Anda di halaman 1dari 2

Nama : IB Krisnayana Manuaba

Nim : 1917051235

Kelas : 4G

Transfer pricing adalah suatu kebijakan yang diatur oleh perusahaan untuk menentukan harga
transfer atas suatu transaksi, baik harga atas barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun transaksi
finansial yang dilakukan oleh perusahaan. Transfer pricing bisa juga diartikan sebagai besaran
harga yang dibebankan satuan usaha individu pada perseroan multi satuan atas transaksi yang
terjadi di antara mereka.

Tujuan Penerapan Transfer Pricing

Apa sih sebenarnya tujuan dari penerapan transfer pricing? Ada 7 hal yang menjadi tujuan dari
transaksi ini, di antaranya:

1. Pengoptimalan atas penghasilan global setelah dipotong pajak.

2. Evaluasi kinerja cabang perusahaan mancanegara.

3. Mengupayakan keamanan posisi kompetitif.

Upaya keamanan ini bertujuan untuk memaksimalkan penghasilan global, mengamankan posisi
kompetitif cabang perusahaan, mengevaluasi kinerja cabang perusahaan mancanegara,
menghindari pengendalian devisa, mengurangi risiko moneter, mengatur arus kas cabang
perusahaan, membina hubungan baik dengan administrasi setempat, mengurangi risiko
pengambilalihan oleh pemerintah, mengurangi beban pengenaan pajak dan bea masuk.

4. Mengurangi risiko keuangan.

5. Mengatur arus kas pada cabang perusahaan.

6. Mengurangi risiko pengambilalihan pemerintah.

7. Mengurangi beban tanggungan pajak dan bea masuk

Jenis dan Aspek Transfer Pricing

Berdasarkan pihak yang terlibat di dalamnya, transaksi ini dapat dikelompokan menjadi dua
jenis, yaitu:

Intercompany transfer pricing

Transaksi yang terjadi antara dua perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa.
Intracompany transfer pricing

Transaksi yang terjadi antar divisi dalam suatu perusahaan.

Transfer pricing dapat dilakukan pada suatu perusahaan dalam suatu negara (domestic transfer
pricing), maupun dengan negara yang berbeda (international transfer pricing).

Transfer pricing meliputi beberapa aspek, di antaranya:

Harta Berwujud

Harta berwujud merujuk pada semua aset fisik bisnis, yang dapat meliputi persediaan (bahan
mentah, barang setengah jadi & barang jadi, serta barang dagangan lainnya), mesin & peralatan,
inventaris, tanah & bangunan, barang modal & bidang keperluan usaha lainnya.

Harta Tidak Berwujud

Harta tak berwujud dari aspek transfer pricing dibedakan antara manufacturing intangibles
(yang timbul karena kegiatan pabrikasi atau upaya peneliatan dan pengembangan oleh produsen)
dan marketing intangibles (yang berasal dari upaya pemasaran, distribusi dan jasa purna jual)

Penyerahan Jasa

Dari aspek harga transfer, penyerahan jasa kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
dapat berkisar dari yang sederhana, seperti jasa rutin akuntansi dan legal, jasa teknis antar
perusahaan, hingga pengiriman karyawan.

Motivasi Transfer Pricing di Indonesia

Karena adanya beberapa motif yang diketahui pemerintah tentang manipulasi harga ini,
perusahaan diwajibkan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk melakukan transaksi afiliasi di
dalam dan luar negeri. Hal ini dilakukan untuk menyusun dan menyerahkan Dokumen Penetapan
Harga Transfer sesuai dengan kebijakan pelaporan yang ditetapkan.

Ada beberapa hal yang menjadi motivasi dilaksanakannya manipulasi harga ini di Indonesia, di
antaranya.

• Pengurangan objek pajak.


• Penurunan pengaruh depresiasi.
• Pelonggaran pengaruh pembatasan kepemilikan luar negeri.
• Menguatkan tuntutan kenaikan harga atau proteksi terhadap saingan impor.
• Memperkecil akibat pembatasan dan ketidakpastian atas risiko kegiatan usaha perusahaan
luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai