Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BARU LAHIR (BBL)


Nama : Mohamad Ariq
Kelas : 2B
Npm : 211119069

A. KONSEP DASAR

1. Pengertian
Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4 minggu dan
lahir dari umur kelahiran 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat lahir 2.500 gram
(Sugiyarti,2000)
Neonatus merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 28 hari. Periode nenonatal
adalah bulan pertama kehidupan. Selama periode neonatal bayi mengalami
pertumbuhan yang amat menakjubkan (Hamilton, 1995 : 217)

2. Klasifikasi

Klasifikasi bayi baru lahir (neonatus), dibedakan menurut tiga kategori.


Pertama, klasifikasi neonatus menurut masa gestasi:

1.      Neonatus kurang bulan (preterm infant) : kurang 259 hari (37 minggu)
2.      Neonatus cukup bulan (term infant): lebih dari 259 sampai 294 hari (37-42
minggu)
3.      Neonatus lebih bulan (postterm infant): lebih dari 294 hari(42 minggu) atau
lebih

Kedua, klasifikasi neonatus menurut berat lahir:

1.      Neonatus berat lahir rendah: kurang dari 2500 gram.


2.      Neonatus berat lahir cukup : antara 2500 sampai 4000 gram
3.      Neonatus berat lahir lebih : lebih dari 4000 gram.

Ketiga, neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan ukuran
berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan) :
a. Neonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB)
b. Sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK)
3. Etiologi

1. His (kontraksi otot rahim)


2. Kontraksi otot dinding perut
3. Kontraksi otot diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum

4. Patofisiologi

5. Manifestasi klinik

1. Lahir aterm antara 37-42 minggu


2. Berat badan 2500-4000 gram
3. Panjang lahir 48-52 cm
4. Lingkar dada 30-38 cm
5. Lingkar kepala 33-35 cm
6. Lingkar lengan 11-12
7. Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit
8. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup
9. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna
10. Kuku agak Panjang dan lemas
11. Nilai APGAR >7
12. Gerakan aktif
13. Bayi lahir langsung menangis kuat
14. Genetalia :
a. Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada
skrotum dan penis yang berlubang
b. Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uterus yang
berlubang, serta labia mayora menutupi labia minora
15. Reflex rooting (mencari putting susu dengan merangsang taktil pada pipi dan
daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik
16. Reflex sucking sudah terbentuk dengan baik
17. Reflex gasping sudah baik
18. Ref;eks morro
19. Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama

6. Pemeriksaan penunjang

1. pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status praasidosis,tingkat


rendah menunjukkan gangguan asfiksia bermakna
2. Hemoglobin mencapai 15 sampai 20 g. hematokrit berkisar antara 43%sampai
61%.
3. Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentukan adanyakompleks
antigen-antibodi pada membran sel darah merah yangmenunjukkan kondisi
hemolitik
4. Bilirubin Total sebanyak 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl
1sampai 2 hari dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari.

7. Komplikasi

1. Sabore
2. Ruam
3. Moniliasis
4. Ikterus fisiologi
5. Gangguan sistem saraf pusat : koma,menurunnya reflex mata (seperti
mengedip)
6. Cardiovascular : penurunan tekanan darah secara berangsur, menghilangnya
tekanan darah sistolik
7. Pernapasan : menurunnya konsumsi oksigen
8. Saraf dan otot : tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian sesuai data fokus

a. Identitas
b. Pengkajian terhadap factor resiko
1)Maternal : Usia, riwayat kesehatan yang lalu, perkembangan socialdan
riwayat pekerjaan.
2)Obsetrik : Parity, periode, kondisi kehamilan terakhir
3)Perinatal : Antenatal, informasi prenatal maternal health(DM,jantung)
4)Intra Partum event :
a)Usia gestasi : Lebih dari 34 minggu sampai dengan 42 minggu.
b)Lama dan karakteristik persalinan : Persalinan lama pada kala Idan II KPD
24 jam.
c)Kondisi ibu : Hipo/Hiper tensi progsif perdarahan, infeksi.
d)Keadaan yang mengidentifikasi fetal disstres HR lebih dari 120x sampai
dengan 140 x / menit.
e)Penggunaan analgesic
f)Metode meahirkan : Sectio Caesaria, Forsep, Vakum
c.Pengkajian Fisik
1)Eksternal : Perhatikan warna, bercak warna , kuku, lipatan padatelapak
kaki, periksa potensi hidung dengan menutup sebelahlubang hidung sambil
mengobservasi pernafasan dan perubahankulit
2)DadaPalpasi untuk mencari detak jantung yang terkencang,
auskultasiuntuk menghitung denyut jantung, perhatikan bunyi nafas padasetiap
dada.
a)Abdomen : Verifikasi adanya abdomen yang berbentuk sepertikubam
atau tidak ada anomaly, perhatikan jumlah pembuluhdarah pada tali pusat.
b)Neurologis : Periksa tonus otot dan reaksi reflex.
d.Pemeriksaan Penunjang
e.Nilai APGAR
f.Pengkajian
1)Aktivitas/IstirahatStatus sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama,
bayi tampak semi koma saat tidur ; meringis atau tersenyumadalah bukti tidur
dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.
2)Pernapasan dan Peredaran Darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir,untuk menilai status
kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dapat
digunakan metodeAPGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat
darifrekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah,ekstremitas dan seluruh
tubuh, frekwensi denyut jantung bayinormal berkisar antara 120-140 kali/menit
(12 jam pertamasetelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100
kali/menit(tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).Pernapasan bayi normal
berkisar antara 30-60kali/menit warna ekstremitas, wajah dan seluruh tubuh
bayiadalah kemerahan.Tekanan darah sistolik bayi baru lahir 78dan tekanan
diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda darihari ke hari selama bulan
pertama kelahiran. Tekanan darahsistolik bayi sering menurun (sekitar 15 mmHg)
selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak
biasanyamenyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
3)Suhu TubuhSuhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,5-
37℃.Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.
4)KulitKulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus,lembut dan padat
dengan sedikit pengelupasan, terutama padatelapak tangan, kaki dan
selangkangan.Kulit biasanya dilapisidengan zat lemak berwarna putih kekuningan
terutama didaerah lipatan dan bahu yang disebut verniks kaseosa.
5)Keadaan dan Kelengkapan EkstremitasDilihat apakah ada cacat bawaan
berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah atau tidak sama sekali pada
semuaanggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki jugalubang anus
(rektal) dan jenis kelamin.
6)Tali PusatPada tali pusat terdapat dua arteri dan satu
venaumbilikalis.Keadaan tali pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada
kemerahan di sekitarnya.
7)RefleksBeberapa refleks yang terdapat pada bayi :
a)Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan
yangmengagetkan akan terjadi refleks lengan dan tanganterbuka.
b)Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangandirangsang
akan memberi reaksi seperti menggenggam.Plantar graps, bila telapak kaki
dirangsang akan memberireaksi.
c)Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang datang
atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d)Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akanmenoleh
kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari putingsusu.
e)Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu kedalam mulut
bayi akan membuat gerakan menghisap.
8)Berat BadanPada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat
badanfisiologis.Namun harus waspada jangan sampai melampaui10% dari
berat badan lahir.Berat badan lahir normal adalah2500 sampai 4000 gram.
9)MekoniumMekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental
berwarna gelap hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akanmulai keluar
dalam 24 jam pertama.
10)Antropometri dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar
dada,lingkar lengan atas dan panjang badan dengan menggunakan
pita pengukur. Lingkar kepala fronto-occipitalis 34cm,suboksipito
bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm.Lingkar dada normal 32-34
cm. Lingkar lengan atas normal10-11 cm. Panjang badan normal 48-50
cm.11)
SeksualitasGenetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atauedema,
tanda vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih(smegma) atau rabas
berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum
tertutup dengan rugae, fimosis bisa terjadi

2. Analisa data

No Data Etiologi Masalah


1 Ds : Sistem respirasi bersihan jalan napas
Do : tidak efektif
-Mekonium di jalan napas Hipoksia,tekanan rongga
-Sianosis dada
-Produksi sputum
-Mengi Merangsang saraf
-Wheezing pernafasan

Pengeluaran cairan paru

Bersihan jalan napas tidak


efektif
2 Ds : Sistem gastrointestinal Resiko defisit nutrisi
Do :
-Ketidakmampuan Asam lambung
menelan
-Ketidakmampuan Kolik
mencerna
Distress antara waktu
makan

Resiko defisit nutrisi


3 Ds : Termoregulasi Resiko cedera
Do :
-Hipoksia jaringan Adaptasi hangat ke dingin
-Kejang meningkatkan panas

Aktivitas otot

Menangis,menggigil

Resiko cedera
4 Ds : Termoregulasi Hipertermi
Do:
-Suhu tubuh di atas Adaptasi hangat ke dingin
normal meningkatkan panas
-Kulit merah
-Kejang Peningkatan subuh tubuh
-Takikardia
Hipertermi
5 Ds : Pemotongan tali pusat Resiko infeksi
Do :
-Tali pusat masih basah Port de entry bacteri
dan rapuh
-Kemerahan Resiko infeksi
6 Ds : Pemotongan tali pusat Hipotermi
Do :
-Kulit teraba dingin Port de entry bacteri
-Menggigil
-Suhu tubuh dibawah nilai Kegagalan peningkatan
normal panas
-Pucat
Hipotermi
7 Ds : Sistem kardiovaskular Perfusi perifer tidak
Do : efektif
-kesadaran samnolen Alveolus terisi O2
-nadi perifer menurun atau
tidak teraba Resistensi vascular paru
-akral teraba dingin
-Warna kulit pucat Tekanan pulmonalis
-turgor kulit menurun
Aliran darah paru masuk ke
jantung

Gangguan perfusi jaringan

3. Diagnosa keperawatan
a. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan aliran arteri dan/atau vena d.d nadi
perifer menurun atau tidak teraba,akral teraba dingin,warna kulit pucat,turgor
kulit menurun
b. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d spasme jalan napas d.d
mengi,wheezing,mekinium di jalan napas,sianosi
c. Hipotermi b.d transfer panas d.d kulit teraba dingin,menggigil,suhu tubuh
dibawah nilai normal
d. Hipertermi b.d terpapar lingkungan panas d.d suhu tubuh di atas nilai normal,kulit
merah,kejang,takikardi
e. Resiko cedera b.d perubahan sensasi d.d kejang
f. Resiko infeksi b.d oeningkatan paparan organisme pathogen lingkungan d.d
bengkak,kemerahan
g. Resiko defist nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient d.d tidak mampu
menelan

4. Rencana keperawatan

N DIAGNOSA PERENCANAAN TINDAKAN Rasional


o KEPERAWA KEPERAWATAN
TAN TUJUAN INTERVENSI
1 Perfusi perifer Setelah dilakukan Perawatan sirkulasi  Mengetahui
tidak efektif Tindakan sirkulasi perifer
keperawatan Observasi  Mengetahui faktor
selam 2x24 jam gangguan
diharapkan  Periksa sirkulasi perifer (mis. sirkulasi
perfusi perifer Nadi perifer,edema,pengisian  Mengetahui
meningkat kapiler,warna,suhu) adanya
dengan kriteria  Identifikasi faktir risiko panas,kemerahan
hasil : gangguan sirkulasi dan bengkak
 Kesadaran  Monitor  Mencegah
meningkat panas,kemerahan,nyeri,atau terjadinya
 Denyut nadi bengkak pada ekstremitas inflamasi
perifer  Mencegah
meningkat Terapeutik terjadinya
 Warna kulit inflamasi
pucat  Hindari pemasangan infus  Mencegah
menurun atau pengambilan darah di terjadinya
 Akral cukup area keterbatasan perfusi inflamasi pada
membaik  Hindari pengukuran tekanan daerah kstremitas
 Turgor kulit darah pada ekstremitas  Mencegah
cukup dengan keterbatasan perfusi terjadinya tekanan
membaik  Hindari penekanan dan perfusi perifer
pemsangan tourniquet pada  Mencegah infeksi
area yang cedera  Menjaga
 Lakukan pencegahan infeksi kebersihan kaki
 Lakukan perawatan kaki dan dan kuku
kuku  Untuk
 Lakukan hidrasi menyeimbangkan
cairan
Edukasi  Mencegah
terjadinya
 Anjurkan berhenti merokok komplikasi
 Anjurkan berolahraga rutin  Agar badan sehat
 Anjurkan mengecek air  Untuk
mandi untuk menghindari menghindari kulit
kulit terbakar terbakar dan
 Anjurkan mrnggunakan obat terjadi gangguan
penurun tekanan  Untuk
darah,antikoagulan, dan menstabilkan
penurun kolesterol, jika tekanan darah
perlu  Untuk mengontrol
 Anjurkan minum obat tekanan darah
pengontrol tekanan darah agar tetap stabil
secara teratur  Agar tidsk terjadi
 Anjurkan menghindari efek samping
penggunaan obat penyekat  Agar tidak terjadi
beta infeksi pada kulit
 Anjurkan melakukan  Agarjantung
perawatan kulit yang tepat Kembali menjadi
 Anjurkan program normal dan pasien
rehabilitasi vascular bisa
 Ajarkan program diet untuk melaksanakan
memperbaiki sirkulasi hidp dengan
 Informasikan tanda dan optimal
gejala darurat yang harus  Agar sirkulasi
dilaporkan (mis. Rasa sakit jantung tidak
yang tidak hilang saat bekerja terlalu
istirahat,luka tidak berat
sembuh,hilangnya rasa)  Agar pasien
mengetahui tanda
dan gejala darurat
jika terjadi pada
pasien
2 Bersihan jalan Setelah dilakukan Pemantauan respirasi  Mengetahui
napas tidak Tindakan frekuensi,irama
efektif keperawatan Observasi dan kedalaman
selam 2x24 jam napas
diharapkan  Monitor  Mengetahui pola
bersihan jalan frekuensi,irama,kedalaman,dan napas
napas meningkat upaya napas  Mengetahui
dengan kriteria  Monitor pola napas kemamampuan
hasil :  Monitor kemampuan batuk batuk efektif
 Produksi efektif  Mengetahui
sputum  Monitor adanya produksi adanya produksi
menurun sputum sputum atau tidak
 Mengi  Monitor adanya sumbatan jalan  Mengetahui
menurun napas adanya sumbatan
 Wheezing  Palpasi kesimetrisan ekspansi jalan napas atau
menurun paru tidak
Sianosis menurun  Auskultasi bunyi napas  mengetahui
 Monitor saturasi oksigen keseimetrisan
 Monitor nilai AGD ekspansi paru
 Monitor hasil x-ray thoraks  mengetahui bunyi
napas
Terapeutik  mengetahui
saturasi oksigen
 Atur interval pemantauan  mengetahui nilai
respirasi sesuai kondisi pasien AGD
 Dokumentasikan hasil  mengetahui ada
pemantauan atau tidaknya ke
abnormalan pada
Edukasi thoraks
 memnatau
 Jelaskan tujuan dan prosedur respirasi pasien
pemantauan  menyimpan data
 Informasikan hasil hasil pemantauan
pemantauan,jika perlu  agar pasien
mengetahui tujuan
dan prosedur
pemantauan
 agar pasien
mengetahui hasil
pemantauan
3 Hipotermia Setelah dilakukan Manajemen hipotermi  Mengetahui suhu
Tindakan tubuh
keperawatan Observasi  Mengetahui
selam 2x24 jam penyebab
diharapkan  Monitor suhu tubuh hipotermia
termoregulasi  Identifikasi penyebab  Mengetahui
membaik dengan hipotermia tanda dan gejala
kriteria hasil :  Monitor tanda dan gejala hipotermi
 Suhu tubuh akibat hipotermia  Menjaga
membaik lingkungan agar
 Suhu kulit Terapeutik tetap hangat
membaik  Menjaga agar
 Menggigil  Sediakan lingkunagn yang pakaian pasien
menurun hangat tetap nyaman
 Pucat  Ganti pakaian dan/atau linen  Menjaga suhu
menurun yang basah tubuh agar tetap
 Lakukan penghangatan pasif hangat
(penutup  Menjaga tubuh
kepala,selimut,pakaian tebal) agar tidak
 Lakukan penghangatan aktif kehilangan panas
eksternal (kompres  Menjaga suhu
hangat,botol hangat,selimut tubuh agar tetap
hangat,perawatan metode hangat
kangguru)  Untuk
 Lakukan penghangatan aktif meningkatkan
internal (infus cairan nafsu makan
hangat,oksigen hangat)

Edukasi

 Anjurkan makan/minum
hangat
4 Hipertermia Setelah dilakukan Regulasi temperatur  Menjaga suhu
Tindakan bayi agar tetap
keperawatan Observasi stabil
selam 2x24 jam  Mengetahui
diharapkan  Monitor suhu bayi sampai perubahan suhu
termoregulasi stabil tubuh anak
membaik dengan  Monitor suhu tubuh anak  Mengetahui
kriteria hasil : setiap dua jam,jika perlu tekanan
 Suhu tubuh  Monitor tekanan darah,frekuensi
membaik darah,frekuensi pernapasan pernapasan dan
 Kejang dan nadi nadi
menurun  Monitor warna dan suhu kulit  Mengetahuii
 Kulit merah  Monitor dan catat tanda dan warna dan suhu
menurun gejala hipotermia atau kulit
 Takikardi hipertermia  Mengetahui
menurun tanda dan geja
Terapeutik hipertermi
 Mengetahui alat
 Pantau alat pemasang suhu yang dipasang
kontinu,jika perlu  Meningkatkan
 Tingkatkan asupan cairan dan supan cairan
nutrisi yang adekuat  Menjaga suhu
 Bodong bayi segera setelah tubuh bayi agar
lahir untuk mencegah tidak kehilangan
kehilangan panas panas
 Masukan bayi BBLR ke dalam  Menjaga suhu
plastic segera setelah lahir tubuh bayi
(mis. Bahan  Mencegah bayi
polyethylene,polyurethane) kehilangan panas
 Gunakan topi bayi untuk suhu tubuh
mencegah kehilangan panas  Menjaga bayi
pada bayi baru lahir agar suhu tubuh
 Tempatkan bayi baru lahir tetap hangat
dibawah radiant warmer  Mencegah
 Pertahankan kelembaban kehilangan panas
incubator 50% atau lebih karena evaporasi
untuk mengurangi kehilangan  Untuk menjaga
panas karena evaporasi bayi agar tetap
 Atur suhu incubator sesuai hangat
kebutuhan  Agar tidak terjadi
 Hangatkan terlebih dahulu perpindahan suhu
bahan-bahan yang akan kontak ke tubuh bayi
dengan bayi (mis.  Agar bayi tidak
Selimut,kain kedinginan
bedongan,stetoskop)  Menjaga suhu
 Hindari meletakan bayi di tubuh bayi agar
dekat jendela terbuka atau di tetap hangat
area pendingin di ruangan atau
kipas angin
 Gunakan matras
penghangat,selimut hangat,dan  Mencegah
oenghangat ruangan hipertermi
untuk,menaikan suhu tubuh,  Menjaga suhu
jika perlu linhkungan agar
 Gunakan Kasur pendingin, tetaop sesuai
water circulating blankets, ice dengan psien
pack atau gel pad dan  Agar pasien
intravascular cooling mengetahui cara
cathethedzation untuk mencegah heat
menurunkan suhu tubuh exhaustion dan
 Sesuaikan suhu lingkungan heat stroke
dengan kebutuhan pasien  Agar pasien
mengetahui cara
Edukasi pencegahan
hipotermi
 Jelaskan cara pencegahan heat  Agar pasien
exhaustion dan heat stroke mengetahui
 Jelaskan cara pencegahan metode kangguru
hipotermi karena terpapar  Untuk pemberian
udara dingin ntipiretik
 Demostrasikan metode
perawatan kangguru untuk
bayi BBLR

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian
antipiretik,jika perlu
5 Resiko cedera Setelah dilakukan Manajemen keselamatan  Mengetahui
Tindakan lingkungan kebutuhan
keperawatan keselamatam
selam 2x24 jam Observasi  Mengetahui
diharapkan perubahan status
tingkat cedera  Identifikasi kebutuhan keselamatan
menurun dengan keselamtan (mis. Kondisi  Agar lingkungan
kriteria hasil : fisik,fungsi kognitif,dan pasien tetap aman
 Toleransi Riwayat perilaku)  Meminimalkan
aktivitas  Monitor perubahan status lingkungan dari
meningkat keselamatan lingkungan bahaya
 Ketegangan  Agar pasien
otot menurun Terapeutik mendapatkan alat
 Gangguan bantu lingkungan
mobilitas  Hilangkan bahaya keselamatan  Untuk membantu
menurun lingkungan (mis. keamanan
Fisik,biologi,dan kimia) jika lingkungan
memungkinkan  Meminta bantuan
 Modifikasi lingkungan untuk pihak berwenang
meminimalkan bahaya dan  Menjaga pasien
risiko etatp di
 Sediakan alat bantu keamanan lingkungan yang
lingkungan (mis. Commode aman
chair dan pegangan tangan)  Agar pasien
 Gunakan perangkat pelindung mengetahui
(mis. Pengekangan fisik,rel bahaya
samping,pintu kunci,pagar) lingkungan
 Hubungi pihak berwenang  Agar pasien
sesuai masalah komunitas mengetahui
(mis. resiko tinggi
Puskesmas,polisi,damkar) bahaya
 Fasilitasi relokasi ke lingkungan
lingkungan yang aman
 Lakukan program skrining
bahaya lingkungan

Edukasi

 Ajarkan individu, keluarga dan


kelompok risiko tinggi bahaya
lingkungan
6 Resiko infeksi Setelah dilakukan Pencegahan infeksi  Mengetahui
Tindakan tanda dan gejala
keperawatan Observasi infeksi local
selam 2x24 jam sitemik
diharapkan  Monitor tanda dan gejala  Agar tidak terjadi
tingkat infeksi infeksi local dan sistemik resiko infeksi
menurun dengan  Mencegah resiko
kriteria hasil : Terapeutik infeksi pada area
 Kemerahan edema
menurun  Batasi jumlah pengunjung  Mencegah infeksi
 Bengkak  Berikan area perawatan kulit  Mencegah resiko
menurun pada area edema infeksi pada
 Kultur area  Cuci tangan sebelum dan pasien beresiko
luka membaik sesudah kontak dengan pasien tinggi
dan lingkungan pasien  Agar pasien
 Pertahankan Teknik aseptic mengetahui tanda
pada pasien beresiko tinggi dan gejala infeksi
 Agar pasien
Edukasi mengetahui cara
 Jelaskan tanda dan gejala batuk yang benar
infeksi  Agar pasien
 Ajarkan cara mencuci tangan mengathui
dengan benar kondisi luka
 Ajarkan etika batuk operasi yang baik
 Ajarkan cara memeriksa atau yang terjadi
kondisi luka atau luka operasi infeksi
 Anjurkan meningkatkan  Agar pasien
asupan nutrisi mengathui nutrisi
 Anjurkan meningkatkan yang baik utnuk
asupan cairan mencegah infeksi
 Agar pasien
Kolaborasi mencaga cairan
tubuh tetap
 Kolaborasi pemberian seimbang
imunisasi,jika perlu  Unruk mencegah
terjadi infeksi
terutama pada
bayi dan balita
7 Resiko defisit Setelah dilakukan Manajemen gangguan makan  Mengetahui
nutrisi Tindakan asupan dan
keperawatan Observasi keluar makanan
selam 2x24 jam dan cairan serta
diharapkan ststus  Monitor asupan dan keluarnya kalori
nutrisi membaik makanan dan cairan serta  Menjaga berat
dengan kriteria keluarnya kalori badan tetap
hasil : normal
 Kekuatan otot Terapeutik  Menjaga perilaku
menelan makanan dan
meningkat  Timbang berat badan secara kativitas fisik
rutin tetap seimbang
 Diskusikan perilaku makan  Untuk
dan jumlah aktivitas fisik mengetahui
 Lakukan kontrak perilaku perilaku pasien
 Damping ke kamar mandi saat
untuk pengamatan perilaku memuntahkan
memuntahkan Kembali Kembali
makanan makanan
 Berikan penguatan positif  Agar pasien tetap
terhadap keberhasilan target positif tehadap
dan perubahan perilaku keberhasilan
 Berikan konsekuensi jika tidak target
mencapai target sesuai kontrak  Agar pasien tetap
 Rencanakan program konsisten
pengobatan untuk perawatan mencapai target
di rumah  Agar pengobatan
tetap berlangsung
Edukasi  Agar pasien
mengetahui
 Anjurkan membuat catatan catatan harian
harian tentang perasaan dan tentang perasaan
situasi pemicu pengeluaran dan situasi
makanan pemicu
 Anjurkan pengaturan diet yang pengeluaran
tepat cairan makanan
 Anjurkan keterampilan koping  Agar pasien
untuk penyelesaian masalah mengetahui
perilaku makan pengaturan diet
yang tepat
Kolaborasi  Agar pasien
mengetahuii
 Kolaborasi dengan ahli gizi keterampilan
tentang target berat badan, koping untuk
kebutuhan kalori dan pilihan menyelesaikan
makanan masalah
 Agar gizi pasien
tetap terjaga baik

DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, dr. Taufan. (2011). Asuhan Keperawatan, Maternitas, Anak,

Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo, Jakarta : Bina Pustaka

Carpenito, Lynda juall. 2006. Buku Saku Diagosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Doenges, Marylinn E 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk Perencanaan
dan Dokumentasi Perawatan Klien. Jakarta : EGC
Hamilton, Persis Marry.1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
PPNI (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: definisi dan kriteria hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar intervensi Keperawatan Indonesia: definisi dan kriteria hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: definisi dan kriteria hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai