Anda di halaman 1dari 6

PEMERAN :

Narator, Reporter : Nur Dina Kamelia

Bu dosen : Anis Maisaroh

Ketua STIKES : Tri Waris Subariyono

Tim triage : Ana Lutfiah Hasanah, Angraini Wulandari

Tim siaga bencana

1. TRC : Nur Vika Indah Sari


2. Tim evakuasi : Hasbin Firdian, Nur Dina Kamelia, Nur Vika Indah Sari
3. RS Lapangan : Anis Sri (merah), Siti Nurkholisa (Kuning), Cindy Reza (hijau)

Pada tanggal 30 Desember 2020 hari rabu pagi hari di STIKES Banyuwangi. Kampus
ini terletak di tengah perkotaan Banyuwangi di jalan letqol istiqlah no 109. Hiruk-pikuk area
kampus disana terdapat mahasiswa maupun dosen-dosen yang sibuk dengan urusannya
masing-masing.

Bu Dosen: “Assalamualaikum, Ya baiklah, sekarang kita mulai pelajaran hari ini.”


Mahasiswa : “waalaikumsalam, baik bu.”

[Pelajaran pun dimulai]

Beberapa hari sebelumnya, banyuwangi sering terjadi gempa kecil yang meresahkan warga
Banyuwangi. Dengan terjadinya kejadian gempa, ketua STIKES Banyuwangi mengadakan
penyuluhan bagi warga STIKES Banyuwangi yang disampaikan oleh pihak BPBD..

PRA BENCANA

Tiba saatnya jam istirahat. Kampus memberi pemberitahuan untuk kumpul di depan GBK
karena akan ada penyuluhan tentang Gempa Bumi.

Ketua stikes : “Assalamualaikum, bagaimana kabarnya ? alhamdulillah kalau baik. Jadi ini
ada kegiatan penyuluhan pencegahan dan mitigasi persiapan sebelum terjadi gempa bumi
oleh pihak BPBD.”

BPBD : “Tindakan Pencegahan jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini
terdapat petunjuk yang dapat dijadikan pegangan dimanapun anda berada :

A) Di dalam rumah
Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus
mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah ke bawah meja
untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak memiliki
meja, lindungi kepala anda dengan bantal. Jika anda sedang menyalakan kompor
maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.
B) Di sekolah
Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan
panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu,
carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang dan pohon.
C) Di luar rumah
Lindungi kepala anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau
kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papanpapan
reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang
anda bawa.

[menjelaskan penyuluhan]

BPBD : “baik itu yang saya sampaikan, apa ada pertanyaan?”

Mahasiswa : “Tidak ada”

Beberapa hari kemudian, gempa bumi mengguncang kota Banyuwangi tepatnya di


desa penataban kampus STIKES dengan kekuatan 6,7 SR yang mengguncang dengan dahsyat
pada pukul 10.00 WIB.

[SIRINE GEMPA]

Reporter  : “Gempa Bumi Banyuwangi adalah peristiwa gempa Bumi tektonik kuat yang
mengguncang Banyuwangi dan Jawa Timur pada 31 Desember 2020 kurang lebih pukul
10.00 WIB selama 50 detik. Gempa tersebut berkekuataan 6,7 pada skala Richter. Walaupun
hiposenter gempa berada di laut, tetapi tidak mengakibatkan tsunami. Gempa juga dirasakan 
di Situbondo, Bondowoso, Jember. Kerusakannya pun cukup parah seperti gedung gedung
rusak ,situs kuno dan lokasi wisata pun ikut rusak. Penanganan dan bantuan: Setelah
peristiwa tersebut, Bupati Banyuwangi memerintahkan anggota PMI untuk mengerahkan
pasukan disekitarnya untuk melakukan langkah cepat darurat. Sekian berita yang dapat saya
sampaikan selamat siang dan sampai jumpa.”

Setelah gempa mulai reda, ketua stikes segera menghubungi BPBD.

Ketua stikes :"Assalamualaikum saya ketua dari STIKES Banyuwangi, Ibu saya ingin
mengabarkan bahwa ada gempa bumi di STIKES Banyuwangi gempa terjadi pukul 10.00
WIB. Ada bangunan yang roboh dan kemungkinan menelan korban jiwa mohon untuk
ditindak lanjuti. Terima kasih"

Kepala BPBD : "Baik akan segera kami tindak lanjuti untuk proses evakuasi lebih lanjut.
mempersiapkan Tim siaga bencana, dan RS rujukan untuk para korban."

Tim Siaga bencana dan Tim Triage berkumpul melakukan brefing bersama sebelum
dilakukannya evakuasi terhadap korban bencan. Breafing dipimpin oleh leader lapangan dari
TIM Siaga Bencana.
Anis M. : Baik semua tim segera membentuk formasi, kanan tim triage,dan kiri tim siaga
bencana. Baik teman-teman kita sudah ada di lokasi sebelum kita melakukan proses evakuasi
mari kita berdoa menurut agama masing-masing. Berdoa mulai...selesai. baik ini kita sudah
ditempat kejadian untuk Tim Triage dan Tim siaga bencana. Nanti untuk TIM evakuasi dan
Tim Triage silahkan menuju lokasi bencana untuk melakukan evakuasi dan triage pada
korban. Dan untuk tim siaga bencana kecuali evakuasi Silahkan menuju ke tenda darurat
disebelah sana yang sudah kita sedikan untuk pertolongan para korban, jangan lupa gunakan
APD dan tetap berhati-hati dan segera laksanakan.

All TIM: "SIAP LAKSANAKAN."

Anis M. : "SIAP SEGERA."

Ketua Tim Triage memberikan arahan kembali kepada semua Tim.

Ana : "Baik Tim Triage lakukan pertolongan dengan baik dan benar, masih ingat dengan
pertolongan prioritas?

Angraini : "Siap masih ingat, hijau untuk cedera ringan, kuning untuk cedera sedang dengan
harapan hidup tinggi, merah untuk darurat, hitam untuk korban kritis dengan harapan hidup
rendah."

Ana: "Ingat selalu prioritas korban yang akan kalian selamatkan, lakukan pertolongan terbaik
pada korban yang akan kalian selamatkan. Baik laksanakan.

tim siaga bencana (semua): "Siap laksanakan."

Seluruh Tim menyebar dan menjalankan tugasnya masing-masing. Terdengar suara minta
tolong dari beberapa korban.

Ana: "Ayo Tim Triage segera menyebar, pasangkan gelang sesuai kondisi korban. Halo yang
bisa berjalan mohon berjalan ke bendera warna hijau, bagi Yang tidak bisa berjalan mohon
bersuara dan lambaikan tangan kalian."

Saat proses evakuasi terjadi, aparat keamanan memberikan batas keamanan. Agar warga yang
melihat proses evakuasi tidak mendekati.

Hasbin : “mohon untuk warga menjauh tempat evakuasi".

( memasang garis pembatas)

Keluarga korban : "Tapi pak, keluarga saya tadi ada di gedung ini'".(Berkata dengan panik )

Hasbin: "Mohon bersabar ya pak, kalau bapak mendekati tempat evakuasi akan berbahaya
bagi diri bapak sendirı ". ( Mencoba menenangkan dan sambil menepuk pundak warga )
Di tempat proses evakuasi, leader mulai mengamati para korban, sambil berteriak.

Ana : "Bagi yang bisa berjalan mulai mendekatai saya ".

Selang beberapa saat pasien yang bisa berjalan mulai mendekati lapangan.

Ana : "Bapak-bapak, ibu-ibu, kakak-kakak silahkan mengikuti tim warna hijau".

Korban 1: " Baik"

Cindy : "Pak, bu, saya pasangkan gelang warna hijau. Setelah itu mari saya antar ke tenda
agar bapak / ibu dapat beristirahat dan yang terluka akan saya obati."

