i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Puja puji syukur kita kehadirat Illahi Rabbi yang mana telah
memberikan kita beribu-ribu kenikmatan, yakni nikmat iman, nikmat
islam, serta nikmat sehat wal’afiat sehingga kami para santri akhir, dapat
menuntaskan tugas kami yakni membuat makalah di tahun ini.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada kawan saya dan pendukung
saya khusus nya yang telah memotivasi dalam segala hal dalam
pembuatan makalah ini,semoga semua hal yang kita bahas dapat menjadi
hal pandangan baik dan menjadi ibadah Amin ya Robbal`Alaminn.
Penulis
Alfian Mubharak
ii
DAFTAR ISI
Halaman sampul
Lembar pengesahan……………………………………………………...i
Kata pengantar…………………………………………………………...ii
Daftar isi…………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….1
A. Latar Belakang…………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah……………..........……………………………..2
C. Tujuan Pembahasan…………..........………...……………………2
D. Manfaat..........………………………………...…………………...2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………..4
A. Pengertian Jual beli Online………………………………………...4
B. Manfaat Jual Beli Online……………..........………………………6
C. Jual Beli Online Menurut Pandangan Islam…………..........……...6
D. Perbedaan Pendapat Tentang Hukum Jual Beli Online..........…......8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….........10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
Pada judul kali ini tentang jual beli online saya akan membahas 4 rumusan masalah:
Apa itu jual beli online? Apa saja syarat-syarat jual beli? Namun bagaimana dengan
jual beli online? Adakah perbedaan atau tidak?
Apa saja manfaat dari jual beli online? Apakah jual beli online lebih praktis dan
membantu manusia dalam jual beli?
Bagaimana agama islam dalam memandang jual beli online? Apakah boleh atau
tidak? Apa hukumnya?
Apakah ulama setuju dengan jual beli online? Apa saja pendapat ulama 4 imam
mazhab dalam meamandang jual beli online?
C. Tujan Pembahasan
Dalam makalah ini dengan sengaja saya buat khususnya untuk memberikan
sebuah wawasan kepadan kawan dan saudara sesama semoga dapat menambah
wawasan ilmu dalam nilai nilai islam khususnya dalam perkara jual beli online,
apalagi dizaman teknologi seperti yang terjadi sekarang betapa pentingnya
pembahsan tentang jual beli online karena perkembangan zaman.
Penulisan makalah ini juga untuk sebagai syarat kelulusan santri tingkat akhir
yang akan saya bahas sekarang inti dari permasalahan tugas saya tentang JUAL BELI
ONLINE menurut pandangan islam.
D. Manfaat
Banyak sekali manfaat yang bisa kita ambil dalam pembuatan makalah ini,
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
2
c. Masyarakat dapat mengetahui Jual Beli Online menurut pandangan Islam
f. Masyarakat bisa mengetahui betapa pentingnya jual beli sesuai ajaran islam
apalagi dizaman sekarang yang teknoogi semakin canggih sehingga ada namanya
jual beli online
Dengan mengikuti hukum islam, secara langsung anda mengetahui apa saja yang
Allah perintah dan Allah larang, dalam kondisi senang, sedih, sedang mengharap
sesuatu, anda senantiasa mengingat Nya dengan berdoa sesuai anjuran dalam syariat
islam, maka anda menjadi hamba yang senantiasa mengingat dan diingat oleh Allah.
h. Mendatangkan Manfaat
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) tentang
urusan itu, maka ikutilah dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu”. (QD Al Maidah :
18). Penjelasan dari firman Allah tersebut ialah, dalam kondisi apapun umat muslim
hendaknya mengambil sikap sesuai hukum islam, bukan mengambil keputusan
berdasarkan hawa nafsu atau keinginan pribadi agar urusan tersebut dapat
mendatangkan manfaat atau hikmah baik di dunia maupun di akherat.
Kita berinteraksi dengan banyak orang yang memiliki berbagai sifat dan kepentingan,
tentu tidak semuanya berpandangan sama, ada berbagai pendapat dan prinsip. Ketika
terlibat suatu hal yang melibatkan orang banyak, hukum islam menjadi jalan terbaik
untuk segala urusan, kita dapat menyatukan keputusan berdasarkan hukum islam,
manakah yang lebih banyak manfaatnya dibanding yang lain, seperti firman Allah
berikut “Jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikan ia kepada
Al Qur’an dan sunnah, yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya”. (QS
An Nisa : 59).
