METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Survey.
Menurut Tika (2005, hlm.6) “ Metode Survey, yaitu suatu metode penelitian yang
bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variable, unit atau
individu dalam waktu yang bersamaan. Data dikumpulkan melalui individu atau
sampel fisik tertentu dengan tujuan agar dapat menggeneralisasikan terhadap apa
yang diteliti”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini dirasa cocok untuk mengkaji
permasalahan kualitas lingkungan permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah secara
detail, karena penulis melakukan ground check terhadap data Sekunder yang
diperoleh langsung secara aktual sehingga teruji kebenarannya.
Table 3.1
Luas Wilayah Kecamatan Cimahi Tengah
No Kelurahan Luas Wilayah (Ha)
1. Baros 225,00
2. Cigugur Tengah 235,13
3. Cimahi 84,00
4. Karangmekar 131.10
5. Padasuka 198,00
6. Setiaamanah 137,00
Sumber : Database Kependudukan Kota Cimahi Tahun 2015
1.3.2. Sampel
Menurut Sugiyono (2013, hlm 62) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi” sedangkan menurut Arikunto (2006,
hlm.131), “Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti”. Teknik sampling
yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a. Sampel Penduduk
Sampel penduduk yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh kepala
keluarga yang ada di Kecamatan Cimahi Tengah .
b. Sampel Wilayah
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh permukiman yang
ada di Kecamatan Cimahi Tengah. Lihat gambar 3.2
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsional random
sampling. Teknik ini digunakan berdasarkan pada cara berfikir bahwa makin banyak
anggota sub populasi makin besar pula rentangan variasinya dibandingkan dengan
jumlah anggota populasi yang sedikit. Yunus dalam Ardi (2012, hlm. 53)
Sebagian besar data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
Sekunder sehingga data yang diperoleh harus cek kebenarannya dilapangan. Sampel
penduduk diambil dengan menggunakan rumus Slovin, Umar (2008, hlm.108)
sebagai berikut.
Keterangan :
n : Jumlah elemen atau anggota sampel
N: Jumlah elemen atau anggota populasi.
Gambar 3.2
Peta Sampel Blok Permukiman Kecamatan Cimahi Tengah
34
Keterangan :
n : Jumlah elemen atau anggota sampel
N : Jumlah elemen atau anggota populasi
n=N/(1+N.e²)
Sampel Penduduk ini diambil dari jumlah Kepala Keluarga yang ada di
Kecamatan Cimahi Tengah adalah 52.022 orang dan presisi yang ditetapkan atau
tingkat signifikasi 0,1 atau 10 %. Dengan persentase Karakteristik :
Berdsarkan perhitungan diatas maka sampel penduduk yang didapat adalah 100
orang atau kepala keluarga. Kemudian agar proporsional pembagian sampel di setiap
kelurahan maka menurut Sugiono dalam Ridwan (2010. Hlm.66) dapat dihitung
dengan menggunakan rumus berikut :
NI
ni = xn
N
Keterangan :
ni = Jumlah sampel menurut stratum
Ni = Jumlah populasi menurut stratum
n = Jumlah sampel seluruhnya
N = Jumlah populasi seluruhnya
35
36
Tabel 3.2
Jumlah Sampel
No Kelurahan Jumlah Sampel
1 Baros x 100 = 14
3 Cimahi x 100 = 8
4 Karangmekar x 100 = 11
5 Padasuka x 100 = 23
6 Setiamanah x 100 = 15
Menurut Sugiono (2011, hlm. 3), “variable penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan ditarik kesimpulannya”. Variable
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada ketetapan atau
peraturan Dinas Pekerjaan Umum Kota Cimahi tentang meningkatkan kualitas
37
lingkungan permukiman dan penanganan kawasan kumuh Kota Cimahi. Lihat table
3.3
Tabel 3.3
Variabel Penelitian
Indikator Variabel Penelitian
Kepadatan bangunan
Ukuran bangunan
Tata letak bangunan / pola bangunan
Aksesibilitas
Lokasi Permukiman Kualitas Lingkungan
Sanitasi Permukiman
Kepadatan penduduk
i. Sanitasi
Sanitasi adalah usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik
di bidang kesehatan masyarakat dengan cara menyehatkan ligkungan hidup manusia
terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air dan udara.
j. Persampahan
Persampahan disini maksdunya adalah seberapa besar masyarakat dapat
menangani sampah dilingkungan tempat tinggalnya dan apakah masyarakat terlayani
dengan keberadaan TPA dan TPS disekitar lingkungan tempat tinggalnya.
n n n n x %
kualitas lingkungan permukiman, jika bobot semakin besar maka kualitas lingkungan
permukiman tersebut bagus atau baik.
b. Ukuran bangunan
Ukuran bangunan merupakan ukuran rumah yang berpengaruh pada tingkat
kesejahteraan penghuninya.
Adapun klasifikasi ukuran bangunan yang digunakan dapat dilihat pada tabel
3.6
Table 3.6
Pengharkatan Parameter Ukuran Bangunan
Variable Klasifikasi Kriteria Harkat Bobot
Luas >60% ukuran bangunan dalam 3
blok 60m2
Ukuran Sedang 30-50 % ukuran bangunan 2
Bangunan dalam blok 30 – 60 m2 1
Sempit 50 % ukuran bangunan dalam 1
blok <30% m2
Sumer : Howart dkk dalam Ardi (2012, hlm. 59)
bangunan perumahan pada permukiman tersebut secra teratur, sedang, dan tidak
teratur, Lihat tabel 3.7
Table 3.7
Pengharkatan Parameter Tata Letak atau Pola bangunan
Variable Klasifikasi Kriteria Harkat Bobot
Tata letak / Teratur >50 % banguna teratur 3
Pola Sedang 40-50 % bangunan teratur 2 2
Bangunan Tidak <40% bangunan teratur 1
teratut
Sumber : Horward dkk dalam Ardi (2012,hlm.60)
d. Aksesibilitas
Aksesibilitas merupakan tingkat kemudahan jalan masuk untuk transportasi,
biasanya ditunjukan dengan lokasi perumahan atau permukiman. Lihat table 3.8
Tabel 3.8
Pengharkatan Parameter Aksesibilitas
Variable Klasifikasi Kriteria Harkat Bobot
Baik Jalan penghubung lingkungan 3
tampak jelas pada Citra landsat,
>50% rata- rata lebar jalan 6
Aksesibilitas meter
Sedang 25 – 35-% lebar jalan antara 3 – 2 2
6 meter, tampak sebagian pada
citra landsat
Jelek Jaringan jalan sebagian besar 1
tidak tampak jelas pada citra
landsat
Sumber : Horwad, dkk dalam Ardi (2012,hlm. 60)
46
e. Lokasi Permukiman
Lokasi Permukiman mempunyai banyak penafsiran, namun lokasi permukiman
dalam penelitian ini adalah lokasi relative permukiman yang bebas dari polusi (udara
dan suara) dan bencana (banjir dan tegangan listrik tinggi). jika lokasi permukiman
bebas dari polusi dan bencana maka dapat dikatakan lokasi permukiman tersebut
mempunyai kualitas lingkungan permukiman yang baik. Adapaun klasifikasi lokasi
permukiman berdasarkan parameternya dapat dilihat pada table 3.9
Tabel 3.9
Pengharkatan Parameter Lokasi Permukiman
Variable Klasifikasi Kriteria Harkat Bobot
Baik Jauh dari sumber polusi
(udara dan suara) dan 3
bencana (banjir, dan
listrik tegangan tinggi)
Lokasi tetapi masih dekat 2
Permukiman dengan fasilitas kota.
Sedang Ada kemungkinan
terpengaruh polusi dan 2
bencana, terkena dampak
secara tidak langsung,
agak jauh dari fasilitas
kota.
Jelek Dekat dengan sumber
polusi (udara dan suara) 1
dan bencana (banjir,
listrik bertegangan
tinggi)
Sumber : Dinas PU Kota Cimahi Tahun 2006 dengan modifikasi
47
f. Sanitasi
Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya
kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan, namun yang di maksud sanitasi dalam
penelitian ini adalah kepemilikan sarana Mck, septictank, dan lingkungan
permukiman dengan drainase yang baik. Jika setiap satuan blok permukiman
dilengkapi dengan sarana tersebut maka dapat dikatakan mempunyai kualitas
lingkungan permukiman yang baik dari segi sanitasi. Untuk lebih jelas lihat tabel 3.10
Tabel 3.10
Pengharkatan Parameter Sanitasi
Variable Klasifikasi Kriteria Harkat Bobot
Baik >85% rumah tangga memiliki
sarana MCK, septic tank, 3
drainase baik.
Sanitasi Sedang 60-85% rumah tangga memiliki 3
sarana MCK, sedikit Septictank 2
drainase
Jelek <60% rumah tangga memiliki
sarana MCK, tidak ada 1
septicktank.
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Cimahi dengan modifikasi
g. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk merupakan penyebaran penduduk di suatu wilayah atau
Negara , apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak, dilihat jumlah
penduduk per Ha dari block permukiman. Klasifikasinya dapat dilihat pada tabel 3.11
48
Tabel 3.11
Pengharkatan Parameter Kepadatan Penduduk
Variable Klasifikasi Kriteria Harkat Bobot
Tidak Padat Jumlah penduduk 0-50
jiwa/km2 4
Kepadatan Cukup padat Jumlah penduduk 51-
Penduduk 250 jiwa/km2 3 1
Padat Jumlah penduduk 251 –
400 jiwa/km2 2
Sangat Padat Jumlah penduduk < 400
jiwa/km2 1
Sumber : UU No. 56 Tahun 1960
h. Fasilitas umum
Fasilitas umum merupakan penunjang dari suatu permukiman dan dapat dikatan
baik jika lingkungan permukiman tersebut dilengkapi dengan fasilitas umum. Fasilits
umum biasanya terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, pusat
perbelanjaan atau perniagaan dll. Klasifikasi tersebut dapt dilihat pada tabel 3.12
Tabel 3.12
Pengharkatan Parameter Fasilitas Umum ( Pendidikan)
Variabel Kriteria Kelas Harkat Bobot
Fasilitas SMA S/d Baik 3
umum Perguruan Tinggi 3
(Pendidikan) SMP S/d SMA Sedang 2
TK/SD Buruk 1
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum 2001 dengan modifikasi
Tabel 3.13
Pengharkatan Parameter Fasilitas Umum ( Sarana Kesehatan)
Varibel Kriteria Kelas Harkat Bobot
Table 3.14
Pengharkatan Parameter Fasilitas Umum ( Sarana Niaga)
Variable Kriteria Kelas Harkat Bobot
Tersedia pasar dan dapat mencukupi
kebutuhan primer dan sekunder dan Baik 3
Fasilitas aksesibilitas mudah dijangkau
umum Tersedia pasar dapat mencukupi kebutuhan
(sarana niaga) sekunder namun aksesibilitas dapat Sedang 2 2
dijangkau
Tersedia pasar namun belum memenuhi
kebutuhan dan aksesibilitas sulit dijangkau Buruk 1
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum 2001 dengan modifikasi
Klasifikasi diberikan berdasarkan kondisi ketersediaan fasilitas umum di
daerah penelitian , semakin besar nilainya maka klasifikasi tersebut pun baik
terhadap kualitas lingkungan permukiman. Sebaliknya jika nilai terkecil tidak baik
terhadap kualitas lingkungan permukiman. Sedangkan bobot diberikan menyeluruh
untuk satu parameter , nilai bobot besar menunjukan bahwa parameter tersebut
semakin berpengaruh terhadap kualitas lingkungan permukiman.
i. Ketersediaan Air Bersih
Ketersediaan air bersih merupaka hal yang harus dipertimbangkan dalam suatu
pemilihan lokasi permukiman karena memperngaruhi hajat orang banyak dan
merupakan hal yang utama. Klasifikasi tersebut dpat dilihat pada tabel 3.15
Tabel 3.15
Pengharkatan Parameter Ketersediaan Air Bersih
Variabel Kriteria Kelas Harkat Bobot
>75% jumlah penduduk Sangat 3
terlayani oleh PDAM, Artesisi, baik
Sumur Dangkal , Sumur
Masyarakat, dan Born Capteri
55-65% jumlah penduduk Sedang 2
Ketersediaan terlayani oleh PDAM, Artesisi, 2
Air Bersih Sumur Dangkal , Sumur
Masyarakat, dan Born Capteri
50
j. Persampahan
Tabel 3.16
Pengharkatan Parameter Persampahan
Variable Kriteria Kelas Harkat Bobot
>65% dari jumlah penduduk terlayani 3
oleh sistem DK/PDK, dam tidak ada Baik
pembuangan sampah secara liar
25-45 % dari jumlah penduduk terlayani 2
Sampah oleh sistem DK/PDK, dan terdapat Sedang 2
pembuangan sampah secara liar
<25% dari jumlah penduduk terlayani
oleh sistem DK/PDK, dan terdapat Buruk 1
pembuangan sampah liar
Sumber : Dinas Perkerjaan Umum tahun 2001 dengan modifikasi
Berdasarkan parameter - parameter yang telah dijelaskan diatass untuk kualitas
lingkungan permukiman, maka hasil skor dikali bobot diklasifikasikan menjadi tiga
kelas klasifikasi yaitu baik, sedang, dan buruk. Kualitas lingkungan permukiman ini
dapat digunakan untuk menentukan indek kualitas lingkungan permukiman di suatu
wilayah. Untuk menghitung interval kela kualitas lingkungan permukiman yaitu
sebagai berikut :
N N Keterangan :
Ni
Ni : Nilai Interval
Ni = Nmak : Nilai Maksimum
Maka kualitas lingkungan permukiman dibagi tiga kelas klasifikasi, lihat table 3.17
Tabel 3.17
Klasifikasi Kelas Kualitas Lingkungan Permukiman untuk Parameter (Kepadatan
bangunan, ukuran bangunan, Pola bangunan, Lokasi permukiman, Sanitasi,
Persampahan, Fasiliras umum, dan Ketersediaan air bersih)
Tabel 3.18
Klasifikasi Kelas Kuliatas Lingkungan Permukiman
Berdasarkan Parameter Kepadatan Penduduk
No Tingkat Penilaian Skor
1 Baik 3-4
2 Sedang 2-3
3 Buruk 1-2
T=
Ju = Jarak Rata- Rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetngga yang terdekat.
Ju = N
J = Jumlah Jarak
N = jumlah titik
Jh = jarak rata- rata yang diperoleh apabila semua titik mempunyai pola random.
=
√
P = kepadatan titik dalam tiap kilometer persegi, yaitu jumlah titik (N) dibagi dengan luas
wilayah dalam km2 (A)
Gambar 3.3
Jenis Pola Persebaran Perumahan Menurut Bintarto dan Surastopo
38
k. Kerangka Pemikiran
Kota Cimahi
Pertumbuhan Penduduk
Kebutuhan Permukiman
Analisis Data :
1. Analisis
tetangga terdekat
2. Harkat dan
bobot
Hasil
Rekomendasi dan
Saran