Warga yang bisa berjalan segera mengikuti tim triage warna hijau, selanjutnya leader
menemukan pasien baru lagi, dengan kondisi henti napas dan nadi lemah. Selanjutnya
memanggil tim triage kembali.

Ana : "Berikan pertolongan".

Anis S. : "Baik, (setelah diperiksa) Bagaimana ini? Apa sebaiknya kita berikan RJP?

Ana : "Sebentar saya cek responnya terlebih dahulu Mbak. Mbak bisa dengar suara saya?
(sambil membangunkan korban dan cek nadi karotis tetapi nadi tidak ada) Lakukan RJP"

Anis S. : "Baik. 12345678910 12345678920 12345678930 Ventilasi. Cek Nadi

Ana : "Baik (Cek nadi lagi) Not respon

Anis S. : "12345678910 12345678920 12345678930 Nadi teraba, Angkat ke ambulance dan


rujuk lalu segera hubungi RS terdekat"

Ana : Baik Tim evakuasi bantu angkat korban ini ke ambulance."

Di lokasi kejadian Leader menemukan korban yang kakinya tertimpa reruntuhan.

Ana : “Tim kuning, segera merapat ada korban tertimpa reruntuhan dan berikan pertolongan
karena ini close fraktur femur ( sambil teriak ).

wulan : “Mbak apakah bisa mendengar nama saya ?" (Mulai mengidentifikasi kesadaran
pasien )

Korban 2: "Mbak saya merasa lemas sekali " ( Mengucapkan kata dengan suara lirih)

Wulan : “mbak, apakah bisa menggerakkan kakinya ?"

Korban 2 : ( Mencoba menggerakkan) "Kaki saya tidak bisa bergerak mbak, bagaimana ini?”

Wulan : “Mbak tenang dulu ya" ( Sambil mengetuk lutut korban) apakah ini terasa ?"
Korban 2: “Iya mbak sedikit terasa”

Cholis : "Mbak jangan bergerak terlebih dahulu ya, segera akan saya lakukan pertolongan"

Korban 2 : "iya mbak"

Wulan : “pakai bidai untuk menghindari adanya pergerakan"

Cholis : "Baik, akan saya lakukan.” (dilakukan pembidaian)

Cholis : “TIM evakuasi tolong bantu angkat dan bawa ke tenda darurat”

Leader mencari korban kembali, setelah beberapa meter Leader menemukan korban.

Ana : “Coba cek kedua korban ini"

Wulan : "Tidak ada napas, open airway"

Ana : "Baik saya cek korban satunya, pasien tidak ada napas, open airway”

Wulan : "Tetap no breathing. Bagaimana dengan korban satunya"

Ana: "sama pasien ini juga"

Ana : (sambil memakaikan gelang warna hitam dan meminta bantuan ke TIM Evakuasi).
"Tolong angkat kedua pasien ini ke tenda darurat pasien sudah meninggal”

Tim Evakuasi: "Baik bu"

POSKO BENCANA

Setelah memindahkan korban ke tenda darurat, perawat memberikan pertolongan dan


dorongan psiokologis kepada para korban.

Cindy : "Bu, saya akan merawat luka ibu dulu ya?"

Korban 3 : "Baik mbak, tapi jangan terlalu ditekan ya mbak, rasanya nyeri sekali".

Cindy : " Iya bu, tahan sebentar ya.."

Korban 3 : “Aduh mbak sakit mbak." (Korban berteriak karena menahan sakit)

Cindy : “Apakah mbak merasakan sakit pada tubuh mbak ?"

Korban 3 : “Tidak, saya Cuma merasa pusing saja saat ini”

Cindy : “Baik mbak, kalau begitu mbak istirahat saja disini dulu"
Seluruh korban sudah dievakuasi ke lapangan yang sekiranya cukup aman. Maka dari itu
simulasi ini telah usai dan dapat disimpulkan bencana dapat memakan banyak korban,
ekonomi juga berantakan, rumah ambruk dan kerugian lainnya. Dan untukmeminimalisir itu
semua perlu diberlakukannya manajemen bencana.

Anda mungkin juga menyukai