A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4 minggu dan
lahir dari umur kelahiran 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat lahir 2.500 gram
(Sugiyarti,2000)
Neonatus merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 28 hari. Periode nenonatal
adalah bulan pertama kehidupan. Selama periode neonatal bayi mengalami
pertumbuhan yang amat menakjubkan (Hamilton, 1995 : 217)
2. Klasifikasi
1. Neonatus kurang bulan (preterm infant) : kurang 259 hari (37 minggu)
2. Neonatus cukup bulan (term infant): lebih dari 259 sampai 294 hari (37-42
minggu)
3. Neonatus lebih bulan (postterm infant): lebih dari 294 hari(42 minggu) atau
lebih
Ketiga, neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan ukuran
berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan) :
a. Neonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB)
b. Sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK)
3. Etiologi
4. Patofisiologi
5. Manifestasi klinik
6. Pemeriksaan penunjang
7. Komplikasi
1. Sabore
2. Ruam
3. Moniliasis
4. Ikterus fisiologi
5. Gangguan sistem saraf pusat : koma,menurunnya reflex mata (seperti
mengedip)
6. Cardiovascular : penurunan tekanan darah secara berangsur, menghilangnya
tekanan darah sistolik
7. Pernapasan : menurunnya konsumsi oksigen
8. Saraf dan otot : tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer
a. Identitas
b. Pengkajian terhadap factor resiko
1)Maternal : Usia, riwayat kesehatan yang lalu, perkembangan socialdan
riwayat pekerjaan.
2)Obsetrik : Parity, periode, kondisi kehamilan terakhir
3)Perinatal : Antenatal, informasi prenatal maternal health(DM,jantung)
4)Intra Partum event :
a)Usia gestasi : Lebih dari 34 minggu sampai dengan 42 minggu.
b)Lama dan karakteristik persalinan : Persalinan lama pada kala Idan II KPD
24 jam.
c)Kondisi ibu : Hipo/Hiper tensi progsif perdarahan, infeksi.
d)Keadaan yang mengidentifikasi fetal disstres HR lebih dari 120x sampai
dengan 140 x / menit.
e)Penggunaan analgesic
f)Metode meahirkan : Sectio Caesaria, Forsep, Vakum
c.Pengkajian Fisik
1)Eksternal : Perhatikan warna, bercak warna , kuku, lipatan padatelapak
kaki, periksa potensi hidung dengan menutup sebelahlubang hidung sambil
mengobservasi pernafasan dan perubahankulit
2)DadaPalpasi untuk mencari detak jantung yang terkencang,
auskultasiuntuk menghitung denyut jantung, perhatikan bunyi nafas padasetiap
dada.
a)Abdomen : Verifikasi adanya abdomen yang berbentuk sepertikubam
atau tidak ada anomaly, perhatikan jumlah pembuluhdarah pada tali pusat.
b)Neurologis : Periksa tonus otot dan reaksi reflex.
d.Pemeriksaan Penunjang
e.Nilai APGAR
f.Pengkajian
1)Aktivitas/IstirahatStatus sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama,
bayi tampak semi koma saat tidur ; meringis atau tersenyumadalah bukti tidur
dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.
2)Pernapasan dan Peredaran Darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir,untuk menilai status
kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dapat
digunakan metodeAPGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat
darifrekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah,ekstremitas dan seluruh
tubuh, frekwensi denyut jantung bayinormal berkisar antara 120-140 kali/menit
(12 jam pertamasetelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100
kali/menit(tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).Pernapasan bayi normal
berkisar antara 30-60kali/menit warna ekstremitas, wajah dan seluruh tubuh
bayiadalah kemerahan.Tekanan darah sistolik bayi baru lahir 78dan tekanan
diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda darihari ke hari selama bulan
pertama kelahiran. Tekanan darahsistolik bayi sering menurun (sekitar 15 mmHg)
selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak
biasanyamenyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
3)Suhu TubuhSuhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,5-
37℃.Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.
4)KulitKulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus,lembut dan padat
dengan sedikit pengelupasan, terutama padatelapak tangan, kaki dan
selangkangan.Kulit biasanya dilapisidengan zat lemak berwarna putih kekuningan
terutama didaerah lipatan dan bahu yang disebut verniks kaseosa.
5)Keadaan dan Kelengkapan EkstremitasDilihat apakah ada cacat bawaan
berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah atau tidak sama sekali pada
semuaanggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki jugalubang anus
(rektal) dan jenis kelamin.
6)Tali PusatPada tali pusat terdapat dua arteri dan satu
venaumbilikalis.Keadaan tali pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada
kemerahan di sekitarnya.
7)RefleksBeberapa refleks yang terdapat pada bayi :
a)Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan
yangmengagetkan akan terjadi refleks lengan dan tanganterbuka.
b)Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangandirangsang
akan memberi reaksi seperti menggenggam.Plantar graps, bila telapak kaki
dirangsang akan memberireaksi.
c)Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang datang
atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d)Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akanmenoleh
kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari putingsusu.
e)Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu kedalam mulut
bayi akan membuat gerakan menghisap.
8)Berat BadanPada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat
badanfisiologis.Namun harus waspada jangan sampai melampaui10% dari
berat badan lahir.Berat badan lahir normal adalah2500 sampai 4000 gram.
9)MekoniumMekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental
berwarna gelap hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akanmulai keluar
dalam 24 jam pertama.
10)Antropometri dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar
dada,lingkar lengan atas dan panjang badan dengan menggunakan
pita pengukur. Lingkar kepala fronto-occipitalis 34cm,suboksipito
bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm.Lingkar dada normal 32-34
cm. Lingkar lengan atas normal10-11 cm. Panjang badan normal 48-50
cm.11)
SeksualitasGenetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atauedema,
tanda vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih(smegma) atau rabas
berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum
tertutup dengan rugae, fimosis bisa terjadi
2. Analisa data
Aktivitas otot
Menangis,menggigil
Resiko cedera
4 Ds : Termoregulasi Hipertermi
Do:
-Suhu tubuh di atas Adaptasi hangat ke dingin
normal meningkatkan panas
-Kulit merah
-Kejang Peningkatan subuh tubuh
-Takikardia
Hipertermi
5 Ds : Pemotongan tali pusat Resiko infeksi
Do :
-Tali pusat masih basah Port de entry bacteri
dan rapuh
-Kemerahan Resiko infeksi
6 Ds : Pemotongan tali pusat Hipotermi
Do :
-Kulit teraba dingin Port de entry bacteri
-Menggigil
-Suhu tubuh dibawah nilai Kegagalan peningkatan
normal panas
-Pucat
Hipotermi
7 Ds : Sistem kardiovaskular Perfusi perifer tidak
Do : efektif
-kesadaran samnolen Alveolus terisi O2
-nadi perifer menurun atau
tidak teraba Resistensi vascular paru
-akral teraba dingin
-Warna kulit pucat Tekanan pulmonalis
-turgor kulit menurun
Aliran darah paru masuk ke
jantung
3. Diagnosa keperawatan
a. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan aliran arteri dan/atau vena d.d nadi
perifer menurun atau tidak teraba,akral teraba dingin,warna kulit pucat,turgor
kulit menurun
b. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d spasme jalan napas d.d
mengi,wheezing,mekinium di jalan napas,sianosi
c. Hipotermi b.d transfer panas d.d kulit teraba dingin,menggigil,suhu tubuh
dibawah nilai normal
d. Hipertermi b.d terpapar lingkungan panas d.d suhu tubuh di atas nilai normal,kulit
merah,kejang,takikardi
e. Resiko cedera b.d perubahan sensasi d.d kejang
f. Resiko infeksi b.d oeningkatan paparan organisme pathogen lingkungan d.d
bengkak,kemerahan
g. Resiko defist nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient d.d tidak mampu
menelan
4. Rencana keperawatan
Edukasi
Anjurkan makan/minum
hangat
4 Hipertermia Setelah dilakukan Regulasi temperatur Menjaga suhu
Tindakan bayi agar tetap
keperawatan Observasi stabil
selam 2x24 jam Mengetahui
diharapkan Monitor suhu bayi sampai perubahan suhu
termoregulasi stabil tubuh anak
membaik dengan Monitor suhu tubuh anak Mengetahui
kriteria hasil : setiap dua jam,jika perlu tekanan
Suhu tubuh Monitor tekanan darah,frekuensi
membaik darah,frekuensi pernapasan pernapasan dan
Kejang dan nadi nadi
menurun Monitor warna dan suhu kulit Mengetahuii
Kulit merah Monitor dan catat tanda dan warna dan suhu
menurun gejala hipotermia atau kulit
Takikardi hipertermia Mengetahui
menurun tanda dan geja
Terapeutik hipertermi
Mengetahui alat
Pantau alat pemasang suhu yang dipasang
kontinu,jika perlu Meningkatkan
Tingkatkan asupan cairan dan supan cairan
nutrisi yang adekuat Menjaga suhu
Bodong bayi segera setelah tubuh bayi agar
lahir untuk mencegah tidak kehilangan
kehilangan panas panas
Masukan bayi BBLR ke dalam Menjaga suhu
plastic segera setelah lahir tubuh bayi
(mis. Bahan Mencegah bayi
polyethylene,polyurethane) kehilangan panas
Gunakan topi bayi untuk suhu tubuh
mencegah kehilangan panas Menjaga bayi
pada bayi baru lahir agar suhu tubuh
Tempatkan bayi baru lahir tetap hangat
dibawah radiant warmer Mencegah
Pertahankan kelembaban kehilangan panas
incubator 50% atau lebih karena evaporasi
untuk mengurangi kehilangan Untuk menjaga
panas karena evaporasi bayi agar tetap
Atur suhu incubator sesuai hangat
kebutuhan Agar tidak terjadi
Hangatkan terlebih dahulu perpindahan suhu
bahan-bahan yang akan kontak ke tubuh bayi
dengan bayi (mis. Agar bayi tidak
Selimut,kain kedinginan
bedongan,stetoskop) Menjaga suhu
Hindari meletakan bayi di tubuh bayi agar
dekat jendela terbuka atau di tetap hangat
area pendingin di ruangan atau
kipas angin
Gunakan matras
penghangat,selimut hangat,dan Mencegah
oenghangat ruangan hipertermi
untuk,menaikan suhu tubuh, Menjaga suhu
jika perlu linhkungan agar
Gunakan Kasur pendingin, tetaop sesuai
water circulating blankets, ice dengan psien
pack atau gel pad dan Agar pasien
intravascular cooling mengetahui cara
cathethedzation untuk mencegah heat
menurunkan suhu tubuh exhaustion dan
Sesuaikan suhu lingkungan heat stroke
dengan kebutuhan pasien Agar pasien
mengetahui cara
Edukasi pencegahan
hipotermi
Jelaskan cara pencegahan heat Agar pasien
exhaustion dan heat stroke mengetahui
Jelaskan cara pencegahan metode kangguru
hipotermi karena terpapar Untuk pemberian
udara dingin ntipiretik
Demostrasikan metode
perawatan kangguru untuk
bayi BBLR
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
antipiretik,jika perlu
5 Resiko cedera Setelah dilakukan Manajemen keselamatan Mengetahui
Tindakan lingkungan kebutuhan
keperawatan keselamatam
selam 2x24 jam Observasi Mengetahui
diharapkan perubahan status
tingkat cedera Identifikasi kebutuhan keselamatan
menurun dengan keselamtan (mis. Kondisi Agar lingkungan
kriteria hasil : fisik,fungsi kognitif,dan pasien tetap aman
Toleransi Riwayat perilaku) Meminimalkan
aktivitas Monitor perubahan status lingkungan dari
meningkat keselamatan lingkungan bahaya
Ketegangan Agar pasien
otot menurun Terapeutik mendapatkan alat
Gangguan bantu lingkungan
mobilitas Hilangkan bahaya keselamatan Untuk membantu
menurun lingkungan (mis. keamanan
Fisik,biologi,dan kimia) jika lingkungan
memungkinkan Meminta bantuan
Modifikasi lingkungan untuk pihak berwenang
meminimalkan bahaya dan Menjaga pasien
risiko etatp di
Sediakan alat bantu keamanan lingkungan yang
lingkungan (mis. Commode aman
chair dan pegangan tangan) Agar pasien
Gunakan perangkat pelindung mengetahui
(mis. Pengekangan fisik,rel bahaya
samping,pintu kunci,pagar) lingkungan
Hubungi pihak berwenang Agar pasien
sesuai masalah komunitas mengetahui
(mis. resiko tinggi
Puskesmas,polisi,damkar) bahaya
Fasilitasi relokasi ke lingkungan
lingkungan yang aman
Lakukan program skrining
bahaya lingkungan
Edukasi
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, dr. Taufan. (2011). Asuhan Keperawatan, Maternitas, Anak,
Carpenito, Lynda juall. 2006. Buku Saku Diagosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Doenges, Marylinn E 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk Perencanaan
dan Dokumentasi Perawatan Klien. Jakarta : EGC
Hamilton, Persis Marry.1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
PPNI (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: definisi dan kriteria hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar intervensi Keperawatan Indonesia: definisi dan kriteria hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: definisi dan kriteria hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI