Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“Peran Guru Dalam Pendidikan Inklusif”

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Pendidikan Inklusif

Disusun oleh kelompok 6:


Rini Setia Wati :1703011108
Ruci Anggraini :1703011127
Endang Dwi Lestari :1703011129

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Andiyanto, M. Pd

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA
DHARMASRAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyusun tugas Pendidikan Inklusif ini dengan baik dan tepat waktu.
Tugas ini kami buat untuk memberikan penjelasan tentang Peran Guru dalam Pendidikan
Inklusif. Semoga makalah yang kami buat ini dapat membantu menambah wawasan kita menjadi
lebih luas lagi.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan
makalah ini. Atas perhatian dan waktunya, kami ucapkan terima kasih.

Dharmasraya, 8 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................
B. Tujuan Penulisan.....................................................................................................
C. Manfaat....................................................................................................................
BAB 11 PEMBAHASAN...................................................................................................
A. Pengertian Pendidikan Inklusif................................................................................
B. Peran Guru Dalam Pendidikan Inklusif...................................................................
BAB 111 PENUTUP..........................................................................................................
A. Simpulan..................................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
DAFTAR Pustaka..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan pendidikan masa kini mengarah pada model pendidikan inklusif (PI).
Hampir semua negara maju telah ada penghargaan, perlakuan dan penghormatan terhadap
anakanak berkebutuhan khusus (ABK) semakin rinci dan sangat manusiawi. Di Amerika
Serikat misalnya pendidikan inklusif berkembang sangat cepat terlihat dengan adanya
berbagai unsur yang saling mendukung. Selain itu di Jepang anak berkebutuhan khusus dan
orang tuanya diberi kebebasan untuk memilih sekolah sesuai keinginan anak berkebutuhan
khusus. Sekolah yang menerima anak berkebutuhan khusus memberi layanan pendididkan
sesuai dengan kekhususannya. Pendidikan inklusif kini mulai dikembangkan di Indonesia,
berbagai daerah dberi pedampingan dengan tujuan dapat mengimplementasikan pendidikan
inklusif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidikan inklusif ?
2. Apa peran guru dalam pendidikan inklusif ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan inklusif?
2. Untuk mengetahui peran guru dalam pendidikan inklusif ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran Guru dalam Pendidikan Inklusif


1. Peran Guru Kelas
Guru kelas adalah guru yang mengikuti kelas pada satuan pendidikan sekolah
dasar atau yang sederajat, yang bertugas melaksanakan pembelajaran seluruh mata
pelajaran pada satuan pendidikan tersebut, kecuali pendidikan agama dan olahraga.
1. Berkomunikasi secara berkala dengan keluarga, yaitu: orangtua atau wali tentang
kemajuan anak mereka dalam belajar dan berprestasi;
2. Bekerja sama dengan masyarakat untuk menjaring anak yang tidak bersekolah,
mengajak dan memasukkannya ke sekolah;
3. Menjelaskan manfaat dan tujuan lingkungan inklusi ramah terhadap pembelajaran
kepada orangtua peserta didik;
4. Mempersiapkan anak agar berarti berinteraksi dengan masyarakat sebagai bagian dari
kurikulum, seperti mengunjungi museum, memperingati hari-hari besar keagamaan
dan nasional;
5. Mengajak orangtua dan anggota masyarakat terlibat di kelas;
6. Mengkomunikasikan lingkungan inklusi ramah terhadap pembelajaran kepada
orangtua atau wali peserta didik, komite sekolah serta pemimpin dan anggota
masyarakat;
7. Bekerja sama dengan para orangtua untuk menjadi penyuluh lingkungan inklusi
ramah terhadap pembelajaran di lingkungan sekolah dan masyarakat.

2. Peran Guru Studi


Guru mata pelajaran adalah guru yang bertanggung jawab melaksanakan
pembelajaran untuk mata pelajaran tertentu pada satuan pendidikan Sekolah Dasar dan
yang sederajad, Sekolah Menengah Pertama dan yang sederajat, Sekolah Menengah Atas
dan yang sederajat, serta Sekolah Menengah Kejuruan atau Madrasah Aliyah Kejuruan.
Tugasnya adalah membantu guru kelas dan guru pembimbing khusus dalam pelaksanaan
pembelajaran yang efektif bagi siswa.

3. Peran Guru Pembimbing Khusus (GPK)


Guru Pendidikan Khusus adalah guru yang berkualifikasi sarjana (S1) pendidikan
luar biasa (ortopedagog) yang memiliki tugas dan fungsi sebagai pendamping, dan
bekerja sama dengan guru kelas atau guru bidang studi dalam memberikan assesmen,
menyusu program pengajaran individuan. Disamping itu GPK bertugas memberikan
layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus pada sekolah inklusif. Materi yang
menjadi tanggung jawab GPK meliputi layanan pembelajaran pra-akademik, layanan
kekhususan dan layanan pendidikan bagi anak berk4ebutuhan khusus yang mengalami
hambatan dalam pembelajaran akademik. Sesuai dengan tugas dan kewenangannya,
maka GPK haruslah berlatar belakang pendidikan khusus atau guru reguler yang telah
mendapatkan pelatihan yang memadai tentang layanan pendidikan bagi anak
berkebutuhan khusus.
Selain berperan seperti halnya guru pada umunya, GPK memiliki peran khusus
yaitu:
1. Mengembangkan dan memelihara kesepadanan optimal ABK dengan anak lain.
2. Menjaga agar kehadiran ABK tidak mengganggu pelaksanaan program endidikan
sekolah umum.
3. Mengembangkan dan meningkatkan program pendidikan inklusi.
4. Mengusahakan keserasian suasana pendidikan di sekolah dan di tengah-tengah
keluarga anak berkebutuhan khusus.

Tugas Guru Pembimbing Khusus :


1. Tugas menyelenggarakan assesmen
Asesmen adalah penilaian yang mengacu pada berbagai Instrumen yang dapat
digunakan untuk memperoleh informasi seperti pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan tingkah laku anak. Proses pengumpulan informasi tentang seorang
anak yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang
berhubungan dengan anak Penyelenggaraan asesmen khusus bertujuan :
 Mengetahui jenis dan tingkat ABK.
 Mengetahui jenis dan tingkat kendala ABK.
 Mengetahui berbagai potensi yang dimiliki ABK.
 Mengetahui berbagai kebutuhan ABK.
 Mengetahui kemajuan atau hasil pencapaian ABK dalam proses pelayanan
kependidikan khusus.
Tugas menyelenggarakan asesmen dilakukan secara bertahap meliputi:
 asesmen diagnostik, dilaksanakan pada waktu ABK mulai masuk sekolah atau
pada waktu mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar.
 asesmen formatif, dilaksanakan bersamaan penyelenggaraan bimbingan, latihan,
pengajaran kompensatif.
 asesmen sumatif, dilaksanakan pada tahap akhir penyelenggaraan pendidikan
khusus.
2. Tugas menyelenggarakan kurikulum plus (pendidikan kompensatoris)
Kurikulum tambahan ini tidak ada dalam kurikulum standar. Kurikulum tambahan
ini berkaitan dengan kegiatan-kegiatan kompensatoris yang bersifat membimbing,
melatih,dan membenahi anak berkebutuhan khusus untuk mempersiapkan berintegrasi ke
dalam klas bersama-sama anak awas. Penyelenggaraan kurikulum plus bertujuan
mencapai kesepadanan optimal ABK dengan peserta didik lain.

Kurikulum plus ini terdiri dari dua bagian :


Memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus untuk meningkatkan
kemampuan mereka melaksanakan kehidupan sekolah. Bagian ini meliputi: latihan
kedriaan, latihan Orientasi dan Mobilitas (tunanetra), bina persepsi bunyi dan irama
(tunarungu), bina diri (tunagrahita), bina gerak (tunadaksa), bina pribadi dan sosial
(tunalaras), bina komunikasi (autis), latihan Olah Raga dan Kesehatan, latihan
keterampilan sehari-hari, dan bimbingan sosialisasi. Bagian pertama dari kurikulum
plus ini disebut juga bimbingan penyesuaian anak berkebutuhan khusus di sekolah.
Memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus untuk mempersiapkan diri
mengikuti pelajaran di dalam klas. Bagian ini meliputi pengajaran konsep dasar
bahasa, baca tulis Braille (tunanetra), komunikasi total (tunarungu) dan pengajaran
konsep dasar matematika, IPA, dan IPS; serta latihan alat bantu-peraga khusus. Bagian
kedua dari kurikulum plus ini disebut bimbingan penyesuaian anak berkebutuhan
khusus ke dalam kelas.
3. Tugas menyelenggarakan layanan pembelajaran khusus
Pengajaran khusus adalah pengajaran yang diberikan kepada ABK yang di dalam proses belajar
mengalami ketidaksesuaian dengan tuntutan kurikulum standar. Penyelenggaraan ini bertujuan
mencapai kesesuaian optimal ABK dengan tuntutan program pendidikan mereka.

Pembelajaran ini dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan meliputi:

 Pengajaran remedial, diberikan jika ABK di dalam proses belajar mengajar di klas
mengalami ketidakjelasan, salah pengertian dan atau kesalahan cara mengajar guru,
 Pengajaran akselerasi, diberikan kepada ABK yang mengalami kecerdasan istimewa dan
berprestasi luar biasa dalam pelajarannya,
 Pengajaran pengayaan, diberikan kepada semua ABK untuk memperkaya pengalaman
kongkret sesuai dengan program pengajaran mereka.
 Pembelajaran individual dengan program pembelaaran individual (PPI): dilaksanakan
terhadap ABK dengan kecerdasan di bawah rata-rata dan tidak mampu mengikuti
pembelajaran dengan kurikulum standar.
4. Tugas menyelenggarakan kunjungan rumah
Tugas menyelenggarakan kunjungan rumah adalah pelayanan kepada orang tua dan anggota
keluarga ABK untuk mengembangkan pengertian dan sikap wajar terhadap ABK.

Penyelenggaraan kunjungan rumah bertujuan menyelaraskan, menyerasikan, dan


menyepadankan suasana pendidikan di rumah dan suasana pendidikan & sekolah, yang tugas-
tugasnya meliputi:

1. Bimbingan kepada orangtua dan keluarga ABK.


2. Bimbingan dan latihan-latihan kepada ABK terhadap hal-hal yang sulit dilaksanakan di
sekolah.
5. Tugas menyelenggarakan adaptasi media
Adaptasi media misalnya kegiatan mengalihhurufkan dari huruf Braille ke huruf visual, atau
sebaliknya, serta memperbesar ukuran huruf untuk anak low vision. Penyelenggaraan adaptasi
media bertujuan:

 Menghilangkan kesenjangan komunikasi tertulis/ lesan antara ABK dengan para Guru
Klas / Guru Bidang studi.
 Melengkapi bahan pelajaran tertulis yang relevan dengan ABK (tunanetra: dalam huruf
Braille dan atau huruf visual ukuran besar).
6. Tugas pengelolaan alat bantu/ paraga khusus/ buku khusus/ media khusus
Pengelolaan alat bantu/ peraga khusus adalah pengelolaan alat pengajaran, alat peraga, dan buku-
buku khusus bagi ABK, Pengelolaan alat bantu/ peraga khusus bagi ABK bertujuan:

 Menjamin efisiensi optimal penggunaan alat bantu/peraga khusus dan buku-buku ABK.
 Membebaskan para Guru Klas / Guru Bidang studi dari tugas mengelola alat
bantu/peraga khusus.
Tugas mengelola alat bantu/peraga khusus dan buku ABK meliputi:

 Menyimpan serta merawat alat bantu/peraga khusus dan buku ABK.


 Mengatur penggunaan alat bantu/peraga khusus dan buku ABK.
 Mengurus pengadaan alat bantu/peraga khusus dan buku ABK.
 Mengembalikan alat bantu/peraga khusus dan buku ABK yang sudah tidak digunakan
secara aktif pada Pusat Material Pendidikan Inklusi Tunanetra.
 Membuat alat bantu/peraga sederhana.
7. Tugas menyelenggarakan pengembangan program
Pengembangan program Pendidikan Inklusi adalah:

 Pembinaan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas para GPK dan guru kelas/ mata
pelajaran/ BP.
 Pembinaan wawasan, sikap dan perilaku profesional di kalangan para GPK dan guru
kelas/ mata pelajaran/ BP.
 Melakukan bimbingan kepada guru kelas/ mata pelajaran dalam mengadaptasi
pembelajaran agar pembelajaran dapat dilakukan mampu mengakomodasi kebutuhan
semua peserta didik (termasuk ABK).
 Melakukan bimbingan kepada guru kelas/ mata pelajaran dalam mengadaptasi penilaian.
 Melakukan bimbingan kepada warga sekolah dalam memperlakukan ABK dengan tepat.
8. Tugas menyelenggarakan administrasi khusus
Administrasi khusus adalah segala kegiatan administrasi yang diperlukan bagi ABK dan yang
tidak termasuk ke dalam administrasi sekolah. Penyelenggaraan administrasi khusus bertujuan:

 Menjaga kelancaran dan kestabilan administrasi sekolah.


 Mendukung dan melengkapi tugas-tugas para GPK dan dan guru kelas/ mata pelajaran/
BP.
Tugas menyelenggarakan administrasi khusus meliputi:

 Menyusun jadwal tugas seminggu untuk masa pelaksanaan satu semester/ tahunan, dan
mengusahakan pengesahannya kepada Kepala Sekolah.
 Menyusun laporan pelaksanaan tugas bulanan dan menyampaikan kepada Kepala
Sekolah serta pihak-pihak lain yang berkepentingan
 Merekam hasil asesmen dan evaluasi khusus, menyimpan dan mengatur penggunaan
dokumen-dokumen evaluasi khusus,
 Menyelenggarakan administrasi pelaksanaan kurikulum plus/ pengajaran kompensatif,
kunjungan rumah, pengelolaan alat bantu/peraga khusus, adaptasi media/ alat, serta
menyelenggarakan administrasi pengembangan program.
 Melaksanakan administrasi yang berkaitan dengan jabatan GPK .
 
1. KERJASAMA DENGAN ORANG TUA DAN MASYARAKAT DALAM
PENDIDIKAN INKLUSIF
2. Kerjasama dengan Orang Tua/Keluarga
3. Mendukung pelaksanaan lingkungan inklusi ramah terhadap pembelajaran di sekolah;
4. Berpartisipasi aktif dalam mensosialiasikan lingkungan inklusi ramah terhadap
pembelajaran di berbagai komunitas;
5. Bersedia menjadi narasumber sesuai keahlian dan profesi yang dimiliki;
6. Menginformasikan nilai-nilai positif dari pelaksanaan lingkungan inklusi ramah terhadap
pembelajaran kepada masyarakat secara luas;
7. Bekerja sama dengan anggota komite sekolah atau pihak lain dalam pengadaan sumber
belajar;
8. Aktif bekerja sama dengan guru dalam proses pembelajaran untuk anak yang
berkebutuhan khusus;
9. Aktif dalam memberikan ide/gagasan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran.
10. Kerjasama dengan Masyarakat
11. Mitra pemerintah dalam mendukung terlaksananya model pendidikan inklusi;
12. Memperluas akses pendidikan dan pekerjaan bagi anak berkebutuhan khusus;
13. Membangun dan mengembangkan kesederhanaan akan hak anak untuk memperoleh
pendidikan;
14. Melakukan kontrol sosial akan kebijakan pemerintah tentang pendidikan;
15. Membantu mengidentifikasi anak yang berkebutuhan khusus yang belum bersekolah di
lingkungannya;
16. Sebagai tempat wadah belajar bagi peserta didik;
17. Merupakan sumber informasi, pengetahuan dan pengalaman praktis;
18. Mendukung sekolah dalam mengembangkan lingkungan inklusi ramah terhadap
pembelajaran
Hubungan Sekolah dengan Keluarga dan Masyarakat

Banyak cara yang efektif untuk menjalin hubungan sekolah dengan orangtua dan keluarga
peserta didik serta masyarakat. Hubungan yang efektif dimaksudkan untuk membantu
pengembangan pendidikan anak dalam lingkungan inklusif ramah terhadap pembelajaran.
Hubungan efektif sekolah, orangtua dan masyarakat dapat dilakukan melalui:

 Mengadakan pertemuan dengan keluarga dan kelompok masyarakat untuk


memperkenalkan diri anda. Jelaskan kepada mereka makna keragaman dalam kelas dan
pelajaran yang ramah.
 Jadwalkan diskusi informal, satu atau dua kali dalam setahun dengan orangtua dan
komite sekolah untuk menggali potensi belajar anak mereka. Tunjukkan contoh hasil
karya anak, tekankan bakat dan prestasi yang dimiliki anak, dan bicarakan bagaimana
agar dapat belajar lebih baik jika ia bisa mengatasi hambatannya.
 Kirim hasil karya anak ke rumahnya agar orangtuanya mengetahui perkembangan potensi
anaknya kemudian mintalah pendapat mereka.
 Biasakanlah anak membahas apa yang telah dipelajari di rumah dengan memanfaatkan
informasi pelajaran yan diperoleh dari sekolah. Juga komunikasikan dengan orang tua
bagaimana dan apa yang telah dipelajari di kelas dengan mengaitkan kegiatan dan
perannya di rumah. Dengan kata lain, tunjukkan bagaimana pengetahuan yang diperoleh
di kelas bisa digunakan di rumah dan di masyarakat.
 Lakukan kunjungan sumber belajar di masyarakat atau minta anak mewawancarai
orangtuanya, atau kakek-neneknya tentang kegiatan saat masa kanak-kanak dalam
kehidupan bermasyarakat. Minta anak menuliskan cerita atau karangan tentang
“Kehidupan Masyarakat di Masa Lalu”.
 Ikutsertakan anggota keluarga dalam kegiatan kelas dan undang ahli-ahli di masyarakat
untuk berbagi pengetahuan mereka di kelas.
Memelihara Komunikasi

Dalam konsep pendidikan inklusif diperlukan kerja sama antar pemerintah, sekolah, orangtua
dan masyarakat yang dimulai dengan komunikasi. Dalam komunikasi satu sama lain tidak saling
menunggu (interaktif), tetapi diperlukan inisiatif dari kedua belah pihak. Komunikasi interaktif
menempatkan semua pihak sama penting. Pemerintah, sekolah, orangtua dan masyarakat
diharapkan mampu memulai dan menyampaikan pesan yang berhubungan dengan kebutuhan
belajar anak.

Komunikasi yang interaktif perlu dilanjutkan dengan tindakan partisipatif, yakni


mengembangkan hubungan kerja sama sekolah, orangtua dan masyarakat untuk
menjadikan lingkungan inklusif ramah terhadap pembelajaran anak.

Beberapa alasan mengapa pendidikan inklusi harus diimplementasikan antara lain :semua anak
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan bermutu dan tidak diskriminatif, semua anak
memiliki kemampuan untuk mengikuti pelajaran tanpa melihat kelainan dan kecacatannya, perbedaan
merupakan penguat dalam meningkatkan mutu pembelajaran bagi semua anak, sekolah dan guru
mempunyai kemampuan untuk belajar merespons kebutuhan pembelajaran yang berbeda. Sisi positif
implementasi pendidikan inklusif antara lain: membangun kesadaran dan konsensus pentingnya
pendidikan inklusif sekaligus menghilangkan nilai dan sikap diskriminatif, melibatkan dan
memberdayakan masyarakat untuk memberlakukan analisis situasi pendidikan setempat, memberikan
kesmpatan kepada anak dan mengidentifikasi alasan meraka tidak sekolah (bagi anak yang belum/tidak
sekolah).

Peran Guru BK dalam Pendidikan Inklusif


Membimbing dan mendidik tidak lepas dari tugas dan tanggung jawab guru termasuk guru BK.
Sebagai tenaga pendidik guru BK mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang penuh dalam kegiatan
bimbingan dan konseling terhadap sejumlah peserta didik. Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah
merupakan kegiatan untuk membantu peserta didik dalam upaya menemukan jati dirinya, penyesuaian
terhadap lingkungan serta dapat merencanakan masa depannya sehingga, dapat berkembang secara
optimal. Elizabeth. B. Hurlock (1978) menjelaskan bahwa perkembangan berkaitan dengan perubahan
kualitatif dan kuantitatif. Perkembangan dapat didefenisikan sebagai deretan progresif dari perubahan-
perubahan yang teratur dan koheren. Progresif menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing
maju dan bukan mundur. Teratur dan koheren menunjukan adanya hubungan nyata antara perubahan
yang terajdi dan yang telah mendahului atau yang akan mengikutinya. Jadi, dapat dikatakan bahwa
membimbing peserta didik termasuk peserta didik berkebutuhan khusus sangat penting demi
kelanjutan perkembangan berikutnya.

Peran guru BK dalam membantu pencapaian tugas perkembangan ABK dalam bersosialisasi adalah:

1) memberikan layanan bimbingan dan konseling yang disesuaikan dengan kemampuan, bakat dan
minat, serta jenis ketunaan atau kekhususan yang di miliki oleh ABK, serta mengelompokkan ABK dalam
kegiatan kelompok dan pengembangan diri yang telah disesuaikan dengan ketunaan dan kekhususan
melalui layanan penempatan dan penyaluran. Guru BK juga memotivasi ABK untuk terus aktif dalam
kegiatan kelompok dan pengembangan diri, agar mereka memiliki kepercayaan diri yang baik dan tidak
merasa minder jika bergabung dengan teman-teman sebayanya yang normal,

2) memberikan layanan informasi terkait dengan peran gender disesuaikan dengan kebutuhan ABK.
Mengajak ABK untuk mau mengamati peran sosial pria dan wanita yang ada dalam masyarakat dan
mendiskusikannya melalui layanan bimbingan kelompok dengan topik tugas. Guru BK juga melakukan
kegiatan pendukung BK dengan memberikan literatur yang bermanfaat menyangkut peran sosial pria
dan wanita dalam masyarakat,

3) membimbing peserta didik termasuk ABK untuk memilih karir di sekolah, yaitu membantu siswa
dalam memahmi diri dan lingkungannya dalam mengambil keputusan, merencanakan dan pengarahan
kegiatan-kegiatan yang menuju kepada karir dan cara hidup yang akan memberikan rasa kepuasan
karena sesuai, serasi, dan seimbang dengan dirinya dan lingkungnnya. Bimbingan karir pada hakikatnya
merupakan salah satu upaya pendidikan melalui pendekatan pribadi dalam membantu individu untuk
mencapai kompetensi yang di perlukan dalam menghadapi masalah masalah karir.

Peran Guru BK mengungkap kesulitan belajar dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

1) melakukan observasi yaitu cara memperoleh data secara langsung terhadap ABK. Observasi ini
dilakukan untuk mencatat gejala yang nampak pada ABK, bagaimana sikap ABK dalam mengikuti
pelajaran dan melihat kelengkapan catatan dalam pelajaran;

2) interview adalah cara mendapatkan data dengan wawancara langsung terhadap ABK atau terhadap
orang lain yang dapat memberikan informasi tentang orang yang diselidiki (guru, orang tua dan teman
sebaya). Untuk mengungkap ABK yang mengalami kesulitan belajar, interview bisa dilakukan secara
langsung atau tidak langsng. Langsung artinya kepada peserta didik yang akan diungkap kesulitan
belajarnya sedangkan tidak langsung artinya kepada orang-orang yang tau tentang keadaan peserta
didik berkebutuhan khusus tersebut;

3) tes diagnostik adalah suatu cara untuk mengumpulkan data peseta didik berkebutuhan khusus,
untuk mengungkap peserta didik yang mengalami kesulitan belajar;

4) dokumentasi adalah cara mengetahui kesulitan dengan melihat catatan-catatan, arsip-arsip yang
berhubungan dengan peserta ABK. Untuk mengetahui lebih jauh tentang ABK, dapat dilihat dari:
riwayat hidupnya,kehadiran ABK dalam mengikuti pelajaran, memiliki daftar pribadinya, daftar hadir di
sekolah, melihat hasil rapor.

.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
B. Saran

9
DAFTAR RUJUKAN

10

Anda mungkin juga menyukai