Anda di halaman 1dari 2

NAMA :DIMAS PRATIKA WIJAYA

KELAS :REGSUS 2017

NPM :3017215012

1.A. -aspek fisik maksudnya Bab X-A Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 (UUDRI) tentang
Hak Asasi Manusia, antara lain menyebutkan setiap orang berhak untuk hidup, berhak untuk tidak
disiksadan berhak bebas dari perlakuan yang bersifat deskriminatif,

-aspek mental maksudnya adalah pembinaan terhadap anak nakal yang seharus nya
mempertimbangkan masadepan mental anak jgn sampai anak tersebut berubah sikap nya karena
mental nya yg terganggu akibat proses hukum yang berjalan,.

-aspek sosial adalah perlindungan anak agar supaya selama anak tersebut terkena kasus hukum
terjamin sosial nya dalam arti anak tersebut menjadi terpojok akibat pandangan negatif lingkungan
sekitar nya.

B.Undang-Undang No. 35 Tahun 2014  tentang Perlindungan Anak, terdapat 5 (lima) unsur yang
bertanggung jawab menyelenggarkan perlindungan anak.Yaitu terdiri dari orangtua yang juga mencakup
keluarga, pemerintah baik pusat dan daerah, seluruh lapisan masyarakat seperti tokoh masyarakat,
tokoh agama, lembaga swadaya masyarakat, media massa, serta negara.

2.- Restorative justice itu sendiri memiliki makna keadilan yang merestorasi, apa yang sebenarnya
direstorasi Di dalam proses peradilan pidana konvensional dikenal adanya restitusi atau ganti rugi
terhadap korban, sedangkan restorasi memiliki makna yang lebih luas. Restorasi meliputi pemulihan
hubungan antara pihak korban dan pelaku. Pemulihan hubungan ini bisa didasarkan atas kesepakatan
bersama antara korban dan pelaku. Pihak korban dapat menyampaikan mengenai kerugian yang
dideritanya dan pelaku pun diberi kesempatan untuk menebusnya, melalui mekanisme ganti rugi,
perdamaian, kerja sosial, maupun kesepakatan-kesepakatan lainnya, Dalam proses acara pidana
konvensional misalnya apabila telah terjadi perdamaian antara pelaku dan korban, dan sang korban
telah memaafkan sang pelaku, maka hal tersebut tidak akan bisa mempengaruhi kewenangan penegak
hukum untuk terus meneruskan perkara tersebut ke ranah pidana yang nantinya berujung pada
pemidanaan sang pelaku pidana.

-karena Keadilan restoratif sebagaimana pada dasarnya adalah sebuah pendekatan hukum pidana
yang memuat sejumlah nilai tradisional. Hal ini didasarkan pada dua indikator yaitu: nilai-nilai yang
menjadi landasannya dan mekanisme yang ditawarkannya sehingga menjadi dasar pertimbangan
mengapa keberadaan keadilan restoratif diperhitungkan pada system peradilan anak.

3.a. syarat perlindungan anak : penyalahgunaan dalam kegiatan politik; pelibatan dalam sengketa
bersenjata; pelibatan dalam kerusuhan sosial; pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur
Kekerasan; pelibatan dalam peperangan; dan kejahatan

b. Penyelenggaraan perlindungan anak berasaskan Pancasila dan berlandaskan UndangUndang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta prinsip-prinsip dasar Konvensi HakHak Anak meliputi :
Empat prinsip itu adalah non diskriminasi, kepentingan terbaik bagi anak, hak untuk hidup,
kelangsungan dan perkembangan serta penghargaan terhadap pendapat anak.
4.A. Hukum Pidana sebagai sarana terakhir atau sering disebut sebagai ultimum remedium dalam
bahasa Inggris disebut juga sebagai The Last Resort merupakan suatu asas yang pada umumnya melekat
pada hukum pidana. Ultimum Remedium adalah suatu obat terakhir yang digunakan apabila sanksi atau
upayaupaya pada cabang hukum lainnya tidak mempan atau dianggap tidak mempan. Oleh karena itu
penggunaannya harus dibatasi. Kalau masih ada jalan lain janganlah menggunakan hukum pidana.

B.faktor yg memungkinkan bagi anak untuk melakukan kenakalan dan kegiatan kriminal yang dapat
membuat mereka terpaksa berhadapan dengan hukum dan sistem peradilan. Anak yang melakukan
tindak pidana ini bisa disebut pula dengan anak yang berhadapan dengan hukum.

C. Anak yang Berkonflik dengan Hukum tidak bisa dijatuhi pidana mati maupun pidana penjara seumur
hidup. Jika tindak pidana yang dilakukan Anak merupakan tindak pidana yang diancam dengan pidana
mati atau pidana penjara seumur hidup, pidana yang dijatuhkan adalah pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun.

 Pidana penjara yang dapat dijatuhkan kepada Anak paling lama 1/2 (satu perdua) dari maksimum
ancaman pidana penjara bagi orang dewasa. Kemudian terkait ancaman pidana minimum, minimum
khusus pidana penjara tidak berlaku terhadap Anak.

5. karena masih kental budaya malu, takut, dan tidak ingin melaporkan kasus tersebut makanya bnyak
kasus diskriminasi pada anak yang tidak terungkap sehingga anak smpai sekarang masih banyak menjadi
objek dikriminasi

Anda mungkin juga menyukai