Akhlak artinya budi pekerti, perangai, atau tingkah laku. Pada jaman sekarang
banyak informasi masuk melalui berbagai media, baik lingkungan secara
langsung atau tidak langsung seperti media televisi dan internet. Pendidikan
akhlak berdasar hukum islam penting untuk ditanamkan sejak dini dalam
kehidupan sehari hari agar generasi muda nantinya dapat menyaring serta
memiliki akhlakul karimah.
Maka diterapkannya hukum islam dalam jual beli online itu melatih kita untuk
jujur dan tidak berbohong dalam menjual barang secara online
3
BAB II
PEMBAHASAN
Adapun definisi dari sebagian ulama yang mengatakan jual beli adalah menukar
satu harta dengan harta yang lain dengan cara khusus merupakandefinisi yang bersifat
toleran karena menjadikan jual beli sebagai saling menukar, sebab pada dasarnya akad
tidak harus ada saling tukar akan tetapi menjadi bagian dari konsekuensinya, kecuali
jika dikatakan: Akad yang mempunyai sifat saling tukar menukar artinya menuntut
adanya satu pertukaran.46 Beberapa definisi di atas dapat diketahui bahwa secara
garis besar jual beli adalah tukar menukar atau peralihan kepemilikan dengan cara
pergantian menurut bentuk yang diperbolehkan oleh syara atau menukarkan barang
dengan barang atau barang dengan uang, dengan jalan melepaskan hak milik dari
seseorang terhadap orang lainnya atas kerelaan kedua belah pihak.47 Barang tersebut
dipertukarkan dengan alat ganti yang dapat dibenarkan. Adapun yang dimaksud
dengan ganti yang dapat dibenarkan di sini berarti milik atau harta tersebut
dipertukarkan dengan alat pembayaran yang sah, dan diakui keberadaannya, misalnya
uang rupiah dan mata uang lainnya
Jual beli dalam bahasa Arab disebut dengan al-bai‟ adalah menukarkan sesuatu
dengan sesuatu. Imam Taqiyuddin Al-Hisni dalam kitabnya Kifayatul Akhyar
mengatakan bahwa Al-Bai‟ dalam bahasa Arab adalah memberikan sesuatu dengan
ganti sesuatu yang sebanding. Sedangkan menurut hukum syarak jual beli
mempunyai arti menukarkan harta dengan harta lain yang sama-sama dapat
dimanfaatkan dengan suatu ijab. Itulah yang dimaksud dengan jual beli(offline),
berbeda dengan jual beli online.
Pengertian jual beli online adalah suatu kegiatan jual beli dimana penjual dan
pembeli tidak harus bertemu langsumg untuk melakukan negoisasi dan transaksi dan
komunikasi yang digunakan oleh penjual dan pembeli bisa melalui alat komunikasi
seperti chat, telfon, sms dan sebagainya. Seperti aplikasi yang digunakan dizaman
sekarang ini ada yang namanya Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dsb.
Sebaiknya, antara penjual dan pembeli yang bertransaksi tidak ada unsur
keterpaksaan. Di sinilah terdapat syarat yang disebut dengan khiyar (hak untuk
memilih).
Selain itu, syarat antara penjual dan pembeli harus sama-sama ahli dalam jual beli.
Ahli di sini bukan berarti paham segala hal tentang ekonomi melainkan keduanya
bukanlah anak kecil, orang gila dan orang bodoh.
4
2. Adanya lafaz ijab (pernyataan menyerahkan dari penjual) dan kabul
(pernyataan menerima dari pembeli)
Syarat kedua ini menurut para ulama adalah syarat yang paling utama. Lafaz serah
terima dalam hal ini tidak memiliki aturan redaksi yang baku tetapi cukup dengan
menyesuaikan adat kebiasaan masyarakat selama masih menunjukkan transaksi jual
beli.
Sebagai contoh, pembeli berkata, "Saya ambil celana ini ya, uangnya saya kasih nanti
sore."
Kata 'ambil' dan 'kasih' dalam kalimat di atas, secara kebiasaan adat di Indonesia
sudah bermakna saling menjual dan membeli. Sehingga kalimat tersebut sah
digunakan dalam jual beli.
Syarat ketiga ini jelas bahwa dalam jual beli pasti harus ada barang yang dijual serta
harganya.
Secara umum, barang yang dijual harus memenuhi syarat seperti suci, bermanfaat,
tidak berupa benda najis atau haram, karena barang yang secara zatnya haram dilarang
untuk diperjualbelikan.
Selain itu, barang yang diperjualbelikan harus milik sendiri bukan milik orang lain
kecuali sudah mendapat amanah dari pemilik barang untuk menjualkannya.
Maka yang menjadi pembahasan dalam jual beli online adalah terjadinya
kontradiksi dengan syarat-syarat jual beli yaitu pada poin ketiga dalam syarat jual
beli, ada barang dan harganya karena pada jual beli online pembeli tidak secara
langsung melihat barang yang akan dibeli.
5
2. Manfaat Jual Beli Online
Lebih Nyaman
Belanja barang kebutuhan sehari-hari atau barang yang diinginkan kini lebih
mudah dilakukan secara online. Anda tidak perlu lagi keluar dari rumah
ataupun meluangkan waktu untuk sekedar pergi ke pusat perbelanjaan. Hanya
dengan mengetik barang atau merek yang diinginkan, Anda sudah dapat
melihat varian barang yang bisa dibeli.
Proses belanja online ini juga bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, saat Anda
sedang beraktivitas atau sedang duduk santai di rumah. Hanya dalam beberapa kali
klik, Anda pun tinggal menunggu barang tiba di depan rumah. Tidak perlu lagi
menunggu antrean kasir, seperti saat berbelanja di toko.
Minim Kontak Fisik
Di tengah wabah COVID-19 ini, kita semua dihimbau untuk meminimalisir
kontak fisik. Jika Anda tipe orang yang ingin semuanya serba cepat dengan
Ainteraksi antar manusia yang minim, belanja online adalah solusi yang tepat.
Dengan berbelanja online, Anda tidak perlu khawatir terkena paparan virus
karena seluruh transaksi dilakukan dari kenyamanan rumah Anda. Begitu pula
dalam pengantaran barang. Sebagian besar kurir ekspedisi sudah paham
mengenai pengantaran yang minim kontak fisik ini. Dalam artian lain, Anda
pun sudah ikut berkontribusi dalam mencegah penularan dan penyebaran
virus.
Banyak Promo
Satu lagi kelebihan dari belanja online, yakni promosi yang ditawarkan, baik
itu kupon gratis ongkos kirim, potongan harga, atau cashback di setiap
transaksi. Terutama menjelang hari raya atau liburan, umumnya Anda akan
mendapatkan promosi-promosi menarik, sehingga barang-barang yang dijual
pun menjadi lebih murah dari biasanya.
Dalam jual beli baik online maupun offline ada yang halal ada yang haram,
ada yang legal ada pula yang ilegal. Hukum asal mu'amalah adalah al-ibaahah (boleh)
selama tidak ada dalil yang melarangnya. Karena itu, hukum dasar jual beli
online sama seperti akad jual beli dan akad as-salam, yaitu diperbolehkan dalam
Islam. Allah mengatakan dalam firman-Nya
6
وا ۘ L ُل الر ِّٰبL ُع ِم ْثLك بِاَنَّهُ ْم قَالُ ْٓوا اِنَّ َما ْالبَ ْي ۗ اَلَّ ِذ ْينَ يَأْ ُكلُوْ نَ ال ِّر ٰبوا اَل يَقُوْ ُموْ نَ ِااَّل َكما يَقُوْ ُم الَّ ِذيْ يَتَ َخبَّطُهُ ال َّشي ْٰطنُ ِمنَ ْالم
َ ِسِّ ٰذل
ٰۤ ُ َ َ
َكLِا َد فَاول ِٕٕىLَ ر ٗ ُٓه اِلَى هّٰللا ِ ۗ َو َم ْن عLفَ َواَ ْم ۗ L َّر َم ال ِّر ٰبL َع َو َحLَْواَ َح َّل هّٰللا ُ ْالبَي
ۗ َلLا َسLهٗ َمLLَا ْنتَ ٰهى فَلLَةٌ ِّم ْن َّرب ِّٖه فLَ ۤا َء ٗه َموْ ِعظLوا فَ َم ْن َج
َار ۚ هُ ْم فِ ْيهَا ٰخلِ ُدوْ ن
ِ َّاَصْ ٰحبُ الن
Terjemahan
Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata
bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia
berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya.
Al-Baqarah : 275
ۗ َواَ َح َّل هّٰللا ُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم الر ِّٰبyang artinya dan Allah menghalalkan jual
Didalam ptongan ayat وا
beli dan mengharamkan riba,
Namun jual beli lewat online harus memiliki syarat-syarat tertentu boleh
atau tidaknya dilakukan. Adapun syarat-syarat mendasar diperbolehkannya jual beli
lewat online diantaranya:
1. Tidak melanggar ketentuan syari’at agama, seperti transaksi bisnis yang
diharamkan, terjadinya kecurangan, penipuan dan menopoli.
2. Adanya kesepakatan perjanjian diantara dua belah pihak (penjual dan pembeli)
jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan (fasakh). Sebagaimana yang telah diatur
didalam fikih tentang beniutk-bentuk option atau alternative dalam akad jual
beli(alkhiarat) seperti khiyar almajlis (hak pembatalan ditempat jika terjadi ketidak
sesuaian), khiyar A-syarath (hak pembatalan jika tidak memenuhi syarat),
antara sepakat (Alimdha’) atau pembatalan
7
4. Perbedaan Hukum dan Pendapat tentang Jual Beli Online
Murut imam as- syafi’i rahimahullah diantara syarat sahnya jual beli adalah
ru’yatul mabii’. Atau yang artinya san pembeli melihat barang dagangan yang akan
dibeli supaya tidak masuk kewilayah ketertipuan yang kadang barangnya tidak
sesuai pada gambar yang dipromosikan lalu bagaimana cara menyikapi zaman
sekarang yang zamannya zaman online? Maka didalam hal ini tidak bisa kita pakai
hanya mazhab Imam As-Syafi’i saja , disana ada mazhab Imam Malik dan Mazhab
Imam abu hanifah. Kalau mazhab Imam Malik itu tengah-tengah, sedangkan Mazhab
Imam Abu hanifah itu mudah.
Kalau mazhab Imam Malik jika anda ingin menjual barang, asalkan jika anda
sudah sebutkan sifat-sifatnya yang bisa dibayangkan oleh pembeli maka itu sudah sah,
sedangkan Imam Abu hanifah itu lebih mudah lagi biarpun tidak disebut sifatnya itu
tidak ada masalah jika pembeli ingin membeli barang tersebut ya silahkan saja, cuman
syariat islam itu indah dan adil yang mana tidak membiarkan adanya penipuan dalam
jual beli khususnya dalam jual beli online, makanya dalam mazhab jumhur termasuk
Imam Abu hanifah maka ujungnya ada yang namanya khiyar...., jika barangnya tidak
sesuai maka pembeli berhak membatalkan. Jadi, menurut Imam Malik dan Imam Abu
hanifah sah sah saja walau tidak melihat barang dagangan sepenuhnya.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari beberapa pembahasan dan penganalisaan dari “JUAL BELI ONLINE” dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a) Jual beli online adalah transaksi jual beli yang mana penjual dan pembeli tidak
bertemu langsung
b) Diantara manfaat yang ada pada jual beli online adalah lebih nyaman, bisa
membandingkan harga dan kualitas, banyak promo dan minim kontak fisik apalagi
sekarang diera pandemi,
c) Hukum asal muamalah Jualbeli dalam pandangan islam boleh-boleh saja selama
tidak ada dalil yang melarangnya
d) Imam As-Syafi’i mengatakan dalam jual beli pembeli harus melihat terlebih
dahulu barang yang akan dibeli, menurut Imam Malik cukup disebutkan sifat-sifatnya
saja sudah menjadi sah, sedangkan menurut Imam Abu Hanifah lebih mudah lagi
biarpun tidak disebut sifatnya itu tidak ada masalah jika pembeli ingin membeli
barang tersebut ya silahkan saja,
B. SARAN
Dengan ini, saya menyarankan agar para pembaca dapat mengamalkan setiap
poin-poin penting yang tertera pada penelitian ilmiah ini/makalah agar dapat
memberikan hal-hal positif kepada sesama muslim yang lain.
Khususnya dalam jual beli omline untuk lebih berhati-hati lagi dalam memilih barang
yang akan dibeli
9
DAFTAR PUSTAKA
(QS. Al Baqarah [2]: 275, 279 dan 278, QS. Ar-Rum [30]: 39, QS. An Nisa [4]: 131)
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/al_daulah/article/view/4890
http://www.repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38980/1/DIO
%20ADITYA-FDI-Artikel.pdf
https://www.kompasiana.com/zidafarha/574afc5a6b7e614813344010/hukum-jual-beli-
online-dalam-islam?page=all
https://nadariau.com/2019/11/03/hukum-transaksi-jual-beli-online-dalam-perspektif-
islam/
10
Surabaya, 1997, hlm. 1
JURNAL ILMIAH EKONOMI ISLAM
Jual Beli Online (Online Shop) Dalam
Hukum Islam Dan Hukum Negara ISSN : 2477-6157
11