Ronny Mahmuddin
Keywords : ABSTRACT
Ilmu Nahwu, al-Mubtada One of the subjects in the study of Nahwu Knowledge is al-Mubtada.
,al-Khabar, Isim Makrifah, Al-Mubtada is one of the important elements in a sentence. One cause
Isim Nakirah of imperfect sentence is due to unfamiliarity with al-Mubtada’ and the
absence of al-Mubtada’. Beginner students in studying Nahwu only
understand that al-Mubtada has to be in a form of Ism Ma’rifah and
not in a form of Ism Nakirah. However, if it is further analyzed, al-
Mubtada in a form of Ism Nakirah can be found. Therefore, the
author of this paper attempted to explain about “Conditions on al-
Mubtada in a form of Ism Nakirah in the study of Nahwu
knowledge”. Before explaining further on this subject, the author
previously mentioned definitions of al-Mubtada, kinds of al-Mubtada,
and the grammar of al-Mubtada. Therefore, the readers may achieve
comprehensive understanding of al-Mubtada in the study of Nahwu
Knowledge. This paper is analyzed by applying literature method.
Keyword: Nahwu Knowledge, al-Mubtada, al-Khabar, Ism Ma’rifah,
Ism Nakirah.
97
Ronny Mahmuddin. Faktor-faktor Kebolehan…
NUKHBATUL ‘ULUM : Jurnal Bidang Kajian Islam
Vol. 4, No. 1 (2018) : Hal. 97-104
Website: https://journal.stiba.ac.id
ISSN : 2685-7537 (online) 2338-5251 (Printed)
98
Ronny Mahmuddin. Faktor-faktor Kebolehan…
NUKHBATUL ‘ULUM : Jurnal Bidang Kajian Islam
Vol. 4, No. 1 (2018) : Hal. 97-104
Website: https://journal.stiba.ac.id
ISSN : 2685-7537 (online) 2338-5251 (Printed)
99
Ronny Mahmuddin. Faktor-faktor Kebolehan…
NUKHBATUL ‘ULUM : Jurnal Bidang Kajian Islam
Vol. 4, No. 1 (2018) : Hal. 97-104
Website: https://journal.stiba.ac.id
ISSN : 2685-7537 (online) 2338-5251 (Printed)
9Mushtafaal-Gulayainī, jāmi’ al-Durūs Mālik, Vol. I (Riyāḍ: Maktabah al-Malik Fahd al-
al-Arabiya, h. 373-376. Waṭaniyah, 1418), h. 149-150.
10Abdul Azīz bin Muhammad al-
Fantukh, dkk, Tażīb Syarh Ibni Aqīl Li Alfiyah Ibni
100
Ronny Mahmuddin. Faktor-faktor Kebolehan…
NUKHBATUL ‘ULUM : Jurnal Bidang Kajian Islam
Vol. 4, No. 1 (2018) : Hal. 97-104
Website: https://journal.stiba.ac.id
ISSN : 2685-7537 (online) 2338-5251 (Printed)
segala hal seperti jika mubtada mufrad bersandar pada huruf nafiy dan
maka khabar harus mufrad. Sedangkan istifham11.
pada contoh di atas mubtada dalam Contoh: َاج ٌح ال ُمهْمِ ُل
ِ َما ن
bentuk mufrad maka khabar mestinya Penjelasan I’rab:
khabar juga harus mufrad, tapi justru Maa ((ما: Huruf Nafiy
hadzani dalam bentuk mutsanna. Ini Naajihun (َاج ٌح ِ )ن: Mubtada.
menunjukkan bahwa hadzani adalah Al-Muhmilu ()ال ُمهْمِ ُل: Fa’il sadda
bukan khabarul mufrad akan tetapi masadd al-khabar.
hadzani adalah sebagai fa’il yang Disebutkan oleh Musthofa al-
menempati kedudukan khabar (fa’il Ghulayaini bahwa sifat tersebut
sadda masaddal khabar). Demikian itu berkedudukan sama dengan fi’il (kata
karena ‘amilnya berupa sifat yaitu saarin kerja). Oleh karena itu kata sifat itu
(isim fa’il). Sebagaimana dalam kaidah tidak dimutsannakan, dijamakkan,
bahwa isim fa’il ber’amal (berfungsi) tidak disifati, tidak ditashgir dan tidak
sama dengan fi’ilnya. dimakrifahkan.12
Mubtada yang memiliki fa’il Pendapat ulama nahwu dari
yang menempati kedudukan khabar, kota Basrah mengatakan bahwa sifat
maka jarang kita temukan dalam pada contoh di atas tidak bisa menjadi
sebuah kalimat atau teks bacaan atau mubtada’ kecuali jika sifat tersebut
sebuah percakapan sehari-hari. (berupa nakirah) bersandar pada huruf
Yang menjad faktor bolehnya nafiy (huruf yang menafikan) atau
sifat menjadi mubtada yang huruf istifham (kata tanya),
mempunyai fa’il yang menempati sebagaimana yang telah dicontohkan d
kedudukan khabar diantaranya adalah atas.
huruf istifham (kata tanya) atau nafiy Sedangkan ulama nahwu dari
(kata yang menafikan), kota Kufah mengatakan bahwa sifat
seperti contoh: أ َ قَا ِئ ٌم الزَ ي َدان َو َما (berupa isim nakirah) bisa menjadi
قَائِم الزَ ْي َدان mubtada’ meskipun tidak bersandar
Contoh di atas kata sifat pada huruf nafiy dan istifham.
(qaaim) sebagai mubtada’ yang Conthnya: قَا ِئ ٌم الزَ ْي َدان
mempunyai fa’il (az-zaidani) yang Qaaimum ()قَائِ ٌم: Mubtada’.
menempati kedudukan khabar karena Az-Zaidani ()الزَ ْي َدان: Fa’il sadda
mubtada tersebut bersandar pada kata masadda al-khabar.
istifham (kata tanya), begitu pula kata 4. Faktor-Faktor Bolehnya
sifat (qaaim) sebagai mubtada’ karena Mubtada’ Berupa Isim Nakirah.
bersandar pada kata penafian (nafiy). Pada dasarnya mubtada’ adalah
Dipertegas oleh DR. Abduh ar- isim ma’rifah, akan tetapi terkadang
Rajihiy bahwa sifat ini ketika menjadi bisa berupa isim nakirah tapi dengan
mubtada’ maka ia membutuhkan isim syarat. Ibnu’ Aqil menyebutkan enam
marfu’ setelahnya, yang mana isim faktor dibolehkannya mubtada berupa
tersebut dii’rab sebagai fa’il setelah isim isim nakirah, sebagai berikut:
fa’il dan dii’rab naib fa’il setelah isim 1). Jika Khabar mendahului
maf’ul, dan mubtada tersebut harus mubtada’ dalam kalimat yaitu
101
Ronny Mahmuddin. Faktor-faktor Kebolehan…
NUKHBATUL ‘ULUM : Jurnal Bidang Kajian Islam
Vol. 4, No. 1 (2018) : Hal. 97-104
Website: https://journal.stiba.ac.id
ISSN : 2685-7537 (online) 2338-5251 (Printed)
13Imam Abū Muhammad Abdullāh Masālīk Ilā al-Fiyah Ibni Mālik, Vol. I (Bairūt: al-
Jamaluddīn Ibnu Hisyām al-Anṡarī, Auḍah al- Maktabah al-Aṣriyyah, 1417), h. 184.
102
Ronny Mahmuddin. Faktor-faktor Kebolehan…
NUKHBATUL ‘ULUM : Jurnal Bidang Kajian Islam
Vol. 4, No. 1 (2018) : Hal. 97-104
Website: https://journal.stiba.ac.id
ISSN : 2685-7537 (online) 2338-5251 (Printed)
Aflikasinya adalam hadits nabi: (أ َ ْمر b. Mubtada yang memiliki fa’il
َ ع ْن ُم ْنكَر
)ص َد ٌق ٌ ص َدقَةٌ َونَ ْه
َ ي َ ِب َم ْع ُروف yang menempati kedudukan khabar
Penjelasan I’rob: Pada hadits di (fa’il sadda masadda al-khobar). Contoh: َأ
atas menunjukkan kebolehan isim ان؟ ِ َار َهذ ٌ س
َ
nakiroh yaitu amrun sebagai mubtada 4). Ada enam faktor
karena isim nakiroh tersebut berfungsi dibolehkannya mubtada berupa isim
sebagai ‘amil yang berfungsi sebagai nakiroh, yaitu:
kata kerja. a. Khabar mendahului
6). Mubtada berupa isim nakiroh mubtada’ dalam kalimat yaitu khobar
jika berupa mudhof (kata yang berupa zhorf (kata keterangan tempat
menyandari kata setelahnya). atau waktu) atau jar wa majrur. Contoh:
Contoh: ُع َم ُل بر يَ ِزيْن َ َّار َر ُج ٌل
ِ فِي الد
Penjelasan I’rob: Kata ‘amal di b. Mubtada yang berupa isim
sini adalah mubtada meskipun nakiroh. nakiroh didahului oleh isim istifham
Hal ini dibolehkan karena ‘amal berupa (kata tanya).
isim mudhof kepada isim setelahnya Contoh: ه َْل فَت َى فِ ْي ُك ْم
yaitu birrin. Sedangkan yaziinu adalah c. Mubada didahului oleh huruf
khabarnya. nafiy (huruf yang meniadakan).
Aflikasinya dalam sebuah hadits, Contoh: َما َخ َّل لَنَا
contoh: (صلَ َوات َكتَ َب ُه َّن هللا َ سُ ) َخ ْم d. Mubtada yang berupa
Penjelasan I’rob: Khomsu adalah nakiroh disifati oleh sesuatu.
isim nakiroh yang menjadi mubtada. Ini Contoh: َر ُج ٌل مِ ْن الك ََر ِم ِع ْن َدنَا
dibolehkan karena khomsu e. Mubtada yang berupa isim
dimudhofkan kepada isim setelahnya nakiroh menjadi ‘amil (berfungsi
yaitu sholawaatin. sebagai kata kerja), seperti: َر ْغبَةٌ فِي
ال َخي ِْر َخي ٌْر
PENUTUP f. Mubtada berupa isim nakiroh
adalah berupa mudhof (kata yang
1). Al-Mubtada adalah isim menyandari kata setelahnya). Contoh:
(kata benda) yang dengannya dapat ع َمل بِر يزين َ
terbentuk jumlah mufidah (kalimat
sempurna), contoh: =محمد مجتهد DAFTAR PUSTAKA
Muhammad rajin. Muhammad adalah
sebagai mubtada, dan mujtahid adalah Abdul Hamid, Muhammad Muhyiddin.
khabarnya. al-Tuhfatus Saniyyah Bisyarhi al-
2). Al-Mubtada memiliki lima Muqaddimah al-Ajurimiyyah,
hukum, yaitu mubtada wajib rafa’, Bairut: al-Maktabah al-
mubtada wajib ma’rifah, mubtada Ashriyah, 2003.
boleh dihapuskan jika ada dalil yang Arsyad, Azhar. Bahasa Arab dan Metode
menunjukkannya dan mubtada wajib Pengajarannya, Cet. II;
dihapuskan jika khabarnya adalah Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
mashdar yang menggantikan fi’ilnya 2004.
(kata kerjanya). Al-Ajlan, Muhammad bin Abdullah.
3). Mubtada ada dua jenis, yaitu: Al-Nahwu- Silsilah Ta’lim al-
a. Mubtada yang memiliki Lugah al-Arabiyah. Riyadh:
khobar, contoh: ُم َح َّم ٌد قَائِ ٌم Jamiah al-Imam Muhammad
bin Saud, 1994.
103
Ronny Mahmuddin. Faktor-faktor Kebolehan…
NUKHBATUL ‘ULUM : Jurnal Bidang Kajian Islam
Vol. 4, No. 1 (2018) : Hal. 97-104
Website: https://journal.stiba.ac.id
ISSN : 2685-7537 (online) 2338-5251 (Printed)
104
Ronny Mahmuddin. Faktor-faktor Kebolehan…