Anda di halaman 1dari 4

UNIT BELAJAR 2

SKENARIO : Genitalia dan Reproduksi Pria.


TIPE SKENARIO : An Explanation Problem
-----------------------------------------------------------------------------------
Skenario 2 :
Genitalia dan Reproduksi Pria.

Tugas :
1. Diskusikan anatomi - embriologi, fisiologi, dan histologi sistim genital dan reproduksi
Pria.
2. Hormon yang berperan pada sistim genital dan reproduksi Pria.

KATA SULIT
-

RUMUSAN MASALAH
1. Anatomi system genitalia dan reproduksi pria
2. Fisiologi system genitalia dan reproduksi pria
3. Hormone yang berperan dalam system genitalia dan reproduksi pria
4. Embriologi dari system genitalia dan reproduksi pria
5. Histologi system genital dan reproduksi pria

BRAINSTORMING
1. Jason : externa dan interna. Externa : penis, uretra, scrotum. Int : testis, vas eferens
vas deferens, prostat, glandula bulbouretra
Namira : penis dibentuk oleh 3 massa silindris : 2 corpus cavernosum dan 1 corpus
spongiosum. Glands penis, corpus, dan radix. Pembungkus penis dr dalam keluar :
tunika albuginea, fascia buck, fascia coles, dermis/kulit.
Imelda : kelenjar tambahan  1. Vesicula seminalis 2. Kelenjar prostat 3. Kelenjar
bulbouretra.
Jonathan : lapisan pembungkus skrotum  dermis, tunika dartos, fascia spermatica
ext, lamina cremasterica, musculus cremaster, fascia spermatica int, tunika vaginalis
testis
Vieska : kelenjar prostat menekresi semen. Cairan mempunyai sifat encer seperti susu
dan sedikit asam. Mengandung enzim antikoagulan (seminin) dan sitrat (nutrisi bagi
sperma).

2. Rifka : fungsi reproduksi dibagi 3  1. Spermatogenesis 2. Kegiatan seksual 3.


Pengaturan fungsi reproduksi dari berbagai hormone.
1. Spermatogenesis : pembentukan sperma. Terjadi di tubulus seminiferous selama
masa seksual aktif akibat stimulasi hormone Gnrh yang dimulai pada umur 13
tahun. Tahap pertama  spermatogonia bermigrasi diantara sel Sertoli menuju
lumen sentral tubulus seminiferous. Spermatogonia akan melewati sawar masuk
ke lapisan sel Sertoli lalu dimodifikasi berkelanjutan membentuk spermatosit
primer. Setiap spermatosit akan mengalami pembelahan mitosis membentuk 2
spermatosit sekunder. Setelah beberapa hari, spermatosit sekunder membelah
menjadi spermatid yang akhirnya dimodifikasi menjadi spermatozoa.
Selvi : factor hormonal  testosterone : disekresikan sel Leydig di intersisium testis.
Untuk pertumbuhan sel germinal testis (tahap pertama pembentukan sperma).; LH 
disekresikan hipofisis anterior, merangsang sel Leydig sekresikan testosterone. ; FSH
 disekresikan hipofisis anterior, merangsang sel Sertoli mengubah spermatid
menjadi sperma pada proses spermiogenesis. ; estrogen  dibentuk dari testosterone
oleh sel Sertoli. ; Growth hormone  mempengaruhi fungsi testis, untuk
pertumbuhan secara spesifik (tinggi badan dll)
Vieska : spermatogenesis  fase spermatositogenesis, fase meiosis, fase
spermiogenesis
Jason : sel Sertoli  didalam tubulus seminiferous. Pertumbuhan secara spesifik 
suara memberat, tumbuh rambut dibagian tertentu. Penis memanjang dan melebar.
Namira : GnRH  meragsang kelenjar hipofisis anterior agar mengeluarkan FSH dan
LH.
Glands penis  ada saraf sensorik, meneruskan rangsang ke SSP, impuls organ akhir
sensorik dari epitel anus, scrotum, dan perineum. Perineum mengirim sinyal ke
medulla  sensasi seksual meningkat.
Ejakulasi  sperma, sekresi vesikula seminalis, sekresi prostat, sekresi kelenjar
Cowper
Imelda : sel Sertoli pada membrane basalis tubulus seminiferous memiliki 2 fungsi :
1. Penghasil enzim aromatase (untuk mengkatalisis testosterone menjadi estrogen) 2.
Mensintesis ABP (androgen binding protein). Testosterone yang sudah dihasilkan sel
Leydig perlu berikatan dengan ABP yang kemudian akan memasuki tubulus
seminiferous untuk memulai spermatogenesis.

4. Rifka : 2 stadium  stadium I : tanpa perubahan jenis kelamin (sampai minggu ke 7).
Diakhir minggu ke 7  stadium II : perkembangan sesuai jenis kelamin. Yang bertanggung
jawab utk pembentukan testis adalah suatu factor TDF (testis determining factor)
diekspresikan oleh gen kromosom Y. tali kelamin akan membentuk tali testis yang akan
menjadi tubulus seminiferous. Pada dinding tubulus seminiferous, spermatogonia disimpan
sebagai penerus sel benih primordial menjadi epitel sel Sertoli. Akan terbentuk testis sbg
gonad laki2. Kalau TDF tidak ada, akan terbentuk ovarium.
Namira : dipengaruhi hormone testosterone dan AMH (Anti Mullerian hormone).
Testosterone menstimulasi diferensiasi saluran wolf (epididymis, ductus deferens, glandula
vesikulosa) mendorong perkembangan ke genitalia eksterna.
AMH  berasal dari sel Sertoli, menghambat perkembangan saluran muller supaya gak jadi
kelamin wanita
Jason : gen SOX9 dan SF1 untuk merangsang diferensiasi sel Sertoli dan sel Leydig
Imelda : secara garis besar, alat genital berasal dari ductus wolfii. Jika mudigah secara
genetic adalah pria, maka sel germinativum primordial akan membawa kompleks kromosom
XY (dibawah mengaruh gen SRY). Perkembangan seks primitive akan berkembang terus
menembus medulla untuk perkembangan testis dan corda medularis. Pada minggu ke 8
kehamilan, sel Leydig akan mulai menghasilkan hormone testosterone.

5. Selvi : testis  tunika albuginea, septa, lobulus, rete testis, tubulus seminiferous,
epididimis. Tunika albuginea terdiri dari kapsul jaringan ikat fibromuscular yang tebal
mengelilingi testis. Septa : dibentuk oleh jaringan ikat yang berasal dari tunika albuginea.
Septa akan membentuk beberapa lobus. Lobus berisi tubulus seminiferous. Rete testis :
jalinan tubulus yang beranastomosis yang dilapisi epitel kuboid rendah. Tubulus seminiferous
: luar  lap. Fibrotic, tengah  lamina basalis, dalam  epitel spermatogenic, sel Sertoli,
dan sel Leydig. Epididymis  terdiri dari ductus eferens dan ductus epididymis. Ductus
epididymis untuk menyimpan dan maturase spermatozoa. Epitel yang melapisi : epitel toraks
bertingkat. Epitel berisi sel2 utama yang memiliki mikrovili bercabang non motil, sel punca.
Jonathan : 3 sel  sel germinativum, sel Leydig (di sela2 antara sel Sertoli dan sel
germinativum), sel Sertoli (menutrisi sperma, fagositosis (sel yang tdk matang))
Ductus eferen : epitel toraks, ada silia, ada otot polos utk kontraksi bantu pergerakan sperma
keluar.
Epididymis : epitel torak, mikrovili, otot polos
Vas deferen : epitel torak, otot polos 3 lapis (long-sir-long)
Imelda : glands penis  epitel berlapis gepeng. Uretra  epitel bertingkat silindris
Vieska : rete testis : epitel selapis kubus mikrovili, sel flagella tunggal, dilapisi kolagen dan
pembuluh darah. Sel mioid utk bantu motilitas sperma
Rifka : jaringan erektil  2 corpus cavernosum dan 1 corpus cavernosum uretra. Dibungkus
oleh tunika albuginea. Dan diantara cavernosum terdapat septum penis. Didalam corpus
cavernosum ada arteri dorsalis penis

MIND MAP
anatomi

histologi

sistem
genitalia dan
reproduksi
pria

embriologi fisiologi

hormon
yang
berperan

LEARNING OBJECTIVES
1. Anatomi system genitalia dan reproduksi pria
2. Histologi system genitalia dan reproduksi pria
3. Embriologi system genitalia dan reproduksi pria
4. Fisiologi system genitalia dan reproduksi pria

Anda mungkin juga menyukai