Disusun Oleh:
Huzaimi Nur’izhomi
E1C019085
IV/C
Dari cerpen yang berjudul “Pantai dan Guruku” dapat dikritik menggunakan teori
Hermeneutik. Karena dalam cerpen di atas mengandung tentang kemanusiaan serta nilai-nilai
kehidupan manusia.
Teori Hermeneutik pada dasarnya merupakan wahana penelitian dengan cara interpretasi
(penafsiran) terhadap teks. Secara etimologis, kata hermeneutic berasal dari bahasa Yunani
hermeneutin yang berarti menafsirkan kata benda hermeneia, secara harfiah dapat diartikan
sebagai penafsiran atau interpretasi (Sumaryono, 1999:23). Hermeneutika secara umum
dapat diartikan sebagai suatu teori atau filsafat tentang interpretasi makna. Hermeneutik
lama-kelamaan mengalami perkembangan sebagai ilmu yang lebih luas meneliti tentang
ilmu-ilmu kemanusiaan. Secara historis hermeneutic berasal dari metodologi Yunani, yang
berasal dari seorang tokoh mitologis yang bernama hermes. Hermeneutika adalah persoalan
memahami (understanding, Sinngebung). Persoalan memahami atau mengetahui bisa
didekati dari dua sudut, yakni: Epistemologi dan Hermeneutika.
Hermeneutik menurut pandangan kritik sastra ialah sebuah metode untuk memahami teks
yang diuraikan dan diperuntukan bagi penelaahan teks karya sastra. Hermenetik cocok untuk
membaca karya sastra karena dalam penelitian sastra, apapun bentuknya, berkaitan dengan
suatu aktivitas yakni interpretasi (penafsiran).
Dari pemaparan di atas dapat kita simpulkan bahwa cerpen yang berjudul “Pantai dan
Guru” dapat diterima karena dapat ditelaah dengan teori hermeneutik ini. Dimana setiap
kalimat pada cerpen di atas memiliki makna-makna kehidupan yang kemudian ditafsirkan
menggunakan teori tersebut. Menurut saya cerpen tersebut dapat diterima dan disetujui serta
cerpen tersebut dapat dianggap baik.