Anda di halaman 1dari 21

W\KIT PARU

TRUKTIF

KEPUSTAKAAN

◦leh : Dr. Francisca Dewi


Nara sumber: Dr. Pradjna Paramita, Sp.P
DEFINISI

.Penyakit Paru Obstruktif Kronis ( atau selanjutnya


disebut PPOK) adalah keadaan penyakit yang dapat
dicegah dan diobati ; ditandai dengan
pembatasan aliran udara yang tidak seluruhnya
reversibel.(
.Pembatasan aliran udara biasanya progresif dan
berhubungan dengan respons peradangan yang
abnormal dari paru terhadap partikel atau gas yang
merugikan, terutama dari rokok
EPIDEMIOLOGI (1)

.PPOK adalah penyebab terpenting dari tingginya angka


kesakitan dan kematian seluruh dunia, mengakibatkan timbulnya
beban ekonomi dan sosial yang nyata dan makin meningkat.
.PPOK sangat costly terutama untuk perawatan pada waktu
terjadi exaserbasi .Merokok ( baik yang masih melakukan maupun
riwayat merokok sebelumnya) adalah merupakan faktor resiko
PPOK utama di seluruh dunia.
•Faktor resiko lain adalah : (host) genetik, jenis kelamin, umur,
hiper-reaktivitas saluran napas, IgE yang tinggi dan asma.
(lingkungan) rokok, status ekonomi, pekerjaan, polusi,
penyakit/keadaan pada waktu perinatal dan kanak-kanak, infeksi
paru berulang, HF, Ml, pulmonary embolic disease, respiratory
muscle fatigue dan diet
PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI

•Patogenesis
Merokok adalah faktor resiko utama untuk PPOK
Selain peradangan, ketidak seimbangan
proteinase dan antiproteinase di paru, dan stress
oxidative berperan penting sebagai faktor resiko
PPOK.
.Pathophysiology
Mekanisme patogenik menyebabkan
timbulnya perubahan patologik pada PPOK:

.Hipersekresi mukus dan disfungsi silier


.Pembatasan aliran udara dan hiperinflasi
.Abnormalitas pertukaran gas
.Hipertensi pulmonal
• Efek sistemik
DIAGNOSIS (1)
. perlu dipertimbangkan pada semua orang yang :
Batuk lama
Berdahak
Sesak napas
Pada pemeriksaan fisik ditemukan ronki, wheezing, takipneu Pada
pemeriksaan thorax ditemukan emfisematos, diafragma relatif datar,
corakan bronkovaskuler yang kasar ( pada awalnya) atau malah
berkurang (karena emfisematos)
Riwayat mempunyai faktor resiko tersebut terdahulu

.>pirometr sebaiknya dilakukan pada semua orang yang : lerpapar rokok atau
lingkungan yang berpolusi Riwayat keluarga dengan penyakit saluran
napas kronik Batuk, berdahak dan sesak napas
DIAGNOSIS (2)
•Klasifikasi spirometrik untuk PPOK:
Post-bronkodilator FEV1/FVC <0.7 menyatakan adanya
pembatasan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel
Post bronkodilator FEV1 % pred
FEV1/FVC
Mild COPD <0.7 >80
Moderate COPD <0.7 50-80
Severe COPD <0.7 30-50
Very severe COPD <0.7 <30
DIAGNOSIS (3)

.Perlu pemeriksaan : darah lengkap, kadar teofilin


( bila sebelumnya dengan obat tersebut), kultur
sputum
PENATALAKSANAAN PADA PPOK
STABIL

.Terapi farmakologik .Terapi Oksigen jangka panjang


(LTOT) .Rehabilitasi paru .Nutrisi
.Operasi
.Masalah tidur •Air travel
TERAPI FARMAKOLOGIK

.Obat-obatan yang sekarang tersedia dapat mengurangi atau


menghilangkan gejala, menaikkan kapasitas exercise,
mengurangi frekuensi dan keparahan exaserbasi, dan meningkatkan status
kesehatan.
.Saat ini belum ada obat-obatan yang dapat mencegah tingkatan penurunan
fungsi paru.
.Perubahan pada fungsi paru setelah terapi singkat dengan obat tidak dapat
membantu memprediksi akibat lain yang akan terjadi. .Obat-obatan inhalasi
lebih dipilih.
TERAPI OKSIGEN JANGKA
PANJANG
.Long-term oxygen therapy (LTOT) meningkatkan survival,
exercise, tidur dan cognitive performance. .Perhatian lebih
kepada masalah hipoksemia daripada retensi CO2. .Analisa Gas
Darah adalah pemeriksaan yang dianjurkan. .Sumber Oksigen
yang tersedia : gas, cairan dan concentrator.
.Metode pemberian : nasal - kontinyu, nasal - tergantung nadi,
kanula reservoir dan kateter trans tracheal.
REHABILITASI PARU

.Adalah program multidisipliner yang disusun secara individual untuk


mengoptimalkan performance fisik dan sosial serta kepentingan
masing-masing
.Dilakukan untuk pasien yang : mempunyai keluhan sesak dan gejala
pernapasan lain, toleransi exercise yang kurang, aktivitas terbatas karena
sakitnya, atau status kesehatan yang kurang.
.Rehabilitasi paru meliputi:
Latihan
Edukasi
Intervensi psikososial / tingkah laku
Terapi nutrisi
Penentuan hasil ( outcome assesment)
Promosi untuk terus mengikuti rehabilitasi
NUTRISI

.Kehilangan berat badan dan fat-free mass (FFM) sering


terjadi pada pasien PPOK stabil .Underweight resiko kematian
lebih besar
.Kriteria kehilangan berat badan yang dimaksud :
* >10% dalam 6 bulan terakhir atau >5% dalam sebulan
terakhir
.Terapi nutrisi menjadi efektif bila disertai latihan atau
rangsang anabolik lain.
NUTRISI

Underweight BMI <21 kg m-2; UMUR >50 yrs

Normal weight BMI <21-25 kg m-2

Overweight BMI <30 kg m-2

Obese BMI >30 kg m-2


TIDUR

.Terjadi desaturasi Oksigen yang disebabkan karena penyakit itu


sendiri. Desaturasi Oksigen ini terjadi lebih banyak pada waktu
tidur daripada sewaktu latihan .Kualitas tidur berkurang secara
obyektif dan subyektif .Penatalaksanaan gangguan tidur
difokuskan pada cara meminimalisasikan batuk dan
sesak. .Obat-obat hipnotik sebaiknya dihindarkan pada pasien
PPOK
AIR TRAVEL
.Penerbangan komersial dapat terbang pada ketinggian >12,000
m (>40,000 kaki) selama dalam kabin mendapat tekanan pada
1,800-2,400 m (6,000-8,000 kaki). Hal ini ekuivalen dengan
konsentrasi Oksigen terhirup 〜15% ( permukaan air laut) .Terjadi
penurunan tekanan arterial 02 (Pa,O2) kira-kira 25 mmHg (3.3 kPa)
pada pasien PPOK
.Perlu pemeriksaan sebelum terbang .Oksigen di dalam pesawat
.Pada penerbangan jarak jauh dan lama, resiko terjadinya Deep
Vein Thrombosis meningkat
EXAS ERBAS

.Definisi: perubahan akut pada pola napas (


sesak, batuk, dahak) dibandingkan pola biasanya yang
membutuhkan perubahan terapi
.Penyebab : infeksi dan non infeksi
.Terapi: bronkodilator, kortikosteroid, antibiotik dan
terapi tambahan Oksigen.
.Indikasi rawat inap :
Adanya penyakit penyerta misalnya pnemonia,
aritmia jantung, kegagalan jantung kongestif,
diabetes mellitus, gagal hati / ginjal Respons
terhadap terapi rawat jalan tidak adekuat
Sesak menghebat
Tidak dapat tidur dan makan karena sakitnya
Hipoksemia dan hiperkapnia semakin parah
Perubahan status mental
Pasien tidak dapat merawat diri sendiri
Diagnosis tidak jelas
Perawatan di rumah yang tidak adekuat
BANTUAN
PERNAPASAN
.Pasien dengan kondisi di bawah ini perlu
intubasi:
Respiratory arrest,
Cardiovascular tidak stabil,
Gangguan status mental,
Somnolen,
Non kooperatif,
Sekresi kental yang potensial menyebabkan
aspirasi,
Operasi wajah atau gastro-oesophageal yang
baru saja
dilakukan; craniofacial trauma dan atau
abnormalitas
naso-faringeal yang menetap
Luka bakar,
Obesitas
.Pada jam-jam pertama setting NPPV dibuat
sama seperti pada ventilasi mekanik
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai