Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam upaya Safe Motherhood Indonesia mencanangkan Making
Pregnancy Safer (MPS) sebagai strategi pembangunan kesehatan masyarakat
menuju Indonesia Sehat 2010. Dalam arti kata luas tujuan Safe Motherhood
Indonesia dan Making Pregnancy Safer (MPS) sama, yaitu melindungi hak
reproduksi dan hak asasi manusia dengan mengurangi beban kesakitan,
kecacatan, dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan
yang sebenarnya tidak perlu terjadi. (Prawirohardjo, S. 2010).
Kehamilan merupakan hal yang fisiologis tetapi bisa saja terjadi
komplikasi. Salah satunya adalah letak sungsang (presentasi bokong) yaitu
suatu keadaan pada letak janin memanjang dimana janin terletak
memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian
bawah kavum uteri. Insiden presentasi bokong ditemukan sekitar 3-4% dari
seluruh persalinan tunggal. Sekalipun insidennya kecil tetapi mempunyai
resiko yang besar dan dapat mengakibatkan kematian ibu dan bayi.
Tujuan utama setiap kehamilan dan persalinan agar berakhir dengan
lahirnya bayi yang sehat dan ibu yang sehat. Tetapi dalam kenyataannya tidak
selalu berlangsung normal. Seringkali ditemukan kelainan atau penyakit serta
komplikasi yang dapat menyertai selama kehamilan. Pada akhirnya
berdampak pada saat persalinan dan dapat berakhir dengan kematian ibu
ataupun kematian bayinya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Angka kematian ibu
merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan
millenium (MDGs) ke lima yaitu meningkatkan kesehatan ibu. Di negara
miskin, sekitar 25-50% kematian wanita usia subur disebabkan oleh masalah
yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan, serta nifas. WHO
memperkirakan diseluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 585.000 meninggal
saat hamil atau bersalin.

1
AKI dan AKB di Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN.
Menurut SDKI pada tahun 2007 AKI adalah 248/100.000 kelahiran hidup dan
AKB adalah 27/1.000 kelahiran hidup. Namun angka-angka tersebut
khususnya AKI masih tinggi di antara negara ASEAN di luar Laos dan
Kamboja. AKB di Indonesia masih tergolong tertinggi jika dibandingkan
dengan negara-negara ASEAN, yaitu Singapura (3 per 1000), Brunei
Darussalam (8 per 1000), Malaysia (10 per 1000), Vietnam (18 per 1000) dan
Thailand (20 per 1000).
Pada tahun 2008, 4.692 jiwa ibu di Indonesia melayang di masa seputar
kehamilan, nifas dan persalinan. Adapun penyebab langsung dari kematian
ibu (AKI) adalah, perdarahan 28%, eklamsi 24%, infeksi 11%, partus lama
5%, dan abortus.
Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals/ MDGs,
2000) pada tahun 2015 diharapkan angka kematian ibu menurun sebesar tiga-
perempatnya dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan hal itu indonesia
mempunyai komitmen untuk menurunkan angka kematian ibu menjadi
102/100.000 kelahiran hidup, angka kematian bayi dari 68 menjadi 23/1000
kelahiran hidup, dan angka kematian balita 97 menjadi 32/1.000 kelahiran
hidup pada tahun 2015. (Depkes RI. 2009 diakses pada tanggal 21 Apri
2019).
Melihat tingginya kasus letak sungsang merupakan salah satu masalah
yang cukup penting mengingat resikonya pada saat persalinan cukup besar
dan dapat mengakibatkan kematian baik pada bayi maupun kematian ibunya.
Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis tertarik untuk mengetahui dan
membahas secara spesifik mengenai kehamilan dengan letak sungsang dengan
menggunakan metode pendekatan manajemen asuhan kebidanan dengan judul
“Asuhan Kebidanan pada Ny “A” G2 P1 A0 Hamil 34 minggu dengan
Presentasi Bokong di Puskesmas Ngasem Kabupaten Kediri”.

2
1.2 Tujuan Pengambilan Kasus
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan Asuhan kebidanan pada Ny “A” umur 22
tahun G2 P1 A0 hamil 34 minggu dengan presentasi bokong di Puskesmas
Ngasem Kabupaten Kediri.

2. Tujuan Khusus
1. Melaksanakan pengkajian data pada Ny. “A” umur 22 tahun G2 P1 A0
hamil 34 minggu dengan presentasi bokong
2. Mengidentifikasi diagnosa/masalah/Kebutuhan pada Ny. “A” umur 22
tahun G2 P1 A0 hamil 34 minggu dengan presentasi bokong
3. Mengantisipasi diagnosa atau masalah potensial pada Ny. “A” umur 22
tahun G2 P1 A0 hamil 34 minggu dengan presentasi bokong
4. Melaksanakan perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada Ny. “A”
umur 22 tahun G2 P1 A0 hmil 34 minggu dengan presentasi bokong
5. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada Ny. “A” umur 22 tahun G2
P1 A0 hamil 34 minggu dengan presentasi bokong
6. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny. “A” umur 22 tahun
G2 P1 A0 hamil 34 minggu dengan presentasi bokong
7. Mengevaluasi asuhan tindakan yang telah dilaksanakan pada Ny. “A”
umur 22 tahun G2 P1 A0 hamil 34 minggu dengan presentasi bokong.

1.3 Manfaat Kasus


1. Manfaat Bagi Mahasiswa
Manfaat yang diharapkan dari pengkajian kasus ini adalah:
a. Dapat menerapkan asuhan kebidanan melalui antenatal care pada ibu
hamil yang sesuai dengan standar asuhan kebidanan yang telah
diajarkan di Institusi dan di Klinik.
b. Sebagai informasi bahwa pentingnya keterampilan menyampaikan KIE
yang baik pada ibu hamil dalam pemberian asuhan kebidanan.
c. Melatih kedisiplinan diri.

3
d. Menjadi pembelajaran bagi penulis agar lebih baik dalam penulisan-
penulisan berikutnya.

2. Manfaat Bagi Puskesmas


Manfaat yang diharapkan dari pengkajian kasus ini adalah:
a. Dapat membantu tenaga medis dalam pelayanan dan pengobservasian
pasien.
b. Meningkatkan keterampilan dalam membimbing mahasiswa.
3. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Manfaat yang diharapkan dari pengkajian kasus ini adalah:
a. Dapat memberikan praktik secara nyata bagi mahasiswa.
b. Meningkatkan kualitas dan keterampilan tenaga pengajar (dosen)
dalam mendidik mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai