging )
merupakan proses yang hampir sama dengan proses
pemotongan dengan oksi- bahan bakar gas. Perbedaannya
hanya terletak pada bentuk nozzle yang didisain secara
khusus.
Slang
Peralatan Utama Pengaluran
OHT 6
Nozzle Pengalur
lurus lengkung
OHT 7
OHT 8
4. Asap :
Proses pemotongan dengan nyala api dapat menghasilkan
asap beracun, yakni dari pelapisan permukaan pada logam
seperti seng atau bahan galvanis, zincanneal dan bahan yang
mengandung cat serta berbagai macam jenis plastik.
Bahan lain seperti minyak atau oli pada permukaan logam,
akan mengeluarkan asap yang dapat merusak kualitas
potongan dan menimbulkan bau tak sedap serta mengganggu
pernafasan.
Sebelum melakukan pemotongan yakinkan bahwa material
terbebas dari bahan-bahan tersebut dan tersedia sirkulasi
udara yang baik atau bila memungkinkan tersedia alat
penyedot asap.
OHT 9
Teknik-teknik Pemotongan
OHT 10
Teknik-teknik Pengaluran
Urutan Pengaluran
OHT 11
Batang baja
Ragum
mengembang
menyusut
permanen
OHT 12
Distorsi
Pengontrolan Distorsi :
Menggunakan meja penyangga
Pemotongan seimbang
Pemotongan terputus-putus
Pemotongan berangkai / bertahap
OHT 13
Penanganan Distorsi :
Metode paling efektif untuk penanganan distorsi
(pembengkokkan & pelurusan) adalah dengan menggunakan
panas dan kombinasi tekanan secara mekanik.
Panas digunakan untuk mengembangkan dan
menyusutkan logam sehingga perubahan dimensi akan
menjadi tetap
Tekanan mekanik dilakukan untuk mengarahkan/
menekankan ke arah yang diinginkan, yakni dengan
menggunakan alat-alat pemukul (palu) atau alat pengikat/
alat pres.
Kombinasi penggunaan panas dan tekanan akan lebih
baik dan efektif dari pada menggunakan salah satu dari
keduanya.
OHT 14
Kualifikasi Penilai
Dalam kondisi Iingkungan kerja, seorang peniIai industri yang diakui akan menentukan
apakah seorang pekerja mampu melakukan tugas yang terdapat dalam unit kompetensi ini .
Untuk menilai unit ini mungkin Anda akan memilih metode yang ditawarkan dalam pedoman
ini, atau mengembangkan metode Anda sendiri untuk melakukan penilaian. Para penilai
harus memperhatikan petunjuk penilaian dalam standar kompetensi sebelum memutuskan
metode penilaian yang akan dipakai.
Penilaian Teori
Gambar penginstalasian :
4. Secara bentuk ( fisik ), apa perbedaan antara nozzle potong LPG dan nozzle potong
asetilin ?, jelaskan !
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
7. Apa arti huruf “GB “ dan “GS” pada nozzle pengalur. Jelaskan perbedaan dan
penggunaannya !
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
8. Pada proses pemotongan dan pengaluran dengan nyala api secara manual dapat
menimbulkan bahaya-bahaya. Uraikan bahaya-bahaya tersebut dan berikan contoh-
contoh kasus !
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
9. Uraikan ( lengkapi dengan gambar ) langkah-langkah dan teknik pemotongan pelat yang
dimulai dari tengah ( jauh dari pinggir ).
Langkah Kerja :
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 81
Batam Institutional Development Project
529090831.doc
Bab 5 Cara Menilai Unit Ini
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
Gambar :
2. Apa arti distorsi pada logam ? Jelaskan secara singkat penyebab terjadinya distorsi
tersebut !
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
4. Jika melakukan pekerjaan pemanasan dengan menggunakan pemanas gas, maka perlu
diperhatikan keselamatan kerja. Jelaskan bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan dari
proses tersebut !
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
……………………………………………………………….………………………………
Penilaian Praktik
Pokok-pokok Perlu
Pengetahuan dan Tugas-tugas Penilaian Ya Tidak Latihan
Keterampilan Lanjutan
1.0 Menjelaskan alat-alat 1.1 Peralatan utama pada
dan teknik-teknik pemotongan dan pengaluran
pemotongan dan dengan panas ( nyala api ) secara
pengaluran dengan manual dijelaskan ( review ).
panas (nyala api) 1.2 Jenis-jenis pembakar ( brander )
secara manual. potong manual dan nozzle serta
alat-alat bantu pemotongan dan
pengaluran dijelaskan.
1.3 Langkah-langkah pemeliharaan
nozzle potong diuraikan.
1.4 Macam-macam ukuran nozzle dan
pembacaan tabel penggunaan
nozzle dijelaskan.
1.5 Keselamatan dan kesehatan kerja
pada pemotongan dan pengaluran
dengan panas ( nyala api )
diuraikan ( review )
1.6 Teknik-teknik pemotongan dan
pengaluran dijelaskan.
Lembar Penilaian
Unit : BSDC 0758: Pemotongan, Pengaluran dan Pembentukan
secara Manual Lanjut
Tanda tangan
Tanggal:
Tanggal: