DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “ Askep Keperawatan Pada Anak
dengan Juvenille Diabetes”dengan baik tanpa hambatan. Dengan selesainya
makalah ini disusun, kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada yang Terhormat Dosen Pembimbing kami serta kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Walaupun makalah ini telah
selesai,namun karena keterbatasan kemampuan yang kami miliki,sehingga
makalah ini jauh dari sempurna,sehingga besar harapan kami untuk menerima
saran dan kritik yang bersifat konstruktif.
Kelompok I
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................ i
KATAPENGANTAR ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Pengkajian................................................................................................
3.2 Diagnosa Keperawatan ...........................................................................
3.3 Intervensi Keperawatan ..........................................................................
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Dengan pembuatan makalah ini kami berharap komponen
kesehatan khususnya perawat agar lebih mengetahui dan memahami tentang
hal-hal yang berkaitan dengan Juvenille Diabetes yang prevalensinya cukup
tinggi, sehingga pada akhirnya dapat bermanfaat bagi diri sendiri maupun
klien dan keluarganya.
1.3 Manfaat
TINJAUAN TEORI
2.1 Patofisiologi
Diabetes tipe-1 disebabkan oleh infeksi atau toksin lingkungan
yang menyerang orang dengan sistem imun yang secara genetis merupakan
predisposisi untuk terjadinya suatu respon autoimun yang kuat yang
menyerang antigen sel B pankreas. Faktor ekstrinsik yang diduga
mempengaruhi fungsi sel B meliputi kerusakan yang disebabkan oleh virus,
seperti virus penyakit gondok (mumps) dan virus coxsackie B4, oleh agen
kimia yang bersifat toksik, atau oleh sitotoksin perusak dan antibodi yang
dirilis oleh imunosit yang disensitisasi. Suatu kerusakan genetis yang
mendasari yang berhubungan dengan replikasi atau fungsi sel B pankreas
dapat menyebabkan predisposisi terjadinya kegagalan sel B setelah infeksi
virus. Lagipula, gen-gen HLA yang khusus diduga meningkatkan
kerentanan terhadap virus diabetogenik atau mungkin dikaitkan dengan gen-
gen yang merespon sistem imun tertentu yang menyebabkan terjadinya
predisposisi pada pasien sehingga terjadi respon autoimun terhadap sel-sel
pulaunya (islets of Langerhans) sendiri atau yang dikenal dengan istilah
autoregresi.
Biasanya, diabetes tipe ini sering terjadi pada anak dan remaja
tetapi kadang-kadang juga terjadi pada orang dewasa, khususnya yang non
obesitas dan mereka yang berusia lanjut ketika hiperglikemia tampak
pertama kali. Keadaan tersebut merupakan suatu gangguan katabolisme
yang disebabkan karena hampir tidak terdapat insulin dalam sirkulasi,
glukagon plasma meningkat dan sel-sel B pankreas gagal merespon semua
stimulus insulinogenik. Oleh karena itu, diperlukan pemberian insulin
eksogen untuk memperbaiki katabolisme, mencegah ketosis, dan
menurunkan hiperglukagonemia dan peningkatan kadar glukosa darah.
2.2 Pathway/WOC (Web Of Caution) Juvenille Diabetes
Reaksi autoimun
Definisi insulin
c. Keadaan Umum
Meliputi kondisi seperti tingkat ketegangan/kelelahan, tingkat
kesadaran kualitatif atau GCS dan respon verbal klien. dan respon
verbal klien.
d. Tanda-tanda Vital
Meliputi pemeriksaan:
Tekanan darah: sebaiknya diperiksa dalam posisi yang berbeda, kaji
tekanan nadi, dan Tekanan darah: sebaiknya diperiksa dalam posisi
yang berbeda, kaji tekanan nadi, dan kondisi patologis. Biasanya
pada DM type 1, klien cenderung memiliki TD yang
meningkat/tinggi/ hipertensi.
1. Pulse rate Pulse rate
2. Respiratory rate Respiratory rate
3. Suhu Suhu
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada penyakit ini biasanya didapatkan :
1. Inspeksi : kulit dan membrane mukosa tampak kering, tampak
adanya atropi otot, adanya luka ganggren, tampak pernapasan
cepat dan dalam, tampak adanya retinopati, nopati, kekaburan
pandangan.
2. Palpasi : kulit teraba kering, tonus otot menuru. Palpasi : kulit
teraba kering, tonus otot menurun.
3. Auskultasi : adanya peningkatan tekanan darah. Auskultasi :
adanya peningkatan tekanan darah.
Pemeriksaan penunjang :
Riwayat kesehatan
1. Aktivitas/istirahat
Letih, lemah, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot
menurun
2. sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi, AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan
pada ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama,
takikardi, perubahan tekanan darah
3. Integritas ego
stress, ansietas
4. Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria), diare
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
5. Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat
badan, haus, penggunaan diuretik.
6. Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot,
parestesia,gangguan penglihatan.
7. Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
8. Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya
infeksi /Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya
infeksi / tidak) tidak)
9. Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.
D.0142 Resiko infeksi L.14128 Setelah dilakukan intervensi I.14539 Pencegahan infeksi
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 Observasi :
penyakit kronis jam kontrol resiko meningkat - Monitor tanda dan gejala
dengan kriteria hasil : infeksi
Kontrol resiko Terapeutik
1. Kemampuan - Berikan perawatan kulit
menghindari faktor pada area edema
resiko meningkat - Cuci tangan sebelum dan
2. Kemampuan mengubah sesudah kontak dengan
perilaku meningkat pasien
3. Kemampuan modifikasi - Pertahankan teknik aseptik
gaya hidup meningat
4. Penggunaan fasilitas Edukasi :
kesehatan meningkat - Jelaskan tanda dan gejala
5. Imunisasi meningkat infeksi
- Ajarkan cara cuci tangan
dengan benar
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
imunisasi
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Diabetes pada anak umumnya disebut tipe 1, yaitu pankreas rusak
dan tak lagi mampu memproduksi insulin dalam jumlah memadai sehingga
terjadi defisit absolut insulin. Sebaliknya, diabetes pada orang dewasa
umumnya disebut tipe 2, yaitu terjadi kerusakan sel tubuh meskipun insulin
sebenarnya tersedia memadai sehingga terjadi defisit relatif insulin.
Keadaan ideal yang ingin dicapai penderita DM tipe 1 ialah dalam keadaan
asimtomatik, aktif, sehat, seimbang, dan dapat berpartisipasi dalam semua
kegiatan sosial yang diinginkannya serta mampu menghilangkan rasa takut
terhadap terjadinya komplikasi.
4.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat
mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan bagi pasien Juvenille
Diabetes dengan tepat sehingga dapat meminimalkan komplikasi. Selain itu,
mahasiswa keperawatan juga diharapkan dapat memberikan edukasi baik
kepada pasien maupun keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA
Aman B Pulungan, Diadra Annisa, Sirma Inada (2019). Diabetes Melitus Tipe I
Pada Anak : Situasi di Indonesia dan Tata Laksana.
Miranda Adelita, Karina Sugih Arto, Melda Deliana (2020). Kontrol Metabolik
pada Diabetes Melitus Tipe I.